RESUME
OLEH :
15120190090
MAKASSAR
1. Tuliskan (BPOM, 2018)
a. Apa yang dimaksud dengan OOT
Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya
disebut dengan Obat-Obat Tertentu, adalah obat-obat yang bekerja di
sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada
penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
b. Kriteria OOT
Kriteria Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan Badan ini terdiri atas
obat atau bahan obat yang mengandung:
a. Tramadol;
b. Triheksifenidil;
c. Klorpromazin;
d. Amitriptilin;
e. Haloperidol; dan/atau
f. Dekstrometorfan
c. Hal-hal yang diatur dalam aturan BPOM
a. bahwa untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan
penggunaan yang salah atas Dekstrometorfan, perlu dilakukan
pengawasan yang lebih ketat;
b. bahwa penggunaan Dekstrometorfan yang sering disalahgunakan
perlu dikelola dengan baik oleh Industri Farmasi, Pedagang Besar
Farmasi, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Puskesmas dan Toko Obat untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan kebocoran;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b, perlu mengkategorikan Dekstrometorfan ke dalam Obat-
Obat Tertentu;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan tentang Pedoman Pengelolaan Obat-
Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan;
Indikasi:
kontrasepsi.
Peringatan:
faktor risiko untuk penyakit vaskular; diabetes mellitus; riwayat penyakit
arterial dalam keluarga terutama saudara kandung berusia di bawah 45
tahun; varises; depresi berat; imobilisasi lama; sickle cell anemia; penyakit
radang usus.
Kontraindikasi:
kehamilan, risiko tinggi untuk penyakit arterial; riwayat penyakit
tromboemboli; keadaan yang meningkatkan risiko tromboemboli, misalnya
profil lipid yang aterogenik atau kelainan koagulasi protrombotik; migren
berat, fokal, dan bertambah berat; TIA tanpa sakit kepala; penyakit hati;
hepatitis; porfiria; ikterus kolestatik; batu empedu; karsinoma payudara atau
genital; perdarahan vagina yang belum didiagnosis; wanita menyusui.
Efek Samping:
mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara, berat badan bertambah,
trombosis, perubahan libido, kloasma, depresi, hipertensi, iritasi pada lensa
kontak, gangguan fungsi hati, tumor hati, perdarahan haid berkurang,
perdarahan bercak pada awal daur, tidak adanya perdarahan putus obat.
Dosis:
1 tablet tiap hari pada jam yang sama; dilanjutkan sesuai dengan petunjuk
pada pak obat; bila terlambat 12 jam makan pil, daya kontrasepsinya
berkurang. Pak pertama dimulai pada hari pertama daur haid; bila terlambat
memulai, sebaiknya gunakan kontrasepsi pelindung selama 7 hari pertama.
Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai 1 pak, berikan tenggang waktu
7 hari sebelum mulai dengan pak yang baru.
Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai 1 pak, langsung dilanjutkan
dengan pak yang baru.
Sediaan trifasik: mulai dengan tablet berjumlah 6 pada hari pertama daur
haid.
Cara Penggunaan :
Minum pil harus dimulai pada saat menstruasi, untuk menjamin bahwa tidak
sedang terjadi kehamilan pada wanita tersebut. Pil pertama yang diminum
pada kemasan 28 haruslah pil yang ditandai dengan bagian yang diarsir
pada bagian belakang kemasan tablet. Untuk menghindarkan wanita terlupa
minum pil, sangat dianjurkan untuk minum pil pada jam yang sama setiap
hari sesuai dengan hari dan mengikuti tanda panah yang ada pada bagian
belakang kemasan tablet. Sangat dianjurkan untuk minum pil pada waktu
yang sama setiap harinya, agar perlindungan terhadap kehamilan dapat
dimaksimalkan.
Lupa Minum Pil
Jika lupa minum pil, maka sebaiknya pil diminun secepat mungkin pada saat
ia menyadarinya, dan untuk diminum pada waktu biasanya. Jika terlambat 24
jam atau lebih (khususnya pada periode awal), pil mungkin tidak bekerja.
Segera setelah menyadarinya, pasien sebaiknya melanjutkan meminum pil
secara normal. Akan tetapi, pasien tidak terlindungi selama 7 hari ke depan
dan oleh sebab itu tidak boleh berhubungan atau sebaiknya menggunakan
metode lain untuk kontrasepsi seperti kondom. Bila 7 hari ke depan yang
tidak terlindungi ada pada akhir paket ini, paket selanjutnya sebaiknya
dimulai segera dengan mengabaikan interval bebas pil (atau pada kasus pil
setiap hari (everyday, ED), abaikan 7 tablet inaktif). Kontrasepsi darurat
dianjurkan jika lebih dari 2 tablet kontrasepsi oral kombinasi terlewat dari 7
tablet pertama dalam paket.
Pil harus dihentikan apabila :
Kontrasepsi kombinasi hormonal atau terapi sulih hormon (HRT) sebaiknya
dihentikan (tunda investigasi dan pengobatan), jika terjadi gejala-gejala
berikut:
nyeri berat pada dada yang muncul dengan tiba-tiba (bahkan jika tidak
menyebar pada lengan kiri);
kesulitan bernafas dengan tiba-tiba (atau batuk dengan noda darah pada
sputum);
nyeri berat pada betis pada satu kaki;
nyeri berat pada perut;
keluhan neurologi serius termasuk yang tidak biasa, sakit kepala yang berat
dan berkepanjangan khususnya baru pertama kali terjadi atau yang makin
memburuk atau hilangnya pandangan sebagian atau seluruhnya atau
kehilangan pendengaran dengan tiba-tiba atau gangguan kemampuan
persepsi lainnya atau disfasia atau serangan sakit kepala atau pingsan atau
kejang epilepsi yang baru pertama kali terjadi atau kelemahan, gangguan
motorik, mati rasa yang mempengaruhi satu sisi atau satu bagian dari tubuh;
hepatitis, ikterus, pembesaran hati;
tekanan darah sistolik di atas 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg;
imobilitas jangka panjang setelah operasi atau luka pada kaki;
ada faktor risiko yang menjadi kontraindikasi pemberian obat Misalnya,
pasien mendapatan terapi Rifampisin yang dapat menurunkan efek
kontrasepsi sebaiknya menggunakan kontrasepsi mekanik, seperti kondom.