Anda di halaman 1dari 3

SATUAN ACUAN PENGAJARAN (SAP)

JUDUL MODUL : KELAINAN SEPTUM, KELAINAN KONKA DAN DAN


KELAINAN JARINGAN PENUNJANG HIDUNG

Kode Modul : II.7

SKS :2

Waktu Pertemuan : 10x50 Menit

Pertemuan Ke- :1

A. Tujuan

1. TIU : Setelah menyelesaikan modul ini, PPDS Program Studi


Ilmu Kesehatan THT-BKL mampu menegakkan diagnosis
sampai penatalaksanaan pasien penyakit kelainan septum,
kelainan konka dan kelainan jaringan penunjang hidung

2. TIK : PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan THT-BKL dapat


Tatalaksana Kelainan Septum, Kelainan Konka Dan Dan
Kelainan Jaringan Penunjang Hidung: medikamentosa dan
operatif

B. Pokok Bahasan : Penyakit Kelainan Septum, kelainan konka dan kelainan


jaringan penunjang hidung

C. Sub Pokok Bahasan : 1.Tatalaksana


2. Medikamentosa
3. Operatif
:
D. Kegiatan Belajar Mengajar

Media
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan PPDS dan Alat
Pengajaran

Pendahuluan Setelah menyelesaikan modul ini, § Mendengarkan § Power Point


PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan § Mencatat § Laptop

THT-KL mampu menatalaksana baik § LCD Proyektor


secara operatif maupun medikamentosa

Penyajian · Menjelaskan defenisi penyakit · Mendengarkan · Power Point


kelainan septum, epidemiologi, · Menulis · Laptop

etiologi, faktor risiko, stadium, · Berdiskusi · LCD Proyektor


patogenesis dam penatalaksanaan · Bertanya · White Board
penyakit kelainan septum, kelainan · Menjawab · Spidol

konka dan kelainan jaringan pertanyaan


penunjang hidung
· Memberikan contoh kasus kelainan
septum, kelainan konka dan
kelainan jaringan penunjang hidung
· Meminta PPDS memberikan
contoh lainnya

Penutup  Meminta PPDS merangkum  Mendengarkan  Laptop


perkuliahan  Bertanya  LCD Proyektor
 Memberikan jawaban dan umpan  Menjawab  White Board
balik terhadap jawaban yang pertanyaan  Spidol
diberikan oleh PPDS.
 Menyampaikan modul yang akan di
bahas pada pertemuan berikutnya.
D. Evaluasi : Materi perkuliahan ini akan di ujikan pada Ujian Pre Test dan Post test dengan
model soal essay dan pilihan berganda sebanyak 4 soal

E. Referensi
1. Bailey B.J, Johnson J.T, Head and Neck Surgery- Otolaryngology, Fifth edition,
Volume One, Lippincott Williams & Wilkins, 2014, p: 612- 620
2. Maran A.G, Lund V.J, Clinical Rhinology, Thieme Medical Publishers, Inc., New
York, 1990, p: 5-15, 82
3. Lee, K.J, Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery, International edition,
Mc. Graw-Hill, 2003
4. Behrbohm H., Tardy M.E Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-
Approaches-Techniques, Thieme Medical Publishers, Inc., New York, 2004
5. Flint, Paul W,et al. Cumming’s Otolaryngology – Head and Neck Surgery 5th
Edition. Philadelphia:Mosby. 2010
6. Aslam MJ et al. Treatment of nasal obstruction due to hypertrophic inferior
turbinates with application of silver nitrate solution. Ann Pak Inst Med Sci.
2009;5(4):201-5.
7. Former SEJ, Eccles R. Chronic inferior turbinate enlargement and the
implications for surgical intervention. Rhinology. 2006;44:234-8.
8. Ashoor AA. Efficacy of submucosal diathermy in inferior turbinate hypertrophy.
Bahrain Medical Bulletin. 2012;34(1):1-5.
9. Scheithauer MO. Surgery of the turbinates and “empty nose” syndrome. GMS
Curr Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2010;9:1-28.
10. Saulescu M, Sarafoleanu C. Surgery for nasal obstruction in inferior turbinate
hypertrophy. Romanian Journal of Rhinology. 2015;17(5):25-30

Anda mungkin juga menyukai