Pasien kemo dievaluasi setiap 3 kali kemo diagnosa pake “r” satu siklus 6 kali
Pada pasien op kemo 3x kalau sudah bagus stop ( ga usah sampai 6 kali )
Pada KNF , yang mengecil duluan biasa nya “T” baru “N”karena massa di nasofaring lebih
banyak vaskularisasi dari pada KGB
persiapan OP
1. Lab
- Darah lengkap
- Hasil hemostasis
- Elektrolit
- GDA (kalau dm (+) 2 jam pp)
- Albumin
- BUN SK
- SGOT/SGPT
2. Ro thorax
NB kalao > 40 tahun dengan riwayat HT konsul poli jantung + kolesterol trigliserida , HDL , LDL
Terapi Kemo dengan COP (LNH ) tanpa D5, Lasix , ranitidine , pz III dalam 250 cc
Tulis regimen obat kemo , jangan merek
Obat – obat untuk perbaikan KU
- Ca glukonas 2 x1 amp , (cg2) kacopgt TL 3x 1 amp + tyrax atau drip 1000 mg jika
butuh cepat untuk transfusi
- Tablet garam 3 x1 atau nacl 3 % 1 flush HP pro/ curcuma
- Sistenol (pct)
- KSR atau drip KCL 25 meq/ 500 mg /12j
- Kapsul kotak ( albumin) 3x2
- Transfusi albumin jika <2,5
- Tablet zat besi jika hb 8 , dan <10
- Transfuse jika hb <8
- Leucogen jika leukosit <6 + neutrophil < 1,5
- Diare new diatab ( attapulgit ) atau loperamide
Indikasi transfusi
- Hb < 8 gr/dl
- Kekurangan darah >20-30 %
- Hb < 10 gr/dl dengan emfisema, penyakit jantung iskemik
- Hb < 12 gr/dl jika pakai ventilator
Axial (Horisontal)
Kalo concurrent ( bersamaan kemo dan radioterapi) kemonya single aja cisplatine +
radioterapi
Efek samping kemo ringan – sedang lanjut
Sedang – berat stop/ ganti regimen
Terapi wajib pada pasien Kemo
- Copar 6 x10 mg , jika OT/PT ↗ ganti sistenol dan codein 3 x500 mg , kalo nyeri hebat
30 mg
- Amitriptilin 0-0-12,5 mg
- Dulcolax 0-0-5mg
Pasien 3 x kemo evaluasi resistensi regimen di ganti kalau parsial respon lanjut
DOC (Diamino dikloro platinum) : cisplatin tambah 5fu (5x) , ES 5fu : hand foot syndrome
( terkelupas)
Th/ Asam folat
Premedikasi transfusi
- Dexamethasone
- Furosemide
Transfusi albumin 20% dalam D10 , atau D10 dulu agar optimal
Vascon (NE) dalam PZ dalam 100 cc
COD
- MODS (Multiple Organ Disfungsional Syndrome ) urine 50 cc/24jam ,BGA ?
- Sepsis
- Pneumonia
Batasan respon setelah kemo
- Complete respon tumor hilang oleh 2 observer < 4 minggu ,dari klinis , radiologi ,
histologi kemo di stop
- Partial respon tumor mengecil > 50 oleh 2 observer < 4 minggu , lesi baru (-)
- Unrespone /No respon tumor mengecil < 50 atau peningkatan ukuran < 25 paliatif
- Progressive disease peningkatan ukuran tumor >25 atau lesi baru
Ludwing angina = angina ludovici abses submandibular karena gigi lidah terangkat
Abses parafaring posterior lebih bahaya karena mengikuti carotid sheath inferior ke
mediastinum
Abses retrofiring tidak ada trismus , dibelakang nya : retrospace , danger sp dan prevertebral spc
Khas hiperekstensi untuk nyari jalan nafas karena sesak
Sepsis : SIRS + fokal infeksi ( (+) kuman dari kultur atau klinis)
SIRS = RR >20X/I, HR: >100x/I, Temp : >38’c , atau <35,6 ‘ c , leukosit >12.000 atau < 4000
Tiap demam naik 1’c HR meningkat 120x
Aspirasi pneumonia sebelumnya minum langsung sesak foto thoraks
Antibiotik anaerob (+) metronidazole
1. Sefazaline , sefadroksil
2. Sefuroksin
Radiologi
Gangguan keseimbangan ( vertigo, pusing m goyah , instabilitas postural +/- gejala vegetative )
Tidak ada mual muntah hebat dan mampu duduk / berdiri
Anamnesa : KU , frekuensi , factor pencetus , factor yang mengurangi keluhan , pengaruh
terhadap aktivitas, dengan / tanpa gejala vegetative
Pemeriksaan awal : Romberg , sharpened , stepping , tes koordinasi ) finger to nose ,
disdiadokinesis)
Pemeriksaan spsesifik : ENG ( tesis kalori) , postugrafi , tes rotasi , tes gliserol, dix halpike , head
shake, head thrust ( yang di hentak)
Arah nistagmus
Perifer :
- Unidirectional kea rah sehat
- Horizontal
- Torsional ( upbeating , downbeating)
Sentral
- Bidirectional ( brunt)
- Vertical
Postural instability : perifer (jatuh ke sisi satu) dapat berjalan , central ( sulit berjalan )
Dix hallpike boleh side lying jika kelainan servikal , obesitas , komplikasi perasat makin pusing karna
debris bisa pindah ke kanal lain
- Up beating kanalis posterior , Th/ reposisi dengan eppley brand daroff (jika ada sisa)
- Down beating kanalis anterior , Th/ reposisi dengan reverse eppley
- Horizontal kanalis horizontal , Th/ reposisi barberque roll
- Romberg (>30%), pointing test , posturograf ( diatas busa)
- Disdiadokinesis : membolak balik telapak tangan / tes koordinasi
- Stepping : abnormal >45’
- Test finger to nose : jari pemeriksa lebih tinggi dari bahu pasien
Terapi Meniere syndrome :
- betahistin hidrocloride vasodilator
- anti emetic
- sedative ( diazepam ) jika pusing meningkat
Terapi BPPV
- reposisi (CRT)
- Tambah obat vertigo jika berat
Vestibule okuler reflex (VOR) : head shake , head thrust, ketajaman mata, dixhallpike, side
lying , tes fistula , finger to nose , disdiadokinesis
Vestibulospinal reflex (VSR) : pemeriksaan gait , stepping
Vestibulocolic reflex (VCR) : otot leher menstabilkan kepala
Alur skrining bayi baru lahir ( usia 2 hari – 1bulan ) dengan OAE dan AABB
PASS OAE REFER
Usia Pemeriksaan
Newborn OAE,AABR ,BERA
< 4 bulan Noice maker
4 Bulan – 2 tahun BOA
6 bulan – 3 tahun VRA/ disturb test
3-5 tahun Play audiometri
>6 tahun Audiometri nada murni
Pada bayi screening yang profound unilateral tidak usah pake ABP, karena akan ganggu yang normal
Noice maker : stimulus suara tanpa di periksa audiometri
Alat harus di ukur dengan sound level , missal : terompet, gendering
50% tidak terscreening dengan OAE dan AABR saja, karena ada kelainan genetic yang post inguinal
Kalau anak kelainan perkembangan /CP Beraphone delayed speech Th/-terapi wicara, evaluasi
ulang 3 bulan yang lalu.
Gangguan penglihatan , pendengaran , bicara dan motoric ngiler 2 tahun
Red flags keterlambatan anak berbicara, waspada jika :
- 12 bulan tidak babbling
- 16 bulan tidak ada kata yang berarti
- 4 bulan tidak ada cuoing , “ooooo,ooooo”
- 6 bulan tidak menoleh
Kelainan bawaan , (-) koklea
Pematangan saraf pendengaran pada usia 18 bulan , jadi kalau premature dengan gangguan tunggu
matur
Audiogram :
Normal
CHL
- AC >20db
- Bc <20 db
- Ab gap (+)
SNHL
MHL
- BC > 20 db
- AC > 20 db
- AC > BC
- AB , Gap > 10 db
Timpanogram
Compliance = 0,3-1,6
Compliance = 02-0,9
< 2 seuremn
>2 perforasi MT
Reflex stapedius muncul jika diberi stimulus 65-70 db diatas ambang dengar minimal 85 db
Reflex akustik decay muncul pada 2000=4000 HZ
Kalau NA = reflex akustik N IDST (-) KONTRA (-)
Kalau sudden deaf = reflex akustik tergantung ambang dengar
15% sudden deaf bisa karena Neuroma Akustik
ETF ( Eutaschian Tuba Functional)
KI ETF :
- Pressure dibawah -100( karena MT bisa rupture) tuba paten
- Jika selisih antara ke 3 tympanogram tersebut >/ 15-20 dapa--
Tympanogram awal
Tympanogram saat menelan (sambil tutup hidung/toynbe ) (-)
Tympanogram saat valsava (+)
Presbikusis Th/ Mecobalamin 2x1, Vit E 1 x1
- Tuli mendadak SNHL unilateral singkirkan itu bukan neuroma akustik dengan test reflex akustik
IDST dan kontra, tes kontra
- Vertigo, tinnitus
- Penurunan pendengaran tiba- tiba < 3 hari
UI bisa sampai 7 hari
Unsira 1 bulan, kalau lebih dari 1 bulan nothing to do keculai pasien mau Th/ yang sama
SNHL ,pada 3 frekuensi berurutan , > 30 db , sering sleeping down , unilateral sering terlambat
terdeteksi , bisa bilateral
Faktor resiko
- Infeksi virus
- Gangguan vaskuler
- Robeknya member intra koklea
- Penyakit auto imun
Th
- KST 40-60 mg /hari : 3 x3 tab/hari ( jika DM konsul interna ( dr haris), jika ITMP ( dr nyilo)), dan
evaluasi ulang audiometri tiap minggu
KI : DM
- Neurotropik
- Vasodilator: betahistin hidrocloride 3 x8 mg /hari
- 1 minggu control untuk evaluasi audiogram
- Zinc 2 x2 (penelitian terbaru) Bcom Z 2x1, jika vertigo : merislon
Pemberian 1 jam sebelum sarapan dan 1 jam sebelum makan siang
- Prednisone : 3x15mg (5mg)
- Methyl : 3 x12 mg ( 4mg )
Pemberian 1 minggu tapering off
3x3 1 minggu
3x2 3 hari
3x1 3 hari
Kontroversi suara : 30-40 db
Otosklerosis stadium 1 tympano bisa tipe A
OAE refer dan BERA pass tympanometri (kemungkinan OME)
Cara membaca tone decay : hitung selisih atas dan bawah
50 – 35 = 15 (-)
Karena ; N <30
Cara membaca sisi test
4000 ++-+++++---++ 90 % (+)
Karena N : < 70%
Noice induced hearing loss gangguan nya pada sel rambut dalam dan luar (koklea)
Pemeriksaan : OAE
Kelainan Koklea ada 2 : DPOAE dan TEOAE
Fungs sebagai diagnostic
- Mendeteksi tuli akibat ototoksik
- NIHL
- Tuli mendadak
Kelainan yang (-) N VIII Th/ Auditory brainstem implant
Cara pemeriksaan pendengaran
1. Periksa telinga yang lebih baik
2. AC mulai darifrekuensi 1000 HZ – 2000 HZ -4000HZ -6000HZ-8000HZ-500HZ-250HZ-125HZ
Berikan bunyi selama 1 detik
3. Mulai dari 40 db (normal) tidak respon naikkan 20 db turunkan 10 db naikan 5 db
4. BC di mulai dari 40 db ( sam dengan pemeriksaan AC)
5. Pemeriksaan weber jika adaa bunyi tunjuk tangan di sebelah mana (bone dari 250 db ↗)
Simbol
Kanan O < unmasked
( ) ∆ [ masked
Kiri x > Unmasked
(------------) ∎ ] masked
Cara pemeriksaan masking (syarat ada A-B gap >10 db pada 2 frekuensi berurutan)
Masking air jika terdapat perbedaan / selisih AC TE dan BC NTE ↑ δ / A
frekuensi 1A
250 HZ 40db
500HZ 40db
1000HZ 40db
2000HZ 45db
4000HZ 50db
8000HZ 50db
1. ( + 30 db) + AC NTE
2. Jika tidak terjadi perubahan AD pada TE AD sebenarnya (≠ peru masking)
3. Jika terjadi perubahan AD > 20 db pada ADTE masking tambahan 20 db
4. Jika terjadi perubahan AD >150 db pada AD masking tambahan 20 db
INTENSITAS WAKTU
85 db 8 jam
88db 4 jam
91db 2 jam
94db 1 jam
97db ½ jam
100db ¼ jam
Alat:
Cara :
NB
ITMP 3 hari sekali dalam 3 minggu
HL = hearing Level
SL = Sensasional Level
5 permasalahan
1. Tuli kongenital
2. Presbikusis
3. Tuli akibat bisig
4. Tuli karena infeksi
5. Serumen
Sebaiknya anak diperiksa (MV , rubella, toxoplasma < 2 minggu post natal , (serologis juga bisa))
PCR (MV urin) , karena jika > 2 minggu , tidak bisa ditentukan apakah kongenital (IgM (+), atau tertular
dari orang lain setelah lahir
CP ≠ Global Development delay gangguan intelektual , penglihatan , motoric dan telinga. Biasanya
anak ngiler > 2 tahun
Gold standard screening :OAE dan AABR , konsep baru : (+) BERA frekuensi spesifik
Diagnosis sebelum 6 bulan
- BERA clik 2000-4000 HZ
- Frek spesifik penting untuk fitting ABD
500 +2000/4000 HZ
Simutan 2 telinga masing – masing 4 frekuensi ( 500, 1000,2000, 4000)
Untuk mengetahui ambang dengar masing – masing frekuensi
BERA clik + Tone brust
Atau
AASR ( Auditory Steady State Response)
Auditory neuropaty ( AN) koklea Normal, retrokoklea kelainan
Faktor resiko
Jaundice ( kuning)
Anorexia
O2 berkurang
Mumps
Premature
Sindrom charcoat – Marie –Tooth
Sindrom Ehrles Danlos
OAE pass, BERA refe ( Cochlear microfonic sebelum gelombang 1)
Disinkroni
Pemeriksaan bisa diulangi 2-3 kali sampai kita yakin
Th/
- Perbaiki gizi : zat besi , DHA ( sinaps)
- Stimulasi ke neurologi anak tumbuh kembang anak lips sign evaluasi 6 bulan
- Menunggu OAE
- Tidak di sarankan ABD
Pemeriksaan ambang dengar VRA ,ABR , AASR Tanpa test diskriminasi kata belum
Kalau sudah ada CT scan tidak perlu water Lagi, karena Ct scan sudah terlihat perluasan nya ke
nasofaring , intracranial , waters tidak bisa
Water’s untuk melihat kelainan –kelainan pda rongga sinus
Fracture scull lateral = soft tissue technique membedakan soft tissue dan tulang
Pada inverted papilloma , bisa tau pangkalnya dengan ct scan
Abses pad act scan tampak hitam karena mengandung gas dan pus bakteri anaerob
Reflex stapedius negative pada lesi nervus facialis ( bisa (-) , bisa (+) , OMS , Hematom. Tuli total ,
kecuali SNHL
Th/ anak tuna rungu usia 2 tahun kecuali sekolah SLB B
40 konduktif , 40 D
BERA
I= Distal nervus
II= batang otak ( distal dan proximal)
III= Nukleus koklea( bisa ke kontra lateral)
IV = kompleks ovivan
V = konikulus inferior
NIHL progesitivitas bisa menerus keseluruh frekuensi kalau tidak peka( frekuensi di 4000 HZ) karena
paling lemah dan resonansinya paling kuat
Otosklerosis tipe A , reflex akustic (-)
Timpanometri tidak memeriksa koklea
BERA
- ( Memanjang )
Gel I ,II, III ( ramsay hunt syndrome ( retrokoklea))
Ramsay hunt syndrome: PCR , saliva vzu DNA , elektromiograft,scimer
Gel V saja ( neuroma akustik)
1cc = 50 mg chlorhidrat
NB : gelombang V kanan kiri tidak boleh > 0,2
Gelombang I, III , V ( FAKTOR KONDUKTIF
NB
Gelombang I : distalnervus
Gelombang III: nucleus koklearis
Gelombang IV : olvanus superior kompleks
Gelombang V : Brain stem di konikus inferior dan lamnikus lateral
Gelombang VI dan VII : (-) Arti klinis
Gelombang VIII : Proximal nervus
Nistagmus
- Unidirectional
Ke kanan nistagmus kanan
Ke kiri nistagmus kanan
- Bidireksional
Ke kanan nistagmus kanan
Ke kiri nistagmus kiri
OAE refer
- DPOAE pada ambang 60 db
- TEOAE pada ambang 40 db
Audiometri nada tutur
- Live tes bisik ± 10 kata ( 2 suku kata dengan tekanan sama , misalnhya , susu, gigi)
- Recoided lebih baik karena konstan ( frekuensi tinggi huruf desis, frekuensi rendah huruf lunak)
NB dimulai dari 10 db diatas ambang dengar
SDS monosilabik ( satu suku kata) < 22 , lebih penting karena tau atau tidak
Indikasi : gangguan komunikasi (missal: autis ±> 40 db) audiometri normal , tapi (-) kom
SRT hanya untuk cross check
Kalau gangguan di frekuensi tingguu bunyi susu Cuma dengar “uu”