Anda di halaman 1dari 7

LANDASAN ANTROPOLOGIS PENDIDIKAN

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Ary Fawzi

Disusun oleh:
Dinda Dwi Nugraheni (150311607345)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
Oktober 2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan untuk terus belajar karena
pada hakekatnya manusia merupakan mahluk yang selalu belajar dan dipelajari.
Proses hidup manusia adalah proses perkembangan berada dan berlangsung di
dalam masyarakat oleh karena itu manusia adalah mahluk yang memiliki masa
belajar yang panjang. Dengan belajar manusia dapat melakukan banyak hal agar
kehidupan yang dijalani sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Manusia juga diciptakan memiliki berbagai kemampuan dan akal pikiran
yang berbeda dengan makhluk lainnya maka dari itu manusia harus dibekali
pendidikan yang cukup sejak dini. Banyak sekali sarana belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Ada tiga jalur yang dapat dilalui oleh manusia untuk
menempuh pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan
pendidikan nonfromal.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar tujuan yang ingin dicapai dapat
dipenuhi. Dalam masyarakat yang sangat kompleks pendidikan tentu memiliki
fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan
sebab kebudayaan tidak dibawa manusia sejak kelahirannya. Perlu media-media
tertentu agar kebudayaan dapat ditransfer kepada generasi penerus bangsa salah
satunya melalui jalur pendidikan. Dengan demikian penulis akan membahas
secara lengkap mengenai landasan antropologis pendidikan. Tujuannya agar
pendidikan di Indonesia memahami keanekaragaman budaya setempat dan tidak
menghilangkan nilai luhur, norma, serta etika dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional.

Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud landasan antropologis pendidikan?
2) Apa hubungan timbal balik antara pendidikan dan kebudayaan?
3) Bagaimana penerapan landasan antropologis dalam pendidikan saat ini?

Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1) Penulis
Sebagai penulis manfaat yang dapat diperoleh adalah memperluas wawasan
mengenai antroplogi pendidikan sehingga menciptakan rasa toleransi yang
tinggi dengan adanya kebudayaan yang beragam di Indonesia.
2) Dunia Akademis
Setiap manusia memiliki perbedaan, oleh karena itu seorang pendidik harus
sedikit banyak memahami latar siswa baik keluarga, budaya, serta lingkungan
siswa. Dengan ditulisnya makalah ini, pendidik dapat mengetahui kedudukan
serta peran yang harus dilakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat.

PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian landasan antropologis
pendidikan, hubungan timbal balik antara pendidikan dan kebudayaan, dan
penerapan landasan antropologis pada pendidikan saat ini.
Pengertian Landasan Antropologis
Dinn Wahyudin, dkk (2011; 2.28) memaparkan “landasan antropologis
pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari hasil studi disiplin
antropologi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktik pendidikan”. Dalam
hal ini seperangkat asumsi yang dimaksud adalah ketika suatu cabang ilmu
antropologi diterapkan ke dalam dunia pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa studi antropologi adalah
cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat pada suatu etnis
tertentu maka landasan antropologis di dalam pendidikan dinilai sangat perlu
karena melalui antropologi dapat membuka diri tentang keanekaragaman budaya
yang dimiliki oleh Indonesia dan menghargai kebudayaan orang lain. Jadi dapat
dikatakan bahwa landasan antropologis pendidikan merupakan suatu jembatan
yang menghubungkan antara pendidikan dan kebudayaan yang ada di dalam
masyarakat.

Hubungan Timbal Balik antara Pendidikan dan Kebudayaan


Di dalam pendidikan landasan antropologis merupakan poin penting untuk
membantu terciptanya tujuan pendidikan karena masyarakat pasti menghendaki
anak-anaknya kelak menjadi manusia yang berbudaya. Dengan tetap
memperhatikan kebudayaan dalam praktik pendidikan makan nilai-nilai luhur
yang ada di dalam masyarakat tidak akan luntur begitu saja. Tentunya untuk
mencapai tujuan tersebut landasan antropologis dapat menjadi jembatan agar
pendidikan dan kebudayaan saling memberikan hubungan timbal balik.
Setiap masyarakat pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda begitu
pula dengan kebudayaan. Setiap daerah akan memiliki kebudayaan masing-
masing yang tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Pendidikan sangat
diperlukan untuk mentransfer kebudayaan-kebudayaan yang sudah mengakar dari
masing-masing daerah. Kebudayaan suatu daerah tertentu dapat diwariskan
kepada anak cucu mereka melalui pendidikan baik pendidikan formal, pendidikan
informal, maupun pendidikan nonformal. Contohnya di dalam pendidikan formal
terdapat mata pelajaran yang mengajarkan kesenian atau pelajaran lain yang
secara tidak langsung membuat siswa memahami kesenian yang menjadi budaya
daerah tersebut. Selain itu juga terdapat fasilitas ekstrakurikuler yang sebagian
merupakan ekstrakurikuler pengembangan diri di bidang kebudayaan tentunya
dapat mencetak para generasi penerus yang akan tetap melestarikan budayanya.
Sebaliknya bentuk, ciri-ciri, dan pelaksanaan pendidikan di suatu daerah
tertentu akan berbeda dengan daerah lainnya bergantung dengan kebudayaan
masing-masing. Pada mulanya di dalam masyarakat tertentu akan
mengidentifikasi kebutuhan di dalam masyarakat tersebut, bagaimana
kebudayaannya sehingga pendidikan tersebut berjalan sesuai dengan kebiasaan
atau budaya asli mereka. Dengan begitu mereka akan dengan mudah menentukan
gaya belajar yang nyaman dan terciptalah tujuan pendidikan yang sebagaimana
mestinya.
“Pendidikan tidak hanya berfungsi mentransmisi kebudayaan kepada
generasi penerus, tetapi pendidikan juga berfungsi mentransformasikan
kebudayaan agar sesuai dengan perkembangan dan tujuan zaman” (Tatang, 2012:
52). Maksudnya adalah bagaimana pendidikan dapat menerapkan fungsi ganda
pendidikan, yaitu sebagi media sosialisasi dan agen pembaruan. Pendidikan tidak
hanya menyampaikan apa saja kebudayaan yang ada di dalam masyarakat
melainkan juga sebagi agen pembaruan agar kebudayaan yang disampaikan sesuai
dengan perkembangan zaman.

Penerapan Landasan Antropologis dalam Pendidikan Saat Ini


Penerapan landasan antropologis dalam pendidikan saat ini adalah sebagai
berikut.
Metode Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal.

Metode pembelajaran ini diterapkan melalui muatan lokal. Materi


disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing daerah di lingkungan sekolah
sehingga siswa dapat mengenali potensi budayanya sendiri, mengembangkan
budaya, menumbuhkan cinta tanah air, dan mempromosikan budaya lokal kepada
daerah lain. Contoh metode pembelajaran ini yaitu ketika di sekolah dasar
terdapat pelajaran Bahasa Daerah yang tidak langsung mengajarkan siswa tentang
potensi-potensi budaya yang ada di dalam daerahnya.

Metode Pembelajaran Karya Wisata


Guru mengajak siswa ke suatu tempat ( objek ) tertentu untuk
mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Metode karyawisata
berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam
lingkungan beserta segala masalahnya. Misalnya siswa diajak ke museum, kantor,
percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai
sejarah/kebudayaan tertentu.

Pembelajaran dengan Modelling

Modelling adalah metode pembelajaran dengan menggunakan model


(guru) sebagai obyek belajar perubahan tingkah laku yang kemudian ditiru oleh
siswa. Modelling bertujuan untuk mengembangkan keterampilan fisik dan mental
siswa. Metode modelling ini dinilai efektif karena seusia siswa-siswa di sekolah
sangat senang meniru hal-hal yang dilihatnya secara langsung.

KESIMPULAN
Landasan antropologis adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari
hasil studi disiplin antropologi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa studi antropologi adalah cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat pada suatu etnis tertentu.
Landasan antropologis di dalam pendidikan dinilai sangat perlu karena melalui
antropologi dapat membuka diri tentang keanekaragaman budaya yang dimiliki
oleh Indonesia dan menghargai kebudayaan orang lain. Hubungan timbal balik
pendidikan dengan kebudayaan adalah pendidikan sebagai media untuk
mentransfer kebudayaan yang ada di masyarakat sedangkan kebudayaan yang ada
di dalam masyarakat menjadi tolak ukur pelaksanaan pendidikan di suatu daerah
tertentu sehingga keduanya memiliki hubungan timbal balik yang saling
berhubungan erat. Pengaplikasian landsan antropologis dalam pendidikan yaitu
dengan adanya pelajaran muatan lokal, melakukan study tour agar siswa mengenal
tempat-tempat yang mengandung unsur kebudayaan, dan dengan menggunakan
metode guru sebagai obyek belajar perubahan tingkah laku yang kemudian ditiru
oleh siswa. Dengan penerapan tersebut akan memudahkan terciptanya suasana
pendidikan berbasis kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga
bisa ikut berubah dan bila pendidikan berubah akan akan dapat mengubah
kebudayaan.
DAFTAR RUJUKAN

S., Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia

Wahyudin, Dinn, dkk. 2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai