Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

RESUME

ISLAM DISIPLIN ILMU

OLEH :

ANDI AHMES LESTARI

15120190090

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UMI

MAKASSAR
1. Tuliskan (BPOM, 2018)
a. Apa yang dimaksud dengan OOT
Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya
disebut dengan Obat-Obat Tertentu, adalah obat-obat yang bekerja di
sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada
penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
b. Kriteria OOT
Kriteria Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan Badan ini terdiri atas
obat atau bahan obat yang mengandung:
a. Tramadol;
b. Triheksifenidil;
c. Klorpromazin;
d. Amitriptilin;
e. Haloperidol; dan/atau
f. Dekstrometorfan
c. Hal-hal yang diatur dalam aturan BPOM
a. bahwa untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan
penggunaan yang salah atas Dekstrometorfan, perlu dilakukan
pengawasan yang lebih ketat;
b. bahwa penggunaan Dekstrometorfan yang sering disalahgunakan
perlu dikelola dengan baik oleh Industri Farmasi, Pedagang Besar
Farmasi, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Puskesmas dan Toko Obat untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan kebocoran;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b, perlu mengkategorikan Dekstrometorfan ke dalam Obat-
Obat Tertentu;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan tentang Pedoman Pengelolaan Obat-
Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan;

2. Tuliskan aturan pelayanan salinan resep dari apotik atau instalasi


farmasi lain yang mengandung obat psikotropik dan narkotik (BPOM,
2018)
1. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dilarang mengulangi penyerahan obat
atas dasar resep yang diulang (iter) apabila resep aslinya mengandung
Narkotika.
2. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dilarang menyerahkan Narkotika
berdasarkan salinan resep yang baru dilayani sebagian atau belum
dilayani sama sekali apabila tidak menyimpan resep asli.
3. Resep yang dilayani harus asli; ditulis dengan jelas dan lengkap; tidak
dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi, termasuk fotokopi blanko
resep.
4. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas hanya dapat melayani
resep Narkotika, Psikotropika dan/atau Prekursor Farmasi berdasarkan
resep dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas tersebut.

3. Aturan Swamedikasi obat KB (Pio Nas)

Indikasi: 
kontrasepsi.
Peringatan: 
faktor risiko untuk penyakit vaskular; diabetes mellitus; riwayat penyakit
arterial dalam keluarga terutama saudara kandung berusia di bawah 45
tahun; varises; depresi berat; imobilisasi lama; sickle cell anemia; penyakit
radang usus.
Kontraindikasi: 
kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; riwayat penyakit
tromboemboli; keadaan yang meningkatkan risiko tromboemboli, misalnya
profil lipid yang aterogenik atau kelainan koagulasi protrombotik; migren
berat, fokal, dan bertambah berat; TIA tanpa sakit kepala; penyakit hati;
hepatitis; porfiria; ikterus kolestatik; batu empedu; karsinoma payudara atau
genital; perdarahan vagina yang belum didiagnosis; wanita menyusui.
Efek Samping: 
mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan bertambah,
trombosis, perubahan libido, kloasma, depresi, hipertensi, iritasi pada lensa
kontak, gangguan fungsi hati, tumor hati, perdarahan haid berkurang,
perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya perdarahan putus obat.
Dosis: 
1 tablet tiap hari pada jam yang sama; dilanjutkan sesuai dengan petunjuk
pada pak obat; bila terlambat 12 jam makan pil, daya kontrasepsinya
berkurang. Pak pertama dimulai pada hari pertama daur haid; bila terlambat
memulai, sebaiknya gunakan kontrasepsi pelindung selama 7 hari pertama.
 Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai 1 pak, berikan tenggang waktu
7 hari sebelum mulai dengan pak yang baru.
 Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai 1 pak, langsung dilanjutkan
dengan pak yang baru.
 Sediaan trifasik: mulai dengan tablet berjumlah 6 pada hari pertama daur
haid.
Cara Penggunaan :
Minum pil harus dimulai pada saat menstruasi, untuk menjamin bahwa tidak
sedang terjadi kehamilan pada wanita tersebut. Pil pertama yang diminum
pada kemasan 28 haruslah pil yang ditandai dengan bagian yang diarsir
pada bagian belakang kemasan tablet. Untuk menghindarkan wanita terlupa
minum pil, sangat dianjurkan untuk minum pil pada jam yang sama setiap
hari sesuai dengan hari dan mengikuti tanda panah yang ada pada bagian
belakang kemasan tablet. Sangat dianjurkan untuk minum pil pada waktu
yang sama setiap harinya, agar perlindungan terhadap kehamilan dapat
dimaksimalkan.
Lupa Minum Pil
Jika lupa minum pil, maka sebaiknya pil diminun secepat mungkin pada saat
ia menyadarinya, dan untuk diminum pada waktu biasanya. Jika terlambat 24
jam atau lebih (khususnya pada periode awal), pil mungkin tidak bekerja.
Segera setelah menyadarinya, pasien sebaiknya melanjutkan meminum pil
secara normal. Akan tetapi, pasien tidak terlindungi selama 7 hari ke depan
dan oleh sebab itu tidak boleh berhubungan atau sebaiknya menggunakan
metode lain untuk kontrasepsi seperti kondom. Bila 7 hari ke depan yang
tidak terlindungi ada pada akhir paket ini, paket selanjutnya sebaiknya
dimulai segera dengan mengabaikan interval bebas pil (atau pada kasus pil
setiap hari (everyday, ED), abaikan 7 tablet inaktif). Kontrasepsi darurat
dianjurkan jika lebih dari 2 tablet kontrasepsi oral kombinasi terlewat dari 7
tablet pertama dalam paket.
Pil harus dihentikan apabila :
Kontrasepsi kombinasi hormonal atau terapi sulih hormon (HRT) sebaiknya
dihentikan (tunda investigasi dan pengobatan), jika terjadi gejala-gejala
berikut:
 nyeri berat pada dada yang muncul dengan tiba-tiba (bahkan jika tidak
menyebar pada lengan kiri);
 kesulitan bernafas dengan tiba-tiba (atau batuk dengan noda darah pada
sputum);
 nyeri berat pada betis pada satu kaki;
 nyeri berat pada perut;
 keluhan neurologi serius termasuk yang tidak biasa, sakit kepala yang berat
dan berkepanjangan khususnya baru pertama kali terjadi atau yang makin
memburuk atau hilangnya pandangan sebagian atau seluruhnya atau
kehilangan pendengaran dengan tiba-tiba atau gangguan kemampuan
persepsi lainnya atau disfasia atau serangan sakit kepala atau pingsan atau
kejang epilepsi yang baru pertama kali terjadi atau kelemahan, gangguan
motorik, mati rasa yang mempengaruhi satu sisi atau satu bagian dari tubuh;
 hepatitis, ikterus, pembesaran hati;
 tekanan darah sistolik di atas 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg;
 imobilitas jangka panjang setelah operasi atau luka pada kaki;
 ada faktor risiko yang menjadi kontraindikasi pemberian obat Misalnya,
pasien mendapatan terapi Rifampisin yang dapat menurunkan efek
kontrasepsi sebaiknya menggunakan kontrasepsi mekanik, seperti kondom.

4. Aturan Swamedikasi penyakit kulit (Depkes, 2007)


Indikasi :
Jerawat.
Diberikan obat-obatan yang mengandung :
Sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, triklosan
Kegunaan obat :
Membantu mengatasi gangguan jerawat.
Cara pemakaian :
Cuci wajah hingga bersih. Oleskan obat dengan ujung jari pada bagian yang
berjerawat selama 3 hari pertama. Bila tidak terjadi gangguan, gunakan dua
kali sehari pada bagian yang berjerawat. Bila timbul kekeringan atau kulit
terkelupas dosis dikurangi menjadi satu kali sehari atau dua hari sekali.
Perhatian :
Hanya untuk pemakaian luar. Hindari kontak dengan mata, pelupuk mata dan
mulut
Bentuk sediaan :
Bedak, Krim, Gel,

5. Mengapa apoteker berinisiatif mengganti enoxaparin dengan


pondaparinux (kemenkes, 2014)
Karena Enoxaparin Sodium mengandung babi sehingga apoteker mengganti
obat tersebut dengan obat yang indikasi sama tetapi tidak mengandung babi.
6. Bagaimana etika apoteker yang hendak mengganti obat, jelaskan !
(Permenkes, 2017)
Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di apotek atau pasien
tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep, apoteker dapat
mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk
pemilihan obat lain.

7. Jelaskan etika apoteker dalam penggantian obat bermerek dagang


dengan obat generik ! ( Permenkes, 2017)
Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka
apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang
sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan
dokter dan/atau pasien.

8. Bagaimana aturan pemberian obat yang termasuk dalam DOWA dan


asam mafenamat termasuk dalam DOWA berapa ? (Menkes, 1990)
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang OBAT WAJIB APOTIK yaitu obat
keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotik tanpa
resep dokter
2. Obat yang termasuk dalam OBAT WAJIB APOTIK ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
3. Obat yang tercantum pada lampiran Keputusan ini dapat diserahkan oleh
Apoteker di Apotik dan selanjutnya disebut OBAT WAJIB APOTIK No. 1
Obat wajib pajak ini dapat ditinjau kembali dan disempurnakan setiap
waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Apoteker di Apotik dalam melayani pasien yang memerlukan obat di
maksud dictum kedua diwajibkan :
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang bersangkutan
b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
c. Memberi informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi,
efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
 Obat asam mafenamat termasuk DOWA 1 dengan maksimal pemberian
20 tablet.

9. Jelaskan Informasi yang harus diberikan pada pemberian oral :


a. Tetes mata
Mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun, kepala
dimiringkan sedikit kebelakang, kemudian jari telunjuk menarik
kelopak mata kebawah hingga membentuk lekukan. Langkah
selanjutnya adalah meneteskan obat mata ke dalam lekukan mata
dan menutup mata pelan-pelan. Jangan kedip-kedipkan mata dan
membiarkan mata tertutup selama 1-2 menit.
b. Insulin
PENYIAPAN INSULIN :
a. Tangan dalam keadaan bersih.
b. Hangatkan botol insulin yang dingin dengan memutar
10xdiantara kedua telapak tangan.
c. Buka penutup ujung insulin.
d. Usap karet ujung botol insulin dengan kapas alkohol.
CARA PENYUNTIKAN INSULIN:
a. Pasang jarum suntik pada alat humapen
b. Buka penutup luar dan dalam (jangan dibuang)
c. Stel 2 Unit, Ketuk dan tekan tombol untuk buang gelembung
udara di dalam insulin
d. Untuk jenis insulin yang keruh pasang kembali
penutup jarum lalu gulung pena insulin keatas dan kebawah
sebanyak 10x atau sampai cairan insulin tercampur merata
e. Putar Dosis sesuai dengan anjuran dokter
f. Buka penutup jarum lalu pegang pena insulin dengan cara
menggenggam kemunian suntikan ke lokasi penyuntikan
g. Tekan sampai tanda ‘nol’ dan tahan selama 10 detik
h. Lalu tarik perlahan dengan posisi tegak lurus
i. Buka jarum dan penutup jarum dibuang.
j. Jarak lokasi antar suntikan pertama dengan berikutnyasekitar
dua jari
c. Patch
Cara Pemakaian :
 Untuk letak penempelan patch lihat instruksi yang terdapat
pada kemasan obat.
 Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka.
 Jangan ditempelkan dalam lipatan kulit atau di bawah pakaian
ketat.
 Pindahkan tempat patch setiap periode tertentu.
 Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering.
 Bersihkan dan keringkan tempat pemasangan patch.
 Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya.
 Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar
menempel.
 Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai