ِ ‫ِبس ِْم اللّ ِه الرَّ حْ م‬

ْ‫َن الرَّ حِي‬

Nama : Revi Eka Firmansyah

Kelas : 4 AED
NIm : 217441019
Ujian Akhir Semester Agama
1. Ikatan dan komitmen terhadap rasul lahir dari sikap mengimani, memuliakan dan mentaati rasul.
Sehingga ikatan terbangun karena adanya persaudaraan atas dasar iman. Komitmen antara
umat muslim yang beriman dan rasul berupa menjalankan syariat Allah yang disampaikan
melalui rasul, mendukung visi rasul yaitu sebagai rahmatan lil alamin, aqimuddin, misi-nya
sebagai idzharuddin dengan cara dakwah untuk membangun khoiro umat, menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar.
Serta bukan hanya dipahami saja, namun juga diimplementasikan demi tegaknya risalah
rasulullah.
Apabila telah istiqomah dan bersungguh-sungguh menjalankan semua itu, insyaAllah akan
mendapatkan syafaat-Nya di yaumil hisab.

2. Islam kaffah dapat diartikan sebagai islam yang tidak setengah-setengah atau secara utuh,
keseluruhan mengamalkan aturan islam dalam setiap aspek kehidupan.
Khutuwaat As syaithon merupakan kebalikan dari islam kaffah, yaitu langkah-langkah setan
yang dapat mengeluarkan manusia dari cahaya islam pada kegelapan dan kesesatan. Karena
setan ialah musuh yang nyata bagi orang yang beriman.

3. Sikap terhadap rasul :

1) Mengimani rasul terdapat pada Q.S An-Nisa : 136, yaitu perintah beriman kepada Allah dan
rasul serta kitab yang diturunkan kepadanya. Serta taslim yang berarti menyerahkan diri dan
kepatuhan pada Allah seperti pada Q.S 4:150-151, 2:285, 61:6-7.
2) Memuliakan rasul seperti yang terdapat pada Q.S Al-Araf 157 yaitu orang yang beriman
kepada rasul akan memuliakan, menolong dan mengikuti cahaya yang diturunkan
kepadanya. Serta tadzim yang bermakna menghormati, mengagungkan seperti pada Q.S Al-
Ahzab : 21.
3) Mentaati rasul seperti yang terdapat pada Q.S An-Nisa : 64 bahwa Allah tidak mengutus
rasul melainkan untuk ditaati dengan izin-Nya. Serta sebagai tahkim seperti pada Q.S An-nisa
: 59 yang berisi “…jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.”
Dan pada Q.S 4:83, 4:80 dan 3:31.

4. Rasul berfungsi sebagai :

1) Pemimpin ibadah yang berperan sebagai mubaligh, mubayyin dan uswah atau teladan.
Seperti yang dijelaskan pada Q.S. Al-Ahzab : 21 “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”.
2) Pemimpin umat yang juga berperan sebagai hakim untuk suatu perselisihan. Seperti yang
dijelaskan pada Q.S. An-Nisa : 65 “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum
mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
 perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap
putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
3) Pemimpin dakwah yang berperan sebagai da’i atau pendakwah, syahidan atau saksi
sebagaimana dijelaskan pada Q.S An-Nisa : 41 “Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir
nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami
mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.”
Sebagai basyir atau pemberi berita gembira seperti yang dijelaskan pada Q.S. At-Taubat : 3
“……. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat)
azab yang pedih”

5. Implementasi dan ciri orang yang beriman kepada Al-Qur’an diantaranya :

1) Membaca Al-Qur’an, seperti yang dijelaskan pada Q.S. Muzammil : 4
“….. dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan”
2) Mempelajari Al-Qur’an dan ada dalam majelis ilmu. Karena berbeda antara orang yang
mengetahui dan tidak mengetahui.
3) Mengamalkan Al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari, karena didalamnya terdapat petunjuk
dan peringatan bagi orang beriman.
4) Mengajarkan dan menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi untuk perkara atau perselisihan
dalam kehidupan (tahkim).
5) Mendakwahkan Al-Qur’an sebagai bentuk meneruskan perjuangan rasul dalam menyeru dan
mengerjakan kebaikan .