Anda di halaman 1dari 8

2.2.

7 Rangka

Rangka adalah struktur dasar yang terdiri dari sejumlah batang-batang besi yang disambung-

sambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen luar, sehingga membentuk suatu rangka

kokoh, gaya luar serta reaksinya dianggap terletak di bidang yang sama dan hanya bekerja pada tempat-

tempat pen. Rangka berfungsi sebagai dudukan dari suatu alat atau penyangga dan tempat dipasangnya

komponen- komponen mesin seperti motor bensin, pisau pencacah, bantalan dan casing atas. Desain

rangka dirancang untuk dapat menahan beban komponen- komponen tersebut.

2.2.7.1 Prinsip statika

Gaya dan momen yang bekerja berupa gaya atau momen luar dan gaya atau momen dalam.

1. Gaya luar

Gaya luar adalah beban dan reaksi yang menciptakan kestabilan konstruksi. Persamaan gaya

luar :

∑ FX =0

∑ FY =0

∑M =0

Macam- macam gaya luar :

a. Beban

 Beban mati : beban tetap dan tidak dapat dipindahkan.

Contoh : Berat konstruksi, Berat bangunan, dll.

 Beban hidup : beban sementara dan dapat dipindahkan.

Contoh : Berat orang, Berat kendaraan, dll.

 Beban terpusat : garis kerja beban melalui satu titik.

Contoh : Berat orang melalui kaki.

 Beban terbagi

Terbagi merata : beban terbagi sama pada setiap satuan luas.

Terbagi variasi : beban terbagi variasi pada setiap satuan luas.


 Beban momen : hasil kali gaya atau beban dengan jarak antara gaya atau

beban dcoenmgmanit ttiotikusyearng ditinjau.

 Beban torsi : beban yang diakibatkan oleh torsi atau puntiran.

b. Reaksi

Reaksi adalah gaya luar yang timbul pada penumpu suatu konstruksi akibat adanya beban

yang dikenakan pada konstruksi tersebut.

c. Tumpuan

 Tumpuan rol atau penghubung : dapat menahan gaya pada arah tegak lurus

penumpu.

Gambar 2.7.1 Tumpuan Roll

Gambar 2.7.2 Tumpuan sendi

 Tumpuan jepit : dapat menahan gaya dalam segala arah dan dapat

menahan momen.
Gambar 2.7.3 Tumpuan Jepit

2. Gaya dalam

a. Gaya normal : gaya dalam yang bekerja searah sumbu, tegak lurus penampang

balok.

- Gaya normal positif (+) jika sebagai gaya tarik.

Gambar 2.7.4 Gaya normal positif

- Gaya normal negatif (-) jika sebagai gaya desak.

Gambar 2.7.5 Gaya normal negatif

b. Gaya geser atau lintang : gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu balok.

- Gaya geser dianggap positif (+) jika cenderung berputar searah jarum jam.

Gambar 2.7.6 Gaya geser positif

- Gaya geser dianggap negatif (-) jika cenderung berputar berlawanan jarum

jam.
Gambar 2.7.7 Gaya geser negatif

c. Momen lentur : gaya dalam yang mendukung lentur sumbu balok.

- Momen lentur positif (+) jika cenderung membengkokan batang cenderung ke

atas.

Gambar 2.7.8 Momen lentur positif

- Momen lentur negatif (-) jika cenderung membengkokan batang cembung ke

atas.

Gambar 2.7.9 Momen lentur negatif

2.2.7.2 Analisa Kekuatan Rangka

Bila gaya-gaya kelebihan yang dipilih dalam cara analisis gaya adalah reaksi-reaksi, penahan-

penahan fisik yang berhubungan dengan reaksi- reaksi sisa harus dihilangkan dan balok asli diganti

dengan sebuah balok statik tertentu dengan’’derajat yang lebih rendah’’ yang menahan beban- beban

yang diterapkan dan gaya-gaya reaksi kelebihan. Sebagai contoh balok yang ujungnya terjepit atau

dapat dianggap sebagai sebuah balok sederhana dengan derajat lebih rendah atau sebagai balok konsol

dengan derajat lebih rendah . Karena sebuah balok sederhana secara struktur lebih mudah diamati dari

sebuah balok konsul, maka pilihan pertama akan menhasilkan persamaan-persamaan simultan dalam

keadaan yang lebih baik dalam sebuah penyelesaian dengan angka-angka.

Gaya-gaya reaksi kelebihan ditentukan pertama-tama berdasarkan kenyataan bahwa

perpindahan-perpindahan putar atau geser dalam arah-arah gaya kelebihan haruslah nol. Jadi, haruslah

sedemikian rupa bahwa keduanya bersama dengan beban-beban yang diterapkan, akan menyebabkan

kelandaian-kelandaian nol pada kedua ujung dari balok sederhana. Setelah gaya-gaya reaksi kelebihan
diperoleh, reaksi-reaksi lainnya ditentukan dari persyaratan-persyaratan statika dan diagram-diagram

gaya geser dan momen dari balok yang asli dapat diperoleh. Umumnya, sebuah penyelesaian pertama-

tama dapat diperoleh dengan menggunakan sekumpulan gaya-gaya kelebihan yang tepat, dan sebuah

pemeriksaan kemudian dilakukan untuk mendapat kepastian bahwa persyaratan-persyaratan

kesepadaan memuaskan dalam sebuah balok dengan derajat yang lebih rendah yang berbeda.

Dalam kejadian pada balok ujung-ujungnya terjepit, R1 dan R2 dapat diperoleh pertama-tama

dengan menggunakan balok sederhana dengan derajat yang lebih rendah, dan sebuah pemeriksaan

dilakukan dengan memastiklan bahwa R2 dan R1 akan menyebabkan kelandaian dan lendutan nol

pada ujung bebas dari balok konsol dengan derajat lebih rendah.

Gambar 2.7.10 Balok statik tidak tertentu

Untuk menyelesaikan permasalahan seperti gambar 2.10 menggunakan rumus :

w
R1 = ( 2.1 )

w
R2 = ( 2.2 )

w
R3 = ( 3a + b ) ( 2.3 )

w
R4 = ( 3b + a ) ( 2.4 )

(Sumber : Chu-kia wang,Ph.D, 1985 : 118).


2.3 Proses Pirolisis

Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang berarti panas dan lysis berarti

penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa karena

panas pada suhu lebih dari 150 oC (Kamaruddin et al, 1999).

Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga

terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain dari

pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang

disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Hal

tersebut mengandung pengertian bahwa apabila tempurung dan cangkang

dipanaskan tanpa berhubungan dengan udara dan diberi suhu yang cukup tinggi,

maka akan terjadi reaksi penguraian dari senyawa -senyawa kompleks yang

menyusun kayu keras dan menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan

dan gas (Widjaya, 1982).

Pembakaran tidak sempurna pada tempurung kelapa, sabut, serta cangkang

sawit menyebabkan senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi menjadi karbon

dioksida dan peristiwa tersebut disebut sebagai pirolisis. Pada saat pirolisis, energi

panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang kompleks

terurai, sebagian besar menjadi karbon atau arang. Istilah lain dari pirolisis adalah

“destructive distillation” atau destilasi kering, dimana merupakan proses

penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan oleh

adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar.

Hal tersebut mengandung pengertian bahwa apabila tempurung dipanaskan

tanpa berhubungan dengan udara dan diberi suhu yang cukup tinggi maka akan

terjadi rangkaian reaksi penguraian dari senyawa-senyawa kompleks yang

menyusun tempurung dan menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan
dan gas (Anonim, 1983).

Tempurung kelapa dan kayu keras memiliki komponen-komponen yang

hampir sama. Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam kayu berbeda-

beda tergantung dari jenis kayu. Pada umumnya kayu mengandung dua bagian

selulosa, satu bagian hemiselulosa serta satu bagian lignin. Girard (1992)

menyatakan bahwa produk dekomposisi termal yang dihasilkan melalui reaksi

pirolisis komponen-komponen kayu adalah sebanding dengan jumlah komponen-

komponen tersebut dalam kayu.

Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas pengasapan yaitu dengan

menggunakan asap cair yang diperoleh dengan cara pirolisis kayu atau serbuk kayu

kemudian dilakukan kondensasi. Menurut Maga (1987) asap cair merupakan suatu

campuran larutan dan dispersi koloid dari asap kayu dalam air yang dapat diperoleh

dari hasil pirolisis kayu. Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap

kayu dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis kayu yang merupakan

proses dekomposisi dari komponen- komponen penyusun kayu seperti lignin,

selulosa dan hemiselulosa akibat panas tanpa adanya oksigen (Tahir, 1992).
DAFTAR PUSTAKA

1. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=700573&val=11169&title=Rancang%20Bangun%20Mesin%20Pencacah
%20Plastik%20Sebagai%20Bahan%20Baku%20Mesin%20Pirolisis%20Skala
%20Komunal

2. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/26441/NTYwNjU=/Rancang-Bangun-
Rangka-Mesin-Pencacah-Plastik-Kemasan-abstrak.pdf

3. http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-sugietaofi-4854-3-bab2--
1.pdf

Anda mungkin juga menyukai