Anda di halaman 1dari 16

Nama : Sonia Meylia Putri

Kelas : KPI 1
NIM : 20220213
UAS PKN (Resume Makalah)

(7)

DAMPAK MASIF KORUPSI


Dampak masif korupsi maksudnya adalah akibat yang ditimbulkan dari perbuatan
korupsi yang dilakukan dalam skala luas yang terjadi di semua lembaga dari tingkat atas
sampai tingkat bawah serta besarnya nilai korupsi yang di lakukan hingga dapat merusak atau
bahkan menghancurkan sendi- sendi kehidupan di berbagai bidang baik ekonomi, sosial,
pendidikan, budaya, hankam dan lainnya.

Berbagai macam dampak masif korupsi terhadap permasalahan ekonomi


adalah:

1. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi


2. Penurunan Produktifitas
3. Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
4. Menurunnya pendapatan Negara dari sektor pajak
5. Meningkatnya Hutang Negara

Dampak Masif Korupsi Terhadap Sosial dan Kemiskinan Masyarakat:


1. Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
2. Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
3. Terbatasnya Akses bagi Masyarakat Miskin
4. Meningkatnya Kriminalitas
5. Solidaritas Yang Semakin Langka

Dampak Masif Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintahan:


1. Matinya Etika Sosial Politik
2. Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang – Undangan
3. Birokrasi Tidak Efisien
Dampak Masif Korupsi Terhadap Politik Dan Birokrasi:
1. Munculnya Kepemimpinan Korup
2. Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
3. Menguatkan Plutokrasi
4. Hancurnya Kedaulatan Rakyat

Dampak Masif Korupsi Terhadap Penegak Hukum:


1. Fungsi Pemerintah Mandul
 Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi
 Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan asset
 Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
politik
2. Hilangnya Kepercayaan Rakyat terhadap lembaga Negara

Dampak Masif Korupsi Terhadap Pertahanan dan Keamanan:


1. Lemahnya Alutsista dan SDM
2. Lemahnya Garis Batas Negara
3. Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat

Dampak Masif Korupsi Terhadap Lingkungan:


Dampak dari mewabahnya penyakit korupsi, tidak hanya mendorong eskalasi kerusakan
moral masyarakat, tapi juga menjadi akar penyebab kerusakan lingkungan hidup yang
cenderung semakin mengganas dalam satu dekade terakhir. Praktek korupsi dalam bentuk
kolusi antara para elit politik yang korup dan elit ekonomi yang serakah akan
mengekspolitasi sumber daya alam secara semena-mena untuk keuntungan pribadi, tanpa
menghiraukan kesejahteraan warga dunia dan ekonomi bangsa sendiri.

(8)

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan:

Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung


pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai
kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena kebijakan Negara tersebut
akan menentukan kehidupan rakyat.

Beberapa Parameter yang mencerminkan Nilai-nilai dan Demokrasi dalam Kehidupan


Masyararakat:

1) Penghargaan terhadap Hak-hak Individu


2) Mengindahkan Etika Politik (Sistem Kemasyarakatan)
3) Semangat Kerja Sama (Sistem Kemasyarakatan)
4) Kesetaraan dan Penghargaan atas Hak-hak Warga (Sistem Kemasyarakatan)
5) Toleransi dalam Perbedaan Pendapat (Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan)

Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup:

Tujuh norma-norma dan pandangan hidup demokratis yang dikemukakan oleh


Nurcholis Madjid (Cak Nun), sebagai berikut: Pentingnya kesadaran akan pluralisme;
Musyawarah; Pertimbangan moral; Permufakatan yang jujur dan sehat; Pemenuhan segi- segi
ekonomi; Kerjasama antar warga untuk mempercayai iktikad baik masing- masing;
Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan pendidikan
demokrasi.

Hakikat Demokrasi

Kebebasan dalam kehidupan berdemokrasi, bukanlah kebebasan yang bersifat


mutlak. Melainkan sebuah kebebasan yang mengikat dan bertanggungjawab. Bebas dalam
artian terbatas oleh peraturan – peraturan yang telah disepakati bersama. Indonesia sebagai
negara yang berbentuk republik dan memiliki berjuta – juta penduduk, masih berusaha untuk
dapat menerapkan konsep demokrasi dengan baik.

Unsur-unsur Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Kehidupan Bernegara


2. Kebebasan
3. Supremasi Hukum (Daulat Hukum)
4. Pengakuan akan Kesamaan Warga Negara
5. Pengakuan akan Supremasi Sipil atas Militer

(9)
SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA

Pengertian Pancasila
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke-14, yaitu terdapat dalam
buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular. Istilah Pancasila dicetuskan pertama kali digunakan Ir. Soekarno pada tanggal 1
Juni 1945. Oleh karena itu, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari Kelahiran
Pancasila. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam sidang-
sidang yang dilakukannya berupaya untuk merumuskan dasar negara Indonesia.

Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara

Sikap positif terhadap Pancasila dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, penetapan ini merupakan suatu
keputusan politik yang tertuang dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. 
b. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadila sosial.
c.  Ketegasan sikap pemerintah, pemerintah menindak secara tegas segala sesuatu
rongrongan dan upaya penggantian Pancasila dengan ideologi lain. Hal ini penting, sebab
berdasarkan pengalaman sejarah, Pancasila telah beberapa kali mengalami ancaman
penggantian dengan ideologi lain.

Penerapan Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan berbangsa dan


bernegara

1. Pelaksanaan sila Pancasila ke-1


 percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan agama yang dianut;
 menghormati, menghargai, dan bertoleransi terhadap pemeluk dan kegiatan peribadatan
agam lain;
 melaksanakan ajaran dan moral agama tidak hanya dalam bentuk peribadatan atau
hubungan dengan Tuhan, tetapi juga dalam bentuk hubungan dengan sesama warga
negara;
 melaksanakan ajaran dan moral agama dalam semua kegiatan kemasyarakatan (seperti
dalam bekerja, bergaul dan sebagainya);
 membina kerukunan dan kedamaian hidup dengan pemeluk agama lain yang berbeda.

2.. Pelaksanaan sila Pancasila ke-2

 melaksanakan hak dengan cara tidak melanggar hak-hak orang lain serta ketertiban dan
kepentingan umum;
 tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain, seperti pemaksaan, pengekangan, dan perampasan;
 tidak menganggap diri memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan menganggap orang
lain berkedudukan lebih rendah;
 menghormati, menghargai, dan menyayangi orang lain tanpa membedakan asal-usul
suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan sebagainya.

3. Pelaksanaan sila Pancasila ke-3


 mengakui dan menghargai keberadaan suku-suku lain yang ada di Indonesia,
 membina kerja sama dan hubungan yang baik dengan individu atau masyarakat dari
suku lain,
 mengutamakan kepentingan bersama (masyarakat) daripada kepentingan pribadi dan
glongan, dan
 bersikap toleran terhadap pelaksanaan tradisi atau adat istiadat yang dilakukan
masyarakat suku lain.

4. Pelaksanaan sila Pancasila ke-4


 memerhatikan aspirasi masyarakat atau anggota kelompok dalam setiap membuat
keputusan yang menyangkut kepentingan bersama.
 memberi kesempatan kepada masyarakat atau anggota kelompok untuk
menyampaikan pendapat berkenaan dengan keputusan yang akan diambil bersama,
 mengutamakan cara musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan membuat
keputusan yang menyangkut kepentingan bersama.
 menghormati dan melaksanakan hasil musyawarah yang telah diambil dan disepakati
bersama.
5. Pelaksanaan sila Pancasila ke-5
 berlaku adil terhadap sesama tanpa membedakan suku, agama, jenis kelamin,
golongan, dan asalu-usul lain,
 ikut aktif menciptakan tata pergaulan dan kehidupan yang adil dalam masyarakat dan
kelompok,
 ikut mendukung berbagai upaya penyelesaian masalah-masalah kemasyarakatan dan
kelompok secara adil.

Implementasi pancasila terhadap kehidupan masyarakat dan hubungan nya dengan


agama

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini mengajarkan untuk percaya kepada Tuhan sang pencipta langit dan bumi, juga
masyarakat diajak untuk menaati serta melakukan perintah dari Tuhan. Benda-benda di
sekeliling harus dihargai dan dirawat karena itu juga merupakan ciptaan Tuhan.

Sila kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan. Di kehidupan masyarakat, penerapan sila ini dapat dilakukan dengan cara
bersikap adil kepada seluruh masyarakat dan tidak membeda-bedakan, sebagai manusia yang
memiliki rasa, harus bisa menghargai satu sama lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga ini mengajak masyarakat Indonesia untuk memiliki nasionalisme yang tinggi
terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan di negara ini. Masyarakat juga wajib
menjunjung tinggi jiwa patriotisme dalam diri masing-masing.

Sila keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Sila ini menggambarkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kedudukan di negara ini,
kedaulatan negara ada di tangan rakyat, dan seluruh keputusan negara diambil berdasarkan
musyawarah mufakat. Pemimpin juga harus memiliki kebijaksanaan dan akal sehat dalam
memimpin masyarakat Indonesia.
Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila terakhir ini meminta agar seluruh masyarakat diperlakukan secara adil baik dalam bidang
sosial budaya, hukum, dan ekonomi. Di sila ini juga diajarkan keseimbangan dalam hak dan
kewajiban masyarakat. 

Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari adalah bersikap adil kepada seluruh
masyarakat dan pemerintah juga memperlakukan masyarakat secara adil terutama di bidang
hukum dengan tidak memandang jabatan atau posisi orang tersebut di dalam negara.

(10)

NILAI DAN PRINSIP ANTIKORUPSI

Jenis-Jenis Korupsi

Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M. Amien
Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis-jenis korupsi, yaitu (anwar, 2006:18):
a. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa.
b. Korupsi manipulative, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislative untuk mebuat peraturan atau UU yang menguntungkan
bagi usaha ekonominya.
c. Korupsi nepotistic, yaitu terjadinya kerupsi kerena ada ikatan kekeluargaan, pertemanan,
dan sebagaianya.
d. Korupsi subversive, yakni mereka yang merampok kekayaan Negara secara sewnang-
wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
Diantara jenis-jenis korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah: pungutan liar,
penyuapan, pemerasan, penggelapan, penyelundupan, pemberian (hadiah atau hibah) yang
berkaitan dengan jabatan atau profesi seseorang.

Prinsip-Prinsip Antikorupsi
1. Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara atauran dan pelaksanaan kerja. Prinsip akuntabilitas
merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi.
2. Tranpalansi.
Tranpalansi merupakan prinsip yang mengaharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh public (Prasojo,
2007).
3. Kewajaran.
Prinsip kewajaran terdiri atas lima sifat, yaitu:
 Komprehensif, mempertimbangkan semua aspek, taat asas, prinsip pembebanan,
pengeluaran, dan tidak melampui batas (off budget)
 Fleksibilitas, tersedianya kebijakan tertentu untuk mencapai efesiensi dan efektivitas
(prinsip tak tersangka, perubahan, dan disentrilisasi manajemen).
 Kejujuran, merupakan bagaian utana dari prinsip kewajaran.
 Informatif, merupakan ciri dari kejujuran.
4. Kebijakan.
Prinsip kebijakan adalah prinsip antikorupsi yang dimaksudkan agar mahasiaswa dapat
mengetahui dan memahami tentang kebijakan antikorupsi. Kebijakan antikorupsi tidak
selalu identic dengan undang-undang antikorupsi, akan tetapi bisa juga berupa undang-
undang kebebasan untuk mengakseskan informasi, desentralisasi, anti monopoli, maupun
undang-undang lainnya.
5. Kontrol Kebijakan.
Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan
menghapus semua korupsi. Dan ada tiga bentuk kontrol terhadap kebujakan pemerintah,
yaitu:
 Partisipasi, yaitu melakukan control terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam
penyusunan dan pelaksanaannya.
 Evolusi, yaitu mengontrol dengan menawarkan alternative kebijakan baru yang dianggap
lebih layak.
 Reformasi, yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.

(11)

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK


INDONESIA

Hakikat Wawasan Nusantara


Hakikat Wawasan Nusantara adalah: Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam pengertian:
Cara pandang yang utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan
nasional. Ini berarti, setiap warga dan aparat negara, harus berpikir, bersikap dan bertindak
secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

Pengertian Geopolitik Indonesia

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi dan
tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya
dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.

Ketahanan Nasional Indonesia


Nilai-nilai nasionalisme dan bela negara menjadi pijakan dalam membangun kekuatan
nasional yang akan menjadi kekuatan pertahanan negara Indonesia yang tangguh dan
kuat. Kedua komponen tersebut menjadi prasyarat dalam perspektif ketahanan nasional yang
harus selalu dibina dan dikembangkan secara terus menerus, terpadu dan
berkelanjutan. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk ketahanan nasional yang
sangat sarat dengan muatan kesadaran akan konsepsi ruang. Konsepsi ketahanan nasional
merupakan suatu konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang mencakup segenap aspek kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra.
Antara gatra yang satu dengan gatra yang lain terdapat hubungan timbal balik, demikian pula
halnya antara trigatra dan pancagatra. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa segenap aspek
astagatra tersebut merupakan suatu keseluruhan yang serasi. Suatu bangsa yang memiliki
ketahanan nasional yang memadai akan mampu mencapai apa yang dicita-citakan, karena
bangsa tersebut dapat menanggulangi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
yang dihadapkan kepadanya.

(12)

NEGARA HUKUM DAN HAM, DAN TINDAK PIDANA


KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia


Negara Hukum ialah Ia yang menjadi kewajiban dari pemerintah atau negra hukum untuk
mengatur pelaksanaan hak asasi ini yang berarti menjamin pelaksanaannya, mengatur
pembatasan-pembatasannya demi kepentingan umum, kepentingan bangsa dan negara.

Hak Asasi Manusia menurut UU No. 39 Tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah_Nya yang wajib di hormati, di junjung tinggi dan di lindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Penegakan HAM dan Instrumen Hukum HAM


1. Upaya Penegakan HAM di Indonesia
Upaya penegakan HAM di Indonesia harus diparesiasi oleh setiap elemen bangsa,
mengapa demikian.
 Karena HAM adalah hak-hak dasar yang mutlak harus dimiliki manusia.
 Pelanggaran terhadap HAM ditentang oleh ajaran agama manapun, HAM mendapatkan
perhatian serius.
 Tujuan bangsa Indonesia akan dapat dicapai kalau nilai-nilai kemanusiaan ini juga
dapat dijunjung tinggi dan mendapatkan perhatian yang memadai.
 Penegakan HAM di Indonesia telah melakukan langkah-langkah konkrit.
 Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan.
 Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM Internasional Indonesia telah
ikut meratifikasi berbagai macam hukum-hukum Internasional yang berkenaan dengan
perlindungan terhadap HAM.
 Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap masalah HAM. Kesadaran masyarakat
terhadap masalah HAM perlu ditumbuhkan dan dibangun sejalan dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang memang harus dilindungi dan diperjuangkan.

Upaya penegakan HAM melalui jalur pengadilan HAM antara lain:


a). Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat oleh
pengadilan HAM tidak berlaku bagi anak di bawah 18 tahun.
b). Agar pelaksanaan pengadilan jujur, maka pemeriksaan perkara dilakukan majelis
hakim pengadilan HAM.

Faktor-faktor penyebab HAM dilanggar adalah:


a). Masih belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep HAM.
b). Adanya pandangan HAM bersifat individualistik yang akan mengancam kepentingan
umum.
c). Mendukung dan berpartisipasi dalam setiap upaya yang dilakukan pemerintah.
d). Mendukung upaya terwujudnya jaminan restitusi, kompensasi dan rehabilitasi

Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung apakah pelaku


pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan. Apabila pelanggaran HAM masuk
yang berat, maka penyelesaiannya melalui Peradilan Umum.
2. Instrumen Hukum Ham
 Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. UU No. 5 Tahun
1998 tentang pengesahan Convention Against Torture and Other Creuel, Inhuman or
Degrading Treatment or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Penghukuman Lain yang Kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat
manusia).
 Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan.
 Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia
Indonesia.
 Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan
Nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan
program, ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia.

Duham PBB Deklarasu Umum HAM


Hak-hak asasi politik berkembang sejalan dengan tumbuhnya sistem negara bangsa yang
dilembagakan ke dalam sistem parlementer. Hak hak asasi politik yang berkaitan dengan
proses pengambilan keputusan yang diwujudkan dalam bentuk partisipasi dengan
memberikan hak pilih pada saat pemilihan berlangsung. Universal Declaration of Human
Rights telah disahkan pada tanggal 10 Desember 1948 oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa . Menindak lanjuti DUHAM, Komisi HAM PBB dalam sidangnya tahun
1951 berhasil menyelesaikan rancangan Kovenan sesuai dengan keputusan Majelis Umum
PBB pada 1951, dan setelah dilakukan pembahasan Pasal demi Pasal melalui perdebatan
yang panjang, pada akhirnya Majelis Umum PBB melalui Resolusi No.2200 A berhasil
mengesahkan International Covenant on Civil and Political Rights atau biasa disingkat
dengan ICCPR , dan mengesahkan pula Optional Protocol to the International Covenant on
Civil and Political Rights pada 16 Desember 1966 secara bersama-sama dan keduanya mulai
berlaku pada 23 Maret 1976. Negara justru melanggar hak-hak yang dijamin di dalamnya
apabila negara tidak berperan secara aktif atau menunjukkan peran minus. Sehingga hak-hak
di dalam kovenan Ekosob disebut juga hak-hak positif. 

Peradilan Internasional Ham

Hukum internasional merupakan norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara
negara dan negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara, atau subjek hukum bukan
negara satu sama lain. Hukum internasional dapat dibedakan menjadi hukum internasional
publik dan hukum perdata internasional. Hukum ini mengatur hubungan hukum perdata
antara pelakupelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata yang
berlainan. Sementara hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-
asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-
negara yang bukan bersifat perdata. Hukum internasional berlaku umum. Namun, di samping
hukum internasional yang berlaku umum, terdapat pula hukum internasional regional dan
hukum internasional khusus.

Latar Belakang Lahirnya Berbagai Delik dalam Peraturan Perundang-


undangan Tindak Pidana Korupsi

Secara umum, lahirnya delik-delik korupsi di dalam perundang-undangan korupsi dapat


dibagi ke dalam 2 (dua) bagian utama, yaitu:

1. Delik korupsi yang dirumuskan oleh pembuat undang-undang.

Delik korupsi yang dirumuskan oleh pembuat undang-undang adalah delik-delik yang
memang dibuat dan dirumuskan secara khusus sebagai delik korupsi oleh para pembuat
undang-undang. Menurut berbagai literatur, delik korupsi yang dirumuskan oleh pembuat
undang-undang hanya meliputi 4 pasal saja yaitu sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 2,
Pasal 3, Pasal 13, dan Pasal 15 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-undang
Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Namun apabila kita perhatikan secara seksama apa
yang diatur dalam Pasal 15 undang-undang tersebut sesungguhnya bukanlah murni rumusan
pembuat undang-undang akan tetapi mengambil konsep sebagaimana yang diatur di dalam
KUHP.

2. Delik korupsi yang diambil dari KUHP, delik mana dapat kita bagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
a. Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP.
Yang dimaksud dengan delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP adalah delik-
delik yang diambil dari KUHP yang diadopsi menjadi delik korupsi sehingga delik
tersebut di dalam KUHP menjadi tidak berlaku lagi. Dengan demikian sebagai
konsekuensi diambilnya delik tersebut dari KUHP adalah ketentuan delik tersebut di
dalam KUHP menjadi tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, apabila perbuatan
seseorang memenuhi rumusan delik itu maka kepadanya akan diancamkan delik korupsi
sebagaimana diatur dalam undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi dan
bukan lagi sebagaimana delik itu di dalam KUHP. Delik korupsi yang ditarik secara
mutlak dari KUHP adalah Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 Undang-undang Nomor 31
tahun 1999 juncto Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

b. Delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP.

Yang dimaksud dengan delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP adalah
delik-delik yang diambil dari KUHP yang, dengan syarat keadaan tertentu yaitu berkaitan
dengan pemeriksaan tindak pidana korupsi, diadopsi menjadi delik korupsi namun dalam
keadaan lain tetap menjadi delik sebagaimana diatur di dalam KUHP. Berbeda dengan
penarikan secara mutlak, ketentuan delik ini di dalam KUHP tetap berlaku dan dapat
diancamkan kepada seorang pelaku yang perbuatannya memenuhi unsur, akan tetapi
apabila ada kaitannya dengan pemeriksaan delik korupsi maka yang akan diberlakukan
adalah delik sebagaimana diatur dalam undang-undang pemberantasan korupsi. Delik
korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP terdapat di dalam Pasal 23 Undang-
undangNomor 31 tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu diambil dari
Pasal 220, Pasal 231, Pasal 421, Pasal 422, Pasal 429, dan Pasal 430 KUHP.

Gratifikasi
Di dalam penjelasan Pasal 12 B ayat disebutkan pengertian gratifikasi adalah adalah
pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, rabat, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Gratifikasi hanya ditujukan kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara sebagai pe-nerima suatu pemberian. Sifat pidana gratifikasi akan hapus dengan
dilaporkannya penerimaan gratifikasi itu oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Dari penjelasan pasal tersebut juga dapat dilihat
bahwa pengertian gratifikasi mempunyai makna yang netral, artinya tidak terdapat makna
tercela atau negatif. Pada prinsipnya gratifikasi adalah pemberian biasa dari seseorang kepada
seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara.

(13)

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI

Mahasiswa dan Sejarah Perjuangannya

Sejarah mencatat dengan tinta emas,perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak


adilan.Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari
mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.Apabila
kita menengok kebelakang,kesejarah perjuangan bangsa,kebangkitan bangsa Indonesia dalam
melawan penjajahan Belanda,dimotori oleh para mahasiswa kedokteran STOVIA demikian
juga dengan Soekarno,yang preoklamator kemerdekaan RI merupakan tokoh pergerakan
mahasiswa.Ketika pemerintahan bung karno labil,karena situasi politik yang memanas pada
tahun 1966,mahasiswanya tampil kedepan memberikan semangat bagi pelaksanaan tritura
yang akhirnya melahirkan orde baru.Demikian pula,seiring dengan merebaknya
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan ole horde baru,mahasiswa memelopori
perubahan yang kemudia melahirkan zaman reformasi.

Gerakan antikorupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen bangsa
untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan kata lain gerakan anti korupsi
adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu (manusia) dan sistem untuk
mencegah terjadinya perilaku koruptif. Diyakini bahwa upaya perbaikan sistem (sistem
hukum dan kelembagaan serta norma) dan perbaikan perilaku manusia (moral dan
kesejahteraan) dapat menghilangkan, atau setidaknya memperkecil peluang bagi
berkembangnya korupsi di negeri ini.

Peran Mahasiswa
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan
yang sangat penting.seperti kebangkitan nasional pada tahun 1908,sumpah pemuda pada
tahun 1928,proklamasi kemerdekaan NKRI pada tahun 1945,lahirnya orde baru pada tahun
1966,roformasi pada tahu 1998.Tidak dapat dipungkiri bahwa pada peristiwa-peristiwa besar
tersebut mahasiswa tampil dodepan sebagai motor penggerak dengan berbagai
landasan,semangat idealism yang mereka miliki.Mahasiswa memiliki karakteristik
intelektualitas,jiwa muda,dan idealisme.Dengan kemampuan intelektual yang tinggi jiwa
muda yang penuh semangat,dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu
mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.Mahasiswa didikung oleh
modal dasar yang mereka miliki yaitu,intelegensia kemampuan berpikir kritis,keberania
untuk menyatakan kebenaran.dengan konpetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapakan mampu menjadi agen perubahan,maupun menyuarakan kepentingan
rakyat,mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif,dan mampu menjadi watchdog
lembaga-lembaga negara dan penegak hukum. Dengan kemampuan intelektual yang
tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Selain
mengenal karakteristik korupsi,pengenalan diri diperlukan untuk strategi yang efektip yang
akan digunakan.Dalam kaitannya dengan hal tersebut,mahasiswa harus menyadari siapa
dirinya,dan kekuatan,kemampaun apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk
menghadapi peperangan menghadapi korupsi.Apabila kita menilik kedalam untuk
mengetahui apa hakikat dari mahasiswa,maka kitaakan mengetahui bahwa mahasiswa
mempunyai banyak sekali sisi.disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik,dimana
mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat,teknokrat,pengusaha,dan berbagai propesi
lainnya.Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual,kecerdasan
emosional,dan kecerdasan spiritual.Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak
dapat mencegah orang untuk menjadi serakah,egois,dan bersikap negatif kainnya.Dengan
berbekal hal-hal tersebut mahasiswa dapat menjadi agen pembeharu yang handal,yang
menggantian peran-peran pendahulunya dimasa yang akan datang dapat melakukan
perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.
Strategi Pemberantasan Korupsi
Upaya prmberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip antara lain:

a. Mamahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,


b. Upaya pencegahan, invistigasi, serta eduksi dilakukan secara bersamaan
c. Tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputkan berbagai
elemen.

Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang harus dikembagkan
adalah setrategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu
prevektip,investigative dan edukatif.Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan
korupsi melalui perbaikan system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang
menmghedepankan prnsip-prinsip fairness,transparency,accountability,dan responsibility
yang mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang
terjadi.Strategi investigative adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi,investigasi dan
penegakan hbukum terhadap para pelaku korupsi.sedangkan strategi edukatif adalah upaya
pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi
korupsi dengan sesuai kapasitas dan kewenangan masing-masing kepada masyarakat perlu
ditanamkan nilai-nilai kejujuran serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.

Anda mungkin juga menyukai