Anda di halaman 1dari 14

AKADEMI KEBIDANAN

BUNGA HUSADA SAMARINDA


TERAKREDITASI BAN PT
Jln. AW. Sjahrani Gang 3 No.12 RT.10 Kelurahan Gunung Kelua –
Samarinda Ulu
Telp/Hp : 08115534000
E-mail : Akbid_bungahusada@yahoo.co.id website : akbidbunda.ac.id
Kode Pos 75124

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. IDENTITAS MATA KULIAH


Mata Kuliah : BIOLOGI MANUSIA
Kode Bidang Studi : BD. 5. 103
Beban Studi : 4 SKS (2T; 2P)
Sasaran : Mahasiswa DIII Kebidanan (Semester 1)
Tempat : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda
Tahun Ajaran : 2017/2018
Pertemuan Ke : II/ Tanggal 19 September 2017
Waktu : 09.55 – 12.45 WITA
Pokok Bahasan : Proses Kehamilan:
1. Fertilisasi
2. Nidasi
Tumbuh kembang fetus:
1. Proses pertumbuhan embriogenesis
2. Air ketuban:
a. Faal
b. Ciri-ciri
3. Placenta
B. STANDAR KOMPETENSI
Dengan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan proses kehamilan, tali
pusat, plasenta, fungsi air ketuban, tumbuh kembang fetus serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

C. KOMPETENSI DASAR
Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu memahami tentang proses kehamilan
dimulai dari tejadinya fertilisasi hingga nidasi. Mahasiswa dapat mengetahui faal
tali pusat, plasenta, air ketuban, serta tumbuh kembang fetus (embriogenesis)
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

D. INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI


1. Mahasiswa Mampu menjelaskan tentang proses kehamilan
2. Mahasiswa Mampu menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya
fertilisasi hingga nidasi
3. Mahasiswa Mampu menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan
janin di dalam kandungan
4. Mahasiswa Mampu mengidentifikasi apa saja fungsi dari tali pusat, plasenta
dan juga air ketuban.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu memahami proses
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan tentang proses kehamilan
b. Menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya fertilisasi hingga nidasi
c. Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam
kandungan
d. Mengidentifikasi apa saja fungsi dari tali pusat, plasenta dan juga air
ketuban.

F. MATERI PEMBELAJARAN
a. Proses kehamilan
b. Fertilisasi
c. Nidasi
d. Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan
e. Tali pusat, plasenta dan air ketuban.

G. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

H. MEDIA DAN ALAT


1. LCD
2. Laptop
3. Whiteboard
4. Spidol
5. Microphone & Speaker
6. Pointer
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Media Metode


kegiatan Mahasiswa
Pendahulua 1. Mengucapkan salam Menjawab Whiteboard, Ceramah &
n salam laptop, LCD, tanya jawab
10 menit 2. Apersepsi pembelajaran Menjawab Microphone,
tentang proses pertanyaan Speaker,
kehamilan Mendengarkan Pointer
3. Menjelaskan pokok
bahasan Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan dari
pembelajaran
Penyajian 1. Menjelaskan Mendengarkan Whiteboard, Ceramah &
materi tentang Proses laptop, LCD, tanya jawab
kehamilan. Microphone,
2. Menjelaskan Mendengarkan Speaker,
tentang Fertilisasi Pointer
3. Menjelaskan Mendengarkan
tentang Nidasi
4. Menjelaskan Mendengarkan
tentan pertumbuhan &
perkembangan fetus di
dalam rahim
5. Menjelaskan Mendengarkan
tentang tali pusat,
plasenta dan air ketuban
6. Memberikan Mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan,
mahasiswa untuk diskusi tanya
bertanya jawab
Penutup 1. Mengajukan pertanyaan Menjawab Whiteboard, Ceramah &
secara lisan seputar laptop, LCD, tanya jawab
materi yang telah Microphone,
diberikan Speaker,
2. Bersama dengan Menanggapi Pointer
mahasiswa
menyimpulkan materi
pelajaran yang telah
diberikan
3. Memberikan tugas Mendengarkan
untuk mempelajari dan
materi untuk pertemuan menanggapi
berikutnya
4. Menutup pertemuan dan Menjawab
mengucapkan salam salam

IX. Evaluasi
1. Jelaskan bagaimana proses terjadinya kehamilan dari fertilisasi hingga nidasi!
2. Jelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim!
3. Jelaskan fungsi tali pusat!
4. Jelaskan fungsi plasenta!
5. Jelaskan fungsi air ketuban!

X. Referensi
1. Jenni. M, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media.
2. Anggrita S., dkk., 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: In Media.
3. Sunarti, 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media.
4. Elisabeth, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media

LAMPIRAN MATERI:
PROSES KEHAMILAN

A. TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA


1. MASA KONSEPSI / FERTILISASI
Masa konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur di dalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami
proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus
ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat
dilalui oleh sperma. (Jenni. M, dkk., 2016).
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut terpenuhi:
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi
dan akhirnya membuahi ovum.
Konsepsi memiliki kemungkinan berhasil, jika hubungan seksual
berlangsung sebelum ovulasi, karena:
a. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari di dalam saluran genetalia wanita
sehingga harus sudah berda di dalam tuba falopii saat ovulasi terjadi.
b. Ovum hanya dapat hidup selama 12-24 jam sehingga seharusnya wanita
dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya
dengan:
1) Waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi.
2) Lendir serviks yang menjadi transparan, licin dan banyak. Lendir
tersebut juga dapat direnggangkan. Setelah ovulasi, lendir kembali
menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun.
3) Mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat
celcius segera setelah ovulasi.
c. Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24 jam
ovulasi. Karena itu bila koitus (hubungan seksual) yang dilakukan dalam
kurun waktu selama 24 jam sebelum ovulasi, maka sperma pada tuba falopi
akan siap menerima kedatangan ovum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pada masa konsepsi:
1) Faktor infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki:
a) Siklus ovulasi teratur,
b) Ovumnya harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur
lintasan sperma atau implantasi ovum yang sudah dibuahi.
2) Faktor psikologis dihindari jangan terlalu banyak beban dalam
kehidupannya sehingga berpotensi terjadinya masalah ovulasi atau
hambatan atau abnormal dalam saluran reproduksi.

2. MASA IMPLANTASI / NIDASI


Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada
tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada
bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan
1 lapirs sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.
a. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang
menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding
rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
b. Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan
dan memungkinkan perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan
janin.
c. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai
pada hari 9-10.
d. Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus
embrio (korion)
e. Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk
kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan
akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang
mengapung di dalamnya.
f. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke
dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.
g. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan
plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan
limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
h. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke18-
20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat
persalinan beratnya mencapai 500 gram.

3. PERKEMBANGAN FETUS DI DALAM RAHIM (EMBRIOGENESIS)


Proses pembentukan janin pada manusia diawali dengan proses
senggama (koitus) antara pria dan wanita. Pada waktu berhubungan seksual
seorang pria dapat mengeluarkan 300-400 juta sel sperma. Namun dari sekian
banyak sel sperma, hanya satu sel sperma yang dapat membuahi sel telur. Sel
telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim.
Setelah beberapa jam, zigot akan mengalami beberapa fase berikut ini:
a. Masa pra-embrio (0-2 minggu)
1) Fase morulla
Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis berturut-turut sehingga
menjadi 2-4-8-16 dan akhirnya 32 buah sel.
2) Fase blastulla
Pada fase blastulla ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga
tubuh dan jaringannya.
3) Fase gastrulla
Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu
ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Tahapan selanjutnya, jaringan embrional akan mulai mengalami
perubahan bentuk dan terdeferensiasi membentuk organ berdasarkan
lapisannya sebagai berikut:
1) Lapisan luar (ektoderm) yang akan mengalami diferensiasi menjadi
rangka, saraf, alat indera.
2) Lapisan tengah (mesoderm) akan mengalami diferensiasi menjadi
rangka, otot, alat-alat peredaran darah, ekskresi dan organ reproduksi.
3) Lapisan dalam (endoderm) akan mengalami hal serupa menjadi alat-
alat pencernaan dan alat pernafasan.
b. Masa embrio (2-8 minggu)
Lama embrio dalam kandungan (masa embrio) pada manusia ± 40 minggu,
dengan urutan perkembangannya sebagai berikut:
1) Janin umur 4 minggu: organ penting seperti jantung sudah terbentuk,
mulai tampak tumbuh telinga dan mata.
2) Janin umur 8 minggu: mirip bayi dengan ukuran kepala yang relatif
lebih besar, hidung, mata, telinga, tangan dan kaki mulai nampak jelas
bentuknya.
c. Masa fetus (8-lahir)
1) Janin umur 10 minggu panjang 6cm terlihat seperti bayi. Ukuran kepala
lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran badannya. Selain itu,
perkembangan mata, telinga, jari tangan dan kaki sudah semakin
sempurna. (Jenni M., dkk, 2016)
2) Bulan ke-3: seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk
organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20
gram.
3) Bulan ke-4: sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif,
janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
4) Bulan ke-5: janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih
nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG.
5) Bulan ke-6: janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan
memutarkan badan (posisi).
6) Bulan ke-7: janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
7) Bulan ke-8: janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan
panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat
2500 – 3000 gram.
8) Bulan ke-9: posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi
siap untuk dilahirkan.

B. TALI PUSAT
Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian fetal. Panjang rata-rata
tali pusat 50-55 cm, sebesar jari (dengan diameter 1-2,5 cm). Strktur terdiri dari 2
arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis, serta jeli Warthon. (Anggrita S, dkk,
2015)
Hubungan plasenta dengan tali pusat:
1. Di tengah : insersio sentralis
2. Agak ke pinggir : insersio lateralis
3. Di pinggir : insersio marginalis
4. Di luar plasenta : insersio velamentosa. Melalui selaput ketuban janin.

C. PLASENTA
Plasenta berasal dari penggabungan villi korionik dan endometrium uterus.
Plasenta bebentuk bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5
cm. Beratnya rata-rata 500 gram. (Anggrita S, dkk, 2015)
Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16
minggu letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke
atas ke arah fundus uteri.
Pembentukan plasenta: pada awalnya, vili korionik dapat terlihat di atas
keseluruhan permukaan embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin
membesarnya embrio yang berkembang, vili di bawah bagian desidua kapsularis
endometrium menghilang. Vili korionik di bawah embrio tetap ada dan semakin
berkembang. Percabangan dan pembesarannya disebut korion frondosum. Korion
frondosum dan bagian desidua basalis endometrium bergabung membentuk
plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung (korda umbilicus) ke
plasenta.
Fungsi plasenta:
1. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif)
2. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi)
3. Sebagai alat yang memberi zat oksigen (O2), dan mengeluarkan CO2
(respirasi)
4. Sebagai alat pembentukan hormon
5. Sebagai alat menyalurkan berbagai antibodi ke janin

Tipe plasenta menurut perlekatannya: (Sunarti, 2013)


1. Plasenta Adhesiva (melekat)
2. Plasenta Akreta (lebih melekat)
3. Plasenta Inkreta (sampai otot polos)
4. Plasenta Perkreta (sampai serosa)

D. AIR KETUBAN
Selaput Janin (Amnion dan Korion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi/jonjot meliputi seluruh
lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan:
1. Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-
semak (chorion frondosum) sementara.
2. Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut chorion laeve.
Cairan Amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai Rongga Amnion. Di
dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion:
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion/plasenta, kemudian
setelah sistem urinarius janin tebentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion. (Anggrita S., dkk., 2015)
Fungsi cairan amnion:
1. Proteksi: melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi: memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis: menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH)
dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin
4. Mekanik: menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan)
5. Pada persalinan: membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Keadaan normal cairan amnion:
1. Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc
2. Keadaan jernih agak keruh
3. Steril
4. Bau khas, agak manis dan amis
5. Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik
(protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, venix caseosa dan sel-sel
epitel.
6. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Kelainan jumlah cairan amnion:


1. Hidramnion (polihidramnion)
Air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya
kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan
sirkulasi, atau hiperaktifitas sistem urinarius janin.
2. Oligohidramnion
Air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna
kuning kehijauan. Prognosis bagi janin buruk.

Samarinda, 19 September 2017

Roni Nahsriana, S.SiT

Anda mungkin juga menyukai