1.1 Kondisi tempat, sumber, jenis dan masalah limbah
ternak diidentifikasi sesuai persyaratan. 1.2 Metoda pencegahan cemaran ditentukan sesuai dengan jenis dan sifat limbah. II. Apakah Anda Dapat Mengolah Cemaran?
2.1 Pengolahan cemaran dilaksanakan sesuai
dengan SOP penanganan limbah. 2.2 Hasil pengolahan cemaran ditempatkan sesuai dengan ketentuan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan: 1. Pengetahuan 1.1 Jenis dan klasifikasi limbah 1.2 Pengolahan limbah 1.3 Sanitasi lingkungan 2. Keterampilan 2.1 Mengidentifikasi metode teknik pengolahan limbah 2.2 Mengoperasikan alat pengolahan limbah I. Menangani Cemaran Departemen Pertanian telah menyadari ini dengan mengeluarkan peraturan melalui SK Mentan No. 237/1991 dan SK Mentan No. 752/1994, yang menyatakan bahwa usaha peternakan dengan populasi tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. 1.1. Jenis dan Klasifikasi Limbah Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya.
Limbah tersebut meliputi limbah padat, cair, dan
bau yang kurang sedap (polusi udara). Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak).
Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air dari pencucian alat-alat serta keperluan domestik lainnya). Kandang Ayam Petelur Kandang Ayam Potong Bau Kurang Sedap (Polusi Udara)
Jumlah kotoran ayam yang dikeluarkan
setiap harinya cukup banyak, rata-rata per ekor ayam 0,15 kg. Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak tercerna. Kotoran ayam mengandung: Protein, karbohidrat, lemak, dan senyawa organik lainnya. Komposisi kotoran ayam sangat bervariasi bergantung: Jenis ayam, Umur Keadaan individu ayam Makanan Kotoran ayam yang berkaitan dengan unsur nitrogen dan sulfida yang terkandung dalam kotoran tersebut, terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas amonia, nitrat, dan nitrit serta gas sulfida.
Gas-gas inilah yang menyebabkan bau.
1.2. Usaha Pencegahan
Usaha pencegahan dini tersebut dapat dilakukan
antara lain dengan: a. Mengurus izin usaha, b. Mendirikan kandang dengan jarak yang jauh dari pemukiman warga, c. Menjalankan program penanganan limbah dengan baik, dan d. Memperbaiki manajemen pemeliharaan. Litter yang sudah basah dan lembab harus segera ditambah litter yang baru Amben dipasang di kolong kendang panggung untuk membantu pengeringan feses 1.3. Sanitasi Lingkungan
Untuk mendapatkan kandang dengan sanitasi
yang baik maka kita perlu melakukan beberapa kegiatan seperti: Tempat pakan dan minum sebelum digunakan perlu dicuci dengan sabun hingga bersih. Kemudian tempat pakan minum tersebut perlu dicuci kembali dengan desinfectan agar dapat membunuh hama. Setelah aktivitas tersebut selesai, wadah pakan minum tersebut dibilas dengan menggunakan air sehingga bersih. Kandang yang akan digunakan perlu dibersihkan dari segala kotoran. Area halaman kandang juga tak luput dari pembersihan. Membersihkan bangkai hewan yang ada di dalam area kandang seperti bangkai tikus, bangkai ayam dan lain-lain. Sisa dan bahan pakan yang telah membusuk perlu dibuang agar tidak ditumbuhi jamur. Ayam yang mengkonsumsi pakan yang mengandung jamur bisa menyebabkan keracunan bahkan kematian. II. Mengolah Cemaran
Mengurangi dampak negatif bau yang
ditimbulkan dari usaha peternakan ayam dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Membubuhkan suatu senyawa pada pakan sebagai imbuhan 2. Menambahkan suatu senyawa pada kotoran yang dihasilkan yang dapat mengurangi bau Senyawa tersebut di antaranya, 1. Zeolit yang ditambahkan baik sebagai imbuhan pakan maupun ditambahkan pada kotoran. 2. Klorin, dan 3. Kapur yang hanya dapat ditambahkan pada kotoran ayam, kemudian 4. Mikroba, seperti suplementasi probiotik starbio dan penggunaan Effective microorganism pada kotoran ternak Penggunaan Zeolit Ditambahkan ke dalam pakan sebanyak 2% atau 4% untuk mengurangi pembentukan gas amonia dan hidrogen sulfida dari kotoran ayam. Kecenderungan menurunnya pembentukan gas pada penggunaan zeolit berkonsentrasi 4% Zeolit dengan konsentrasi 10% yang ditambahkan pada kotoran ayam mampu mengurangi pembentukan gas-gas tersebut secara nyata. Penggunaan Klorin Klorin berfungsi membunuh mikroba-mikroba pembusuk yang menghasilkan gas amonia. Keadaan ini mungkin tidak sesuai jika kotoran tersebut digunakan sebagai pupuk, karena klorin dapat membunuh mikroba-mikroba tanah yang dibutuhkan. Penggunaan Kapur Pada peternakan ayam, kapur dapat digunakan untuk membersihkan lantai kandang, mengeringkan, dan mengurangi bau dari kotoran ayam. Komposisi utama dari batuan kapur yang dipakai adalah CaCO3 dan MgCO3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kapur 1% dan 3% pada kotoran ayam dapat mengurangi pelepasan gas amonia dan H2S secara nyata .
Penggunaan kapur pada kotoran ayam akan
menhasilkan pupuk yang mengandung nitrogen cukup tinggi, dengan konsentrasi nitrogen 4,96 mg/g bobot kering atau 0,496%, Penggunaan Mikroba
Penambahan 0,025-0,05% probiotik starbio
pada pakan ayam komersial, ternyata kadar amonia di lingkungan kandangnya (4-5 ppm) lebih rendah dibandingkan dengan kadar amonia di lingkungan kandang yang pakannya diberikan tanpa penambahan starbio (8-10 ppm) TERIMA KASIH