DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 PBL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga laporan tutorial ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Aamiin.
Akhir kata, kami ingin menghaturkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan karya tulis ini,
terutama kepada:
1. Dr. Sri Julyani selaku Sekretaris Blok Imunologi
Kelompok 1
SKENARIO 1 :
Seorang anak laki-laki usia 14 tahun dibawa ke puskesmas dengan
keluhan demam sejak 4 hari yang lalu,demam timbul tibatiba dan
terus menerus tapi tidak menggigil. Pasien juga mengeluh adanya
darah keluar dari hidung 1 jam sebelum dibawa ke puskesmas,
warna merah kehitaman dan kental, disertai lender, tapi tidak ada
riwayat batuk dan sesak nafas. Satu pekan yang lalu pasien baru
pulang dari Mamuju riwayat dengan keluhan yang sama dialami
oleh kakak pasien tapi tidak mengalami pendarahan pada
hidungnya. Pasien juga mengeluh sakit kepala, nyeri ulu hati dan
napsu makan tidak ada. Pasien sudah diberi obat penurun panas
tapi tidak sembuh.
KALIMAT SULIT:
b. Epistaxis
Fenomena perdarahan sering terjadi pada DBD. Jenis
perdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji
tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan
konjungtiva. Perdarahan lainnya seperti epistaksis,
perdarahan gusi,hematemesis, melena dan perdarahan otak
juga dapat terjadi meskipun lebih jarang terjadi. Petekie
merupakan tanda perdarahan yang paling sering ditemukan,
terutama pada dahi dan ekstremitas distal. Tanda ini muncul
pada hari-hari pertama demam, namun dapat pula dijumpai
pada hari ke- 3,4,5 demam.5 Terjadinya perdarahan adalah
akibat interaksi 3 komponen yaitu faktor pembuluh darah,
faktor-faktor pembekuan dan trombosit.7 Trombositopenia
adalah salah satu penyebab terjadinya perdarahan. Akan
tetapi pada pasien DBD yang mengalami trombositopenia
tidak selalu disertai dengan perdarahan.
D. Nyeri kepala
modulator sefalgi.25
Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan
pada periaquaduct grey(PAG) matter pada midbrain dapat
mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren (migraine
like headache).Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance
Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada penderita
migren, CDH(Chronic Daily Headache) dan sampel kontrol
yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe
di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan
kontrol.15
Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH
justru yang paling berperan adalah proses sensitisasi sentral.
Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA(N-metil-D-Aspartat),
produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi
neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit
Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan
kadar cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor.
Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada
Respon imunologi
Tahapan :
a. Sumsum tulang
Fungsi Sumsum tulang:
Asal semua sel darah
Tempat proses pematangan untuk limfosit B
\
b. Timus
Fungsi timus
Tempat proses pematangan untuk limfosit T
Mengeluarkan hormon timosin
Menyaring limfe
Membentuk antibodi
Membentuk limfosit
Membatasi penyebaran sel tumor
Sekunder
a. Limfonodus
Fungsi limfonodus:
Menyaring limfe
Membentuk antibodi
Membentuk limfosit
Membatasi penyebaran sel tumor
b. Lien / Limpa / Spleen
Fungsi lien:
Menyaring darah
Membentuk antibodi
Menghancurkan eritrosit tua
Membentuk limfosit dan monosit
Menampung kelebihan darah
Membentuk pigmen bilirubin yang berasal dari eritrosit
c. Tonsila palatina
d. Malt (Mucosa Associated Lymphoid Tissue).
Tersebar pada beberapa tempat antara lain:
Saluran gastroenterohepatika
Saluran respiratorius
Saluran urogenitalia
7. Luheshi GN, Gardner JD, Rushforth DA, Luodon SA, Rothwell NJ.
2000. Leptin actions on food intake and body temperature are
mediated by IL-1. Neurobiology Journal, pp: 7047-52.