1.
7. CERDIK
CERDIK merupakan perilaku hidup sehat yang mampu menjauhkan Anda dari berbagai
penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit pembuluh darah, jantung, hingga
masalah ginjal.
1. Cek Kesehatan Secara Berkala
memonitor tekanan darah, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan,
mengukur lingkar perut, dan perhatikan denyut nadi Anda. Jangan lupa pula
mengecek kadar kolesterol dan gula darah secara teratur.
2. Enyahkan Asap Rokok
3. Rajin Aktivitas Fisik/Olahraga
berolahragalah secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak
3-5 kali per minggu.
4. Diet Sehat dan Seimbang
mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4
sendok makan per hari per orang dan garam tak lebih dari 1 sendok teh per orang
per hari. Batasi pula konsumsi lemak (GGL) atau minyak tak lebih dari 5 sendok
makan per hari per orang.
5. Istirahat Cukup
tidur selama 7-8 jam sehari.
6. Kelola Stres
Sering-seringlah rekreasi, relaksasi, berpikiran positif dan bercengkrama dengan
orang lain.
2. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi.
Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah
BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka
(Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai
program diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas
langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan
minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke
sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan.
9. Landasan hukum JKN
12. Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi yang diberikan untuk mencegah tiga penyakit,
yakni difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
vaksin DPT terdiri dari 3 jenis, yaitu vaksin campuran DPT-HB-Hib, vaksin DT,
dan vaksin Td yang diberikan secara bertahap mengacu pada usia anak.
diberikan sebanyak 3 kali (2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan). Selanjutnya, anak akan
diberikan imunisasi lanjutan atau booster pada usia 18 bulan dan usia 5 tahun.
Selain sebagai imunisasi rutin lengkap, vaksin DPT juga bisa diberikan pada
kondisi-kondisi sebagai berikut:
Orang dewasa atau wanita hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi DPT.
Orang yang akan berkunjung atau traveling ke negara dengan kasus DPT yang
banyak terjadi.
Petugas kesehatan yang berpotensi tinggi untuk berhadapan dengan pasien DPT.
Pengasuh anak (baby sitter) yang sedang mengurus bayi baru lahir.
Wanita hamil saat trimester ke-3 kehamilan (minggu ke-26 hingga ke-36). Walau
sudah pernah diberikan suntik DPT, pemberian vaksin DPT baru bertujuan untuk
mencegah calon bayi terserang batuk rejan.
13. PELAYANAN KESEHATAN YANG TIDAK DIJAMIN
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur
dalam peraturan yang berlaku;
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja sampai
nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan kerja;
4. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas
yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas;
5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
8. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
9. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;
10. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
11. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment);
12. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);
13. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
14. Perbekalan kesehatan rumah tangga;
15. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar
biasa/wabah; dan
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan
yang diberikan.
17. Klaim perorangan.
16. Pengertian KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
17. Peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan di
puskesmas ?
laporan kemana???
Rujuk ke PKM / RS meinggal : dialporkan kepada yang merujuk dan
ditembuskan kepada Dinkes Kab/ Kota untuk tindak lanjut, audit gizi
buruk
Jika sembuh atau pulang paksa : Pendampingan pasca perawatan :
makanan F 100 (30 hari), PMT – Pemulihan 90 hari, konseling
d. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA. Intensitas
sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup berarti hingga berkeringat
atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali perminggu.
a. Tekanan darah
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung
2. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus segera mendapat pertolongan segera
24.
Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai kebutuhan
untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium (DPL) per 4-6
jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan jumlah cairan secara
bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali) per oral.
Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
1. Kondisi ini merupakan gaµat darurat dan mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan aµal:
a. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis) setiap 30
menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis, ulangi pemberian
infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau
pertimbangkan pemberian larutan koloid 10-20 ml/kgBB/jam (maksimal 30
ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis, pertimbangkan
terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia dan
larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10 ml/kgBB/jam dalam
2-4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Hindari
pemberian cairan secara berlebihan.
Penatalaksanaan
1. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah darah yang
berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.Pada ibu hamil dengan anemia,
tablet besi diberikan 3 kali sehari
Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan: Defisiensi asam folat dan
vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
29. Abortus
1. Abortus imminens:
a. Pertahankan kehamilan
b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
d. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal
termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan
penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi
e. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG, nilai kemungkinan
adanya penyebab lain.
f. Tablet penambah darah
f. Vitamin ibu hamil diteruskan
2. Abortus insipiens
a. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman
selama tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai kontrasepsi paska
keguguran.
b. Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan evakuasi isi uterus; Jika evakuasi tidak dapat
dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila
perlu)
c. Jika usia kehamilan > 16 minggu: Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan
dan evakuasi hasil konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit
d. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam, Bila kondisi baik
dapat dipindahkan ke ruang raµat.
e. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan
patologi ke laboratorium
f. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb >
8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
3. Abortus inkomplit
a. Lakukan konseling
b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila
perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul
dengan darah.
d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan jari atau
forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
e. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus.
Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam
sebaiknya hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat
dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila
perlu)
f. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau
RL dengan kecepatan 40 tetes per menit. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30
menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang raµat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan
patologi ke laboratorium
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb >
8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
30. Filariasis
Pemeriksaan Penunjang
1. Identifikasi mikrofilaria dari sediaan darah. Cacing filaria dapat ditemukan dengan
pengambilan darah tebal atau tipis pada µaktu malam hari antara jam 10 malam
sampai jam 2 pagi yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa atau Wright. Mikrofilaria
juga dapat ditemukan pada cairan hidrokel atau cairan tubuh lain (sangat jarang).
2. Pemeriksaan darah tepi terdapat leukositosis dengan eosinofilia sampai 10-30%
dengan pemeriksaan sediaan darah jari yang diambil mulai pukul 20.00 µaktu setempat.
3. Bila sangat diperlukan dapat dilakukan Diethylcarbamazine provocative test.
31. D