Anda di halaman 1dari 3

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian umumnya ditangani dengan beberapa proses sebelum diaplikasikan


diantaranya proses reduksi atau kominusi (Drzymala, 2007). Kominusi
merupakan salah satu unit operasi yang penting dalam pengolahan mineral,
industri semen, keramik, pertanian, pakan ternak dan lain-lain (Feurstenau and
Han, 2003).

Hammer mill merupakan salah satu peralatan kominusi yang banyak digunakan
dalam pengolahan bahan galian industri dengan mengandalkan gaya pukul dan
gaya gesek (Gupta and Yan, 2006). Hammer mill dilengkapi dengan sejumlah
palu yang terikat pada poros dan terhubung ke motor listrik dan dapat berputar
dengan kecepatan tinggi.

Untuk memaksimalkan proses pereduksian, sebuah saringan umumya dipasang


tepat pada bagain bawah ruang remuk. Saringan bukan saja berfungsi untuk
menahan material hasil remukan yang belum lolos tetapi juga menahan tekanan
dari palu yang berputar sambil menggerus fragmen yang belum lolos saringan.

Murphy A. et al, (2009) mendapat hasil bahwa dalam pereduksian gandum ukuran
butir yang dihasilkan hammer mill dengan ukuran lubang saringan 2 mm dan 3
mm bervariasi dan proporsi produk tertinggi berada pada ukuran 150 µm. Sedarta
dkk. (2013) juga menyimpulkan bahwa hammer mill dapat mengahsilkan ukuran
butir yang bervariasi, namun ukuran butir produk lebih kecil dibanding ukuran
lubang saringan.

Penelitian ini direncanakan untuk menyelidiki pengaruh ukuran lubang saringan


terhadap distribusi ukuran butir produk pada Hammer Mill. Distribusi ukuran
butir akan dihubungkan dengan nilai Point Load Index serta pertrografi
batugamping.

1-1
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi ukuran
lubang saringan terbaik untuk menghindari variasi ukuran butir akibat proses
peremukan.

1.2 Perumusan Masalah

Hammer mill digunakan pada berbagai industri. Hammer mill umumnya


digunakan untuk pereduksian ukuran. Batugamping merupakan bahan galian yang
sering dimanfaatkan baik untuk pertanian, pakan ternak industri keramik dan lain-
lain. Sesuai dengan SNI : 02-2804-2005 bahwa aplikasi batugamping untuk
pertanian menggunakan ukuran bervariasi dengan rentang ukuran -25+80#.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran saringan dapat mempengaruhi distribusi ukuran produk pada


hammer mill
2. Apakan sifat mekanik contoh dapat mempengaruhi distribusi ukuran produk
pada hammer mill.
3. Apakah ukuran butir giling indentik dengan ukuran butir pembentuk
batugamping hasil analisa petrografi

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung nilai point load index batugamping


2. Menggerus batugaping menggunakan hammer mill dengan ukuran saringan
3.0, 5.0, 7.5, 10.0 dan 12.5
3. Mengukur distribusi ukuran hasil percobaan menggunakan ayakan standar
ASTM
4. Menganalisa pengaruh sifat fisik terhadap distribusi ukuran produk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rekomendasi ukuran lubang
saringan terbaik untuk menghindari variasi ukuran butir dan meminimalkan
perubahan sifat alamiah butir akibat proses peremukan.

1-2
1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan menggunakan batugamping dari tiga lokasi yang berbeda.
Batugamping 1 berasal dari Desa Batu Katak Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat, batugamping 2 berasal dari seda Susuk, Kecamatan Tiga Nderket
Kabupaten Karo dan batu 3 berasal dari desa Penen Kecamatan Sibiru-biru
Kabupaten Deli Serdang .Ketiga conto tersebut secara administratif berada di
Provinsi Sumatera Utara. Penambangan yang dilakukan tidak terlepas dari
pengaruh subjektivitas, namun dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa
batugamping yang digunakan adalah homogen dan isotrop.

1-3

Anda mungkin juga menyukai