530-Article Text-754-1-10-20191112
530-Article Text-754-1-10-20191112
Email:
1
mnajib.ymhclg@gmail.com.,2moedjari.sudarmono@gmail.com,
3
hanan_nasrullah@yahoo.com, 4polka.corner@gmail.com
Abstrak
Investasi Teknologi Informasi secara global meningkat tajam. Sayangnya peningkatan investasi
tersebut ditengarai oleh Robert Solow tidak identik dengan peningkatan produktifitas. Padahal, Badan Usaha
Milik Negara – Republik Indonesia telah mencanangkan dalam Sasaran Strategisnya untuk menyiapkan
”Pengembangan sistem informasi yang modern”, maka patut dilakukan evaluasi terhadap investasi Teknologi
Informasi tersebut. Posisi aset BUMN yang mencapai Rp 2.962 trilyun pada tahun 2011 dengan belanja modal
sebesar 142 trilyun menempatkan investasi BUMN jauh diatas belanja modal Pemerintahan secara keseluruhan
yang mencapai Rp 121 triliun pada APBN 2011. Maka investasi BUMN harus dilakukan secara tepat sasaran.
Post Implementation Review harus dilakukan untuk memetakan tingkat keberhasilan Teknologi Informasi (yang
didalamnya implementasi ERP) pada setiap perusahaan termasuk untuk BUMN. Kajian faktor kritis
keberhasilan implementasi ERP di Perusahaan Baja merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap investasi Teknologi Informasi pada BUMN khususnya, Indonesia pada umumnya. Riset
dilakukan di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. (PTKS) sebagai satu-satunya industri baja milik negara
(BUMN) di Indonesia. PTKS telah mengimplementasikan Enterprise Resources Planning sejak 2010. Faktor
kritis keberhasilan yang diuji meliputi: Perencanaan (Sinkronisasi antara Perencanaan SI dan Perencanaan
Bisnis), Pengorganisasian Proyek (Peran & Intensitas Manajer Proyek (PM), Struktur & Level PM), Staffing
(Kompetensi PM, Training, Peran Konsultan), Kepemimpinan (Peran Manajemen Puncak, Peran Champion
dan Efektifitas Manajemen), dan Pengendalian (Peran dan intensitas Panitia Pengarah).
Kata kunci: Post Implementation Review, Enterprise Resources Planning, Elemen dan Faktor Kritis
Keberhasilan, BUMN.
Abstract
Information Technology Investment globally has increased sharply. Unfortunately the increase in investment is
suspected by Robert Solow not synonymous with increased productivity. In fact, the State-Owned Enterprise
(SOE, BUMN)- the Republic of Indonesia has set out in its Strategic Targets to prepare "Development of a
modern information system", it is worth evaluating the Information Technology investment. The position of
BUMN assets which reached Rp 2,962 trillion in 2011 with a Capital Expenditure of 142 trillion placed SOE
investments far above the overall Government capital expenditure which reached Rp 121 trillion (APBN 2011).
Keywords: Post Implementation Review, Enterprise Resources Planning, Elements and Critical Factors of
Success, BUMN
Composite Reliability
Evaluasi outer model dengan melihat
reliabilitas konstruk variabel latendari blok
indikator. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai
composite reliability diatas 0,60. (Ghozali, 2014).
Nilai composite realibility konstruk semuanya
reliable karena memiliki nilai composite reliability
Gambar 5: Model Penelitian Setelah Putaran ke 4
lebih dari 0,60. Berikut hasil ouput dari SmartPLS:
(data primer, diolah dengan Kalkulasi PLS
Algorithm pada SmartPLS 3.0)
Tabel 3:Nilai Composite Reliability Putaran ke
Discriminant Validity 4(data primer, diolah dengan SmartPLS 3.0)
Tujuan menentukan discriminant validity
adalah untuk membuktikan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik
daripada ukuran pada blok lainnya. (Budiyanto,
2009). Ghozali (Ghozali, 2014)menyebutkan bahwa
discriminant validity dari model pengukuran dengan
refleksif indikator dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruk. Apabila nilai korelasi
konstruk dengan item pengukuran lebih besar
daripada nilai korelasi dengan konstruk lainnya,
maka hal tersebut menunjukan bahwa konstruk laten
memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik
daripada ukuran pada blok lainnya. Selain Composite Reliability, Gozali juga
Tabel 2 menunjukkan hasil dari mensyaratkan nilai Cronbachs Alpha minimal 0,60.
discriminant validity yang ditunjukan dari nilai Tabel 4 memperlihatkan nilai Cronbachs Alpha
cross loading masing-masing sebagai berikut: untuk Consultant, Control, Lead, Organizing,
Success Perception, success result, diatas yang
Tabel 2:Nilai Cross Loading Putaran ke 4 dipersyaratkan. Sementara Plan, Staff, dan Training
(Data primer, diolah dengan SmartPLS 3.0) memiliki nilai kurang dari 0,60. Posisi ini akan
dipertimbangkan dalam pengambilan kesimpulan.
Tabel 5: Path Coeficient dan Tabel T Statistik Tabel 8:Nilai R Square pada Penelitian ini
(data primer, diolah dengan SmartPLS 3.0)
R Square
Kekuatan untuk menjelaskan (explanatory
power) yang dimiliki model, atau validitas