B011171401
Ulasan Lengkap
Bersifat konkret, artinya objek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha
Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan,
umpamanya keputusan mengenai sumah si A, Izin usaha bagi si B, pemberhentian
si A sebagai pegawai negeri.
Keppres harus bersifat konkret, yakni Keppres itu harus berwujud dan berupa hal
tertentu, seperti misalnya pengangkatan seseorang sebagai pegawai negeri.
Bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk
umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. Kalau yang dituju itu
lebih dari seorang, tiap-tiap nama orang yang terkena keputusan itu disebutkan.
Umpamanya, keputusan tentang perbuatan atau pelebaran jalan dengan lampiran
yang menyebutkan nama-nama orang yang terkena keputusan tersebut.
Dalam Keppres perlu jelas pula termuat nama orang yang terkena Keppres
tersebut, di sinilah pentingnya sifat individual yang dimaksud.
2. Final
Bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat
hukum. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau
instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu hak
atau kewajiban pada pihak yang bersangkutan. Umpamanya, keputusan
pengangkatan seorang pegawai negeri memerlukan persetujuan dari Badan
Administrasi Kepegawaian Negara.
Keppres tersebut juga harus berlaku tanpa harus menunggu persetujuan dari badan
atau pejabat lain. Keppres yang Anda tanyakan memiliki sifat-sifat seperti di atas.
Dengan demikian, Keppres tersebut merupakan keputusan TUN yang dapat
digugat ke pengadilan TUN oleh pihak yang berkepentingan untuk dimintakan
putusan pengadilan.
Hal ini berkaitan dengan legal standing para penggugat yang pengaturannya
terdapat dalam Pasal 53 ayat (1) UU 9/2004 berbunyi:
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.”
Menurut penjelasan Pasal 53 ayat (1) UU 9/2004, hanya orang atau badan hukum
perdata yang berkedudukan sebagai subyek hukum saja yang dapat mengajukan
gugatan ke Pengadilan TUN untuk menggugat Keputusan Tata Usaha Negara.
Badan atau Pejabat TUN tidak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan TUN
untuk menggugat Keputusan TUN.
Selanjutnya hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya terkena
oleh akibat hukum Keputusan TUN yang dikeluarkan dan karenanya yang
bersangkutan merasa dirugikan dibolehkan menggugat Keputusan TUN.
Jadi, yang dapat menggugat suatu Keppres adalah orang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan. Undang-undang ini tidak
menyebutkan jabatan apa yang harus dimiliki oleh orang tersebut untuk dapat
menggugat suatu Keppres. Sepanjang orang tersebut merasa kepentingannya
dirugikan karena terkena akibat hukum Keppres yang dikeluarkan, maka ia dapat
mengajukan gugatan ke pengadilan TUN.
Dasar hukum:
UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir dengan UU No. 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara
Referensi: