Anda di halaman 1dari 2

HIKMAH RAMDHAN DITENGAH PANDEMI COVID-19

Oleh : Ali Fikri Abdillah

Assalamu’alaikum
Selamat sore semuanya, alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan sampai
saat ini. Berbicara mengenai hikmah ramadhan di tengah pandemi ini, kita sering
berdo’a bahwa pada datangnya bulan suci ramdhan ini covid-19 hilang dari
Indonesia khususnya, umumnya dunia. Tapi, apalah daya kita sebagai makhluk Allah
SWT yang memang khaya berusaha dan berdoa. Kondisi Pandemi ini merupakan
fenomena yang memang tidak asing di dengar oleh warga dunia sekarang ini,
beberapa fenomena seperti ini sudah terjadi di dunia dan terjadi berulang kali.
Makna kata pandemi di awal abad 20 biasa dihubungkan dengan wabah penyakit flu,
seperti flu Spanyol tahun 1918 yang memakan korban puluhan juta orang.
Sahabat-sahabati yang di rahmati Allah, sebelum kita memasuki bulan suci ini
banyak sekali warga Indonesia yang saling mengaitkan akan takutnya korona
dibanding takut terhadap Allah. Masih tampak beberapa narasi mengatas namakan
agama, yang justru kontra produktif dengan edukasi kesehatan. Misalnya “Saya lebih
takut pada Allah dari pada virus”, “Kematian itu kan takdir Allah, di mana pun dan
kapan pun akan mati”, atau ada juga yang berbicara “wabah adalah azab Allah, kita
harus lebih dekat dengan-Nya, bukan menjauhi-Nya”. Memang tidak salah juga
terkait ungkapan tersebut, akan tetapi esensi untuk saat ini tidaklah harus
dipertentangkan.
Arti takut yaitu keresahan, takut akan mati, takut tidak lulus, takut tua, takut
pada Tuhan dan sebagainya. Bermacam-macam takut ini memang sejatinya ada cara
yang dianjurkan oleh akal atau oleh agama untuk ditempuh. Misalnya takut tidak
lulus ujian maka belajar, takut tertabrak maka hati-hati, dan sebagainya. Nah, corona
ini adalah penyakit yang menakutkan, karena corona dapat menyebabkan kematian
ataupun sakit yang parah. Apa yang harus di lakukan? Jaga diri, pergi ke dokter dan
usaha-usaha lainnya. Adapun do’a agar kita terhindar dari rasa takut yaitu D…
Kalau mau mengamati sumber-sumber Arab, telah mencatat bagaimana Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat menghadapi wabah. Nabi dan para sahabat tidak
kemudian menantang wabah atas nama Allah, Mereka justru terdorong mengajarkan
bahwa hakikat agama adalah menjaga jiwa (hifzdu al-nafs), salah satu tujuan agama
islam. Misalnya Rasulullah SAW pun pernah merasakan amat takut pada saat kondisi
peperangan. Pada saat itu Rasulullah sedang shalat dalam peperangan Rasullullah
merasakan takut apa yang terjadi pada saat itu, akan tetapi setelah turunlah ayat-
ayat AlQur’an yang mengajarkan tata cara shalat yang berbeda dengan tata shalat
sebelumnya, yang kita kenal sekarang yaitu shalat khauf atau shalat dalam
peperangan. Artinya bahwa kita tidak bisa pungkiri atau tidak usah
mempertentangkan mengenai lebih takut corona dibandingkan kepada Allah SWT.
Sekarang kita akan membahas mengenai hikmah ramadhan di saat kondisi
pandemi ini. Mungkin kalau saya tambahkan juga mengenai hikmah covid di saat
bulan ramadhan. Hadits ……..
Akan tetapi, seluruh dunia saat ini mengalami kesedihan ketika menyambut
bulan suci ini, cobaan covid-19 merupakan penyebab kesedihan yang dirasakan oleh
seluruh warga di dunia, sampai masjidil haram di tutup selama bulan ramadhan ini.
Kejadian ini belum terjadi selama beberapa abad kebelakang ini, dan menjadikan
fenomena yang sangat jarang terjadi. Namun, walaupun seperti itu ramadhan saat
ini memiliki hikmah yang besar juga bagi warga muslimin khususnya. Satu
diantaranya yaitu yang sebelumnya warga yang tidak memakai kerudung pada saat
ramadhan beraramai-ramai memakai kerudung, tetapi dengan adanya covid-19 ini,
alhamdulillah semakin banyak orang yang berhijab tanpa formalitas akan ajang iklan
dan sebagainya. Tidak hanya itu, yang biasanya orang berbondong-bondong sedekah
pada saat datangnya ramadhan, tapi sekarang orang yang jarang sedekahpun jadi
terbuka hatinya dan bertambah banyak orang berbondong-bondong dalam
memberikan sedekahnya. Dan masih banyak ibadah-ibadah sosial yang akan terjadi
pada saat ramadhan ini.
Selanjutnya di sisi lain tidak akan adanya kumpul-kumpul sore atau sering kita
dengar dengan ngabuburit, mungkin ramdhan dulu biasanya kita melihat warga pasti
selalu ngabuburit, desak-desakan, dan sebagainya, yang menurut saya manfaatnya
tidak begitu banyak dibanding dengan madharatnya. Tetapi dengan adanya covid-19
ini kondisi seperti itu akan tidak ada, dan diharapkan warga dapat beralih
kegiatannya dengan berbanyak ibadah dengan keluarga di rumah. Hikmah ramadhan
di balik covid-19 juga mungkin akan di rasakan teman-teman akan adanya bukber.
Menurut saya bukber penyebab kurang semangatnya dalam menjalankan terawih
saat ini. Jumlah jamaah terawaih selama ini kadang semakin sedikit, tidak ramai
seramai dulu. Mungkin sudah banyak orang melakukan bukber kemana-mana,
sampai muncul memei-memei atau video singkat tentang menceritakan agenda
bukber yang dimana-mana sampai bingung pilihnya, karena ada bukber TK, SD, SMP,
SMA, geng smp, geng sma, bukber kuliah, dan masih banyak bukber-bukber yang
sering kita lakukan. Tapi dengan adanya covid-19 di bulan ramadhan ini, mudah-
mudahan hikmahnya semangat dalam melaksanakan shalat terawih menjadi tinggi
lagi, walaupun kita tetep shalatnya di rumah. Semua ini menyadari bahwa kita sama
di hadapan Allah swt.
Seperti halnya dalam kitab bulughal maram yang menjelaskan bahwa kita ini
sama di hadapan Allah SWT, tidak membedakan yang kaya dan miskin, yang
berkuasa dan bawahan. Berikut hadits yang tertuang dalam kitab bulughul maram.
Hikmah dari keseluruhan ini sejatinya yaitu kita bisa melatih kesabaran, rasa
syukur sehingga dapat saling berbagi, dan menyakini bahwa Alllahlah yang
memberikan kesehatan dan kehidupan kita di dunia. Sejatinya jika kita telah ikhlas
dan meyakini akan takdir-Nya, Insya Allah mudah-mudahan Allah angkat penyakit ini.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Do’a
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai