Anda di halaman 1dari 26

MENJAGA

LINGKUNGAN BUDIDAYA

By: Rasyidah Mappanganro


Pertanyaan yang harus dijawab adalah

I. Apakah Anda Dapat Menangani Cemaran?

1.1 Kondisi tempat, sumber, jenis dan masalah limbah


ternak diidentifikasi sesuai persyaratan.
1.2 Metoda pencegahan cemaran ditentukan sesuai
dengan jenis dan sifat limbah.
II. Apakah Anda Dapat Mengolah Cemaran?

2.1 Pengolahan cemaran dilaksanakan sesuai


dengan SOP penanganan limbah.
2.2 Hasil pengolahan cemaran ditempatkan
sesuai dengan ketentuan.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan:
1. Pengetahuan
1.1 Jenis dan klasifikasi limbah
1.2 Pengolahan limbah
1.3 Sanitasi lingkungan
2. Keterampilan
2.1 Mengidentifikasi metode teknik pengolahan
limbah
2.2 Mengoperasikan alat pengolahan limbah
I. Menangani Cemaran
Departemen Pertanian telah menyadari ini
dengan mengeluarkan peraturan melalui SK
Mentan No. 237/1991 dan SK Mentan No.
752/1994, yang menyatakan bahwa usaha
peternakan dengan populasi tertentu perlu
dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
1.1. Jenis dan Klasifikasi Limbah
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu
kegiatan usaha peternakan seperti usaha
pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,
pengolahan produk ternak, dan sebagainya.

Limbah tersebut meliputi limbah padat, cair, dan


bau yang kurang sedap (polusi udara).
Limbah padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat
(kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut
dari pemotongan ternak).

Limbah cair adalah semua limbah yang


berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air
dari pencucian alat-alat serta keperluan
domestik lainnya).
Kandang Ayam Petelur
Kandang Ayam Potong
Bau Kurang Sedap (Polusi Udara)

Jumlah kotoran ayam yang dikeluarkan


setiap harinya cukup banyak, rata-rata per
ekor ayam 0,15 kg.
Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan
serat selulosa yang tidak tercerna. Kotoran
ayam mengandung:
Protein, karbohidrat, lemak, dan senyawa
organik lainnya.
Komposisi kotoran ayam sangat
bervariasi bergantung:
Jenis ayam,
Umur
Keadaan individu ayam
Makanan
Kotoran ayam yang berkaitan dengan unsur
nitrogen dan sulfida yang terkandung dalam
kotoran tersebut, terjadi proses dekomposisi
oleh mikroorganisme membentuk gas amonia,
nitrat, dan nitrit serta gas sulfida.

Gas-gas inilah yang menyebabkan bau.


1.2. Usaha Pencegahan

Usaha pencegahan dini tersebut dapat dilakukan


antara lain dengan:
a. Mengurus izin usaha,
b. Mendirikan kandang dengan jarak yang jauh
dari pemukiman warga,
c. Menjalankan program penanganan limbah
dengan baik, dan
d. Memperbaiki manajemen pemeliharaan.
Litter yang sudah basah dan lembab harus segera ditambah litter yang baru
Amben dipasang di kolong kendang panggung untuk
membantu pengeringan feses
1.3. Sanitasi Lingkungan

Untuk mendapatkan kandang dengan sanitasi


yang baik maka kita perlu melakukan beberapa
kegiatan seperti:
Tempat pakan dan minum sebelum digunakan perlu
dicuci dengan sabun hingga bersih. Kemudian
tempat pakan minum tersebut perlu dicuci kembali
dengan desinfectan agar dapat membunuh hama.
Setelah aktivitas tersebut selesai, wadah pakan
minum tersebut dibilas dengan menggunakan air
sehingga bersih.
Kandang yang akan digunakan perlu
dibersihkan dari segala kotoran.
Area halaman kandang juga tak luput dari
pembersihan.
Membersihkan bangkai hewan yang ada di
dalam area kandang seperti bangkai tikus,
bangkai ayam dan lain-lain.
Sisa dan bahan pakan yang
telah membusuk perlu dibuang
agar tidak ditumbuhi jamur.
Ayam yang mengkonsumsi
pakan yang mengandung jamur
bisa menyebabkan keracunan
bahkan kematian.
II. Mengolah Cemaran

Mengurangi dampak negatif bau yang


ditimbulkan dari usaha peternakan ayam dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
1. Membubuhkan suatu senyawa pada pakan
sebagai imbuhan
2. Menambahkan suatu senyawa pada kotoran
yang dihasilkan yang dapat mengurangi bau
Senyawa tersebut di antaranya,
1. Zeolit yang ditambahkan baik sebagai imbuhan
pakan maupun ditambahkan pada kotoran.
2. Klorin, dan
3. Kapur yang hanya dapat ditambahkan pada
kotoran ayam, kemudian
4. Mikroba, seperti suplementasi probiotik starbio
dan penggunaan Effective microorganism pada
kotoran ternak
Penggunaan Zeolit
Ditambahkan ke dalam pakan sebanyak 2% atau
4% untuk mengurangi pembentukan gas amonia
dan hidrogen sulfida dari kotoran ayam.
Kecenderungan menurunnya pembentukan gas
pada penggunaan zeolit berkonsentrasi 4%
Zeolit dengan konsentrasi 10% yang
ditambahkan pada kotoran ayam mampu
mengurangi pembentukan gas-gas tersebut
secara nyata.
Penggunaan Klorin
Klorin berfungsi membunuh mikroba-mikroba
pembusuk yang menghasilkan gas amonia.
Keadaan ini mungkin tidak sesuai jika kotoran
tersebut digunakan sebagai pupuk, karena klorin
dapat membunuh mikroba-mikroba tanah yang
dibutuhkan.
Penggunaan Kapur
Pada peternakan ayam, kapur dapat digunakan
untuk membersihkan lantai kandang, mengeringkan,
dan mengurangi bau dari kotoran ayam.
Komposisi utama dari batuan kapur yang dipakai
adalah CaCO3 dan MgCO3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
kapur 1% dan 3% pada kotoran ayam dapat
mengurangi pelepasan gas amonia dan H2S secara
nyata .

Penggunaan kapur pada kotoran ayam akan


menhasilkan pupuk yang mengandung nitrogen
cukup tinggi, dengan konsentrasi nitrogen 4,96
mg/g bobot kering atau 0,496%,
Penggunaan Mikroba

Penambahan 0,025-0,05% probiotik starbio


pada pakan ayam komersial, ternyata kadar
amonia di lingkungan kandangnya (4-5 ppm)
lebih rendah dibandingkan dengan kadar
amonia di lingkungan kandang yang
pakannya diberikan tanpa penambahan
starbio (8-10 ppm)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai