Prolog
Dikisahkan kakak-beradik Otong (kakak) & Utung (adik) yang tinggal di kota
metropolitan sama-sama berprofesi menjadi penjambret demi menyambung hidup
dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama demi membiayai sekolah anak
tersayang Otong yang bernama Siti. Siti tau pekerjaan haram ayah dan pamannya.
Namun, tiap kali Siti berusaha mencegah, mereka tak mau mendengarkan dan terus
bekerja hingga menjadi penjambret ulung. Hingga suatu hari Utung tak sengaja
bertemu dengan Diana seorang guru yang mengajar Siti. Pertemuan itu tanpa
disengaja saat ayah Siti menjambret tas Diana di halte. Dan saat itu juga Utung
terpesona dan jatuh hati pada kecantikan guru yang masih muda tersebut. Utung
berniat untuk mendekati bahkan menikahi Diana . Namun, Diana terkejut karena
akhirnya ia mengetahui bahwa 2 penjambret tersebut tak lain tak bukan adalah ayah
dan paman Siti. Diana sempat bimbang untuk memutuskan apakah ia harus
melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib atau tidak, karena mengingat bagaimana
nasib Siti jika ayah dan pamannya hidup di bui sedangkan ia sendirian karena sang
ibu telah tiada.
Adegan 1
Otong : Tung, bayaran sekolah Siti dah nunggak 2 bulan tuh! Kamu ngerti
maksudku kan? Besok kita dah harus siap-siap “sikat-sikat” kayak
biasa
Utung : Bang, tapi Siti nggak ngerengek-rengek minta uang kok?! Perasaan
uang sama emas dari tas yang kita jambret dari ibu-ibu kemaren masih
cukup buat bayaran Siti ama buat makan.
Siti : Ayah... Paman... udah jangan ribut. Pusing pala siti pala siti auw auw
auw. Siti punya kabar gembira bagi kita semua
Siti :Haha Lucu!! Bukan Paman, tapi ada lowongan pekerjaan bagian
cleaning service di....
Otong : Nah nah nah!! Mulai ceramah lagi ni anak please deh jangan OOT
(Out Of Topic) you know? Yang dibahas tentang SPP, lu malah
nyasar ke lowongan kerja. Dah lu mending tidur sana. Ni urusan
orang tua ora usah ikut campur!!!
Utung : Urusan Orang Tua?? Sorry lah bang gue masih bujangan dan tampan
Adegan 2
Keesokan harinya, siang hari di bawah pohon beringin setelah pulang sekolah. Wali
kelas Siti, bu Diana dan Siti menunggu jemputan di depan sekolah depan sekolah.
Otong : Kamu liat itu Tung, orang yang di bawah pohon beringin itu, kita
sikat tasnya. Tunggu aba-aba ku ya?
Namun, ketika si Otong berhasil menjambret tas dari tangan bu Diana malah si
Utung menjambret tas ransel Siti. Sontak siti menjerit karena terkejut.
Otong : Woy Tung!! Aduh!! Bukan tas Siti yang elo jambret.... Lepas
kagak!! Cepet lari
Siti : Maaf, bu Siti nggak bisa ngejar jambret itu, kaki Siti lagi sakit...
Ehm Siti pulang dulu yah Bu... Permisi (berlalu dan meninggalkan Bu
guru Diana dengan jalan cepat)
Diana : Aneh sekali?? Kenapa dengan anak itu?? Saya jadi curiga... ah yang
jelas kejadian tadi akan ku laporkan pada polisi
Adegan 3
Di Kantor polisi, bu Diana menceritakan kejadian tersebut secara runtut. Dan Polwan
Esih mendengarkannya dengan seksama dan mencatat setiap kejadian beserta
menggaris bawahi hal-hal penting yang dapat dijadikan petunjuk.
Polwan : Oh jadi seperti itu kejadiannya... ,, jika saya melihat di laporan ini,
ibu adalah korban yang kesebelas. Sebenarnya kami sudah melakukan
pengejaran terhadap 2 Jambret ulung itu, mereka juga termasuk
buronan kami yang sulit ditangkap.
Polwan : Ah ibu ini ada-ada saja. Tentu kami tidak akan menyerah, kami akan
mengejaranya hingga kami mendapatkannya.
Adegan 4
Otong : Eh anakku. Sini masuk nak, Ni ya.. ayah senang sekali sama kamu
karena kamu bisa memancing korban di tempat kejadian perkara.
Otong : Nah...nah...nah keceplosan dia. Ingat siapa kamu Tung ? kamu Cuma
orang miskin yang ngejambret, Cuma tinggal di pinggiran kali yang
kumuh. Kamu nggak selevel sama dia. Kamu Cuma...
Utung : Aaahhh dari tadi abang nunjuk aku doang. Abang juga sama kok.
Sama-sama miskin, jambret, dan....
Siti : Paman, ayah cukup. Siti malu tau, kalo Siti tadi nggak bisa pura-pura
tidak mengenali ayah dan paman di hadapan bu Diana. Bu Diana pasti
akan curiga dan terus menanyai Siti. Bagaimana kalau ayah dan
paman tertangkap ? Siti tau itulah resikonya. Tapi entah kenapa Siti
punya firasat buruk sama ayah dan paman akhir-akhir ini. Jadi, cukup
jadikan bu Diana korban terakhir kumohon.
Otong : Ah namanya juga firasat kadang tepat kadang meleset Ti. Kamu
doakan kita aja, biar dapat hidayah supaya dimudahkan dalam
menjambret dan tidak tertangkap polisi.
Adegan 5
Bu Diana : Oh karena kakimu masih sakit yah? Maafkan ibu Siti, kemarin ibu
nggak tau kalau kakimu sakit. Karenanya ibu jadi nyuruh kamu
ngejar-ngejar jambret itu.
Siti : Siti boong bu, sebenarnya kaki Siti baik sekarang atau kemaren
baik-baik aja kok bu.
Bu Diana : (Merangkul ) Kamu kenapa siti ? ayo ikut ibu (membawa ke ruang
yang lebih sepi)
Di ruang lain...
Bu Diana : Ini minum dulu (memberi secangkir gelas). Kalau kamu udah tenang
kamu bisa cerita.
Bu Diana : Heh kamu ngadep mana, saya kulon kamu kok ngidul.
Siti : Oh iya. Bu maafin Siti boong ke Ibu karena Siti nggak mau ngejar
ayah dan paman Siti sendiri. Mereka menjambret tas Ibu. Saya telah
menasihati mereka untuk tidak mengulanginya lagi. Tapi mereka
nggak mudeng dan nggak mau berubah.
Bu Diana : (Diam dan kaget) Siti, kenapa kamu nggak pernah cerita ke ibu.
Sekarang ayah dan paman Siti dimana? Bisa kita bertemu mereka
sekarang?
Siti : Jangan tangkap mereka sekarang bu, saya disini tidak punya siapa-
siapa lagi kecuali mereka. Saya dikeluarkan dari sekolah ini saja bu,
nggak papa kok.
Di Rumah
Utung : Ah Bang, pagi ini kan biasanya kita ngejambret. Kok kita diem di
rumah aja sih? Kurang kerjaan banget deh? Yuk bang cabut aja.
Utung : Jadi, maksud abang kita berhenti ngejambret gitu? Bang kita kan...
Otong : (Memberi isyarat untuk diam kepada Utung) Siti, ayah punya kabar
gembira bagi kita semua. Ehem... ehem yaitu ayah dan paman akan
mengembalikan tas B.Diana.
Otong : Dah nggak usah banyak tanya tentang Sincan dan Otaknya. Besok
Siang tepat dimana b.Diana menunggu angkot kita kembalikan tasnya
disana beserta isi-isinya.
Siti : (Kegirangan)
Adegan 7
Siang hari di depan sekolah. B.Diana seperti biasa menunggu di depan sekolah
menunggu jemputan angkutan umum. Dan Utung mendekati guru tersebut.
Utung : Eh bu guru... iiibbbuu Diana kan? Ini saya, kenalin Charly Van
Houten Van Pir Van Deman Pertama awal aku berjumpa ihihiihi
Otong : (Datang) Bu Diana gurunya Siti kan ? Ini saya ayahnya Siti. Kami
disini telah menolong ibu. Lihat kami telah menyelamatkan
ini(menunjuk tas) dari seorang ?
Diana : (Tertawa geli) Saya telah tau bahwa anda berdua adalah
penjambret. Saya sarankan anda menyerahkan diri ke Poilisi dan Siti
aman bersama saya. Saya disini sengaja memancing anda (seraya
menunjukkan tas bagus). Saya telah bekerja sama dengan Polisi.
Namun, Otong tetap berlari, hingga ia tersandung dan terjatuh. Di luar dugaan
kepalanya membentur batu hingga banyak mengeluarkan darah. Sementara itu Siti
keluar dari sekolah dan tak sengaja melihat peristiwa itu.
Polisi : Disitu kadang saya sedih, disitu kadang saya sedih, setiap
penangkapan ada saja kecelakaan yang tak pernah diharapkan. Disitu
Kadang saya sedih, disitu kadang saya sedih. Baru pertama kali saya
melihat kejadian yang seperti ini. Saya sebagai polisi Eh!! Polwan
wajib menindak kejahatan dan menegakkan hukum.Karena itu saya
harap kita semua bersama turut menjaga ketertiban.