Anda di halaman 1dari 9

Journal of TSCNers Vol.5 No.

1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS (JVP) PADA


PASIEN GAGAL JANTUNG: KONSEP ANALISIS

Oleh;
Ulin Ni’am , Mochamad Ali Sobirin2), Chandra Bagus Ropyanto3)
1)
1)
Departemen Keperawatan, Universitas Diponegoro, Email; ners.ulinniam@gmail.com
2)
Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Klinis, Universitas Diponegoro,
Email; dr_alibirin@fk.undip.ac.id
3)
Departemen Keperawatan, Universitas Diponegoro, Email; chandra.ropyanto@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Kondisi hipervolemia pada pasien gagal jantung merupakan situasi dimana
seorang pasien harus mendapat penanganan darurat. Tekanan vena jugularis (Jugular Venous
Pressure “JVP” adalah pengukuran tidak langsung dari tekanan vena kava. Vena kava
menentukan gambaran dari kondisi atrium kanan pada jantung. Meningkatnya JVP
diakibatkan adanya kegagalan jantung dalam memompa darah ke dalam sirkulasi. Sehingga,
pemantauan JVP sebagai prediktor kondisi jantung pada pasien merupakan komponen
penting dalam pengelolaan dan perawatan pada pasien gagal jantung.
Metode: Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah konsep analisis. Konsep ini
bertujuan untuk melakukan analisa terhadap konsep pemeriksaan JVP berdasarkan strategi
analisis konsep Walker dan Avant, meliputi indentifikasi antesenden, mendefinisikan atribut,
konsekuensi, referensi empiris, dan kasus yang terkait dengan konsep tersebut.
Hasil: Model konseptual pemeriksaan JVP memberikan petunjuk dalam penerapan asuhan
keperawatan sehingga memberikan mutu asuhan keperawatan yang berkualitas. Dampaknya,
kualitas hidup pasien dengan masalah pada sistem kardiovaskuler semakin meningkat dan
terhindar dari perburukan kondisi.
Kesimpulan: Penguasaan terhadap konsep pemeriksaan JVP sangat diperlukan oleh seluruh
tenaga kesehatan. Konsep menjadi dasar dalam menerapkan suatu teori. Penerapan
pemeriksaan JVP berdasarkan konsepnya, akan memberikan hasil pemeriksaan yang akurat,
sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penegakan diagnosa dan penatalaksanaan
pada pasien.

Keyword : Gagal Jantung, Konsep Analisis, Pemeriksaan Fisik, Tekanan Vena Jugularis

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 45
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

MONITORING VENA JUGULARIS PRESURE (JVP) ON HEART DISEASE


PATIENTS : CONCEPT ANALYSIS

By;
Ulin Ni’am , Mochamad Ali Sobirin2), Chandra Bagus Ropyanto3)
1)
1)
Nursing Department, Universitas Diponegoro, Email; ners.ulinniam@gmail.com
2)
Department of Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Klinis, Universitas
Diponegoro, Email; dr_alibirin@fk.undip.ac.id
3)
Nursing Department, Universitas Diponegoro, Email; chandra.ropyanto@gmail.com

ABSTRACT

Background: Jugular venous pressure (JVP) is an indirect measurement of vena cava


pressure. Vena cava determines the picture of the right atrial condition in the heart.
Increased JVP is caused by heart failure in pumping blood into the circulation. Thus,
monitoring JVP as a predictor of conditions Heart disease in patients is an important
component in the management and care of heart failure patients.
Method: The methodology used in this paper is the concept of analysis. This concept aims to
analyze the JVP examination concept based on the Walker and Avant concept analysis
strategies, including identification of antecedents, defining attributes, consequences,
empirical references, and cases related to the concept.
Results: The conceptual model of the JVP examination provides guidance in the application
of nursing care so as to provide quality nursing care. As a result, the quality of life of
patients with problems in the cardiovascular system increases and avoids worsening of the
condition.
Conclusion: Mastery of the concept of JVP examination is needed by all health workers. The
concept becomes the basis of applying theory. The application of the JVP examination based
on the concept will provide accurate examination results so that it can be used as a guideline
in the diagnosis and management of patients.

Keyword: Jugular Vein Pressure, Physical Examination, Heart Failure, Concept Analysis

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 46
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

PENDAHULUAN metode pengukuran secara invasif


Penyakit gagal jantung merupakan memiliki akurasi yang baik, namun dalam
sekumpulan tanda dan gejala akibat dari pelaksanaannya terdapat beberapa kendala
kegagalan jantung dalam memompa darah yang patut dipertimbangkan. Sehingga
yang mengandung nutrisi dan oksigen ke pemeriksaan JVP menjadi pilihan yang
seluruh tubuh (Wan et al., 2017). Kondisi tepat dalam pemantauan hemodinamik
ini ditandai dengan berbagai gejala klinis serta menjadi indikator penting dalam
seperti kelemahan, kelelahan, intoleransi diagnosis serta pemantauan kondisi pada
aktifitas, sesak nafas, retensi cairan, dan penyakit gagal jantung,
terdapat edema. Lebih sering menyerang Pemeriksaan tekanan vena jugularis
pada laki-laki berusia diatas 65 tahun, dan (Jugular Veinous Pressure “JVP”)
menjadi penyebab terbanyak seseorang merupakan salah satu tehnik untuk
menjalani perawatan di rumah sakit (Desai mendeteksi adanya kerusakan pada
& Stevenson, 2012; Kollia, sirkulasi sistem kardiovaskuler. JVP
Giakoumidakis, & Brokalaki, 2016; Stout merupakan prediktor penting dalam
et al., 2018; Wan et al., n.d.). penyakit gagal jantung, memberikan
Gejala penyakit yang tidak segera informasi yang sangat berguna tentang
terdeteksi dan ditangani dengan baik akan status volume cairan tubuh dan fungsi
meningkatkan resiko terhadap perburukan jantung (Bickley & Szilagyi, 2009),
kondisi, Oleh karena itu, diperlukan (Ponikowski et al., 2016). Meyer
pemantauan sistem hemodinamik serta menjelaskan dalam penelitiannya di
penatalaksanaan dan perawatan yang tepat. Amerika dan Kanada, pasien gagal jantung
Pemantauan ini memberikan informasi yang dilakukan pemeriksaan JVP
mengenai keadaan pembuluh darah, mendapatkan hasil bahwa seluruh pasien
jumlah darah dalam tubuh, dan mengalami peningkatan JVP. Kondisi ini
kemampuan jantung untuk memompakan disinyalir menjadi penyebab meningkatnya
darah (Butrous & Hummel, 2016). rawat inap dan kematian pada pasien gagal
Terdapat beberapa parameter yang harus jantung (Meyer et al., 2009).
diperhatikan dalam pemantauan Meskipun pemeriksaan JVP pada
hemodinamik, salah satunya adalah pasien gagal jantung adalah pemeriksaan
tekanan vena sentral. yang penting, namun masih banyak
Metode dalam pengukuran vena dijumpai pemeriksaan ini tidak
sentral dikelompokkan menjadi dua, yakni dilaksanakan dalam pemberian asuhan
metode invasif dan non-invasif. Meskipun keperawatan. Adapun penyebab tidak
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 47
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

dilaksanakan pemeriksaan JVP ini, salah berjalan sesuai dengan mekanisme hukum
satunya adalah tidak adanya instrumen starling.
khusus untuk pemeriksaan JVP, serta Hukum Starling menyatakan bahwa
kurangnya pemahaman akan konsep dari dalam kondisi jantung yang sehat akan
pemeriksaan JVP. Sehingga pemeriksaan terjadi kontraktilitas yang proporsional.
JVP terasa sangat sulit untuk diaplikasikan Ketika miokardium meregang, kekuatan
dalam praktik keperawatan. Oleh karena kontraksi berikutnya akan meningkat.
itu, dibutuhkan peningkatan pemahaman Sedangkan pada kondisi jantung sakit,
perawat terhadap konsep pemeriksaan JVP baik dalam kondisi seperti kardiomiopati
melalui metode konsep analisis. atau infark miokard, hukum Starling tidak
berlaku karena peningkatan bentangan
METODE miokardium berada di luar batas fisiologis
Metode yang digunakan dalam jantung. Respons kontraktil berikutnya
penulisan ini berdasarkan strategi analisis menghasilkan volume stroke yang tidak
konsep Walker dan Avant, 2004. Konsep mencukupi, dan darah mulai "kembali"
ini meliputi; indentifikasi antesenden, dalam sirkulasi paru-paru (gagal jantung
mendefinisikan atribut, konsekuensi, kiri) atau sistemik (gagal jantung
referensi empiris, dan kasus yang terkait kanan).(Potter, Perry, Stockert, & Hall,
dengan konsep tersebut 2013)

IDENTIFIKASI ANTESENDEN DEFINISI ATRIBUT


Antesenden dan konsekuensi dari Atribut dalam konsep analisis ini
konsep Walker menjelaskan bahwa adalah pemeriksaan tekanan vena
antesenden merupakan cikal bakal jugularis. Metode pengukuran vena
terjadinya konsep itu sendiri. (Walker & terdapat dua macam, yakni secara
Avant, 2004) Antesenden pada konsep langsung (direct) dan secara tidak
analisis ini adalah JVP merupakan langsung (indirect). Secara langsung,
gambaran tidak langsung dari vena kava yakni pengukuran dilaksanakan secara
yang akan mencerminkan kondisi atrium invasif dengan cara memasukkan kateter
kanan pada jantung. Kemampuan jantung pada vena subclavia dextra dan berlanjut
dalam memompakan volume darah akan sampai vena sentralis (vena cava superior)
menyebabkan pengosongan pada atrium yang dihubungkan dengan sphygmomano-
kanan, sehingga sirkulasi darah dapat meter.

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 48
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

Pertimbanagan dalam menentukan dimana aliran darah di dalamnya bersifat


metode yang akan digunakan dalam non-pulsatif, sehingga penilaian kontur
pemantauan hemodinamik berdasarkan vena jugularis tidak dapat dilakukan.
banyak hal. Diantaranya, tindakan invasif (Jyotsna, 2017)
hanya dapat dilaksanakan oleh profesi
dengan keahlian tertentu dan harus 2) Titik Acuan
dilakukan di ruang operasi, sehingga Metode Louis menjadi titik acuan
membutuhkan biaya yang lebih besar. dalam pengukuran JVP. Metode ini
Berbeda dengan metode pemeriksaan tidak dilakukan dengan cara mengukur
langsung berupa pemeriksaan JVP, ketinggian vena jugularis di atas sudut
pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh sternum.(Jyotsna, 2017) Dengan
semua tenaga kesehatan, dapat dilakukan menggunakan sudut sternum sebagai titik
kapanpun sesuai dengan kebutuhan, serta acuan, dengan asumsi bahwa titik ini
hasil pemeriksaan dapat segera diketahui. terletak sekitar 5 cm di atas pusat atrium
Vena jugularis berfungsi sebagai pengganti kanan, sudut ini lebih banyak dikenal
sphygmomanometer dengan titik nol sebagai sudut Louis.(Laar, 2003) Posisi
berada pada mid atrium kanan. Titik ini pasien tidak mempengaruhi letak dari
kira-kira berada pada perpotongan antara sudut Louis ini, baik telentang, semi
garis tegak lurus dari angulus Ludoivici fowler, ataupun duduk.(Resident, Garg, &
menuju bidang yang dibentuk kedua linea Garg, n.d.) Selama pengukuran JVP, aliran
midaxilaris (Vincent, Nathaniel, Peter, & vena di bawah sudut rahang dihentikan
Solomon, n.d.). sementara dengan diberikan tekanan
ringan oleh jari agar puncak pulsasi terlihat
ATRIBUT PENGUKURAN JVP jelas. (Laar, 2003)
Dalam melakukan pengukuran JVP
sebaiknya memperhatikan beberapa hal 3) Refluks abdomino-jugularis
sebagai berikut; Biasa juga dikenal sebagai hepato-
1) Tentukan vena jugularis interna (JVI) jugularis. Hal ini dilakukan ketika pada
Pengukuran JVP dilakukan pada JVI pasien gagal jantung ketika dilakukan
karena vena ini berhubungan langsung pengukuran JVP didapatkan hasil yang
dengan atrium kanan melalui vena kava normal. Sehingga harus dilakukan
superior, sehingga memiliki aliran phasic manipulasi agar tampak hasil pengukuran
ke atrium kanan dengan akurat. Berbeda JVP. Refluks abdominal-jugularis
dengan vena jugularis eksterna (JVE), dilakukan dengan cara menekan bagian
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 49
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

perut di atas pusar selama 10-30 detik sphygmomanometer dalam pemeriksaan


seiring dengan inspirasi pasien. pasien tekanan vena secara invasif. Selain mudah
jangan sampai menahan perut atau nafas dalam pelaksanaannya, pemeriksaan JVP
cepat, sehingga penilaian JVP lebih jelas. dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan
Hasil peningkatan JVP akan menghilang kapanpun, dan segera mendapatkan hasil
ketika tekanan dilepaskan. (Resident et al., pemeriksaan. Selain berfungsi sebagai
n.d.) indikator penting dalam diagnosis penyakit
gagal jantung, pemeriksaan JVP juga
4) Pencahayaan menjadi prediktor dalam pemantauan
Pencahayaan pada saat konndisi pasien gagal jantung.
mengidentifikasi vena jugularis sebelum Sedangkan dampak dari tidak
pemeriksaan dan ketika sedang melakukan dilaksanakannya pengukuran JVP adalah
pemeriksaan JVP harus adekuat dan perburukan kondisi pada pasien gagal
tangensial untuk meminimalisir adanya jantung yang tidak terdeteksi, sehingga
bayangan yang akan membiaskan mengakibatkan meningkatnya angka
penglihatan pada saat pengukuran JVP morbiditas dan mortalitas. Perburukan
(Jyotsna, 2017). kondisi pasien gagal jantung sering tidak
dirasakan pasien, sehingga tiba-tiba pasien
5) Gunakan alat yang lurus dan berskala mengalami sesak nafas, tubuh edema dan
Puncak dari pengukuran JVP yakni mengalami penurunan kesadaran
menentukan pertemuan jarak antara sudut (Pellicori, Kaur, & Clark, n.d.)
Louis (manubrio-sternal) dengan puncak
pulsasi vena jugularis. Penggaris lurus EMPIRICAL REFERENT
akan berpotongan dengan garis horizontal. Prosedur pelaksanaan pemeriksaan
Hasil inilah yang didapatkan dalam JVP tidak terdapat perbedaan pada tiap
pengukuran JVP (Jyotsna, 2017). negara. Berikut merupakan prosedur yang
secara umum digunakan berdasarkan
CONSEQUENCES Potter et al., dan Ball et al.;
Konsekuensi/ kesimpulan dari 1. Persiapkan alat pengukuran JVP
konsep analisis ini, pemeriksaaan JVP berupa :
merupakan suatu tindakan pemeriksaan a. 2 buah penggaris
untuk mengetahui tekanan pada atrium b. Spidol / marker skin
kanan secara indirect. Vena jugularis c. Senter / pen light
berperan sebagai pengganti d. Alat tulis untuk dokumentasi
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 50
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

2. Cuci tangan 14. Pengukuran yang lebih dari 3 sampai 4


3. Jelaskan maksud dan tujuan cm di atas sudut sternal dianggap
pemeriksaan, serta lakukan inform sebagai suatu peningkatan JVP
consen. 15. Catat hasil / dokumentasikan (Potter et
4. Pemeriksaa berada di samping kanan al., 2013), (Ball et al., 2015)
pasien
5. Posisikan pasien berbaring di tempat HASIL
tidur dan atur posisi kepala pada Konsep analisis dalam pemeriksaan
kemiringan 30 – 45o dari bidang tekanan vena jugularis ini memberikan
horizontal. petunjuk dalam penerapan asuhan
6. Anjurkan pasien untuk menoleh dan keperawatan sehingga memberikan mutu
menengadah ke sebelah kiri asuhan keperawatan yang berkualitas.
7. Identifikasi vena jugularis Dengan asuhan keperawatan yang
8. Tentukan puncak undulasi vena jugular berkualitas, maka mendorong tingkat
9. Tentukan titik angulius sternalis kesembuhan pasien, sehingga berdampak
10. Dengan penggaris pertama, pada kualitas hidup pasien dengan masalah
proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena pada sistem kardiovaskuler semakin
secara horizontal ke dada sampai titik meningkat dan terhindar dari perburukan
manubrium sterni. kondisi. Terdapat beberapa atribut yang
11. Kemudian penggaris kedua diletakkan harus dikuasai oleh tenaga kesehatan
vertikal dari angulus sternalis. dalam melaksanakan pemeriksaan JVP.
12. Lihat hasil pengukuran dengan melihat Serta mengikuti kaidah prosedur
hasil angka pada penggaris kedua (titik pelaksanaan dalam pemeriksaan tekanan
pertemuan antara mistar pertama dan vena jugularis.
kedua). Hasil pembacaan kemudian
ditambahkan angka 5 cm, sebagai KESIMPULAN
asumsi jarak antara angulus sternalis Pemeriksaan JVP merupakan
dengan atrium kanan. gambaran tidak langsung dari tekanan
13. Catat jarak dalam sentimeter dan atrium kanan melalui vena kava. JVP
tetntukan sudut kemiringan pasien merupakan penanda penting dalam
berbaring (missal denyut vena jugularis penyakit gagal jantung, memberikan
5 cm di atas sudut sternal, dengan informasi yang sangat berguna tentang
kepala dinaikkan 30 derajat. status volume cairan tubuh dan fungsi

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 51
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

jantung untuk mencegah perburukan Heart Failure Predict or Prevent?


https://doi.org/10.1161/CIRCULATI
kondisi pasien.
ONAHA.112.125435
Penguasaan terhadap konsep
Jyotsna, M. (2017). JVP-Jugular Venous
pemeriksaan JVP sangat diperlukan oleh
Pressure, 2(2).
seluruh tenaga kesehatan. Pemeriksaan
Kollia, Z. A., Giakoumidakis, K., &
JVP merupakan kompetensi seluruh tenaga
Brokalaki, H. (2016). The
kesehatan, sehingga setiap insan kesehatan Effectiveness of Nursing Education
on Clinical Outcomes of Patients
harus memahami serta melaksanakan
With Heart Failure : A Systematic
pemeriksaan JVP dalam memberikan Review. Jundishapur J Chronic Dis
Care, 5(2), 1–11.
asuhan keperawatan. Konsep menjadi
https://doi.org/10.17795/jjcdc-
dasar dalam menerapkan suatu teori. 35881.Review
Penerapan pemeriksaan JVP berdasarkan
Laar, A. V. (2003). Why is the
konsepnya, akan memberikan hasil measurement of jugular venous
pressure discredited? The Journal of
pemeriksaan yang akurat, sehingga dapat
Medicinne, 61(7), 268–272.
dijadikan sebagai pedoman dalam
Meyer, P., Ekundayo, O. J., Adamopoulos,
penegakan diagnosa dan penatalaksanaan
C., Mujib, M., Aban, I., White, M.,
pada pasien. … Ahmed, A. (2009). A Propensity-
Matched Study of Elevated Jugular
Venous Pressure and Outcomes in
DAFTAR PUSTAKA Chronic Heart Failure. The American
Journal of Cardiology, 103(6), 839–
Ball, J. W., Dains, J. E., Flynn, J. A.,
844.
Solomon, B. S., & Stewart, R. W.
https://doi.org/10.1016/j.amjcard.200
(2015). Seidel’s Guide to Physical
8.11.045
Examination (8th ed.). New York:
Elsevier.
Pellicori, P., Kaur, K., & Clark, A. L.
(n.d.). Fluid Management in Patients
Bickley, L. S., & Szilagyi, P. G. (2009).
with Chronic Heart Failure.
Buku Ajar Pemeriksaan Fisik &
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar
Riwayat Kesehatan. (Edisi Bahasa
ticles/PMC5490880/pdf/cfr-01-90.pdf
Indonesia, L. Dwijayanthi, A.
Novrianti, & S. Karolina, Eds.) (8th
Ponikowski, P., Voors, A. A., Anker, S.
ed.). Jakarta: EGC Medical Publiser.
D., Bueno, H., Cleland, J. G. F.,
Coats, A. J. S., … van der Meer, P.
Butrous, H., & Hummel, S. L. (2016).
(2016). 2016 ESC Guidelines for the
Heart Failure in Older Adults. The
diagnosis and treatment of acute and
Canadian Journal of Cardiology,
chronic heart failure. European Heart
32(9), 1140–1147.
Journal, 37(27), 2129–2200.
https://doi.org/10.1016/j.cjca.2016.05
https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehw
.005
128
Desai, A. S., & Stevenson, L. W. (2012).
Potter, P., Perry, A. G., Stockert, P. A., &
Special Report Rehospitalization for
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 52
Journal of TSCNers Vol.5 No.1 Tahun 2020 ESSN: 2503-2453

Hall, A. M. (2013). Fundamentals Of Walker, L. O., & Avant, K. C. (2004).


Nursing (8th ed.). Canada: Elsevier. Strategies for Theory Construction in
Nursing. (M. Connor, Ed.) (4 th).
Resident, S., Garg, N., & Garg, N. (n.d.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Jugular Venous Pulse : An Appraisal.
http://medind.nic.in/jac/t00/i3/jact00i Wan, T. T. H., Terry, A., Cobb, E., Mckee,
3p260.pdf B., Tregerman, R., & Barbaro, S. D.
S. (n.d.). Strategies to Modify the
Stout, K. K., Daniels, C. J., Aboulhosn, J. Risk of Heart Failure Readmission: A
A., Bozkurt, B., Broberg, C. S., Systematic Review and Meta-
Colman, J. M., … Van Hare, G. F. Analysis.
(2018). 2018 AHA/ACC Guideline https://doi.org/10.1177/23333928177
for the Management of Adults With 01050
Congenital Heart Disease. Journal of
the American College of Cardiology, Wan, T. T. H., Terry, A., Cobb, E., Mckee,
25255. B., Tregerman, R., & Barbaro, S. D.
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2018.08 S. (2017). Strategies to Modify the
.1029 Risk of Heart Failure Readmission :
A Systematic Review and Meta-
Vincent, S. Y., Nathaniel, G. G., Peter, Y. Analysis, 4, 1–16.
D., & Solomon, D. S. (n.d.). https://doi.org/10.1177/23333928177
Zaria‑made jugulometre: Assessing 01050
its usefulness in bedside medicine.
https://doi.org/10.4103/0189-
7969.152025

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCNers 53

Anda mungkin juga menyukai