C. KOMPETENSI DASAR
Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu memahami tentang proses kehamilan
dimulai dari tejadinya fertilisasi hingga nidasi. Mahasiswa dapat mengetahui faal
tali pusat, plasenta, air ketuban, serta tumbuh kembang fetus (embriogenesis)
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu memahami proses
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan tentang proses kehamilan
b. Menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya fertilisasi hingga nidasi
c. Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam
kandungan
d. Mengidentifikasi apa saja fungsi dari tali pusat, plasenta dan juga air
ketuban.
F. MATERI PEMBELAJARAN
a. Proses kehamilan
b. Fertilisasi
c. Nidasi
d. Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan
e. Tali pusat, plasenta dan air ketuban.
G. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
IX. Evaluasi
1. Jelaskan bagaimana proses terjadinya kehamilan dari fertilisasi hingga nidasi!
2. Jelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim!
3. Jelaskan fungsi tali pusat!
4. Jelaskan fungsi plasenta!
5. Jelaskan fungsi air ketuban!
X. Referensi
1. Jenni. M, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media.
2. Anggrita S., dkk., 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: In Media.
3. Sunarti, 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media.
4. Elisabeth, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media
LAMPIRAN MATERI:
PROSES KEHAMILAN
B. TALI PUSAT
Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian fetal. Panjang rata-rata
tali pusat 50-55 cm, sebesar jari (dengan diameter 1-2,5 cm). Strktur terdiri dari 2
arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis, serta jeli Warthon. (Anggrita S, dkk,
2015)
Hubungan plasenta dengan tali pusat:
1. Di tengah : insersio sentralis
2. Agak ke pinggir : insersio lateralis
3. Di pinggir : insersio marginalis
4. Di luar plasenta : insersio velamentosa. Melalui selaput ketuban janin.
C. PLASENTA
Plasenta berasal dari penggabungan villi korionik dan endometrium uterus.
Plasenta bebentuk bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5
cm. Beratnya rata-rata 500 gram. (Anggrita S, dkk, 2015)
Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16
minggu letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke
atas ke arah fundus uteri.
Pembentukan plasenta: pada awalnya, vili korionik dapat terlihat di atas
keseluruhan permukaan embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin
membesarnya embrio yang berkembang, vili di bawah bagian desidua kapsularis
endometrium menghilang. Vili korionik di bawah embrio tetap ada dan semakin
berkembang. Percabangan dan pembesarannya disebut korion frondosum. Korion
frondosum dan bagian desidua basalis endometrium bergabung membentuk
plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung (korda umbilicus) ke
plasenta.
Fungsi plasenta:
1. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
2. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
3. Sebagai alat yang memberi zat oksigen (O2), dan mengeluarkan CO2
(respirasi)
4. Sebagai alat pembentukan hormon
5. Sebagai alat menyalurkan berbagai antibodi ke janin
D. AIR KETUBAN
Selaput Janin (Amnion dan Korion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi/jonjot meliputi seluruh
lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan:
1. Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-
semak (chorion frondosum) sementara.
2. Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut chorion laeve.
Cairan Amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai Rongga Amnion. Di
dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion:
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion/plasenta, kemudian
setelah sistem urinarius janin tebentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion. (Anggrita S., dkk., 2015)
Fungsi cairan amnion:
1. Proteksi: melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi: memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis: menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH)
dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin
4. Mekanik: menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan)
5. Pada persalinan: membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Keadaan normal cairan amnion:
1. Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc
2. Keadaan jernih agak keruh
3. Steril
4. Bau khas, agak manis dan amis
5. Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik
(protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, venix caseosa dan sel-sel
epitel.
6. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam