Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Matematika dalam Ibadah Haji

(Application of Mathematics in Hajj)

Fadila Alfi’a Nur Rohmah


Jurusan Tadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung
e-mail: alfia.fadil12@gmail.com

ABSTRAK
Islam merupakan sebuah agama yang melingkupi semua aspek kehidupan. Karena itu, seluruh bidang
ilmu dapat dikatakan bahwa semuanya terkait dengan nilai Islam. Matematika merupakan ilmu yang sentral
dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dikenal sejak dini. Begitu banyak kegiatan kita yang telah
menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki pengaruh yang besar dalam
kehidupan manusia. Disadari maupun tidak, sebenarnya seseorang tidak dapat terlepas dari matematika.
Matematika dikenal sebagai ilmu pasti yang dapat dikatakan memiliki aturan yang jelas. Ilmu pasti berarti
suatu keilmuan yang jelas aturan, hukum, dan ketetapannya. Hal ini selaras dengan agama Islam yang
memiliki aturan, hukum, dan ketetapan berdasarkan Al-qur’an dan As-Sunnah. Apalagi ibadah haji juga
memerlukan ilmu matematika. Ibadah haji merupakan suatu keharusan bagi individu umat Islam yang
memenuhi panggilan Allah ke tanah suci Makkah-Madinah. Banyak aktifitas dalam ibadah haji ini
memerlukan hitungan-hitungan yang menjadikan dasar syarat dan rukunnya.

Kata Kunci: matematika, ibadah haji

PENDAHULUAN
Islam merupakan sebuah agama yang melingkupi semua aspek kehidupan. Karena itu,
seluruh bidang ilmu dapat dikatakan bahwa semuanya terkait dengan nilai Islam. Alquran dan
sunnah memiliki kedudukan sebagai sumber ajaran agama Islam. Sebagai sumber ajaran, Alquran
dan sunnah berisi konsep dasar yang melalui suatu proses sangat potensial bagi pengembangan dan
pemberdayaan ilmu-ilmu islam. Alquran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat
besar untuk dijadikan sebagai cara berfikir atau metode memperoleh ilmu.1

Ilmu merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Banyak ayat-ayat Alquran dan
hadits Nabi yang menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu.2 Dalam Q.S. Al-Alaq (96) ayat 1 –
5 Allah telah berfirman yang artinya “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan”. Ayat tersebut memerintahkan kepada setiap umat manusia untuk membaca sebagai

1
Fathul Mufid, “Integrasi Ilmu-ilmu Islam,” Equilibrium 1, no. 1 (2013): 58.
2
Mualimul Huda, “Mengenal Matematika dalam Perspektif Islam,” FOKUS: Jurnal Kajian
Keislaman dan Kemasyarakatan 2, no. 2 (2017): 183.

Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018


Fadila Alfi’a N.R. : Aplikasi Matematika dalam ibadah…

wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Dalam QS. Al-Ghasiyah (88) ayat 17-30
juga dijelaskan bahwa: “Tidakkah mereka perhatikan bagaimana unta diciptakan, langit
ditinggikan, gunung ditegakkan dan bumi dihamparkan”. Ayat-ayat tersebut jika diresapi
maknanya secara mendalam, sebenarnya juga merupakan perintah dan anjuran menggali ilmu
pengetahuan seluas-luasnya dengan melakukan riset terhadap alam semesta.

Matematika merupakan ilmu yang sentral dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dikenal
sejak dini. Begitu banyak kegiatan kita yang telah menggunakan matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Disadari
maupun tidak, sebenarnya seseorang tidak dapat terlepas dari matematika. Tetapi bagi sebagian
besar orang menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang amat berat dan sulit.

Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai
sumber dari ilmu lain. Dengan perkataan lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan
pengembangannya bergantung dari matematika.3

Secara bahasa (lughawi) matematika berasal dari Yunani yaitu “mathema” atau
mungkin juga “mathematikos” yang artinya hal-hal yang dipelajari. Bagi sebagain besar
orang Yunani, matematika tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai angka dan ruang,
tetapi juga mengkaji tentang musik dan ilmu falak (astronomi). Matematika berasal dari
bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang artinya “mempelajari”. Sedangkan bagi
orang Belanda, matematika dikenal dengan sebutan wiskunde, yang berarti ilmu pasti.
Sedangkan orang Arab, menyebut matematika dengan „ilmu al hisab, artinya ilmu
berhitung. Secara istilah, sejauh ini juga masih dimaknai secara beragam, belum ada
definisi yang tepat mengenai matematika, seperti diungkapkan oleh para ahli filsafat dan
ahli matematika telah mencoba membuat definisi matematika. Untuk menjelaskan apa itu
matematika, berikut ini beberapa definisi yang dibuat para ahli matematika:4
1. Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang.
2. Matematika adalah ilmu tentang besaran (kuantitas)
3. Matematika adalah ilmu tentang hubungan (relasi)
4. Matematika adalah ilmu tentang bentuk (abstrak)
5. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif
6. Matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur yang logik.

Ali Hamzah, “Perencanaan Pembelajaran Matematika” (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 18.
3

Muniri, “Peranan Matematika dalam Konteks Fiqih,” in Seminar Nasional Pendidikan Matematika
4

(SEMNASDIKTA II) (Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika FTIK IAIN Tulungagung, 2016), 2.

2 ж Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018


Fadila Alfi’a N. R. : Aplikasi Matematika dalam Ibadah…

Ibadah haji merupakan suatu keharusan bagi individu umat Islam yang memenuhi
panggilan Allah ke tanah suci Makkah-Madinah.5 Ibadah haji merupakan salah satu bentuk
ibadah yang memiliki makna multi aspek, ritual, individual, politik psikologis dan sosial.
Dikatakan aspek ritual karena haji termasuk salah satu rukun Islam kelima yang wajib
dilaksanakan setiap muslim bagi yang mampu (istitho'a), pelaksanaannya diatur secara
jelas dalam al-Qur’an. Haji sebagai ibadah individual, karena keberhasilan haji sangat
ditentukan oleh kualitas pribadi tiap-tiap umat Islam dalam memahami aturan dan
ketentuan dalam melaksanakan ibadah haji.

Haji juga merupakan ibadah politik, sebab mulai dari persiapan sampai
pelaksanaanya, peran dan partisipasi pemerintah (Departemen Agama) sangatlah
dibutuhkan. Aspek psikologis ibadah haji berarti setiap individu jamaah harus memiliki
kesiapan mental yang kuat dalam menghadapi perbedaan suhu, cuaca (iklim), budaya
daerah yang tentunya berbeda dengan situasi (iklim) bangsa Indonesia. Yang tidak kalah
pentingnya dari ibadah haji adalah makna sosial, yaitu bagaimana para jamaah haji
memiliki pengetahuan, pemahaman dan mampu serta mau mengaplikasikan pesan-pesan
simbolik ajaran yang ada dalam pelaksanaan ibadah haji ke dalam konteks kehidupan
masyarakat.6

Menurut arti bahasa, haji itu merupakan menuju suatu tempat suci. Sedangkan
menurut syara’ haji berarti berziarah ke Bait Allah Al-Haram (Ka’bah), melakukan wuquf
di arafah dan sa’i antara bukit shafa dan marwa dengan cara tertentu dalam waktu dan niat
tertentu pula.7

Salah satu kegiatan matematika adalah kalkulasi atau menghitung, sehingga tidak
salah jika kemudian ada yang menyebut matematika adalah ilmu hitung atau ilmu al-hisab.
Matematika sebagai ilmu dasar yang dapat melayani semua ilmu pengetahuan, tentu juga
akan bersinergi dengan kehidupan umat manusia, sekalipun berhubungan dengan
kehidupan beragama.8 Artinya semua ilmu pengetahuan yang memiliki ketetapan atau
aturan yang jelas, dapat dimatematisasi atau dibuat model matematika. Hal ini selaras

5
Abdul Halim Fathani, “Berjuang Untuk Berhaji,” NU Online, 2011,
www.nu.or.id/post/read/34625/berjuang-untuk-haji.
6
Ibid.
7
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, “Fiqih wanita,” trans. oleh Anshori Umar (Semarang: CV. Asy Syifa,
1981), 286.
8
Muniri, “Peranan Matematika dalam Konteks Fiqih.”

Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018 ж 3


Fadila Alfi’a N.R. : Aplikasi Matematika dalam ibadah…

dengan pengertian matematika sebagai ilmu pasti. Ilmu pasti berarti suatu keilmuan yang
jelas aturan, hukum, dan ketetapannya. Apalagi ibadah haji juga memerlukan matematika.
Banyak aktifitas dalam ibadah haji ini memerlukan hitungan-hitungan yang menjadikan
dasar syarat dan rukunnya seperti tawaf 7 kali mengelilingi ka’bah, sa’i hitungannya juga 7
kali, melempar jumrah menggunakan 7 kerikil. Oleh karenanya memahami ajaran agama
Islam tidaklah sempurna tanpa memahami matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ibadah haji merupakan salah stau dari 5 rukun islam berdasarkan firman Allah di
dalam surat Al-Imran ayat 97.9

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;


barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Sedangkan waktu pelaksanaan haji tercantum di surat Al-Baqarah ayat 197 yang oleh
para ulama disepakati bahwa waktu tersebut adalah bulan Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah.

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang


menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats,
berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang
kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-
orang yang berakal.

Dari semua rukun Islam, hanya Haji yang dijadikan sebagai nama surat dalam Al-
Qur,an yaitu surat Al Hajj yang bernomor 22 dan di dalam urutan kronologis bernomor
103 yang turun setelah surat An-Nuur.10 Surat ini dinamai Al Hajj karena mengemukakan
hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti ihram, thawaf, sa’i, wuquf di arafah,
dan hikmah-hikmah disyari’atkan ibadah haji. Salah satu hikmah dalam ibadah haji yaitu

9
Abah Salma Alif Sampaya, “Keseimbangan Matematika dalam Al-Qur’an” (Jakarta: Penerbit
Republika, 2007), 381.
10
Ibid.

4 ж Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018


Fadila Alfi’a N. R. : Aplikasi Matematika dalam Ibadah…

terasa benar kehambaan manusia terhadap penciptanya Yang Maha Besar dan Maha
Perkasa.

Kisah tentang haji dan yang terkait dengannya disebut di dalam Al-qur’an di 61 ayat.
Sedangkan kata Al-Hajj secara keseluruham disebut 11 kali yaitu surat Al-Baqarah (2)
yang terdapat di ayat 189, 196 (3 kali), 197 (3 kali), surat At-Taubah (9) ayat 3 dan surat
al-Hajj (22) ayat 27.

Matematika dapat dikatakan sangat berkaitan dengan syarat dan rukun ibadah haji,
seperti thawaf, sa’i, dan kegiatan lempar jumrah. Dalam melakukan rangkaian ibadah haji,
para umat Islam pastinya harus bisa yang namanya kegiatan behitung.

Ketentuan yang berlaku sebagai syarat dan rukun haji diantaranya melakukan tawaf
berputar memgelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Melakukan sa’i berlari antara bukit Shafa
dan Marwah sebanyak 7 kali. Melaksanakan lempar Jumroh sebanyak 7 kali 3, yakni harus
menyiapkan sebanyak 21 kerikil yang telah disiapkan.11

Jika seseorang tidak mampu menyempurnakan rukun haji seperti tidak melakukan
tawaf dan melempar jumrah, maka dikenai denda atau dam sebagaimana firman Allah pada
quran surat Al-Baqarah ayat 196.

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai ke tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu
ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau
berkurban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
Umrah sebelum Haji (di dalam bulan Haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang
mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu),
maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah
pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram
(orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertaqwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (QS Al-Baqarah: 196)

11
Muniri, “Peranan Matematika dalam Konteks Fiqih.”

Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018 ж 5


Fadila Alfi’a N.R. : Aplikasi Matematika dalam ibadah…

Secara eksplisit ayat Al-Qur’an tersebut telah mengajarkan pada kita bahwa “3 + 7
= 10”. Dari operasi “3 + 7 = 10” menunjukkan bahwa matematika yang tak lain adalah
konsep penjumlahan pada bilangan berhubungan dengan agama Islam yakni ibadah haji.
Sungguh hal ini menambah rasa takjub kita terhadap agama Islam tentang kehebatan Al-
Qur’an, dimana Al-qur’an telah berbicara tentang operasi penjumlahan pada bilangan.

Selain konsep hitungan, ada sisi lain matematika yang berhubungan dengan ibadah
haji yakni rumus keliling lingkaran. Rumus keliling lingkaran berkaitan dengan kegiatan
tawaf. Thawaf adalah salah satu rukun dalam pelaksanaan ibadah haji. Tawaf adalah
kegiatan menelilingi ka’bah sebanyak 7 kali. Berangkat dari sini tawaf dapat diartikan
sebagai keliling. Dalam mengelilingi ka’bah, terbentuk poros bangun datar lingkaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Keliling (K) = Tawaf (T)

Dalam ilmu matematika, lingkaran merupakan salah satu dari beberapa macam
bangun datar. Lingkaran merupakan himpunan semua titik di bidang atar yang berjarak
sama dari satu titik tetap di bidang tersebut. Titik tetap itu dinamakan pusat lingkaran.

22
Rumus keliling lingkaran/ tawaf adalah 2 × π × r. Dimana nilai π adalah dan r
7
22
adalah jari-jari. Jika rumus diatas dikalikan maka menghasilkan 2r × . Dimana 2r
7

adalah diameter (d). apabila rumus tersebut dibuat dalam sebuah susunan, maka akan
terlihat :

K/T = 2 × phi × r

22
K/T = 2 × × r
7

22
K/T = × 2r
7

22
K/T = × d
7

Setelah sampai disini, lalu kita akan mengalikan silang.

22
K/T = × d
7

6 ж Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018


Fadila Alfi’a N. R. : Aplikasi Matematika dalam Ibadah…

Sehingga,

22d = 7K/T

Maka kita telah mendapatkan rumus 22d = 7T.

Filosofi dari rumus yang kita dapatkan tadi adalah, dari ruas kiri adalah 22d,
dimana di dalam Al-Qur’an, surah ke 22 adalah surah Al-Hajj atau Haji. Dari ruas kanan,
adalah 7T atau 7 kali keliling. Jika dikaitkan antara ruas kanan dan kiri, dalam Haji (Q.S ke
22) terdapat 7 kali Thawaf.

Aplikasi matematika dalam ibadah haji dapat digunakan untuk menghitung jarak
tempuh seseorang dalam melakukan tawaf dan jumlah seluruh langkah kaki untuk
menyempurnakan sa’i. Misalnya jika seorang sedang melakukan tawaf dan orang tersebut
berjarak 20 meter dari ka’bah, maka berapa jarak tempuh yang dilalui orang tersebut untuk
mengelilingi ka’bah?

Hal ini dapat dihitung dengan rumus 7 kali keliling lingkaran, yakni :

22
7×2×𝜋×𝑟 =7×2× × 20 = 880 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
7

Begitu pula pada saat melakukan sa’i, misalnya jarak tempuh antara bukit shofa dan
marwa adalah 1000 meter, sedangkan setiap langkah orang tersebut adalah 40 cm.
Berangkah langkah yang diperlukan orang tersebut untuk menyempurnakan sa’i tersebut?
Hal ini dapat dihitung dengan cara berikut:

karena setiap langkah adalah 40 cm sedangkan jarak shofa dan marwa 1000 meter =
100.000
100.000 cm maka langkah yang diperlukan sebanyak = 2.500 langkah. Jadi untuk
40

menyempurnakan sa’i tersebut membutuhkan sebanyak 7 x 2.500 = 17.500 langkah.

SIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika memiliki korelasi
dengan ibadah haji. Ilmu matematika dapat di aplikasikan dalam beberapa rangkaian
ibadah haji. Aplikasi matematika dalam ibadah haji di antaranya dapat digunakan untuk
menghitung jarak tempuh seseorang saat melakukan tawaf dengan rumus keliling lingkaran
dan menghitung jumlah seluruh langkah kaki untuk menyempurnakan sa’i. Dari rumus

Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018 ж 7


Fadila Alfi’a N.R. : Aplikasi Matematika dalam ibadah…

keliling lingkaran menyimpan sebuah keistimewaan, yakni mengenai nilai phi. Phi
22
bernilai di mana angka 22 menunjukkan bahwa surat ke 22 dalam Al-qur’an adalah Al-
7

Hajj atau Haji dan angka 7 menunjukkan jumlah tawaf sebanyak tujuh kali mengelilingi
ka’bah.

DAFTAR RUJUKAN
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad. “Fiqih wanita.” diterjemahkan oleh Anshori Umar, 286. Semarang:
CV. Asy Syifa, 1981.
Fathani, Abdul Halim. “Berjuang Untuk Berhaji.” NU Online, 2011.
www.nu.or.id/post/read/34625/berjuang-untuk-haji.
Hamzah, Ali. “Perencanaan Pembelajaran Matematika,” 18. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Huda, Mualimul. “Mengenal Matematika dalam Perspektif Islam.” FOKUS: Jurnal Kajian
Keislaman dan Kemasyarakatan 2, no. 2 (2017).
Mufid, Fathul. “Integrasi Ilmu-ilmu Islam.” Equilibrium 1, no. 1 (2013).
Muniri. “Peranan Matematika dalam Konteks Fiqih.” In Seminar Nasional Pendidikan Matematika
(SEMNASDIKTA II), 2. Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika FTIK IAIN Tulungagung,
2016.
Sampaya, Abah Salma Alif. “Keseimbangan Matematika dalam Al-Qur’an,” 381. Jakarta: Penerbit
Republika, 2007.

8 ж Copyright © Fadila Alfi’a N. R. 2018

Anda mungkin juga menyukai