Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH STRATEGI BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR MATA KULIAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA


MAHASISWA YANG MEMILIKI LOCUS OF CONTROL BERBEDA

SIHABUDIN
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
Email: budinsihab77@gmail.com

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji: (1) perbedaan perolehan
hasil belajar (mengingat dan memahami konsep dan fakta) mahasiswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran blended learning dan strategi
pembelajaran face to face (tatap muka secara langsung), (2) perbedaan hasil
belajar (mengingat dan memahami konsep dan fakta) mahasiswa yang memiliki
internal locus of control dan mahasiswa yang memiliki external locus of control,
(3) interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran blended learning dan face
to face dengan locus of control terhadap hasil belajar (mengingat dan memahami
konsep dan fakta) mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Penelitian ini
menggunakan metode a factorial (2x2) version of non equivalent control group
design dengan mengambil tempat penelitian di UIN Sunan Ampel Surabaya yang
dilaksanakan pada semester ganjil 2015/2016. Subjek penelitian sebanyak 124
orang pada semester 3 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI)
yang tersebar dari 4 rombongan belajar (rombel) yang terbagi dalam 2 kelompok
kelas eksperimen dan 2 kelompok kelas kontrol. Penetapan kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan dengan teknik acak. Instrumen pengumpulan data
menggunakan teknik angket dan tes. Subjek yang dianalisis berjumlah 84 pebelajar
berdasarkan pada 33% kelompok internal locus of control dan 33% external locus
of control, dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) 2 x 2. Hasil
penelitian menunjukkan, bahwa: 1) Perolehan hasil belajar (mengingat dan
memahami konsep dan fakta) mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam antara kelompok
mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran blended learning (face to
face, online dan offline) dan strategi pembelajaran face to face (tatap muka secara
langsung) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai Fhitung = 98,880 dengan nilai probabilitas (p) = 0,000. 2) Perolehan
hasil belajar (mengingat dan memahami konsep dan fakta) mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam antara kelompok mahasiswa yang memiliki internal locus of control
dan kelompok mahasiswa yang memiliki external locus of control menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan, yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung = 36,950 dengan
nilai probabilitas (p) = 0,000, 3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara strategi
pembelajaran blended learning (Face to face, online dan offline), strategi
pembelajaran face to face (tatap muka secara langsung), dan locus of control terhadap
hasil belajar (mengingat dan memahami konsep dan fakta) Sejarah Pendidikan Islam,
yang dibuktikan dengan perolehan nilai Fhitung = 2,955 dengan nilai probabilitas
(p) = 0,089.
Kata Kunci: strategi pembelajaran blended learning, locus of control, perolehan
hasil belajar.

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 72


PENDAHULUAN tradisional dari pebelajar itu sendiri.
Pada era internet saat ini, kelas Perubahan demografi dan ekspektasi
tradisional dengan pembelajaran face-to- pebelajar, demikian juga inovasi teknologi
face tidak lagi cukup untuk dan agenda yang mendesak dari belajar
dipertimbangkan sebagai satu-satunya sepanjang hayat merupakan transformasi
pembelajaran yang paling baik. Metode perguruan tinggi abad ke-21 (Inoue, 2010).
pembelajaran berpusat pada pembelajar Blended learning merupakan
diprediksi tidak akan dapat bentuk pembelajaran yang memberikan
mempersiapkan pebelajar untuk kemudahan pembelajaran dengan
menghadapi tantangan masa depan yang menggabungkan berbagai cara
akan dihadapi oleh pebelajar (Williams, penyampaian, model pembelajaran, dan
2010). Padahal, pendidikan dan gaya pembelajaran, serta mengenalkan
pembelajaran dimaksudkan untuk berbagai pilihan media dialog antara
mempersiapkan pebelajar hidup pada masa fasilitator dengan orang yang mendapat
yang akan datang dan berhasil menghadapi pembelajaran. Secara lebih spesifik, dapat
tantangan hidup pada masa yang akan dikatakan bahwa blended learning
datang. merupakan bentuk pembelajaran yang
Tantangan yang akan dihadapi menggabungkan antara face to face
sekolah masa depan menurut Smaldino, dengan pembelajaran online dan
Lowther, & Russel (2008) adalah untuk pembelajaran offline (Bender &
menciptakan lingkungan pendidikan yang Vredevoogd, 2006).
dapat memperluas dan meningkatkan Blended learning dipilih sebagai
kemampuan “digital natives” (pebelajar strategi pembelajaran dan merupakan
sebagai pemilik era digital). Selain itu, variabel perlakuan dalam penelitian ini
tantangan selanjutnya adalah untuk disebabkan beberapa alasan sebagai
memperkuat pebelajar dengan berikut: 1) Blended learning merupakan
keterampilan dan pengetahuan yang bentuk strategi pembelajaran terbaru yang
dibutuhkan agar dapat berhasil dalam dapat mengakomodasi kebutuhan belajar
masyarakat global. Chew (2008) pebelajar sebagai digital natives pada masa
menunjukkan dua tantangan yang akan yang akan datang sebagaimana pendapat
dihadapi pembelajar dan pebelajar pada para pakar pembelajaran di atas, 2)
tren pembelajaran masa depan, yaitu: 1) Blended learning merupakan strategi
pembelajar dan pebelajar mempunyai ide pembelajaran yang dapat mengurangi
yang berbeda mengenai tujuan yang keterbatasan-keterbatasan pada interaksi
diharapkan, 2) pembelajar dan pebelajar pembelajaran baik yang bersifat
semestinya menjaga fleksibilitas dan sinkronous maupun asinkronous
imajinasi terhadap alat-alat baru yang disebabkan blended learning merupakan
dapat digunakan. penggabungan antara kedua bentuk
Aspek yang penting dari interaksi pembelajaran tersebut, 3)
lingkungan pembelajaran saat ini adalah Blended learning dapat membantu para
bahwa pebelajar lebih beragam dari pada pembelajar dalam mengatasi keterbatasan
sebelumnya. Populasi yang terkait dengan waktu dan jarak, 4) Blended learning
etnisitas, status sosial, pengharapan, dan merupakan strategi pembelajaran yang
proporsi peserta didik yang belajar secara variatif dilihat dari segi interaksinya.
non-tradisional semakin meningkat. Mata kuliah Sejarah Pendidikan
Lembaga pendidikan sekarang ini Islam dipandang sebagai mata kuliah yang
ditantang tidak hanya oleh cepatnya penting untuk dipelajari mahasiswa
perkembangan teknologi informasi dan fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebagai
komunikasi, tetapi juga oleh karakter non- bagian dari mata kuliah Keilmuan dan

73 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


keterampilan (MKK). Mata kuliah ini perkembangan psikologis dan sosial yang
dimaksudkan untuk memberikan bekal terdiri dari perkembangan kognitif dan
pengetahuan dan pemahaman kepada cara mengakomodasi bentuk belajar dalam
mahasiswa fakultas Tarbiyah dan desain pembelajaran, 3) faktor perbedaan
Keguruan dalam merefleksikan sistem individual yang terdiri dari pengaruh
pendidikan Islam masa lampau untuk individual dan lingkungan seperti
kemudian diambil pelajaran dalam preferensi gaya belajar, strategi perolehan
mereformulasikan sistem pendidikan Islam belajar, nilai-nilai sosial dan budaya, dan
masa kini. Qasim, A., (2014) menyatakan ekspektasi terhadap tujuan pembelajaran.
bahwa mata kuliah sejarah adalah Schunk, Pintrich, & Meece (2010)
dimaksudkan untuk membantu generasi menjelaskan bahwa salah satu perbedaan
masa kini agar memiliki pengetahuan dan individual (individual differences) yang
pemahaman yang baik mengenai kejadian paling konsisten terkait dengan
masa lalu dan dapat mengambil manfaat pembentukan atribusi individu adalah
dari masa lalu. Pengetahuan dan locus of control yang menunjuk pada
pemahaman mengenai masa lampau juga kecenderungan seseorang (internal) untuk
diharapkan dapat digunakan untuk merasakan keterkaitan antara perilaku dan
merencanakan masa depan yang lebih hasil, dan kecenderungan orang lain
bermakna untuk semua. Namun, (eksternal) untuk merasakan bahwa tidak
pembelajaran sejarah seringkali ada hubungan yang kuat antara perilaku
menghadapi berbagai kendala. Di antara dan hasil. Oleh karena itu, karakteristik
kendala yang sering muncul adalah mata pebelajar yang hendak diuji dan diteliti
pelajaran ini cenderung kurang disukai sebagai variabel moderator atau variabel
oleh pebelajar karena dituntut untuk yang turut mempengaruhi variabel bebas
banyak mengingat fakta-fakta sejarah. adalah locus of control.
Hasil belajar mata pelajaran Sejarah juga Locus of control adalah sebuah
cenderung rendah. kepribadian seseorang yang senantiasa
Untuk mendapatkan performansi mangaitkan tanggung jawab kegagalan
dan hasil belajar yang baik di kelas, atau keberhasilannya pada faktor internal
pembelajar tidak hanya perlu memberikan atau faktor eksternal. Seseorang yang
strategi pembelajaran yang baik, tetapi mempunyai internal locus of control
pembelajar juga perlu memperhatikan berarti seseorang yang mempunyai
keunikan karakter dan perbedaan kepercayaan bahwa keberhasilan atau
individual pebelajar (Dunn, 2001). kegagalannya disebabkan oleh usaha atau
Gagne, Wager, Golas & Keller (2005) kemampuannya sendiri. Sebaliknya,
menjelaskan bahwa tugas-tugas belajar seseorang yang mempunyai external locus
yang diberikan oleh pembelajar senantiasa of control berarti seseorang yang
dikerjakan oleh pebelajar berdasarkan mempunyai kepercayaan bahwa faktor-
perbedaan individual yang demikian besar faktor luar seperti keberuntungan, tugas
dalam lingkup dan detailnya seperti yang sulit, atau perilaku orang lain yang
perbedaan kemampuan alaminya (native menyebabkan keberhasilan atau
ability), latar belakang pengetahuan dan kegagalannya (Slavin, 94).
pengalamannya, serta motivasinya untuk Beberapa peneliti telah
belajar. menemukan bahwa pebelajar yang
Lebih jauh Gagne, Wager, Golas & mempunyai internal locus of control telah
Keller (2005) menjelaskan bahwa faktor- mendapatkan peringkat dan skor hasil
faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan
pembelajaran adalah: 1) faktor motivasi pebelajar yang mempunyai external locus
yang terdiri dari motivasi instrinsik dan of control meskipun mereka memiliki
motivasi ekstrinsik, 2) faktor intelegensi yang sama (Lefcourt, 1976;

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 74


Nowicki et al., 1978; Wilhite, 1990). secara sinkronous, dan pembelajaran
Brookover et al., (1979) menemukan mandiri.
bahwa selain kemampuan, locus of control Dziuban, Hartman, & Moskal (2004)
merupakan prediktor yang paling penting memberi catatan terkait dengan defenisi
bagi prestasi akademik pebelajar. blended learning bahwa blended learning
Erez,T.A.J.A, Bono J.E, dan Thoresen C.J seharusnya dipandang sebagai sebuah
(2002) menyatakan bahwa tidak ada lagi pendekatan pedagogis yang
studi psikologi kepribadian yang lebih luas mengkombinasikan efektivitas dan
dari pembahasan mengenai self-esteem, peluang sosialisasi di kelas dengan
locus of control, dan neuroticsm. Terdapat teknologi yang mungkin dapat
lebih dari 50.000 studi pada bidang-bidang meningkatkan belajar aktif dalam
ini. lingkungan online. Dengan kata lain,
blended learning seharusnya didekati tidak
Tinjauan Pustaka hanya sebatas konstruk temporal, tetapi
Blended learning (BL), yang lebih sebagai sebuah dasain ulang yang
kadang-kadang disebut hybrid instruction mendasar terhadap model pembelajaran
(pembelajaran hybrid), atau blended dengan karakteristik sebagai berikut: 1)
instruction (pembelajaran blended) adalah blended learning dipandang sebagai
penggabungan dan penyesuaian berbagai sebuah peralihan dari metode ceramah
setting pembelajaran yang dimaksudkan menuju pembelajaran yang berpusat pada
untuk memenuhi kebutuhan belajar pebelajar di mana pebelajar menjadi
pebelajar. Sedangkan pembelajaran jarak pebelajar yang aktif dan interaktif, 2)
jauh berbasis blended adalah sebuah blended learning dimaksudkan untuk
penggabungan dari model setting meningkatkan interaksi antara pebelajar
synchronous (seperti face-to face atau dengan guru, pebelajar dengan pebelajar,
video real time) dan suasana pembelajaran pebelajar dengan isi materi, dan pebelajar
model asynchronous (Smaldino, Lowther, dengan sumber-sumber yang lain, 3) dalam
& Russell, 2008). Pada umumnya, blended learning, mekanisme penilaian
blended learning didefinisikan sebagai formatif dan sumatif dirancang secara
lingkungan belajar yang dilakukan dengan terintegrasi bagi pebelajar dan pembelajar.
menggabungkan pembelajaran face-to-face Dalam hasil penelitiannya, Driscoll
dengan pembelajaran bermediasi komputer (2002a) mengidentifikasi empat macam
(computer mediated instruction) (Bonk & konsep yang berbeda-beda terkait dengan
Graham, 2006). blended learning. Konsep-konsep tersebut
Gagne, Wager, Golas, & Keller adalah: 1) blended learning adalah model
(2005) menjelaskan bahwa blended kombinasi atau campuran dari teknologi
learning merupakan produk atau program berbasis web (seperti kelas virtual dan
pelatihan yang menggabungkan beberapa belajar mandiri), 2) blended learning
metode penyampaian yang berbeda seperti adalah gabungan dari berbagai pendekatan
kolaborasi software (perangkat lunak), pedagogis (seperti konstruktivisme,
pembelajaran online, sistem yang behaviorisme, kognitivisme) untuk
didukung oleh kinerja elektronik, dan menghasilkan hasil belajar yang optimal
praktek mamajemen pengetahuan. Blended dengan atau tanpa teknologi pembelajaran,
learning juga dapat digambarkan sebagai 3) blended learning adalah segala bentuk
strategi pembelajaran yang mencampur penggabungan teknologi pembelajaran
berbagai aktivitas yang berdasar pada (seperti videotape, CD-ROM, film, dan
kejadian (event-based activities) termasuk pembelajaran berbasis web) dengan
kelas face-to-face, pembelajaran online pembelajaran face-to-face, 4) blended
learning adalah penggabungan atau

75 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


pencampuran teknologi pembelajaran dan waktu yang mereka miliki, seperti
dengan tugas-tugas kerja nyata dalam belajar interaktif, belajar berbasis internet,
rangka untuk menciptakan dampak yang atau belajar berbasis CD-ROM, 3)
harmonis dalam sebuah pembelajaran atau kolaborasi (collaboration), yaitu
pekerjaan. lingkungan belajar di mana pebelajar
Dari empat konsep blended saling berkomunikasi satu dengan yang
learning tersebut di atas, konsep lain, contoh pembelajaran melalui e-mail
pembelajaran blended learning yang atau chatting online, 4) asesmen
digunakan dalam penelitian ini adalah (assessment), yaitu pengukuran
konsep yang ke tiga, yaitu segala bentuk pengetahuan pebelajar. Pre-test dapat
penggabungan teknologi pembelajaran dilakukan secara live atau melalui belajar
(seperti videotape, CD-ROM, film, dan mandiri untuk menentukan pengetahuan
pembelajaran berbasis web) dengan sebelumnya (prior knowledge) dan post-
pembelajaran face-to-face. test dapat dilakukan secara live atau
Blended learning dihasilkan dari melalui belajar mandiri lanjutan untuk
penggabungan atau pencampuran berbagai mengukur terjadinya transfer belajar, 5)
teori belajar yang dapat dideskripsikan materi pendukung kinerja (performance
dalam gambar berikut (Carman, J.M., support materials), yaitu materi-materi
2002): yang digunakan sebagai referensi dalam
meningkatkan daya ingat dan transfer
belajar, termasuk download PDA,
referensi cetak, ringkasan, dan alat bantu
belajar.
Sintaks atau langkah-langkah
strategi pembelajaran blended learning
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah merujuk pada langkah-langkah
pembelajaran berbasis komputer yang
digagas oleh Gagne, Wager, Golas, &
Blended Keller (2005), sebagai berikut: 1)
Learning mendapatkan perhatian (gaining attention),
2) menginformasikan tujuan pembelajaran
kepada pebelajar (informing learner of
Gambar 1. Teori belajar dalam blended lesson objective), 3) menstimulasi dengan
learning mengingatkan kembali pelajaran
Model desain pembelajaran sebelumnya (stimulating recall of prior
situasional sangat cocok dengan konsep learning), 4) mempresentasikan stimulus
blended learning. Dengan menerapkan dengan tampilan yang berbeda (presenting
teori belajar Keller, Gagne, Bloom, stimuli with distinctive feature), 5)
Merrill, Clark, dan Gery, lima unsur utama membimbing pembelajaran (guiding
muncul sebagai elemen penting dari proses learning), 6) memberi petunjuk kinerja
blended learning. Kelima elemen itu (eliciting performance), 7) memberikan
adalah: 1) kejadian langsung (live events): umpan balik yang informatif (providing
Sinkronous, yaitu belajar terbimbing informative feedback), 8) menilai kinerja
dengan pebelajar berpartisipasi dalam satu (assessing performance), 9) meningkatkan
waktu yang sama, seperti belajar secara ingatan dan transfer belajar (enhancing
langsung dalam kelas virtual, 2) belajar retention and learning transfer),
mandiri (self-paced learning), yaitu Memberikan beberapa contoh tambahan
pengalaman belajar yang dilakukan dalam bentuk yang bervariasi.
pebelajar secara mandiri dengan kecepatan

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 76


Kata “locus” berarti lokasi atau belajar sosial menyatakan bahwa
tempat. Locus of control adalah sebuah ekspektasi akan dikuatkan kembali ketika
kepribadian seseorang yang senantiasa peristiwa atau perilaku yang diharapkan
mangaitkan tanggung jawab kegagalan menjadi terwujud di masa yang akan
atau keberhasilannya pada faktor internal datang. Dengan kata lain, jika seseorang
atau faktor eksternal. Seseorang yang mengharapkan sesuatu terjadi dan memang
mempunyai internal locus of control terjadi, maka harapannya menjadi lebih
berarti seseorang yang mempunyai kuat. Jika harapannya tidak terjadi, maka
kepercayaan bahwa keberhasilan atau ekspektasinya menjadi lemah. Intinya,
kegagalannya disebabkan oleh usaha atau “kontrol” meliputi segala sesuatu yang
kemampuannya sendiri. Sebaliknya, membuat orang memiliki kekuatan.
seseorang yang mempunyai external locus Alasannya adalah bahwa individu yang
of control berarti seseorang yang percaya bahwa perilaku atau karakteristik
mempunyai kepercayaan bahwa faktor- mereka menentukan atau menyebabkan
faktor luar seperti keberuntungan, tugas peristiwa adalah ciri yang dimiliki internal
yang sulit, atau perilaku orang lain yang locus of control. Di sisi lain, seseorang
menyebabkan keberhasilan atau yang berpikir bahwa reinforcement
kegagalannya (Slavin, 94). mengikuti sebuah tindakan adalah tidak
Kata internal dan eksternal dalam seluruhnya tergantung pada tindakannya
locus of control merepresentasikan sendiri tetapi disebabkn oleh perasaan
rangkaian bukan tipologi. Internal locus of seperti keberuntungan, nasib, dan faktor
control cenderung mengaitkan hasil dari lain di luar kontrol dirinya merupakan
suatu peristiwa kepada kontrol diri sendiri. external locus of control (Yemen &
Seseorang yang memiliki internal locus of Clawson, 2003).
control percaya bahwa hasil dari Locus of control merupakan
tindakannya adalah merupakan hasil dari variabel kondisi. Degeng (1989c)
kemampuannya sendiri. Mereka percaya menyatakan bahwa variabel kondisi
bahwa setiap kerja keras mereka akan pembelajaran adalah faktor yang
membuat mereka mendapatkan hasil yang mempengaruhi efek metode dalam
positif. Mereka juga percaya bahwa setiap meningkatkan hasil pembelajaran. Semua
tindakan memiliki konskuensi yang dapat variabel pembelajaran yang tidak dapat
membuat mereka menerima kenyataan dimanipulasi dan, karena itu, harus
bahwa segala sesuatu yang terjadi diterima sebagai adanya oleh perancang
tergantung pada keinginan mereka untuk pembelajaran, diklasifikasikan ke dalam
mengontrol hal tersebut atau tidak. variabel kondisi pembelajaran. Yang
External locus of control cenderung dimasukkan ke dalam klasifikasi variabel
mengaitkan hasil dari sebuah peristiwa ini adalah tujuan pembelajaran,
kepada keadaan-keadaan eksternal. karakteristik bidang studi, kendala, dan
Seseorang yang memiliki external locus of karakteristik pebelajar. Kondisi belajar
control cenderung percaya bahwa sesuatu pebelajar diklasifikasikan menjadi kondisi
yang terjadi pada hidup mereka adalah di belajar internal dan kondisi belajar
luar kontrol mereka. Bahkan, tindakan eksternal. Kondisi belajar internal
mereka sendiri adalah hasil dari faktor- mengacu kepada perolehan dan
faktor eksternal seperti nasib, penyimpanan kapabilitas-kapabilitas yang
keberuntungan, atau pengaruh kekuatan telah dipelajari pebelajar yang mendukung
orang lain (April, Dharani, & Peters, belajar kapabilitas lainnya, sedangkan
2012). kondisi belajar eksternal mengacu kepada
Gagasan tentang locus of control berbagai cara yang dirancang untuk
didasarkan pada teori belajar sosial. Teori memudahkan proses-proses internal dalam

77 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


diri pebelajar ketika belajar. Jadi, locus of Yemen & Clawson (2003)
control dalam penelitian ini adalah bagian menjelaskan indikator internal locus of
dari variabel kondisi pembelajaran control dan external locus of control yang
khususnya pada dimensi karakteristik telah dikembangkan oleh Terry F.
pebelajar. Pettijohn adalah sebagai berikut: 1) cara
Karakteristik pebelajar adalah seseorang mengontrol lingkungan
aspek-aspek atau kualitas perseorangan (controlling one’s environment), 2) kontrol
pebelajar. Aspek-aspek ini bisa berupa diri (control of self), 3) kemampuan untuk
bakat, motivasi belajar, atau kemampuan mempengaruhi orang lain (ability to
awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. influence others), 4) motivasi dan prestasi
Karakteristik pebelajar akan amat (motivation and achievement).
berpengaruh dalam pemilihan strategi Hasil penelitian yang dilakukan
pengelolaan, yang berkaitan dengan oleh Ellis & Calvo (2007) menunjukkan
bagaimana menata pembelajaran, bahwa sistem pembelajaran campuran
khususnya komponen-komponen strategi (blended) yang terdiri dari gabungan
pembelajaran, agar sesuai dengan antara dotLRN, face-to-face dan didukung
karakteristik perseorangan pebelajar oleh learning management systems (LMS)
(Degeng, 1989c). dengan segala ICT menjadi signifikan dan
Locus of control dipilih sebagai bermanfaat untuk dilakukan di universitas.
variabel moderator atau variabel yang turut Dalam konteks blended learning,
serta mempengaruhi pemilihan strategi hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran (blended learning) interaksi, outeraksi, dan inter-aksi
disebabkan oleh adanya beberapa mempunyai hubungan yang positif. Lebih
persamaan karakteristik, yaitu: 1) locus of penting lagi, adalah bahwa kecenderungan
control merupakan variabel kondisi yang kegiatan intra-aksi menempati level yang
berupa karakteristik pebelajar yang selalu lebih tinggi terhadap pencapaian belajar
mengaitkan tanggung jawab keberhasilan yang lebih tinggi adalah sangat jelas. Hal
dan kegagalan belajarnya pada faktor ini konsisten dengan pandangan umum
internal atau faktor eksternal, sedangkan bahwa kegiatan intra-aksi seperti membuat
strategi blended learning cenderung pada catatan (note-taking) dapat mendorong
pembelajaran mandiri yang tentu untuk belajar. (Hwang, et.al., 2009).
berdampak pada kecenderungan tanggung Studi yang dilakukan oleh Hughes
jawab keberhasilan dan kegagalan belajar dan Hagie (2005) menemukan bahwa
secara individual, 2) selain kemampuan, partisipasi pebelajar dalam pembelajaran
locus of control merupakan prediktor yang online di kelas menunjukkan keberhasilan
paling penting bagi prestasi akademik pebelajar berkaitan dengan penguasaan isi
pebelajar (Brookover et al., 1979), 3) materi pelajaran dan memperlihatkan
untuk mendapatkan performansi dan hasil bahwa diskusi online asychronous
belajar yang baik di kelas, pembelajar memperkenalkan perbaikan diri pada
tidak hanya perlu memberikan strategi individu.
pembelajaran yang baik, tetapi pembelajar Dziuban, Hartman, & Moskal
juga perlu memperhatikan keunikan (2004) melaporkan rata-rata keberhasilan
karakter dan perbedaan individual mahasiswa dengan perkuliahan melalui
pebelajar (Dunn, 2001), sedangkan blended learning lebih tinggi jika
Schunk, Pintrich, & Meece (2010) dibandingkan dengan perkuliahan tatap
menjelaskan bahwa salah satu perbedaan muka atau sepenuhnya online untuk
individual (individual differences) yang semua etnis. Ketika dibandingkan tingkat
paling konsisten terkait dengan retensinya secara keseluruhan pada modus
pembentukan atribusi individu adalah yang lain (tatap muka), perkuliahan
locus of control. dengan blended learning secara umum

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 78


tingkat retensinya setara dengan pebelajar Pertama, penelitian ini bermaksud
yang melaksanakan perkuliahan tatap menguji perbedaan perolehan hasil belajar
muka. (mengingat dan memahami konsep dan
Beberapa peneliti telah fakta) mata kuliah Sejarah Pendidikan
menemukan bahwa pebelajar yang Islam antara mahasiswa yang diberi
mempunyai internal locus of control telah perlakuan melalui strategi pembelajaran
mendapatkan peringkat dan skor hasil blended learning dan strategi pembelajaran
belajar yang lebih tinggi dibanding dengan face to face. Kedua, menguji perbedaan
pebelajar yang mempunyai external locus perolehan hasil belajar (mengingat dan
of control meskipun mereka memiliki memahami konsep dan fakta) mata kuliah
intelegensi yang sama (Lefcourt, 1976; Sejarah Pendidikan Islam antara
Nowicki et al., 1978; Wilhite, 1990). mahasiswa yang memiliki internal locus of
Brookover et al., (1979) menemukan bahwa control dengan mahasiswa yang memiliki
selain kemampuan, locus of control eksternal locus of control. Ketiga, menguji
merupakan prediktor yang paling penting interaksi antara strategi pembelajaran
bagi prestasi akademik pebelajar. blended learning, strategi pembelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh face to face, dan locus of control
Akin (2010) terhadap 627 mahasiswa mahasiswa terhadap perolehan hasil
Universitas Sakarya Turki menyatakan belajar (mengingat dan memahami konsep
bahwa academic locus of control dan fakta) mata kuliah Sejarah Pendidikan
mempengaruhi ketercapaian tujuan Islam. Dengan demikian, tujuan penelitian
pembelajaran secara langsung. Mahasiswa ini adalah menentukan pengaruh utama
yang memiliki skor external academic (main effect) dan pengaruh interaksi
locus of control lebih tinggi akan lebih (interaction effect) variabel perlakuan
memungkinkan untuk mengadopsi LVGO, terhadap hasil belajar mata kuliah Sejarah
PPGO, PVGO dari pada mahasiswa yang Pendidikan Islam pada mahasiswa fakultas
memiliki skor tinggi pada internal Tarbiyah dan Keguruan semester III di
academic locus of control. Sebaliknya, UIN Sunan Ampel Surabaya.
mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada
internal academic locus of control lebih METODE
memungkinkan untuk mengadopsi LPGO
dan LVGO dari pada mahasiswa yang Penelitian ini menggunakan
memiliki skor tinggi pada external pendekatan kuantitatif dengan jenis
academic locus of control. penelitian quasi-eksperimen. Penelitian
Locus of control dijadikan sebagai quasi-ekperimen berusaha mencari
dasar untuk mempengaruhi hasil belajar, keterkaitan hubungan suatu variabel
motivasi dan perilaku. Pebelajar yang tertentu (Gall et al., 2003), dan berupaya
percaya bahwa mereka mempunyai kontrol untuk mengungkapkan hubungan sebab
yang kuat terhadap keberhasilan dan akibat dengan cara melibatkan kelompok
kegagalan mereka, cenderung lebih kontrol di samping kelompok
termotivasi untuk menyelesaikan tugas eksperimental (Degeng, 2000b). Penelitian
akademis, mencurahkan segala usaha, dan ini menggunakan rancangan a factorialized
tetap mengerjakan materi yang sulit. (2x2) version of nonequivalent control
Terdapat korelasi yang positif antara group design (Tuckman, 1999 dan Allen &
internal locus of control, motivasi, dan Yen, 1979). Metode ini dipilih karena
prestasi belajar di sekolah (Phares, 1976). penentuan kelompok-kelompok penerima
perlakuan baik kelompok eksperimen
TUJUAN PENELITIAN maupun kelompok kontrol tidak dapat
dilakukan atau dipilih secara acak untuk

79 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


dilibatkan dalam kelompok eksperimen memiliki internal locus of control (Z1) dan
maupun kelompok kontrol, sehingga yang external locus of control.
dimungkinkan hanya penentuan perlakuan Rancangan penelitian di atas
secara acak (random assignment to digunakan untuk menemukan pengaruh
treatment). utama (main effect) dan pengaruh interaksi
Dalam konteks penelitian ini, (interaction effect) antara semua variabel.
peneliti menggunakan kelompok utuh Pengaruh utama dan pengaruh interaksi
(intact group) dikarenakan adanya dari suatu variabel tertentu dapat dilihat
kesangsian tentang kesepadanan dengan menggunakan desain faktorial 2x2.
(equivalence) kelompok sebelum Desain faktorial diartikan sebagai struktur
eksperimen dimulai (Salkind, 2006). penelitian, dimana dua variabel bebas atau
Kesangsian terhadap kesepadanan ini lebih saling diperhadapkan untuk mengkaji
menyebabkan desain ini disebut akibat-akibatnya secara mandiri dan
nonequivalent control group design. Hal interaktif terhadap suatu variabel terikat
ini dengan serta merta menurunkan (Kerlinger, 1986; Sevilla, 1993; dan Gall
kekuatan rancangan untuk menetapkan et al., 2003). Desain faktorial membagi
hubungan kausal. kelompok-kelompok berdasarkan jumlah
Rancangan penelitian a factorialized macam perlakuan dan macam kelompok
(2x2) version of nonequivalent control yang akan diteliti.
group design dapat ditunjukkan dalam Variabel dalam penelitian ini
gambar 2 berikut: meliputi tiga variabel, yaitu: 1) variabel
Pre-test Treatment bebas, yakni strategi pembelajaran
Post-test (strategi pembelajaran blended learning
O1 X1 Z1 dan strategi pembelajaran face to face), 2)
O2 variabel moderator, yakni locus of control,
O3 X2 Z1 dan 3) variabel terikat, yakni hasil belajar
O4 mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam.
O5 X1 Z2 Variabel strategi pembelajaran memiliki
O6 dua dimensi yaitu strategi pembelajaran
O7 X2 Z2 blended learning sebagai kelompok
O8 perlakuan dan strategi pembelajaran face
to face sebagai kelompok kontrol. Variabel
Gambar 2. Rancangan Penelitian: The moderator terdiri atas dua dimensi, yaitu
factorialized 2x2 version of nonequivalent internal locus of control dan external locus
control group of control.
Gambar 2 menunjukkan prosedur Subjek penelitian ini adalah
quasi-eksperimen untuk desain faktorial mahasiswa fakultas Tarbiyah dan
2x2. Simbol O dengan indeks 1,3,5,7 Keguruan prodi Pendidikan Agama Islam
dalam gambar tersebut adalah pengamatan (PAI) dan prodi Pendidikan Guru MI
hasil pre-test tentang hasil belajar mata (PGMI) semester III. Pemilihan
kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Simbol mahasiswa prodi PAI dan PGMI
O dengan indeks 2,4,6,8 adalah didasarkan pada beberapa kesamaan
pengamatan hasil post-test tentang hasil karakteristik, yaitu: kedua prodi tersebut
belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan berada pada jurusan yang sama yaitu
Islam. Simbol X adalah strategi jurusan pendidikan Islam, kedua prodi
pembelajaran dengan X1 merupakan tersebut adalah prodi yang paling diminati
strategi pembelajaran blended learning dan di fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
X2 strategi pembelajaran Face to face yang Sunan Ampel Surabaya, dan mahasiswa
diperlakukan pada mahasiswa yang kedua prodi tersebut sedang menempuh
kompetensi dasar mata kuliah Sejarah

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 80


Pendidikan Islam yang sedang diteliti. terpenuhi atau tidak, dengan deviasi
Instrumen yang digunakan dalam normal yang dikembangkan oleh Edward
penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dalam Azwar, 2011a).
(dua) jenis, yaitu: 1) instrumen untuk Analisis validitas berikutnya adalah
mengukur locus of control, 2) instrumen uji validitas konstruk dengan
untuk mengukur perolehan hasil belajar menggunakan teknik item-total correlation
mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. terhadap keseluruhan item pernyataan
Instrumen yang digunakan untuk yang telah memenuhi skala yang
mendapatkan informasi tentang locus of ditetapkan. Kriteria keputusan persyaratan
control mahasiswa dikembangkan dari yang ditetapkan yaitu 0.500. Artinya, jika
indikator locus of control yang terdapat item pernyataan yang memperoleh
dikemukakan oleh Terry F. Pettijohn skor di bawah 0,500, maka item
(dalam Yemen & Clawson, 2003) pernyataan tidak digunakan. Proses
meliputi: a) cara seseorang mengontrol validasi selanjutnya adalah melakukan
lingkungan (controlling one’s analisis faktor untuk memperoleh
environment), b) kontrol diri (control of gambaran konstruk dari kedua dimensi
self), c) kemampuan untuk menpengaruhi variabel yang ditetapkan dan melakukan
orang lain (ability to influence others), d) analisis reliabilitas dengan menggunakan
motivasi dan prestasi (motivation and teknik alpha cronbach.
achievement). Hasil uji validitas terhadap
Instrumen locus of control terdiri instrumen angket locus of control
dari 18 item pernyataan dengan menunjukkan terdapat 2 item pernyataan
menggunakan skala likert. Terdapat lima yaitu nomor 4, dan 9 yang memperoleh
pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju, skor 0,285, dan 0,244. Nomor item-item
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat pernyataan tersebut lebih kecil daripada
tidak setuju. Untuk pernyataan favorable, 0,500, sehingga dinyatakan gugur karena
angka tertinggi 5 diberikan pada tidak memenuhi kriteria persyaratan
jawaban “sangat setuju” dan angka yang ditetapkan. Hal ini didasarkan pada
terendah 1 diberikan bagi jawaban pendapat Ardhana (2013), bahwa jika
“sangat tidak setuju.” Sedangkan untuk skor corrected item-total correlation
pernyataan unfavorable, angka tertinggi yang diperoleh kurang dari 0,400–0,500
5 diberikan pada jawaban “sangat tidak pada taraf signifikansi 0,05, maka item-
setuju” dan angka terendah 1 diberikan item tersebut tidak dapat digunakan.
bagi jawaban “sangat setuju.” Semakin Dengan demikian item pernyataan locus
tinggi skor yang diperoleh responden of control tersisa 18 item yang digunakan
berarti semakin menunjukkan dalam penelitian sebenarnya.
kecenderungan pada internal locus of Hasil uji reliabilitas terhadap 18
control dan sebaliknya semakin rendah item instrumen locus of control diperoleh
skor yang diperoleh responden berarti koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach
semakin menunjukkan kecenderungan sebesar 0,781. Angka 0,781 lebih besar
pada external locus of control. daripada 0,70 sebagai angka yang
Setelah proses alih bahasa dan telah dipersyaratkan (Linn, 1989). Berdasarkan
mendapatkan validasi dari expert hasil ini, dapat disimpulkan bahwa
judgment, instrumen tersebut diujicobakan instrumen locus of control adalah reliable.
kepada responden yang berasal dari luar Berdasarkan uji asumsi dalam
subjek penelitian. Data hasil ujicoba analisis faktor ditemukan uji asumsi
kemudian dianalisis validitasnya dengan locus of control memiliki nilai indeks
menggunakan metode summated rating KMO (Kaiser – Meyer – Olkin) sebesar
untuk menentukan skala yang ditetapkan 0,670 adalah lebih besar daripada 0,50.

81 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


Hal ini telah memenuhi syarat untuk Islam baik pada kelompok eksperimen
menunjukkan adanya kecukupan ukuran maupun kontrol.
kedekatan sampel. Dari hasil uji Bartlett’s Pengujian persyaratan analisis
test of sphericity diperoleh hasil sebesar yang dilakukan yaitu uji normalitas dan
555.806 dengan taraf signifikan = 0,000. homogenitas. Uji normalitas data
Hasil ini menunjukkan bahwa antar masing-masing kelompok perlakuan
variabel terjadi interdependent pada diukur menggunakan Kolmogorov-
tingkat significance < 0,05. Smirnov. Uji homogenitas varian (Test
Hasil pengujian pada nilai of Homogeneity of Variances) digunakan
determinant of correlation matrix dan nilai Levene”s Test of Equality of Error
Bartlett’s test of Sphfericity maupun Variances.
Kaiser – Meyer – Olkin menunjukkan Hasil uji normalitas data pada
bahwa item-item tersebut telah memenuhi penelitian ini ditemukan bahwa nilai
syarat-syarat yang ditentukan untuk dapat Kolmogorov-Smirnov untuk blended
menggunakan alat uji analisis faktor. learning adalah 1,075 dan nilai
Terakhir, hasil uji Measures of Sampling Kolmogorov-Smirnov untuk face to face
Adequecy (MSA) memperlihatkan semua adalah 0,716. Hasil analisis uji normalitas
variabel yang tertahan dalam model Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang
memenuhi syarat MSA yaitu > 0,50, hal merupakan uji untuk mengetahui apakah
ini menunjukkan bahwa hubungan antar subyek penelitian berasal dari populasi
variabel sangat erat. dengan distribusi normal,
Pada tahap kedua adalah memperlihatkan bahwa perolehan hasil
melakukan ekstraksi terhadap belajar untuk masing-masing strategi
sekumpulan variabel yang ada, ekstraksi pembelajaran blended learning dan
dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran face to face
Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan angka signifikansi atau
dengan kriteria komunalitas minimal probabilitas masing-masing kelompok
0,5, eigenvalue minimal 1, dan factor lebih dari 0,05 (α=5%). Hasil pengujian
loading minimal 0,50. Rotasi faktor ini mengandung arti bahwa data
menggunakan metode varimax dilakukan perolehan hasil belajar Sejarah
untuk lebih memperjelas atau Pendidikan Islam pada kelompok
meningkatkan factor loading dari faktor eksperimen (strategi pembelajaran
yang terekstrak. Untuk melihat faktor blended learning) dan kelompok kontrol
yang terbentuk, dapat dilihat dari output (strategi pembelajaran face to face)
total variance explained sebesar 72,290. adalah berdistribusi normal.
Angka tersebut menunjukkan bahwa Hasil uji homogenitas varian
penelitian ini mampu menjelaskan faktor- telah ditemukan bahwa nilai probablitias
faktor yang dipertimbangkan untuk LOC yang dihasilkan adalah 0,278 (> 0,05),
sebesar 72,290%. sehingga dapat disimpulkan bahwa
Instrumen untuk mengukur hasil varian data perolehan hasil belajar mata
belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang
Islam adalah instrumen tes. Tes adalah dilakukan melalui strategi pembelajaran
serentetan pertanyaan atau latihan yang blended learning dan data perolehan hasil
digunakan untuk mengukur keterampilan, belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan
pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan Islam yang dilakukan melalui strategi
atau bakat yang dimiliki individu atau pembelajaran face to face memiliki
kelompok (Azwar, 2011b). Dalam hal ini, varian yang homogen.
instrumen tes digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 82


Hasil analisis terhadap uji hipotesis tentang modality effect (pengaruh
1, yaitu tentang perbedaan perolehan hasil modalitas belajar) menjelaskan bahwa
belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan kapasitas kognitif bisa efektif ditingkatkan
Islam antara kelompok pebelajar yang jika memori kerja untuk visual dan verbal
diberi perlakuan dengan menggunakan bisa sama-sama digunakan. Pendeknya,
strategi pembelajaran blended learning dan ukuran efektif dari memori kerja bisa
kelompok pebelajar yang diberi perlakuan ditingkatkan dengan menyajikan
dengan menggunakan strategi informasi dalam mode campuran (auditori
pembelajaran face to face diketahui bahwa dan visual) daripada mode tunggal
nilai Fhitung = 98,880 dengan nilai (Mousavi, Low, & Sweller, 1995)
probabilitas (p) = 0,000. Oleh karena (p < Berdasar pada penjelasan tersebut
0,05), maka Ho ditolak, sehingga hasil dapat dinyatakan bahwa alasan blended
pengujian mengandung arti “terdapat learning menghasilkan perolehan hasil
perbedaan perolehan hasil belajar mata belajar yang secara signifikan lebih baik
kuliah Sejarah Pendidikan Islam antara adalah bahwa blended learning sebagai
mahasiswa yang diberi perlakuan melalui salah satu strategi pembelajaran campuran
strategi pembelajaran blended learning dan atau kombinasi mampu mengakomodasi
strategi pembelajaran face to face. preferensi belajar pebelajar yang berbeda-
Alasan yang memperkuat mengapa beda. Gagne, Wager, Golas, & Keller
blended learning (face to face, online dan (2005) menjelaskan bahwa learning style
offline) lebih unggul khususnya pada adalah cara belajar yang disukai (learning
pembelajaran Sejarah Pendidikan Islam preference) dan paling efisien bagi
dikarenakan blended learning memiliki individu dalam mempelajari informasi
kombinasi media dalam penyampaian baru.
pembelajaran (Graham, 2006) sehingga Faktor pendukung keberhasilan
dapat mengakomodasi berbagai perbedaan lainnya yakni pada proses pembelajaran
preferensi belajar pebelajar. Tidak ada mahasiswa secara aktif melakukan
satu metode penyampaian yang ideal bagi kegiatan-kegiatan terintegrasi yang
seluruh bentuk pembelajaran. Suatu mata difasilitasi dengan komputer, dan media
pelajaran yang berbeda akan pembelajaran / CD Pembelajaran (offline).
membutuhkan metode pembelajaran yang Hal tersebut sejalan dengan apa yang
berbeda. Blended learning menghendaki dikemukaan oleh Heinich, Molenda,
para profesional pembelajaran untuk Russel dan Smaldino (2002) yang
mengakomodasi preferensi belajar menyatakan bahwa sistem komputer
pebelajar agar lebih tepat khususnya bagi (media interaktif) dapat menyampaikan
pembelajaran di kelas sebagai pusat pembelajaran secara individual dan
pembelajaran. Suatu pendekatan di kelas langsung kepada mahasiswa dengan cara
yang terbaik bagi pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan mata kuliah
dikombinasikan dengan kepemimpinan yang diprogramkan dalam komputer.
instruktur terbaik dengan suatu metode Hasil analisis terhadap uji hipotesis
tambahan dalam satu pembelajaran 2, yaitu tentang perbedaan perolehan hasil
(Wilson & Smilanich, 2005). belajar mata kuliah Sejarah Pendidikan
Learning-preference hypothesis Islam antara kelompok pebelajar yang
beranggapan bahwa setiap orang yang memiliki internal locus of control dan
berbeda akan berbeda pula cara kelompok pebelajar yang memiliki
belajarnya. Oleh karena itu, cara terbaik external locus of control diketahui bahwa
untuk menyajikan materi pembelajaran nilai Fhitung = 36,950 dengan nilai
adalah dalam sebanyak mungkin format probabilitas (p) = 0,000. Oleh karena (p <
yang berbeda (Mayer, R.E., 2009). Teori 0,05), maka Ho ditolak. Dengan demikian

83 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


hasil pengujian mengandung arti “Terdapat korelasi yang positif antara internal locus
perbedaan perolehan hasil belajar mata of control, motivasi, dan prestasi belajar di
kuliah Sejarah Pendidikan Islam antara sekolah (Phares, 1976).
mahasiswa yang memiliki internal locus of Locus of control merupakan
control dengan mahasiswa yang memiliki variabel kondisi pembelajaran yang perlu
external locus of control.” diperhatikan. Degeng (1989c) menyatakan
Temuan penelitian ini sejalan bahwa variabel kondisi pembelajaran
dengan teori dan hasil penelitian yang adalah faktor yang mempengaruhi efek
dilakukan sebelumnya. Beberapa peneliti metode dalam meningkatkan hasil
telah menemukan bahwa pebelajar yang pembelajaran. Semua variabel
mempunyai internal locus of control telah pembelajaran yang tidak dapat
mendapatkan peringkat dan skor hasil dimanipulasi dan, karena itu, harus diterima
belajar yang lebih tinggi dibanding dengan sebagai adanya oleh perancang
pebelajar yang mempunyai external locus pembelajaran, diklasifikasikan ke dalam
of control meskipun mereka memiliki variabel kondisi pembelajaran. Yang
intelegensi yang sama (Lefcourt, 1976; dimasukkan ke dalam klasifikasi variabel
Nowicki et al., 1978; Wilhite, 1990). ini adalah tujuan pembelajaran,
Brookover et al., (1979) menemukan bahwa karakteristik bidang studi, kendala, dan
selain kemampuan, locus of control karakteristik pebelajar. Kondisi belajar
merupakan prediktor yang paling penting pebelajar diklasifikasikan menjadi kondisi
bagi prestasi akademik pebelajar. belajar internal dan kondisi belajar
Penelitian yang dilakukan oleh eksternal. Kondisi belajar internal mengacu
Akin (2010) terhadap 627 mahasiswa kepada perolehan dan penyimpanan
Universitas Sakarya Turki menyatakan kapabilitas-kapabilitas yang telah dipelajari
bahwa academic locus of control pebelajar yang mendukung belajar
mempengaruhi ketercapaian tujuan kapabilitas lainnya, sedangkan kondisi
pembelajaran secara langsung. Mahasiswa belajar eksternal mengacu kepada berbagai
yang memiliki skor external academic cara yang dirancang untuk memudahkan
locus of control lebih tinggi akan lebih proses-proses internal dalam diri pebelajar
memungkinkan untuk mengadopsi LVGO, ketika belajar. Jadi, locus of control dalam
PPGO, PVGO dari pada mahasiswa yang penelitian ini adalah bagian dari variabel
memiliki skor tinggi pada internal kondisi pembelajaran khususnya pada
academic locus of control. Sebaliknya, dimensi karakteristik pebelajar.
mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada Hasil analisis terhadap uji hipotesis
internal academic locus of control lebih 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat
memungkinkan untuk mengadopsi LPGO interaksi antara strategi pembelajaran dan
dan LVGO dari pada mahasiswa yang locus of control terhadap perolehan hasil
memiliki skor tinggi pada external belajar Sejarah Pendidikan Islam. Hal
academic locus of control. tersebut didukung dengan hasil
Alasan lain yang sejalan dengan perhitungan uji test of between-subject
temuan hasil penelitian adalah bahwa Locus effect yang menunjukkan nilai p = 0,089
of control dijadikan sebagai dasar untuk (p > 0,05). Berdasarkan paparan ini
mempengaruhi hasil belajar, motivasi dan disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi
perilaku. Pebelajar yang percaya bahwa antara strategi pembelajaran dan locus of
mereka mempunyai kontrol yang kuat control terhadap perolehan hasil belajar.
terhadap keberhasilan dan kegagalan Berkaitan dengan hasil penelitian ini,
mereka, cenderung lebih termotivasi untuk dapat dimaknai bahwa strategi pembelajaran
menyelesaikan tugas akademis, blended learning memberikan pengaruh
mencurahkan segala usaha, dan tetap yang signifikan terhadap perolehan hasil
mengerjakan materi yang sulit. Terdapat belajar Sejarah Pendidikan Islam, tanpa

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 84


kontribusi locus of control (LOC). Begitu pendidikan yang berbeda dengan teknik
pula sebaliknya, locus of control (LOC) pengumpulan data yang lebih variatif
memberikan pengaruh utama (main effect) misalnya teknik pengumpulan data
secara signifikan terhadap perolehan hasil kualitatif maupun mix method.
belajar Sejarah Pendidikan Islam tanpa
kontribusi strategi pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN
Dukungan teoritis dan empiris
mengenai pengaruh kedua variabel utama Berdasarkan deskripsi hasil
yaitu strategi pembelajaran dan LOC penelitian, pengujian hipotesis, dan
secara sendiri-sendiri terhadap hasil pembahasan dapat disampaikan beberapa
belajar berimplikasi terhadap lemahnya simpulan hasil penelitian sebagai berikut:
pengaruh interaksi. Artinya bahwa 1. Perolehan hasil belajar (mengingat
lemahnya interaksi ini dilandasi asumsi dan memahami konsep dan fakta)
bahwa pengaruh strategi pembelajaran mata kuliah Sejarah Pendidikan
tidak dimoderasi oleh perbedaan LOC. Islam antara kelompok mahasiswa
Dalam ungkapan lain, pengaruh strategi yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran terhadap perolehan hasil pembelajaran blended learning (face
belajar Sejarah Pendidikan Islam akan to face, online dan offline) dan
diperlemah oleh LOC, begitu sebaliknya, strategi pembelajaran face to face
pengaruh perbedaan LOC terhadap (tatap muka secara langsung)
perolehan hasil belajar akan diperlemah menunjukkan adanya perbedaan
oleh strategi pembelajaran. Hal ini yang signifikan. Penggunaan
berimplikasi pada rekomendasi strategi pembelajaran blended
pembelajaran blended learning di UIN learning (face to face, online dan
Sunan Ampel Surabaya, bahwa jika offline) secara signifikan lebih
digunakan strategi pembelajaran blended unggul dari strategi pembelajaran
learning, maka tidak harus menghiraukan face to face (tatap muka secara
locus of control karena di antara keduanya langsung).
tidak terdapat interaksi terhadap 2. Perolehan hasil belajar (mengingat
perolehan hasil belajar. dan memahami konsep dan fakta)
Catatan dalam penelitian ini adalah mata kuliah Sejarah Pendidikan
terkait dengan lemahnya pengaruh Islam antara kelompok mahasiswa
interaksi antara strategi pembelajaran yang memiliki internal locus of
dengan LOC sebagai variabel bebas control dan kelompok mahasiswa
terhadap variabel terikat. Hal ini tampak yang memiliki external locus of
berbeda dengan hasil penelitian control menunjukkan adanya
sebelumnya yaitu hasil penelitian Sukisno perbedaan yang signifikan.
(2013) yang menyatakan bahwa terdapat Mahasiswa yang memiliki internal
interaksi antara Strategi pembelajaran locus of control memberikan
VCT dan locus of control. Perbedaan ini perolehan hasil belajar yang lebih
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti baik daripada kelompok mahasiswa
perbedaan subjek penelitian, perbedaan yang memiliki external locus of
instrumen penelitian, perbedaan materi control.
ajar dalam penelitian, perbedaan variabel 3. Tidak terdapat pengaruh interaksi
terikat yang diteliti, atau perbedaan teknik antara strategi pembelajaran blended
penelitian. Karena itu perlu kajian learning (face to face, online dan
mendalam terkait pengembangan offline), strategi pembelajaran face
instrumen, studi lanjut terhadap lokasi dan to face (tatap muka secara
subjek penelitian yang berbeda dan jenjang langsung), dan locus of control

85 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


terhadap hasil belajar (mengingat dapat dilakukan pada beberapa perguruan
dan memahami konsep dan fakta) tinggi lainnya, terutama bagi yang
Sejarah Pendidikan Islam. Tidak memiliki metode yang berbeda untuk
adanya interaksi menunjukkan mengembangkan dan menerapkan strategi
bahwa variabel locus of control pembelajaran blended learning, 2) hasil
tidak mengubah pengaruh strategi penelitian ini telah menunjukkan bahwa
pembelajaran terhadap perolehan tidak terdapat interaksi antara strategi
hasil belajar Sejarah Pendidikan pembelajaran blended learning, face to
Islam dan sebaliknya. face, dan locus of control terhadap
perolehan hasil belajar mahasiswa. Hasil
SARAN-SARAN ini tampak berbeda dengan hasil
Saran-saran yang disampaikan pada penelitian sebelumnya. Oleh karena itu,
bagian tulisan ini dikelompokkan menjadi disarankan untuk melakukan penelitian
dua bagian, yaitu saran-saran yang terkait lanjutan tentang hal tersebut dengan
dengan pemanfaatan hasil penelitian dalam subjek penelitian, teknik penelitian, dan
pembelajaran mata kuliah Sejarah instrumen penelitian yang berbeda agar
Pendidikan Islam, dan saran-saran terkait hasil penelitian tersebut dapat teruji
dengan penelitian lebih lanjut. Terkait kebenarannya.
dengan pemanfaatan hasil penelitian, saran-
saran yang diberikan adalah: 1) penerapan
strategi blended learning tidak harus DAFTAR RUJUKAN
mempertimbangkan locus of control karena
antara keduanya tidak terdapat pengaruh Akin, A. (2010). Achievement Goals and
interaksi terhadap perolehan hasil belajar. Academic Locus of Control:
Namun, secara terpisah locus of control Structural Equation Modeling.
merupakan variabel kondisi yang harus Egitim Arastirmalari-Eurasian
dipertimbangkan dalam mendesain Journal of Education Research, 38,
pembelajaran karena memiliki pengaruh 1-18.
yang signifikan secara mandiri terhadap
perolehan hasil belajar, 2) sarana dan Allen, M. & W.M. Yen. (1979).
prasarana merupakan hal yang sangat Introduction to Measurement
penting dalam penerapan strategi Theory. California: Brooks/Cole
pembelajaran blended learning, fasilitas Publishing Company.
komputer dan laptop yang harus dimiliki
oleh mahasiswa atau ketersediaan April, K.A, Dharani.B, & Peters.K. (2012).
laboratorium komputer serta jaringan Impact of Locus of Control
internet yang cukup memadai. Serta Expectancy on Level of Well-
penguasaan dan pengelolaan pembelajaran Being. Review of European
yang harus dipahami dengan baik oleh Studies, 4 (2), 125-126
dosen maupun mahasiswa.
Saran-saran berikut ini ditujukan Ardhana, W. (1987). Bacaan Pilihan
kepada para praktisi pendidikan dan dosen dalam Metode Penelitian
yang ingin melaksanakan penelitian lebih Pendidikan. Jakarta: P2LPTK
lanjut berkenaan dengan hasil penelitian ini. Ditjen Dikti Depdikbud.
1) Penelitian ini perlu direplikasi di
perguruan tinggi untuk menentukan Azwar, S. (2011a). Penyusunan Skala
apakah akan mendapatkan hasil temuan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
yang sama. Karena penelitian ini Pelajar.
dilakukan hanya pada satu perguruan
tinggi saja, maka penelitian lebih lanjut Azwar, S. (2011b). Tes Prestasi: Fungsi

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 86


dan Pengembangan Pengukuran Differences of Nonconforming
Prestasi Belajar. Yogyakarta: Middle-School Student. NASSP
Pustaka Pelajar. Bulletin, 2001; 85; 68. Diakses
darihttp://bul.sagepub.com
Bender, D. M., & Vredevoogd, J. D.
(2006). Using Online Education Erez,T.A.J.A, Bono J.E, dan Thoresen C.J.
Technologies to Support Studio (2002). Are Measures of Self-
Instruction. Educational Esteem, Neuroticism, Locus of
Technology & Society, 9 (4), 114- Control, and Generalized Self-
122. Efficacy Indicators of a Common
Core Construct?. Journal of
Bonk, C.J & Graham, C.R. (2006). The Personality and Social Psychology,
Handbook of Blended Learning. 2002, vol. 83, No. 3, 693-710.
San Francisco: John Wiley & Sons,
Inc. Gagne, R.M, Wager, W.W, Golas, K.C &
Keller, J.M. (2005). Principles of
Brookover, W., Beady, C. Flood, P. Instructional Design. Belmont:
Schweister, J, & Wisenbaker, J. Wadsworth.
(1979). School Social System and
Student Achievement. New York: Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R.
Praeger. (2003). Educational Research: An
Introduction. Seventh Edition.
Carman, J. M. (2002). Blended Learning Boston: Pearson Education, Inc.
Design; Five Key Ingredient. New
York: KnowledgeNet. Graham, C. R. (2006). Blended Learning
systems: Definiton, current
Chew, E. (2008). Book review: Blended trends, and future directions.
Learning Tools for Teaching and Dalam C. J. Bonk and C. R.
Training. Educational Technology Graham (Eds.), The handbook of
& Society, 11 (2), 344-347. blended learning:Global
persepctives, local designs.San
Degeng, I.N.S. (2000b). Pelatihan Pekerti. Francisco:Pfeiffer. pp. 3-21.
Malang: Universitas Negeri
Malang Press. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., &
Smaldino, S. E. (2002).
Degeng, I.N.S. (1989c). Ilmu Pengajaran Instructional Media and
Taksonomi Variable. Jakarta: Technologies for Learning. Upper
Departemen Pendidikan dan Saddle River, NJ: Pearson
Kebudayaan Dirjen Dikti P2LPTK. Education.

Driscoll, M. (2002a). Blended Learning: Hwang, W.-Y., Hsu, J.-L., Tretiakov, A.,
Let’s get beyond the hype. Diakses Chou, H.-W., & Lee, C.-Y. (2009).
dari Intra-action, Interaction and
http://www.elearningmag.com/elea Outeraction in blended learning
rning/article/articleDetail.jsp?id=11 environments. Educational
755 Technology & Society, 12 (2), 222–
pada tanggal 3 Maret 2011 239.

Dunn, R. (2001). Learning Style

87 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016


Inoue, Y. (2010). Cases on online and Education, Inc.
blended learning technologies in
higher education : concepts and Sevilla, C.G. (1993). Pengantar Strategi
practices. New York: IGI Global Penelitian. Jakarta: UI Press.

Kerlinger, F.N. (1986). Asas-asas Slavin, R.E. (1994). Educational


Penelitian Behavioral. Terjemahan Psychology; Theory and practice.
oleh Landung R. Simatupang. Needham Heights: Allyn and
1990. Yogyakarta: Gajah Mada Bacon.
University Press.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L, & Russell,
Lefcourt, H. (1976). Locus of Control; J.D. (2008). Instructional
Current Trends in Research and Technology and Media for
Theory. Hillsdale, N.J.: Erlbaum. Learning. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Linn, R. L., (1989). Educational
Measurement. New York: So, H.-J., & Bonk, C. J. (2010). Examining
American Council on Education the Roles of Blended Learning
and McMilan Publishing. Approaches in Computer-
Supported Collaborative Learning
Mayer, R.E. (2009). Multi-Media (CSCL) Environments: A Delphi
Learning; Prinsip-prinsip dan Study. Educational Technology &
Aplikasi. Ter. Teguh Wahyu Society, 13 (3), 189–200.
Utomo. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Sukisno. (2013). Pengaruh Strategi
Pembelajaran Klarifikasi Nilai dan
Mousavi, S., Low, R., & Sweller, J. Locus of Control terhadap Hasil
(1995). Reducing Cognitive Load Belajar pendidikan
by Mixing Auditory and Visual Kewarganegaraan dan kemampuan
Presentation Modes. Journal of Berpendapat Mahasiswa.
Educational Psychology, 87, 319- (Disertasi) Program Pascasarjana
334. Universitas Negeri Malang (Tidak
Dipublikasikan).
Phares, E.J. (1976). Locus of Control in
Personality. Morristown, Tuckman, W.B. (1999). Conducting
NJ.:General Learning Press Educational Research: Fifth
Edition. New York: Harcourt Brace
Qasim, A. (2014). Learning from the Past; Jovanovich, Publisher.
A Contentious Issue?. Jurnal
Kajian Sejarah & Pendidikan Wilhite, S.C. (1990). Self-Efficacy, Locus
Sejarah, 2 (1) Maret 2014. Hlm. 6 of Control, Self-Assessment of
Memory Ability, and Study
Salkind, J. N. (2006). Encyclopedia of Activities as Predictors of College
Educational Psychology. New Course Achievement. Journal of
York: Sage Publications. Educational Psychology Review,
82 (4), 696-700.
Schunk, D.H, Pintrich, P.R, & Meece, J.L.
(2010). Motivation in Education; Williams, P. (2010). Beyond Control:Will
Theory, Research, and Blended Learning Subvert National
Applications. New Jersey: Pearson Curricula? Dalam Eugenia M.W.

Pengaruh Strategi... –Sihabudin- || 88


Ng. (Ed.). Comparative blended
learning practices and
environments. New York: IGI
Global.

Yemen, G & Clawson, J.G. (2003). Locus


of Control. Charlottesville: the
University of Virginia Darden
School Foundation.

89 || JINOTEP, Volumen 3, Nomor 1, Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai