Kelas : KPI 1
NIM : 20220213
UAS PKN (Resume Makalah)
(7)
(8)
Hakikat Demokrasi
(9)
SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA
Pengertian Pancasila
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke-14, yaitu terdapat dalam
buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular. Istilah Pancasila dicetuskan pertama kali digunakan Ir. Soekarno pada tanggal 1
Juni 1945. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari Kelahiran
Pancasila. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam sidang-
sidang yang dilakukannya berupaya untuk merumuskan dasar negara Indonesia.
a. Menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, penetapan ini merupakan suatu
keputusan politik yang tertuang dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadila sosial.
c. Ketegasan sikap pemerintah, pemerintah menindak secara tegas segala sesuatu
rongrongan dan upaya penggantian Pancasila dengan ideologi lain. Hal ini penting, sebab
berdasarkan pengalaman sejarah, Pancasila telah beberapa kali mengalami ancaman
penggantian dengan ideologi lain.
melaksanakan hak dengan cara tidak melanggar hak-hak orang lain serta ketertiban dan
kepentingan umum;
tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain, seperti pemaksaan, pengekangan, dan perampasan;
tidak menganggap diri memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan menganggap orang
lain berkedudukan lebih rendah;
menghormati, menghargai, dan menyayangi orang lain tanpa membedakan asal-usul
suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan sebagainya.
Sila ini mengajarkan untuk percaya kepada Tuhan sang pencipta langit dan bumi, juga
masyarakat diajak untuk menaati serta melakukan perintah dari Tuhan. Benda-benda di
sekeliling harus dihargai dan dirawat karena itu juga merupakan ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan. Di kehidupan masyarakat, penerapan sila ini dapat dilakukan dengan cara
bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan tidak membeda-bedakan, sebagai manusia yang
memiliki rasa, harus bisa menghargai satu sama lain.
Sila ketiga ini mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki nasionalisme yang tinggi
terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di negara ini. Masyarakat juga wajib
menjunjung tinggi jiwa patriotisme dalam diri masing-masing.
Sila ini menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kedudukan di negara ini,
kedaulatan negara ada di tangan rakyat, dan seluruh keputusan negara diambil berdasarkan
musyawarah mufakat. Pemimpin juga harus memiliki kebijaksanaan dan akal sehat dalam
memimpin masyarakat Indonesia.
Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila terakhir ini meminta agar seluruh masyarakat diperlakukan secara adil baik dalam bidang
sosial budaya, hukum, dan ekonomi. Di sila ini juga diajarkan keseimbangan dalam hak dan
kewajiban masyarakat.
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari adalah bersikap adil kepada seluruh
masyarakat dan pemerintah juga memperlakukan masyarakat secara adil terutama di bidang
hukum dengan tidak memandang jabatan atau posisi orang tersebut di dalam negara.
(10)
Jenis-Jenis Korupsi
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M. Amien
Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis-jenis korupsi, yaitu (anwar, 2006:18):
a. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa.
b. Korupsi manipulative, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislative untuk mebuat peraturan atau UU yang menguntungkan
bagi usaha ekonominya.
c. Korupsi nepotistic, yaitu terjadinya kerupsi kerena ada ikatan kekeluargaan, pertemanan,
dan sebagaianya.
d. Korupsi subversive, yakni mereka yang merampok kekayaan Negara secara sewnang-
wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
Diantara jenis-jenis korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah: pungutan liar,
penyuapan, pemerasan, penggelapan, penyelundupan, pemberian (hadiah atau hibah) yang
berkaitan dengan jabatan atau profesi seseorang.
Prinsip-Prinsip Antikorupsi
1. Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara atauran dan pelaksanaan kerja. Prinsip akuntabilitas
merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi.
2. Tranpalansi.
Tranpalansi merupakan prinsip yang mengaharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh public (Prasojo,
2007).
3. Kewajaran.
Prinsip kewajaran terdiri atas lima sifat, yaitu:
Komprehensif, mempertimbangkan semua aspek, taat asas, prinsip pembebanan,
pengeluaran, dan tidak melampui batas (off budget)
Fleksibilitas, tersedianya kebijakan tertentu untuk mencapai efesiensi dan efektivitas
(prinsip tak tersangka, perubahan, dan disentrilisasi manajemen).
Kejujuran, merupakan bagaian utana dari prinsip kewajaran.
Informatif, merupakan ciri dari kejujuran.
4. Kebijakan.
Prinsip kebijakan adalah prinsip antikorupsi yang dimaksudkan agar mahasiaswa dapat
mengetahui dan memahami tentang kebijakan antikorupsi. Kebijakan antikorupsi tidak
selalu identic dengan undang-undang antikorupsi, akan tetapi bisa juga berupa undang-
undang kebebasan untuk mengakseskan informasi, desentralisasi, anti monopoli, maupun
undang-undang lainnya.
5. Kontrol Kebijakan.
Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan
menghapus semua korupsi. Dan ada tiga bentuk kontrol terhadap kebujakan pemerintah,
yaitu:
Partisipasi, yaitu melakukan control terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam
penyusunan dan pelaksanaannya.
Evolusi, yaitu mengontrol dengan menawarkan alternative kebijakan baru yang dianggap
lebih layak.
Reformasi, yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
(11)
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan
tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya
dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
(12)
Hak Asasi Manusia menurut UU No. 39 Tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah_Nya yang wajib di hormati, di junjung tinggi dan di lindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Hukum internasional merupakan norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara
negara dan negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara, atau subjek hukum bukan
negara satu sama lain. Hukum internasional dapat dibedakan menjadi hukum internasional
publik dan hukum perdata internasional. Hukum ini mengatur hubungan hukum perdata
antara pelakupelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata yang
berlainan. Sementara hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-
asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-
negara yang bukan bersifat perdata. Hukum internasional berlaku umum. Namun, di samping
hukum internasional yang berlaku umum, terdapat pula hukum internasional regional dan
hukum internasional khusus.
Delik korupsi yang dirumuskan oleh pembuat undang-undang adalah delik-delik yang
memang dibuat dan dirumuskan secara khusus sebagai delik korupsi oleh para pembuat
undang-undang. Menurut berbagai literatur, delik korupsi yang dirumuskan oleh pembuat
undang-undang hanya meliputi 4 pasal saja yaitu sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 2,
Pasal 3, Pasal 13, dan Pasal 15 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-undang
Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Namun apabila kita perhatikan secara seksama apa
yang diatur dalam Pasal 15 undang-undang tersebut sesungguhnya bukanlah murni rumusan
pembuat undang-undang akan tetapi mengambil konsep sebagaimana yang diatur di dalam
KUHP.
2. Delik korupsi yang diambil dari KUHP, delik mana dapat kita bagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
a. Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP.
Yang dimaksud dengan delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP adalah delik-
delik yang diambil dari KUHP yang diadopsi menjadi delik korupsi sehingga delik
tersebut di dalam KUHP menjadi tidak berlaku lagi. Dengan demikian sebagai
konsekuensi diambilnya delik tersebut dari KUHP adalah ketentuan delik tersebut di
dalam KUHP menjadi tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, apabila perbuatan
seseorang memenuhi rumusan delik itu maka kepadanya akan diancamkan delik korupsi
sebagaimana diatur dalam undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi dan
bukan lagi sebagaimana delik itu di dalam KUHP. Delik korupsi yang ditarik secara
mutlak dari KUHP adalah Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 Undang-undang Nomor 31
tahun 1999 juncto Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Yang dimaksud dengan delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP adalah
delik-delik yang diambil dari KUHP yang, dengan syarat keadaan tertentu yaitu berkaitan
dengan pemeriksaan tindak pidana korupsi, diadopsi menjadi delik korupsi namun dalam
keadaan lain tetap menjadi delik sebagaimana diatur di dalam KUHP. Berbeda dengan
penarikan secara mutlak, ketentuan delik ini di dalam KUHP tetap berlaku dan dapat
diancamkan kepada seorang pelaku yang perbuatannya memenuhi unsur, akan tetapi
apabila ada kaitannya dengan pemeriksaan delik korupsi maka yang akan diberlakukan
adalah delik sebagaimana diatur dalam undang-undang pemberantasan korupsi. Delik
korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP terdapat di dalam Pasal 23 Undang-
undangNomor 31 tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu diambil dari
Pasal 220, Pasal 231, Pasal 421, Pasal 422, Pasal 429, dan Pasal 430 KUHP.
Gratifikasi
Di dalam penjelasan Pasal 12 B ayat disebutkan pengertian gratifikasi adalah adalah
pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, rabat, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi hanya ditujukan kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara sebagai pe-nerima suatu pemberian. Sifat pidana gratifikasi akan hapus dengan
dilaporkannya penerimaan gratifikasi itu oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Dari penjelasan pasal tersebut juga dapat dilihat
bahwa pengertian gratifikasi mempunyai makna yang netral, artinya tidak terdapat makna
tercela atau negatif. Pada prinsipnya gratifikasi adalah pemberian biasa dari seseorang kepada
seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara.
(13)
Gerakan antikorupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen bangsa
untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan kata lain gerakan anti korupsi
adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu (manusia) dan sistem untuk
mencegah terjadinya perilaku koruptif. Diyakini bahwa upaya perbaikan sistem (sistem
hukum dan kelembagaan serta norma) dan perbaikan perilaku manusia (moral dan
kesejahteraan) dapat menghilangkan, atau setidaknya memperkecil peluang bagi
berkembangnya korupsi di negeri ini.
Peran Mahasiswa
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan
yang sangat penting.seperti kebangkitan nasional pada tahun 1908,sumpah pemuda pada
tahun 1928,proklamasi kemerdekaan NKRI pada tahun 1945,lahirnya orde baru pada tahun
1966,roformasi pada tahu 1998.Tidak dapat dipungkiri bahwa pada peristiwa-peristiwa besar
tersebut mahasiswa tampil dodepan sebagai motor penggerak dengan berbagai
landasan,semangat idealism yang mereka miliki.Mahasiswa memiliki karakteristik
intelektualitas,jiwa muda,dan idealisme.Dengan kemampuan intelektual yang tinggi jiwa
muda yang penuh semangat,dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.Mahasiswa didikung oleh
modal dasar yang mereka miliki yaitu,intelegensia kemampuan berpikir kritis,keberania
untuk menyatakan kebenaran.dengan konpetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapakan mampu menjadi agen perubahan,maupun menyuarakan kepentingan
rakyat,mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif,dan mampu menjadi watchdog
lembaga-lembaga negara dan penegak hukum. Dengan kemampuan intelektual yang
tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Selain
mengenal karakteristik korupsi,pengenalan diri diperlukan untuk strategi yang efektip yang
akan digunakan.Dalam kaitannya dengan hal tersebut,mahasiswa harus menyadari siapa
dirinya,dan kekuatan,kemampaun apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk
menghadapi peperangan menghadapi korupsi.Apabila kita menilik kedalam untuk
mengetahui apa hakikat dari mahasiswa,maka kitaakan mengetahui bahwa mahasiswa
mempunyai banyak sekali sisi.disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik,dimana
mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat,teknokrat,pengusaha,dan berbagai propesi
lainnya.Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual,kecerdasan
emosional,dan kecerdasan spiritual.Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak
dapat mencegah orang untuk menjadi serakah,egois,dan bersikap negatif kainnya.Dengan
berbekal hal-hal tersebut mahasiswa dapat menjadi agen pembeharu yang handal,yang
menggantian peran-peran pendahulunya dimasa yang akan datang dapat melakukan
perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.
Strategi Pemberantasan Korupsi
Upaya prmberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip antara lain:
Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang harus dikembagkan
adalah setrategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu
prevektip,investigative dan edukatif.Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan
korupsi melalui perbaikan system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang
menmghedepankan prnsip-prinsip fairness,transparency,accountability,dan responsibility
yang mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang
terjadi.Strategi investigative adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi,investigasi dan
penegakan hbukum terhadap para pelaku korupsi.sedangkan strategi edukatif adalah upaya
pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi
korupsi dengan sesuai kapasitas dan kewenangan masing-masing kepada masyarakat perlu
ditanamkan nilai-nilai kejujuran serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.