Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK VIII: TELAAH/KOMENTARI BERDASARKAN

LANGKAH-LANGKAH PAGT (NCP) TERHADAP KASUS YANG SUDAH


DISELESAIKAN INI

KASUS

Tn. I, usia 60 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan diagnosis medis Ileus Obstruksi
Parsial ec. Recti 1/3 distal. Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak
tetap tergantung hasil panen.  Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan
pasien. Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat kelas
III RS Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi. Dari hasil biopsy pasien
didiagnosis Ca recti dan harus menjalani operasi. Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit
BAB tetapi masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah, dan keras seperti kotoran
kambing. Keluhan disertai nyeri perut hilang. BB pasien sekarang 48 Kg, dan TB 163 cm.

Hasil pemeriksaan biokimia : Hb :9,1 g/dl (N = 13,5 – 17,5 g/dl), Hematokrit 27 % (N = 40-52
%), Eritrosit 3,32 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit 8200 /mm3 (N = 3800 – 10600/mm3), trombosit
342.000/mm3 (N = 150.000-450.000/mm3), albumin 2,5 g/dl (N = 3,5-5 g/dl), dan protein total
4,8 g/dl (N = 6,3-8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 110/70 mmHg, nadi 88x/menit, RR :
20x/menit, suhu afebris. Secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising usus (+), dan
hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur,
ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2
kali/minggu, meskipun istrinya sudah memasakkan sayur. Setelah sakit, pasien makan lebih
sedikit dari biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS didapatkan energi : 690 kal, Protein : 34
gram, lemak 20 gram, dan KH 67 gram. Standart makanan RS : Energi 1700 kalori, protein 68
gram, lemak 54 gram, dan karbohidrat 52 gram.

Selesaikanlah kasus tersebut berdasarkan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi


Terstandar (PAGT) !

PENYELESAIAN KASUS

A. Gambaran Umum Pasien

Nama                          :  Tn. I

Usia                             :  60 Tahun

Jenis Kelamin             :  Perempuan * ( laki-laki )

Status                          :  Menikah
Suku Bangsa              :  Jawa

Pekerjaan                    :  Petani

Ruang/Kelas               :  Dahlia/III

Hari Perawatan           :  5 (hari kelima) * 4 hari

Diagnosis Medis          :  Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3 distal.

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar

1. Pengkajian Gizi

Riwayat Gizi/Makanan :

Riwayat Nutrisi Dahulu :

Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 kali/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur,
ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2
kali/minggu.

Riwayat Nutrisi Sekarang :

Pada saat sakit, pasien makan lebih sedikit dari biasanya, karena nafsu makan kurang. Motivasi
untuk menghabiskan makanan sangat kurang karena alasan diet/makanan RS terasa hambar dan
membosankan. Hasil recall konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS didapatkan Energi 1090
kal * 690 kal, Protein : 34 gram , lemak : 20,3 gram * 20 gram, dan KH 166,5 gram * 67 gram

Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir

Energi (Kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)


Asupan Makan 1090 *690 34 20,3 *20 166,5 *67
Standar Makanan RS 1700 68 54 320 * 52
% Tingkat Konsumsi 64,1 *40,5 50 37,6 *37,1 52 *128,8
Kategori Tingkat Konsumsi Kurang Kurang Kurang Kurang * lebih

Penilaian :

Nafsu makan kurang, dan motivasi untuk menghabiskan makanan sangat kurang, karena alasan
diet/makanan RS terasa hambar dan membosankan.
Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi : 64,1% *40,5, Protein : 50
%, Lemak 37,6% *37,1 dan KH : 52% *128,8. Nafsu makan (-), sehingga asupan makan :
Kurang, berdasarkan SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub Gizi dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan
oleh pasien menggunakan nilai standar <20%, artinya bahwa pasien dinilai memiliki asupan
yang normal apabila mampu menghabiskan makanan sebesar ≥ 80% dari standar makanan RS,
dan jika mengkonsumsi makanan < 80% dari standar makanan RS, pasien dinilai memiliki
asupan makan yang kurang).

Biokimia

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan


Hb 9,1 g/dl 13,5-17,5 g/dl ↓ Anemia
Haematokrit 27% 40-52% ↓
Eritrosit 3,32  jt/UL 4,5 – 6,5 jt/UL ↓ Anemia
Albumin 2,5 g/dl 3,5-5 g/dl ↓ Hipoalbuminemia
Protein Total 4,8 g/dl 6,3 -8,2 g/dl ↓

Penilaian :

Pasien mengalami anemia, hipoalbuminemia.

Antropometri

BB : 48 kg, TB 163 cm, BBI = (TB-100) – 10% = 56,7 Kg

Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 48/(1,63)2 = 18.07 kg/m2

Penilaian :

Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi BB Kurang (18,07 kg/m2), karena batasan BB
Kurang yaitu <18,5 kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific
Perspective : Redefining Obesity and its Treatment, dengan kategori  :
<18,5 kg/m2                : BB kurang

18,5-22,9 kg/m2             : normal,

≥ 23                             : BB lebih

23-24,9 kg/m2             : at risk (dengan resiko)

25-29,9 kg/m2                 : obese I,

≥30 kg/m2                   : obese II

Fisik Klinis

Fisik : Pasien sadar, secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, BU (+).

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinik

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


1. Tekanan darah2. 110/70 mmHg84 *88 120/80 mmHg80-
HipotensiNormal
Nadi x/menit 100x/menit
Normal
3. Suhu 370C 36-37,2 0C
Normal
4. Respirasi 28 x/menit *20 x/menit 19-36 x/menit

Penilaian :

Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda malnutrisi (pasien tampak
kurus, dan lemah).

Riwayat Personal      :

Sosial Ekonomi :

Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen.
Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Saat ini menjalani perawatan di RS dengan diagnosis medis Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3
distal.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat di RS
Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi. Dari hasil biopsi pasien didiagnosis  Ca
recti dan harus menjalani operasi. Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit BAB tetapi
masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah dank eras seperti kotoran kambing.
Keluhan disertai nyeri perut hilang.

Penilaian :

Pasien memiliki status ekonomi yang rendah, saat ini pasiendidiagnosis Ileus Obstruksi
Parsial ec. Ca Recti 1/3 distal, dan mengalami gangguan fungsi gastrointestinal.

2. DIAGNOSIS GIZI

NI.2.1 → Makanan dan minuman oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan nafsu  makan kurang
(E) ditandai dengan hasil recall Energi : 64,1% *69, Protein 50 % *34 , Lemak 37,6% *20, dan
KH 52% *67, (rata-rata tingkat konsumsi makan : 51%, termasuk kategori kurang) (S/S).

NI.5.1 →  Peningkatan kebutuhan protein (P) berkaitan dengan penyakit pasien (E) ditandai
dengan asupan protein kurang (50%), hipoalbuminemia, anemia (S/S).

NC.1.4 → Gangguan fungsi GI (P) berkaitan dengan penyakit Ileus Obstruktif (E) ditandai
dengan rasa nyeri di perut (S/S).

NC.3.1 → BB kurang (P) berkaitan dengan riwayat penyakit pasien (Ca recti) dan malnutrisi (E)
ditandai dengan BBA (48 kg) <BBI (56,7 kg), IMT pasien 18,07 kg/m2 (S/S).

NB.1.3 → Tidak siap untuk berdiet (P) berkaitan dengan motivasi pasien yang kurang (E)
ditandai dengan pasien tidak mau menerima diet yang diberikan oleh RS, asupan makan rata-rata
hanya 51% (S/S).

3. INTERVENSI GIZI                                                                    

Tujuan :

1. Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan


2. Memberikan dukungan nutrisi enteral tinggi protein sehingga meningkatkan asupan
asupan protein, kadar hipoalbunemia, dan kadar Hb.
3. Memberikan makanan yang tidak memperberat fungsi gastrointestinal, sehingga keluhan
nyeri perut berkurang
4. Memperbaiki status gizi dan mempertahankan BB agar tidak jatuh pada kondisi
penurunan BB yang drastis.
5. Memberikan edukasi pemahaman pentingnya diet pasien untuk penyembuhan.

Prinsip Diet : Energi Tinggi, Protein Tinggi (ETPT)


Macam Diet : Diet ETPT.

Bentuk Makanan :

Makanan lunak (bubur), karena pasien memiliki keluhan nyeri perut, sering timbul.

Syarat :

1. Energi dihitung berdasarkan rumusan Harris Benedict, dengan memperhitungkan basal,


aktifitas dan faktor stres, Energi diberikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan basal
metabolisme, aktifitas pada saat sakit, mengatasi infeksi pada ileus, dsb,..

Contoh Sumber Bahan Makanan : bubur, kentang, roti.

2. Protein tinggi, diberikan sebesar 2 g/kgBB/hari (21,7%) untuk membantu meningkatkan


kadar albumin, membantu dalam proses penyembuhan luka.

Contoh Sumber Bahan Makanan: ayam, daging, ikan.

3. Lemak cukup diberikan 20% dari kebutuhan energi total sebagai penghasil energi dan
cadangan energi tubuh terbesar.

Contoh Sumber Bahan Makanan : minyak, mentega.

4. Karbohidrat diberikan sebesar 58,3 % sebagai penghasil energi bagi pasien yang sedang
menjalani perawatan.

Contoh Sumber Bahan Makanan : bubur, kentang, roti.

5. Vitamin A diberikan sebesar,….. mg untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Contoh Sumber Bahan Makanan : wortel, labu kuning, pepaya

6. Vitamin C diberikan sebesar….. untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Contoh Sumber Bahan Makanan : jeruk

7. Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan : 3 x makan
utama, 2X selingan, dan 3 kali enteral.

Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat-zat Gizi

Perhitungan Kebutuhan Menurut Harris Benedict :

BEE     = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)


= 66 + (13,7 x 48 Kg) + (5 x 163) – (6,8 x 60)

= 66 + 657,6 + 815 – 408 kal

= 1130,6 kal

TEE     = 1130,6 kal x AF x IF

= 1130,6 kal x 1,2 x 1.3

= 1763,7 kal

Keterangan :   BEE (Basal Energy Expenditure)

TEE (Total Energy Expenditure)

AF (Activity Factor), 1,2 Bedrest

IF (Injury Factor), 1,3 Ileus Obstruksi

Protein (gram) = 2 g/Kg BB

= 2 g x 48 kg

= 96 gram

% Protein  = 96 gram x 4 kal/g x 100%

1763,7 kal

= 21,7%

Lemak = 20% x TEE

= 20% x 1763,7 kalori

= 352,74 kalori

Lemak (gram) = 352,74 kal : 9kal/gram = 39 gram

% Karbohidrat = 100 % – (% protein + % lemak)

= 100  % – (21,7% + 20%)

= 100% – 41,7%
= 58,3 %

Karbohidrat (kal)         = 58,3% x TEE

= 58,3 % x 1763,7 kalori

= 1028,24 kalori

Karbohidrat (g)            = 1028,24 kalori : 4 kal/gram

= 257,1 gram

Kebutuhan Vitamin dan Mineral : (AKG, 2004)

Vitamin A        : 600 RE                      Vitamin D        : 15 ug

Vitamin E        : 15 mg                        Vitamin K        : 65 ug

Tiamin             :  1 mg                         Riboflavin        :  1,3 mg

Niasin              : 16 mg                        Asam Folat      : 400 ug

Piridoksin        :  1,7 mg                      Vitamin B12    :  2,4 ug

Vitamin C        : 90 mg                        Kalsium           : 800 mg

Fosfor              : 600 mg                      Magnesium   : 300 mg

Besi                :   13 mg                     Yodium          : 150 ug

Seng              : 13,4 mg                    Selenium       : 30 ug

Mangan         :   2,3 mg                    Fluor               :   3 mg

4. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Parameter Target Pelaksanaan


Asupan Makan Asupan makan mencapai 100% dari kebutuhan Setiap hari
Antropometri BB naik dan status gizi normal Akhir Perawatan
Hari kedua pengamatan
Biokimia Hb, albumin, Protein Total
kasus
Pucat dan lemah berkurang, TD, nadi, respirasi,
Fisik Kljnis Setiap hari
suhu normal
Keluhan Nyeri perut berkurang/hilang Setiap hari
Sikap dan Mengubah perilaku terhadap diet RS (mau Setiap hari
Perilaku menerima diet RS)

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta :
Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk.  2011. Pengembangan Konsep Nutrition Care Process (NCP)
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-ASDI, Abadi Publishing &
Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan Preskripsi.
Jakarta : EGC Kedokteran.
5. Perkeni, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
6. SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit,

Semarang,. 15 Okt 2012 @ 13.02 WIB

Anda mungkin juga menyukai