Anda di halaman 1dari 3

BAB II.

TINJAUAN UMUM

2.1 Batu-gamping Desa Penen


Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah batugamping. Batugamping
yang berasal dari (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan
sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari
calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar
ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze (Wikipedia.org,
2013).
Batuan gamping (limestone) batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral
utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir
kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari
proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping adalah merupakan
endapan yang berlapis-lapis , kebanyakan terjadi dari endapan kimia dan lainnya
terbentuk dari kerangka berkapur jasad-jasad renik organisme laut. Batu gamping
merupakan bahan penting dalam industri pembuatan baja dan gelas serta industri
semen.
Daerah Desa Penen sebagian besar banyak ditemukan batugamping. Sehingga
peneliti mengambil sampel batugamping pada Desa Penen. Batugamping Penen
banyak dijumpai lapisan-lapisan hasil proses pengendapan material-material
disekitarnya dan butir-butirannya relatif lebih halus maka, dapat disimpulkan tipe
batugamping Desa Penen tersebut adalah Tipe Gamping Afanitik .

2.2 Karakterisitik penggunaan batu-gamping penen


Batugamping Desa Penen adalah batugamping klastik yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritur batugamping asal. Batuan ini termasuk dalam jenis
batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih abu – abu dan warna
lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik dengan
komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh

Pengaruh Metode Pengumpanan Terhadap Gradasi Ukuran Produk Hammer mill 2-1
dari batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Mudstone ( Dunham ) ,
Batuan ini mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang
digunakan dengan interprestasi yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit,
karena batuan ini merupakan batuan karbonat dan menurut klasifikasi Dunham
(1962) nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini mempunyai kesan
butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.

Gambar 2.1. Batugamping

2.3 Lokasi Laboratorium Pengolahan Bahan Galian


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Merupakan Salah satu Laboratorium
satu-satunya yang ada di Laboratorium Jurusan teknik pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Medan, Jl. Gedung Arca No 52 Medan.

2.4 Karakterisitik Hammer mill


Hammer mill yang ada pada Lab. Pengolah Bahan Galian terdiri atas sebuah
sumbu berputar dilengkapi palu yang dapat berayun secara bebas (free-swing
hammer). Alat ini dilengkapi dengan sebuah saringan yang berukuran 5 mm
terletak di bagian bawah rotary hammer (lihat Gambar 2.1). Batuan, butiran atau
material keras lainnya yang dimasukkan ke dalam ruang remuk (crushing frame)
akan direduksi hingga ukurannya dapat melewati lubang saringan yang
diterapkan.

Pengaruh Metode Pengumpanan Terhadap Gradasi Ukuran Produk Hammer mill 2-2
Gambar 2.2. Hammer mill

2.5 Ayakan Standar


Ayakan yang tersedia pada Lab. Pengolahan Bahan Galian adalah ayakan yang
terdiri dari 10 ukuran mesh (10# - 200#), perbandingan ukuran partikel produk
hammermill dapat didasarkan kepada ukuran standar ayakan yang umum
digunakan (lihat tabel 2.1). Alasan digunakan ayakan standard menurut ASTM,
karena standar ukuran ayakan yang disarankan menurut Greg Alles (2003)
seharusnya untuk melakukan pengelompokkan ukuran butir tidak tersedia pada
Lab. Pengolahan Bahan Galian Jurusan Pertambangan Institut Teknologi Medan.

Tabel 2.1. Ukuran Standar Ayakan Menurut ASTM


Opening in
ASTM millimeters
10 # 1.680
20 # 0.841
40 # 0.42
60 # 0.25
80 # 0.178
100 # 0.15
120 # 0.125
140 # 0.103
200 # 0.073
<200 # 0.064

Pengaruh Metode Pengumpanan Terhadap Gradasi Ukuran Produk Hammer mill 2-3

Anda mungkin juga menyukai