1. Tumor jinak parotis : dewasa > anak2, gx : benjolan tunggal di pipi/rahang bawah, bentuk tegas tdk
nyeri kadang terasa terbakar atau tertusuk, mati rasa di sekitar benjolan, sulit menelan, sisi wajah
melemah, sulit membuka mulut dg lebar. Jenisnya : adenoma pleomorfik (paling sering), tumor warthin,
oncocytoma dan tumor monomorfik (paling jarang). Dx : biopsi. Tx: operasi, radioterapi, kemoterapi.
Komplikasi : kerusakan saraf wajah, gangguan pendengaran, sindrom frey (kemerahan dan muncul
keringat d pipi pasca pembedahan), tumor kambuh
2. Morbili : gejala demam batuk pilek, bercak koplik, muncul ruam kemerahan mulai d wajah terus ke
seluruh tubuh. Inkubasi : 7-14 hr, Tx : simptomatik, vit A 200.000 iu
3.gout athritis : gx khas tofus. Seringnya di metatarsophalangeal 1. Faktor resiko : usia tua, laki laki >
perempuan, konsumsi diuretik aspirin obat tb alkohol, makanan tinggi purin kerang tiram, daging merah,
hati, teri. Tx : nsaid, kolkisin steroid
4. Osteoathritis : ditandai penyempitan celah sendi, sklerosis tulan subkondral, osteofit. Gx : nyeri
asimetris, kaku pagi hari, kaku setelah istirahat, bengkak, krepitasi, limitasi ROM, antalgic gait.tx :
analgesik topikal, ains, opioid, inj intra artikular triamcinolon,
5. Rheumatoid athritis : gx khas pembengkakan sendii yg simetris konsistensi kenyal dan spongy, tx lini
pertama Metotrexat dosis 7.5 mg/minggu bs dinaikan sampai 20mg/minggu
6. Faktor resiko fraktur vertebra : osteoporosis, keganasan tulang, trauma berat. Dx : xray, ctscan, mri.
Tx : konservatif (nonbedah) : analgesik, kalsium, vit d, imobilisasi, penguatan ekaternal
1. Boleh vakum jika : ada his, kepala h3-4, janin aterm, tdk ada disproporsi, ketuban sudah pecah
2. Sc : syarat uterus utuh dan bb janin >500gr. Indikasi : keadaan yg tdk memungkinkan janin lahir
pervaginam, kelainan letak, prolaps tali pusat, gawat janin.
. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
. Menenangkan penderita
Tatalaksana lanjutan
Terapi berdasar KMK : tiamfenikol 3.5 gr peroral dosia tunggal, ofloksasin 400 mg peroral dosis tunggal,
inj kanamicin 2 gr im
Terapi sumber lain : go : cefixim 400 mg dosis tunggal oral, levofloxcasin 500 mg dosis tunggal oral, inj
seftriaxon 250 mg im
Non go : azitromicin 1 gr oral dosis tunggal, doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hr, eritromisin 4 x 500 mg
oral selama 7 hr
11-12 .Perdarahan post partus, penyebab 3T : tonus (atonia uterus), tissue (ret plasenta atau sisa
plasenta), trombo (gangguan pembekuan darah)
Penatalaksanaan :
1. Terapi awal : panggil bantuan tim, nilai abc, atasi syok jika ada, tentukan penyebabnya, pasang kateter
utk monitor urin selama resusitasi cairan, periksa kadar hb
-ATONIA UTERI : pijat uterus, 20-40 unit oksi dalam 1000cc nacl kecepatan 60tpm dan 10 unit IM, jika
tdk ada oksi atau darah masih belum berhenti inj ergometrin 0.2 mg im atau iv lambat, bs diulang tiap
15 menit, dosis maksimal 1 mg
Pemberian cairan dg oksitosin maksimal 3 L, ergometrin ga boleh pasien hipertensi berat dan sakit
jantung
- ROBEKAN JALAN LAHIR : cari sumber perdarahan, bersihkan, jahit, bs beri as tranexamat bolus 1 menit
bisa diulang tiap 30 menit
- RETENSI PLASENTA : 20-40 unit oksi dalam 1000cc nacl kecepatan 60tpm dan 10 unit IM, lanjut 20 unit
oksi dalam 1000 ml kecepatan 40 tpm, lakukan terikan tali pusat terkendali, jika tdk bs lakukan manual
plasenta, antibiotik profilaksis ampisilin 2 gr iv dan metronidazole 500 mg iv
- RETENSI SISA PLASENTA : 20-40 unit oksi dalam 1000cc nacl kecepatan 60tpm dan 10 unit IM, lanjut 20
unit oksi dalam 1000 ml kecepatan 40 tpm, eksplorasi digital keluarkan bekuan darah dan jarongan, kalo
ga bs lakukan dilatase kuretase, antibiotik profilaksis ampisilin 2 gr iv dan metronidazole 500 mg iv, kalo
darah belum berhenti lanjutkan tatalaksana atonia uteri
-manual removar of posterior arm : fleksikan tangan pd siku, usapkan k dada , raih lengan depan atau
jari jari tangan keluarkan
14-15 PREEKLAMPSIA
UK > 20 minggu
PENATALAKSANAAN
Pemberian obat antihipertensi diberikan jika TD >160/100 kecuali kelainan target organ dan ada
hipertensi kronik diberikan jika td >140/ 90
PER : rawat jalan, kontrol rutin, istirahat tidur miring, diet cukup protein rendah gula dan garam,
pemantauan proteinurin berkala
PEB : obat anti ht : nifedipin 4x 10-30 mg, nikardipin 5 mg/jam dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5 menit,
maksimal 10 mg/jam, metildopa 2x250-500mg maksimal 2000 mg.
Pemberian mgso04
- reflek patella +
Dosis awal : 4 gr mgso4 10 ml dilarutkan dalam 10 ml aquades inj iv pelan selama 20 menit, kalo akses iv
sulit berikan masing masing 5 gr im bokong kanan kiri. Dosis rumatan 6 gr mgso4 15 ml dilarutkan dalam
500 ml rl atau ra kevepatan 28 tpm selama 6 jam, diberikan terus sampai 24 jam setelah persalinan atau
setelah kejang.
Pertimbangan terminasi
Jika uk 34-37 mg od PEB bs ditunggu asal tdk ada kontraindikasi, hipertrnsi berat atau gawat jaNnin
Pada ibu ht gestasion atau ht kronik yg sudah aterm, disarankan utk induksi
-Attention deficit hyperactivity disorder : masih bs komuniskasi 2 arah, melakukan komunikasi non
verbal, paham akan norma sosial
17. Pasien ketakutan setelah diperkosa : post traumatic streaa disorder (ptsd)
- pemikiran dan perasaan negatif ( kehilangan minat pd aktivitas yg disuka, putus asa, lebih menyendiri,
sulit menjalin hubungan dg org lain)
- perubahan perilaku dan emosi (mudah takut, sulit tidur, mudah marah, sulit konsentrasi )
Tx : psikoterapi, kalo depresi yg dominan (fluoxetin 1x10-20 mg, sertralin 1x25-50 mg, amitriptilin
1x12,5-50 mg), kalo cemas yg dominan ( fluoxetin dikombinasi dg diazepam 1 x 2-5 mg atau lorazepam
1-2x0.5-1mg)
KDS : kejang umum tonik klonik, durasi <15 menit, kejang tdk berulan dalam 24 jam
KDK : kejang fokal atau fokal mjd umum, durasi >15 menit, kejang bwrulang dlm 24 jam
b. Kalo sudah ada akses intravena 0.3-0.5 mg/kgbb dosis maksimal 20mg, pemberian rektal/iv bs diulang
2x
c. Jika kejang belum berhenti diberikan fenitoin iv dosis inisal 20mg/kgbb diencerkan dalam nacl tiap 1
mg fenitoin nacl nya 1 cc dg kecepatan 1mg/kgbb/menit, maksimal 50mg/menit, dosis inisial maksimal
1000 mg
d.jika kejang beluk berhenti berikan fenobarbital iv 20 mg/kgbb tanpa pengenceran dg kecepatan
20mg/menit
d. Jika kejang berhenti dg fenitoin lanjutkan dg rumatan 12 jam kemudian dosis 5-7 mg/kgbb dibagi 2
dosis
Jika kejang berhenti dg fenobarbital lanjutkan dg rumatan 4-6 mg/kgbb bagi dalam 2 dosis
e. Dosis rumatan profilaksis kontinyu fenobarbital 4-6 mg/kgbb dibagi dalam 2 dosis, atau asam valproat
15-40 mg/kgbb dibagi 2-3 dosis.
Profilaksis diberikan jika kejang dg status epileptikus dan ada defisit neurologis, profilaksis diberikan
hingga 1 th bebas kejang
20.laki-laki, merokok, batuk lama, ada masa d vocal chord, hot potato voice = ca laring
Terapi
Resusitasi ABC
a.posisi tredelenburg
b. O2 3-4 lpm
c. Inf cairan plasma expander (dextran) atau nacl atau rl sampai tekanan darah normal
Jika tdk berespon dpt diberikan 0.1-0.2 ml adrenalin dalam 10 cc nacl iv pelan
Gx nefropati dm :
Gatal gatal
Lemas
Mata bengkak
b. Proliferatif diabetic retinopati : terbentuk neovaskuler yg bersifaT rapuh mudah berdarah , ada
floaters, bs kehilangan penglihatan mendadak
26. Pencegahan dm
Diberikan OAT dan ARV dalam 8 minggu pemberian OAT tanpa melihat kadar cd4.
28.
a. Malaria falciparum
b. Malaria vivax
c. Malaria malariae
TERAPI
a. Malaria falciparum :
- lini pertama FDC dihidroartemicin 40 mg + piperakuin 320 mg, bb <60 minum fdc 3 tablet 1X perhari
selama 3 hari ditambah primakuin 2 tablet sekali minum, bb >60 fdc 4 tablet 1 x peehari selama 3 hari
dan primakuin 3 tablet
-lini pertama : FDC DHA+DHP 1x/hr selama 3 hari, primakuin 0.25mg/kgbb/hr selama 14 hr
-lini kedua : Kina + Primakuin. Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), Primakuin = 0,25
mg/kgBB (selama 14 hari).
-malaria ovale/vivax yg kambuh (sudah minum primakuin 14 hari dan penderita sakit lg dg parasit +
dalam kurun waktu 3 mg sampai 3 bulan setelah pengobatan
c. Malaria malariae
d. Malaria campuran