Anda di halaman 1dari 10

Pemberdayaan Masyarakat melalui Corporate Social ...

(Rustika, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati)

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (Studi Agen Perubahan di Kecamatan Cicurug,
Kabupaten Sukabumi)

Community Empowerment through Corporate Social Responsibility (CSR) in Control of Non-


Communicable Disease (Study Agent for Change in Cicurug Sub-district, Sukabumi District)

Rustika*, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati


Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes, Kementerian
Kesehatan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos 1226 Jakarta, Indonesia
*Korespondensi Penulis: rustikaherman@yahoo.co.id
teran, Universitas Indonesia,
J
Submitted: 22-02-2018, Revised: 04-05-2018, Accepted: 29-05-2018 293-03-2018
DOI: http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v28i2.179.22435/mpk.v28i1.7941.57-66

Abstrak
Jumlah kasus hipertensi di Puskesmas Cicurug Kabupaten Sukabumi sebesar 40%, dengan faktor risiko
yang terlaporkan kebiasaan merokok, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 70%. Pengendalian
penyakit tidak menular dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemicuan agen perubahan
(agent of change). Tujuan penelitian untuk menerapkan program pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian penyakit tidak menular berbasis masyarakat (P2TMBM) melalui agen perubahan.Kegiatan
tersebut terselenggara atas dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada di Kabupaten
Sukabumi. Penelitian ini merupakan riset operasional yang menggunakan metode Quasi Eksperimental
dengan desain Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu metode survei untuk menentukan potensi
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dengan penggalian berbagai informasi tentang Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dilakukan dengan teknik pemicuan terhadap agen perubahan
(agent of change). Tempat kegiatan di Desa Nyangkowek (intervensi pemicuan P2TMBM) dan Desa
Purwasari (kontrol metode lama). Penelitian ini dilakukan di bulan Februari – Oktober 2015. Sampel adalah
40 agen perubahan yang terdiri dari 20 orang desa intervensi dan 20 orang desa kontrol. Variabel adalah
umur, jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dan perilaku faktor risiko penyakit tidak menular
(merokok, pola makan, dan aktivitas fisik). Cara pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemicuan pada AOC telah berhasil meningkatkan secara
signifikan (p<0,05) pengetahuan, sikap dan perilaku agent of change dalam pengendalian penyakit tidak
menular. Program CSR Aqua Lestari di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi mampu menjaga
keberlangsungan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko PTM
Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat, agen perubahan, CSR

Abstract
The number of cases of hypertension in Cicurug, Health Center of Sukabumi District West Java amounted
to 40%, with risk factors reported smoking habit, clean, and healthy behavior (PHBS) of 70%. Non
communicable diseases control is done through community empowerment with agent of change (AoC)
triggering. The purpose of the research is to implement community empowerment program in community-
based non comunicable disease control (P2PTM) through the change agent. The activity is held by
Corporate Social Responsibility (CSR) support in Sukabumi District. This research is an operational
research using Quasi Experimental method with Participatory Rural Appraisal (PRA) design that is survey
method to determine the potential of community empowerment in health by extracting various information

73
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 2, Juni 2018, 73 – 82

about Community Based Health Effort (UKBM), done by triggering technique to change agent (agent of
change). Place of activity in Nyangkowek Village (P2TMBM triggering intervention) and Purwasari Village
(old method control). This research was conducted in February-October, 2015. The sample is 40 change
agents consisting 20 villagers and 20 control villages.Variables are age, sex, occupation, knowledge,
attitude and behavior of non-communicable disease (PTM) risk factors (smoking, diet and physical activity).
How to collect data with in-depth interviews and observation. The results of the study indicate that triggers
in AoC have significantly increased (p <0.05) on knowledge, attitude and behavior of Agent of Change in
non-communicable disease control. CSR program named “Aqua Lestari” in Cicurug Sub-Sukabumi District
is able to maintain the continuity of community empowerment in controlling not communicable desease
(PTM) risk factors.
Keywords : community empowerment, agent of change, CSR.

PENDAHULUAN tahun sebesar 29,1%; kurang aktivitas fisik sebesar


Proporsi penyakit tidak menular diabetes 6,3%, perilaku mengonsumsi makanan berlemak,
melitus (DM), hipertensi dan penyakit jantung kolesterol, dan makanan gorengan ≥ 1 kali per
koroner (PJK) di Indonesia meningkat. Data hari sebesar 34,3%.2 Puskesmas Cicurug sebagai
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 lokasi penelitian diperoleh data kunjungan pasien
dan 2013 menunjukkan bahwa jumlah penderita yaitu hipertensi sebesar 40%, PHBS mencapai
(berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan) 70%, variabel faktor risiko PTM yang diketahui
terhadap populasi usia di atas 15 tahun dalam adalah merokok.3 Faktor risiko PTM lainnya
12 bulan terakhir adalah penyakit DM meningkat belum tersedia hal ini menjadikan kendala dalam
dari 0,7% menjadi 1,5%; hipertensi dari 7,2% melakukan intervensi kedepannya.
menjadi 9,4%,; dan stroke dari 8,3% menjadi Pemberdayaan masyarakat di bidang
12,1%.1,2 Faktor risiko penyakit tidak menular kesehatan telah dijamin dalam Undang-Undang
(PTM) yang ditunjukkan dari perilaku adalah Kesehatan No. 36 Tahun 2009. Pasal 174
kebiasaan merokok setiap hari usia ≥ 10 tahun, mengamanatkan bahwa masyarakat berperan
kurang aktivitas fisik, perilaku makanan berlemak, serta baik secara perseorangan maupun
kolesterol dan makanan gorengan ≥ 1 kali per hari; terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan
obesitas sentral dan hipertensi. Riskesdas tahun pembangunan kesehatan untuk mempercepat
2013 menunjukkan bahwa kebiasaan merokok pencapaian derajat kesehatan masyarakat
setiap hari usia ≥ 10 tahun sebesar 24,3%; kurang setinggi-tingginya.4 Pemberdayaan masyarakat
aktivitas fisik sebesar 26,1%; perilaku makanan adalah segala upaya memberi kekuatan kepada
berlemak, kolesterol dan makanan gorengan ≥ pihak yang kurang atau tidak berdaya agar dapat
1 kali per hari sebesar sebesar 40,7%; obesitas memiliki kekuatan yang menjadi modal dasar
sentral sebesar 26,6%.2 aktualisasi diri.5 Pemberdayaan masyarakat yang
Data diabetes, hipertensi, dan PJK dilakukan meliputi peningkatan pengetahuan
di Jawa Barat pada tahun 2013 menunjukkan dan kemampuan masyarakat agar mampu
diabetes sebesar 1,3%; hipertensi sebesar 10,6%; mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan
PJK sebesar 0,5%; dan stroke sebesar 12 permil. melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan
Sedangkan faktor risiko PTM di Jawa Barat potensi dan fasilitas yang ada, baik dari lintas
menunjukkan persentase kebiasaan merokok sektor maupun lembaga swadaya masyarakat
setiap hari usia ≥ 10 tahun sebesar 27,1%; kurang (LSM) dan tokoh masyarakat.6 Sumber dana
aktivitas fisik sebesar 25,4%; kurang makan buah yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat
dan sayur sebesar 96,5%; perilaku mengonsumsi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
makanan berlemak, kolesterol dan makanan Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan
gorengan ≥ 1 kali per hari sebesar 50,1%.2 Data Belanja Daerah (APBD) maupun dana dari swasta
PTM di Kabupaten Sukabumi menunjukkan dalam bentuk Corporate Social Responsibility
diabetes sebesar 1%; hipertensi sebesar 11,5%; PJK (CSR).
sebesar 1,4%; dan stroke sebesar 7 permil. Faktor CSR merupakan komitmen perusahaan
risiko PTM di Kabupaten Sukabumi menunjukkan untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan
persentase kebiasaan merokok setiap hari usia ≥ 10 atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan

74
Pemberdayaan Masyarakat melalui Corporate Social ... (Rustika, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati)

tindakan dengan memperhatikan kepentingan rangka pengembangan kegiatan pemberdayaan


stakeholders dan lingkungan dimana perusahaan masyarakat di bidang pengendalian PTM serta
melakukan aktivitas berlandaskan pada ketentuan peran CSR di Desa Nyangkowek dan Desa
hukum yang berlaku. Beberapa program CSR Puwosari, Kecamatan Cicurug, di Kabupaten
untuk kesehatan antara lain pengembangan Sukabumi.
makanan sehat dan organik, pemberdayaan
masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, METODE
kampanye lingkungan, dan perilaku sehat.7 Jenis penelitian ini merupakan riset
Perusahaan yang telah meyakini CSR sebagai suatu operasional yang menggunakan metode Quasi
kewajiban maka dengan sendirinya perusahaan Experimental dengan pendekatan Participatory
tersebut telah melaksanakan investasi sosial. Rural Appraisal (PRA) yaitu metode survei untuk
Sebagai investasi sosial maka perusahaan akan menentukan potensi pemberdayaan masyarakat
memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat di bidang kesehatan dengan penggalian berbagai
yaitu mempertinggi reputasi dan corporate informasi tentang Upaya Kesehatan Berbasis
building serta menurunkan kerentanan gejolak Masyarakat (UKBM). Pelaksanaan pemberdayaan
dengan komunitas.8 masyarakat melalui proses pemicuan dengan
Pengendalian PTM di Kabupaten penerapan model Pengendalian Penyakit Tidak
Sukabumi yang telah dilakukan berdasar Peraturan Menular Berbasis Masyarakat (P2TMBM) mulai
Bupati No. 26 tahun 2011 adalah kawasan bebas dari membangun komitmen sampai dengan
asap rokok. Namun implementasi peraturan melakukan monitoring dan evaluasi.10
tersebut belum maksimal. Program pos pembinaan Responden pemberdayaan yaitu Agen
terpadu (posbindu) PTM dan posbindu lansia Perubahan (Agent of Change/AoC) yang terdiri
belum berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana dari anggota rumah tangga, kader, organisasi
skrining PTM (Posbindu Kit) masih terbatas. masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat
Kecamatan Cicurug dipilih sebagai daerah (LSM), guru, dan aparat desa yang akan dijadikan
penelitian dengan pertimbangan terdapat sekitar motor penggerak masyarakat dalam upaya
120 perusahaan yang potensial memberikan CSR, pengendalian PTM di Kecamatan Cicurug. Lokasi
tingginya perokok aktif, pola konsumsi makanan penelitian di dua desa yaitu Desa Nyangkowek
gorengan dan makanan instan serta daerah yang sebagai daerah intervensi dan Desa Purwosari
sedang berkembang sebagai penyangga ibu kota sebagai daerah kontrol. Setiap desa diambil 20
negara (Jakarta). Sumber daya manusia masyarakat orang agen perubahan.
lokal dan pendatang banyak sebagai buruh pabrik Proses pemberdayaan pada agen
dengan Upah Minimum Regional (UMR) yang perubahan di daerah intervensi, dimulai dengan
rendah sebesar Rp. 1.200.000,- per bulan.3 pemberian materi pemicuan meliputi pengetahuan,
Kepala desa sangat mendukung sikap, dan perilaku berisiko PTM yaitu perilaku
pengendalian PTM dalam mengantisipasi bahaya merokok, pola makan tidak sehat, kurangnya
yang ditimbulkan dari perilaku pola makanan yang aktifitas fisik serta dampak yang ditimbulkan akibat
biasa dikonsumsi. Pemberdayaan masyarakat faktor risiko dari PTM yaitu penyakit hipertensi,
yang dilakukan melalui pengembangan stroke, jantung, dan DM. Pemicuan diberikan
potensi masyarakat dalam upaya pengendalian selama 3 hari berturut-turut (± 3-4 jam per hari)
perilaku faktor risiko penyakit tidak menular oleh tim peneliti dan tim puskesmas. Desa kontrol
yaitu hipertensi, stroke, DM, dan PJK secara diberikan penyuluhan faktor risiko PTM selama
mandiri. CSR yang ada di Kabupaten Sukabumi tiga hari oleh tenaga kesehatan sesuai dengan
mendukung pemberdayaan masyarakat dalam program puskesmas (metode lama). Pada akhir
bentuk pembangunan posbindu lansia dan kegiatan pemberdayaan, para agen perubahan
keberlangsungan pengendalian faktor risiko PTM baik di daerah intervensi maupun kontrol diminta
yaitu aktivitas fisik, penyuluhan dan pemeriksaan untuk membuat rencana tindak lanjut (RTL), dan
kesehatan. Penelitian ini merupakan bagian dari dilakukan monitoring menggunakan matriks.
penelitian pemicuan pencegahan penyakit tidak Waktu pelaksanaan bulan Januari sampai Oktober
menular berbasis masyarakat di Indonesia,9 tahun 2015.
sehingga tujuan penelitian ini adalah menggali Pengumpulan data kualititatif untuk
informasi tentang potensi masyarakat dalam mengeksplorasi proses pengendalian PTM

75
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 2, Juni 2018, 73 – 82

yang dilakukan oleh para agen perubahan perubahan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
melalui observasi, wawancara mendalam, dan Kegiatan pemberdayaan di Desa
diskusi kelompok terarah (FGD). Pengumpulan Nyangkowek (daerah intervensi) dimulai dari
data kuantitatif mengenai sosio-demografi, membangun komitmen pada agen perubahan yang
pengetahuan, sikap, dan perilaku faktor risiko bertujuan untuk mempersiapkan agen perubahan
PTM. Analisis data kuantitatif untuk melihat supaya mengikuti seluruh tahapan proses
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif pemicuan. Tahap pemicuan selanjutnya adalah
dilakukan pre dan post test terhadap kelompok identifikasi wilayah dimana agen perubahan
intervensi dan kontrol dalam pengendalian PTM melakukan identifikasi perilaku berisiko merokok,
menggunakan uji X2. Sedangkan analisis data pola makan, dan aktifitas fisik yang ada di
kualitatif dilakukan dengan cara analisis tematik, lingkungan desa agen perubahan serta kasus PTM
matriks, dan konten analisis. khususnya stroke, hipertensi, DM, dan Jantung.
Kegiatan ini didukung oleh program Identifikasi wilayah dilakukan dengan berkeliling
CSR “Aqua Lestari”. Program CSR yang telah wilayah/desanya dan mengunjungi rumah
dilaksanakan adalah pembangunan klinik desa, penderita PTM. Proses ini didokumentasikan
program pemberdayaan masyarakat dalam dengan handycam atau camera handphone
menciptakan suplai air bersih dan penanaman milik agen perubahan. Hasil identifikasi wilayah
tanaman untuk membantu ketersediaan air bersih tersebut merupakan bahan dalam pemicuan yang
di desa binaan perusahaan. Fakta tersebut membuat akan dilaksanakan. Proses pemicuan di balai Desa
peneliti dan tim tertarik untuk mengoptimalisasi Nyangkowek selama 3 (tiga) hari oleh 20 agen
peran CSR yang telah ada, dengan memberikan perubahan. Pada awal kegiatan dilakukan pre test
program pemberdayaan masyarakat yang bersifat tentang pengetahuan dan sikap terkait perilaku
lebih intens terhadap pencegahan PTM. CSR berisiko merokok, pola makan, dan aktifitas fisik
“Aqua Lestari” berkontribusi dana pada saat serta tentang pengetahuan penyakit hipertensi,
agen perubahan melakukan tindak lanjut kegiatan stroke, DM, dan jantung. Tahap pemicuan dibagi
dalam pengendalian PTM di masyarakat seperti menjadi 5 sesi sesuai tema yaitu pertama sesi
menyiapkan konsumsi saat penyuluhan agen pemicuan perilaku merokok, kedua sesi pemicuan
perubahan di desa, pembangunan poliklinik desa pola makan tidak sehat, ketiga sesi pemicuan
dan membagikan minuman saat car free day baik aktifitas fisik kurang, keempat sesi penyakit akibat
di Desa Nyangkowek maupun Desa Purwosari. merokok, pola makan tidak sehat dan kurangnya
aktifitas fisik, kelima sesi perenungan, dan terakhir
HASIL sesi penyusunan rencana tindak lanjut. Proses
Karakteristik Agen Perubahan dan Proses monitoring dan evaluasi terhadap aktivitas agen
Pemicuan perubahan di lapangan dilakukan tiga kali.
Agen perubahan yang menjadi responden Kegiatan di Desa Purwasari (daerah
dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang terdiri kontrol) terdiri dari: pre test dan post test, tahapan
dari masyarakat yang berpengaruh di wilayahnya kegiatan diawali dengan komitmen dari agen
dan berkomitmen mengikuti kegiatan sampai perubahan, penyuluhan mengenai pengendalian
selesai. Mereka terdiri dari kader posyandu/ faktor risiko PTM yang dilakukan oleh petugas
posbindu, tokoh agama, guru, LSM, ketua RW, dan puskesmas selama 3 hari. Pada akhir kegiatan
aparat kelurahan. Desa Nyangkowek merupakan dilanjutkan dengan proses monitoring dan evaluasi
desa yang diberikan pemicuan (20 agen perubahan) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh agen
dan Desa Purwosari sebagai desa kontrol (20 perubahan.
agen perubahan). Gambaran karakterisktik agen Keberhasilan proses pemicuan pada agen
perubahan di Desa Nyangkowek maupun Desa perubahan dipaparkan berdasar pre dan post test,
Purwasari memperlihatkan pola yang hampir hasil pre dan post test menunjukkan peningkatan
sama yaitu kelompok umur terbanyak di atas 40 responden yang berpengetahuan baik, sikap yang
tahun masing-masing sebanyak 60% dan 50%. positif, dan perilaku baik tentang faktor risiko
Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan masing PTM pada daerah intervensi dan daerah kontrol.
masing sebesar 75% dan 65% dan jenis pekerjaan Perubahan hasil pre dan post test agen perubahan
yang terbanyak ibu rumah tangga masing masing dapat dilihat pada Tabel 2 berikut;
sebesar 40% dan 45%. Karakteristik agen

76
Pemberdayaan Masyarakat melalui Corporate Social ... (Rustika, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati)

Tabel 1. Karakteristik “Agen Perubahan‟ Desa Nyangkowek dan Desa Purwasari Kecamatan
Cicurug, Kabupaten Sukabumi, 2015
Desa Nyangkowek Desa Purwasari (Desa Kontrol)
Karakteristik
n % n %
Umur (tahun)
< 40 8 40 10 50
> 40 12 60 10 50
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 25 7 35
Perempuan 15 75 13 65
Pekerjaan
Aparat desa 5 25 3 15
Swasta/wiraswasta 2 10 3 15
Pensiunan 3 15 3 15
Ibu rumah tangga 8 40 9 45
Guru PAUD 2 10 2 10
Total 20 100 20 100

Tabel 2. Skor Pre dan Post Test dari Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Faktor Risiko
PTM dengan Kriteria Baik pada Daerah Intervensi dan Kontrol di Kecamatan Cicurug,
Kabupaten Sukabumi, Tahun, 2015
Intervensi Kontrol
Variabel (n=20) (n=20) P
n % n %
Pengetahuan
Pre 7 35 5 70 0.000
Post 17 85 15 75
Sikap
Pre 7 35 11 55 0.003
Post 18 90 15 75
Prilaku
Pre 10 50 7 35 0.008
Post 19 95 13 65

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa menerapkan pengendalian PTM, hambatan,


pada daerah intervensi menunjukkan selisih permasalahan dan solusi mengatasi masalah
peningkatan pre - post untuk pengetahuan supaya program dapat berjalan maksimal. Hasil
sebesar 50%, sedangkan daerah kontrol hanya pemantauan di lapangan di daerah intervensi
sebesar 5%; sikap positif sebesar 55%, daerah memperlihatkan; pengendalian perilaku berhenti
kontrol sebesar 20%; perilaku yang benar sebesar merokok menunjukkan bahwa agen perubahan
45%, daerah kontrol sebesar 30%. Uji statistik membuat stiker sendiri, kemudian menempelkan
(X2) menunjukkan kemaknaan p<0,005. Hal ini stiker tersebut di tempat fasilitas umum misalnya
menunjukkan bahwa program pemicuan untuk warung makan, pangkalan ojek, termasuk di
pengendalian faktor risiko PTM berhasil. rumah kost milik agen perubahan. Setelah
kegiatan tersebut yang semula di rumahnya
Monitoring dan Evaluasi Program Pemicuan terdapat 3 (tiga) orang perokok sekarang berhenti
Pelaksanaan program pemberdayaan merokok. Hal ini sebagaimana pernyataan agen
masyarakat dilakukan monitoring dan evaluasi perubahan B (Ketua RW):
hasil capaian perilaku agen perubahan dalam “Merokok tidak ada keuntungannya,

77
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 2, Juni 2018, 73 – 82

kami membuat stiker-stiker tentang Rumah 01/01 Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Bebas Rokok,. Saya sudah menempelkan stiker- Kegiatan pemicuan kurangnya aktifitas fisik,
stiker yang dibuat disertai tulisan nama-nama masyarakat masih berpendapat bahwa melakukan
penyakitnya dan cara mencegahnya”. aktititas kerja sehari-hari berarti sudah melakukan
Agen perubahan bapak M (wiraswasta) aktifitas fisik, karena kalau sengaja melakukan
mengatakan: aktivitas fisik yang mengarah pada kebugaran
“ .... di rumah waktu itu ada tiga tidak dilakukan secara teratur karena keterbatasan
orang yang merokok sekarang sudah tidak lagi waktu. Hasil aksi aktifitas fisik dapat dilihat dari
merokok. Kemudian di kosan saya juga biasanya pernyataan agen perubahan M sebagai penggiat
anak kos habis pulang sekolah merokok, lalu senam:
saya tempelkan stiker dan akhirnya mereka pada “Kita menggiatkan senam sehat pada
kabur tidak kumpul lagi untuk merokok, meskipun car free day, sampai senam ibu-ibu di pasar
ada satu anak yang akhirnya keluar dari kosan pagi hari Minggu...”.
saya....”. Agen Perubahan memberi penyuluhan
Responden Agen perubahan N (Ibu RI) kepada anak-anak PAUD dan orang tuanya
menyampaikan: sekitar 25 orang dengan materi mengenai cara
“Profesi saya jualan warung sembako, hidup sehat, tidak merokok, pola makan yang
penyuluhan saya lakukan terhadap para pembeli sehat dan aktivitas fisik serta penyakit PTM.
rokok dan selalu menghimbau kepara para Selama mengikuti kegiatan orang tua murid
pembeli agar mengurangi rokoknya...”. sangat antusias dan bertanya mengenai kebiasaan
hidup yang baik dan sehat. Kegiatan ini dilakukan
Perilaku beri setiap bulan dengan materi yang bergantian
iko merokok dianggap sebagai budaya sesuai rencana RTL dari agen perubahan serta
masyarakat di wilayah ini, sehingga perlu upaya monitoring dan evaluasi. Selanjutnya ada kegiatan
lebih agen perubahan untuk menyampaikan di Posyandu BKM Amanah (yang didirikan dan
bahaya merokok. Usaha yang telah dilakukan disponsori oleh PNPM Mandiri melalui CSR
dalam pengendalian merokok perlu diberi Kabupaten Sukabumi). Pelaksanaan kegiatan
apresiasi bahwa mereka tetap melaksanakan penyuluhan yang dilakukan agen perubahan
kegiatan penyuluhan, berhenti merokok dan kepada sekitar 20 ibu balita dengan materi pola
membuat leaflet/stiker. Kegiatan ini mendapat hidup sehat, pola makan dengan gizi seimbang,
dukungan dari kecamatan dan CSR dari beberapa larangan tidak merokok, aktivitas fisik, ancaman
perusahan di Kecamatan Cicurug. bahaya PTM (gula, darah tinggi, jantung, dan
Hasil aksi Perilaku pola makan para agen stroke). Orang tua balita memberikan tanggapan
perubahan, disampaikan melalui pernyataan agen serius dan penuh perhatian, sepertinya apa-apa
perubahan bu A (guru PAUD) : yang diterangkan oleh para kader di lingkungan
“ Pola makan kita ada perubahan, sekitar mereka.
biasanya saya senang menggoreng dan menumis, Kegiatan yang sudah dilakukan agen
sekarang saya rebus gambas (labu siem),kacang perubahan daerah kontrol (Desa Purwosari)
panjang, buncis, dan tahu paling di pepes.”. adalah secara kelompok yaitu pada acara PKK,
Pernyataan agen perubahan Z (ibu senam pagi, pengajian, dan penyuluhan langsung
Rumah Iangga): secara perorangan. Kegiatan di PKK Muray, agen
“...kalau dulu suka beli gorengan, kalau perubahan memberikan pencerahan yang dihadiri
sekarang mau pisang ya saya rebus, mau ubi ya anggota PKK yang hadir sebanyak 15 orang
saya rebus, kalau sayuran juga minyak-minyak dengan materi mengenai hipertensi, dampak
dikurangi...” konsumsi makanan yang tidak teratur dengan
Aksi lain agen perubahan adalah menu tidak seimbang, akibat konsumsi makanan
memberikan penyuluhan terhadap kader dengan zat-zat pengawet (pemanis), aktifitas fisik
posyandu mengenai makanan sehat. Kegiatan yang tidak teratur, bahaya merokok terutama bagi
memberikan penyuluhan terhadap ibu-ibu yang anak-anak. Kegiatan tersebut diselenggarakan di
sedang menunggu anak-anaknya di PAUD Kampung Caringin Lapang RT/RW 02/06, Desa
Cendrawasih Jl. Ciutara Desa Nyangkowek RI Purwosari.

78
Pemberdayaan Masyarakat melalui Corporate Social ... (Rustika, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati)

Program CSR PT Aqua dan perusahaan erat dalam komunitas yang diberdayakan,
lainnya di Kecamatan Cicurug dilakukan melalui adanya organisasi yang diberdayakan, dan
kemitraan dengan masyarakat, pemerintah organisasi yang diberdayakan bergantung pada
daerah dan para pemangku kepentingan yang tingkat pemberdayaan anggotanya.13 Kegiatan
lain. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain pemberdayaan masyarakat harus dilaksanakan
program pelestarian lingkungan, pemberdayaan secara integratif dengan memperhatikan
masyarakat, perilaku kesehatan, pendidikan, dan peningkatan kapasitas masyarakat sehingga
peningkatan ekonomi. Program pemberdayaan kegiatannya dapat dilaksanakan secara
masyarakat dalam bidang kesehatan adalah berkelanjutan.14 Konsep utama dalam
penyediaan air bersih melalui pemasangan pemberdayaan masyarakat adalah untuk
pompa air dan penyuluhan kesehatan mengenai memobilisasi komunitas lokal untuk mengatasi
pentingnya hidup bersih serta sehat.11 Dukungan kebutuhan kesehatan dan sosial mereka dan
CSR ‘Aqua Lestari” para program pemberdayaan bekerja secara inter-sektoral untuk memecahkan
masyarakat dalam pengendalian faktor risiko masalah lokal.15
PTM adalah mendukung kegiatan penyuluhan Pemberdayaan masyarakat dalam hal
perilaku hidup sehat dan pengendalian faktor pengendalian PTM di Desa Nyangkowek dan
risiko PTM yang dilakukan oleh agen perubahan, Desa Purwasari Kecamatan Cicurug menunjukkan
pembangunan poliklinik desa serta kegiatan keberhasilan yang tidak terlepas dari pemberian
gerak jalan sehat melalui car free day. Setelah pemicuan melalui pendekatan dengan masyarakat.
kegiatan tersebut diterapkan, warga mengetahui Temuan ini sesuai dengan pendapat yang
dan paham untuk mengendalikan faktor risiko menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat
PTM melalui mengurangi merokok, perilaku diperlukan pendekatan utama yaitu masyarakat
pola makan yang sehat, dan peningkatan tidak dijadikan sebagai objek melainkan
aktifitas fisik. Program CSR “Aqua Lestari” subjek dari berbagai upaya pembangunan
akan berkelanjutan dimana setiap program CSR melalui pendekatan-pendekatan sebagai
yang telah dilaksanakan dipantau perkembangan upaya pemberdayaan harus terarah, program
dan tingkat keberhasilannya, kemudian pemberdayaan harus langsung mengikutsertakan
program tersebut dilakukan secara kontinu dan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang
berkesinambungan sehingga tidak hanya sekedar menjadi sasaran, dan menggunakan pendekatan
membahagiakan masyarakat secara instan dan kelompok.16 Pemberdayaan atau intervensi
sekejap, namun menjadi kebiasaan. Kepala desa berbasis masyarakat di bidang kesehatan dapat
akan mengoordinir CSR “Aqua Lestari” untuk melibatkan komunitas dalam perbedaan peran
mendukung keberlangsungan program serta seperti masyarakat sebagai pengaturan untuk
meminta komitmen dari agen perubahan untuk intervensi, masyarakat sebagai target berubah,
dapat melakukan program pengendalian PTM masyarakat sebagai agen dengan kapasitas
secara berkelanjutan. perkembangan, dan masyarakat sebagai sumber
daya dengan tingkat kepemilikan dan partisipasi
PEMBAHASAN yang tinggi.17
Setiap manusia dan masyarakat Partisipasi masyarakat sebagai pemicu
memiliki potensi yang dapat dikembangkan, kemandirian dan proses pemberdayaan
sehingga pemberdayaan masyarakat adalah adalah komponen yang sangat penting.
upaya untuk membangun yaitu dengan Proses tersebut dilakukan secara akumulatif
mendorong, memberikan motivasi dan sehingga semakin banyak keterampilan, atau
membangkitkan kesadaran akan potensi yang semakin tinggi kompetensi yang dimiliki
dimiliki serta untuk mengembangkannya. seseorang maka semakin tinggi kemampuannya
Tahapan dalam melakukan pemberdayaan berpartisipasi.8,18,19 Pemberdayaan masyarakat
masyarakat meliputi pengembangan (enabling), dilakukan dengan diberikannya pemicuan
memperkuat (empowering) dan memberdayakan P2TMBM yang merupakan salah satu media
(melindungi).12 Pemberdayaan juga dapat dilihat alternatif baru yang dapat digunakan untuk
pada tingkat yang berbeda yaitu individu, meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku.
organisasi atau komunitas. Tingkat ini terkait Penelitian ini menghasilkan pengetahuan

79
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 2, Juni 2018, 73 – 82

responden meningkat setelah diberi pemicuan P2TMBM maka pengetahuan dan sikap akan
P2TMBM selama 2 minggu. Pemicuan tersebut bertambah sehingga perilaku juga akan menjadi
berkaitan dengan Teori Kerucut Pengalaman lebih baik.23 Dalam rangka keberlanjutan program
oleh Edgar Dale bahwa setelah 2 minggu kita dimana perubahan perilaku yang memerlukan
cenderung lebih mengingat 10% dari apa yang waktu yang lama dibutuhkan komitmen
kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari berbagai pihak termasuk program CSR
dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita “Aqua lestari”..Program CSR “Aqua Lestari”
dengar dan lihat, 70% dari apa yang kita katakan memiliki pengaruh baik secara simultan maupun
dan 90% dari apa yang kita katakan dan kita parsial terhadap Pemberdayaan Masyarakat.
lakukan.20 CSR didefinisikan sebagai tanggungjawab
Penelitian ini berpengaruh besar terhadap perusahaan kepada para pemangku kepentingan
peningkatan sikap yaitu faktor pengalaman (stakeholders) untuk berlaku etis, meminimalkan
pribadi yang akan lebih mudah membentuk sikap dampak negative dan memaksimalkan dampak
jika kejadian yang dialami seseorang terjadi positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. lingkungan (triple bottom line).24 Keberadaan
Hal tersebut dapat dilihat dari sikap yang dipilih 120 perusahaan besar dan kecil di lingkungan
oleh responden terhadap beberapa pernyataan Kecamatan Cicurug memberikan investasi sosial
mengenai kejadian sehari-hari sesuai dengan yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.
materi proses pemicuan yang di berikan. Dengan Fokus utama program CSR yang dilakukan antara
diberi pemicuan P2TMBM maka responden lain oleh “Aqua Lestari” selaku perusahaan terkait
mendapatkan suatu pengalaman tersendiri yang bekerjasama dengan perangkat desa setempat
dapat menguatkan sikap mereka untuk berubah.21 untuk menjalankan program-program CSR agar
Perubahan perilaku mengenai PTM pada agen dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat
perubahan dapat dilihat dengan berusaha merubah di sekitar wilayahnya baik melalui pendidikan,
diri sendiri untuk hidup sehat, berhenti merokok kesehatan maupun lingkungan. Program CSR di
dan merubah pola makan menjadi seimbang Desa Nyangkowek dan Desa Purwasari mampu
dengan kesadaran diri sendiri tanpa paksaan dari memberdayakan masyarakat dalam pengendalian
orang lain serta memberikan penyuluhan kepada PTM melalui dukungan dana untuk kegiatan dan
orang lain. Hasil penelitian lain menyebutkan penyuluhan. Perangkat desa dengan CSR dengan
bahwa perilaku kesehatan yang diadopsi akan menanggung biaya sarana dan prasarana kegiatan
mengubah risiko penyakit yang diderita seperti pengendalian penyakit tidak menular oleh para
merokok, diet tidak sehat, dan aktivitas fisik yang agen perubahan.
kurang dapat meningkatkan risiko PTM. Faktor- Seiring dengan perkembangan isu
faktor risiko ini dapat memiliki efek langsung lingkungan global, konsep, dan aplikasi CSR
pada kesehatan atau dapat mempengaruhi semakin berkembang. Berdasarkan penelitian
perkembangan tekanan darah tinggi, peningkatan lain menunjukkan bahwa semua variabel yang
glukosa darah dan kadar kolesterol, yang digunakan yaitu Corporate Social Responsibility
kemudian akan meningkatkan risiko penyakit Goal, Corporate Social Issue, dan Corporate
kronis seperti penyakit kardiovaskular dan Relation. Program secara signifikan memiliki
diabetes.22 pengaruh positif terhadap peningkatan
Tindakan perubahan perilaku yang kesejahteraan hidup masyarakat, umumnya di
dilakukan oleh agen perubahan sesuai dengan Indonesia.25 CSR tidak semata menjadi kewajiban
konsep perilaku yang merupakan tindakan aktif sosial perusahaan, namun juga dikaitkan sebagai
atau beraktivitas dari manusia itu sendiri dan konsep pengembangan yang berkelanjutan
dapat diamati langsung atau tidak dapat diamati (sustainable development). Program CSR bidang
oleh pihak luar.23 WHO mengungkapkan bahwa kesehatan antara lain pelestarian lingkungan dan
seseorang berperilaku tertentu disebabkan air sungai, pemberdayaan masyarakat, program
oleh pemikiran dan perasaan dalam bentuk air bersih dan sehat, peningkatan status kesehatan
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan melalui promotif dan preventif, bantuan sosial,
penilaian-penilaian seseorang terhadap objek. pendidikan, dan peningkatan ekonomi.26
Dalam hal ini, dengan pemberian pemicuan Hal ini sesuai dengan penelitian

80
Pemberdayaan Masyarakat melalui Corporate Social ... (Rustika, Noor Edi Widya Sukoco, dan Tety Rachmawati)

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan UCAPAN TERIMA KASIH


Yuniarti dkk,27 yaitu pemberian training Penulis mengucapkan terima kasih
kesehatan kepada masyarakat Desa Pacarkeling kepada drg. Agus Suprapto, M.Kes, sebagai
dalam meningkatkan perilaku hidup sehat dan Kepala Puslitbang Humaniora, Kebijakan
lingkungan yang bersih, penggunaan MCK Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang
yang tepat dan sehat, penyediaan bantuan air telah memberikan dukungan dalam penelitian.
bersih. Program CSR yang diberikan kepada Terima kasih juga kami sampaikan kepada
masyarakat dapat berkontribusi optimal di Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi,
pihak masyarakat dan perusahaan sebesar 95% Kepala Puskesmas Cicurug, Kepala Desa
dan memberdayakan masyarakat membangun Nyangkowek, dan Kepala Desa Purwosari yang
ekonomi mandiri yang berkesinambungan. telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini
Pelaksanaan program-program CSR PT. serta memberikan masukan dan tanggapan yang
Batamindo Investment Cakrawala (BIC) memperkaya temuan penelitian ini.
mampu meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam bidang pendidikan dan kesehatan dalam DAFTAR PUSTAKA
aktivitas kesehatan.24,25 Sebagaimana penelitian 1. Kementerian Kesehatan RI. Litbangkes
lain menyatakan bahwa program CSR pada dalam Angka 2017. Jakarta: Lembaga
PT PLN berhasil memberdayakan masyarakat Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
melalui perubahan perilaku dalam hal ekonomi, Kesehatan; 2017.
lingkungan dan perilaku kesehatan.26 2. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
Dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
KESIMPULAN Pengembangan kesehatan Kesehatan; 2007.
Pemberdayaan masyarakat melalui 3. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
program pemicuan P2TMBM berhasil secara Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
signifikan (p <0,005) memperbaiki pengetahuan, Pengembangan Kesehatan; 2013.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
sikap dan perilaku agen Perubahan dalam
Profil dinas kesehatan Kabupaten Sukabumi.
pengendalian faktor risiko PTM, sehingga mereka
Sukabumi: Dinas Kesehatan Kabupaten
bisa memberikan informasi kesehatan sekaligus Sukabumi; 2015.
menggerakan masyarakat untuk mau dan mampu 5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
dalam melakukan pengendalian faktor risiko Kesehatan; 2009
PTM, metode ini dapat di aplikasikan ke wilayah 6. Prasojo E. People and society empowerment:
lain serta untuk program kesehatan yang lainnya. perspektif membangun partisipasi publik.
Program CSR “Aqua Lestari” di Kecamatan Jurnal Ilmiah Administrasi Publik.
Cicurug Kabupaten Sukabumi mampu menjaga 2004;4(2):10-24.
keberlangsungan pemberdayaan masyarakat 7. Departemen Kesehatan. Pemberdayaan
dalam pengendalian faktor risiko PTM. masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan;
1999.
SARAN 8. Wahyudi I, Azheri B. Corporate social
Dengan meningkatnya faktor risiko PTM responsibility. Malang: Setara Press; 2008.
di kabupaten Sukabumi, diusulkan pada Dinas 9. Ardianto E, Machfudz DM. Efek
Kesehatan Kabupaten Sukabumi dan Puskesmas kedermawanan pebisnis dan CSR berlilipat-
kecamatan Cicurug, untuk meningatkan lipat. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2011.
monitoring dan evaluasi dalam menjaga 10. Rachmawati T. Pemicuan pencegahan
penyakit tidak menular berbasis masyarakat
keberlangsungan program pemberdayaan
di Indonesia (Laporan Penelitian). Surabaya:
masyarakat yang sudah ada, serta pengembangan
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
model pemicuan P2TMBM di desa lainnya.
Pemberdayaan Masyarakat; 2015.
Diharapkan Program CSR “Aqua Lestari” 11. Rachmawati T. Pedoman pemicuan
agar terus konsisten mendukung program pencegahan penyakit tidak menular berbasis
pemberdayaan masyarakat pengendalian PTM masyarakat. Surabaya: Pusat Humaniora,
yang ada di Kecamatan Cicurug. Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat; 2014.

81
Media Litbangkes, Vol. 28 No. 2, Juni 2018, 73 – 82

12. Kecamatan Cicurug. Laporan kegiatan Disertasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


tahunan kecamatan Cicurug Kabupaten Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Sukabumi, Jawa Barat; 2015. Depok; Januari 2013.
13. Kartasasmita G. Power dan empowerment: 20. Notoadmojo S. Ilmu perilaku kesehatan.
sebuah telaah mengenai konsep pemberdayaan Jakarta: Rineka Cipta; 2013
masyarakat. Pidato Kebudayaan Ketua 21. 21. Wibisono Y. Membedah konsep
Bapennas pada peringatan hari jadi ke 28 dan aplikasi CSR (Corporate Social
Pusat Kesenian Jakarta-TIM. Jakarta 19 Responsibility). Jakarta: PT Gamedia; 2007
November 1996. 22. Setyaningrum DA. Pengaruh implementasi
14. Arif B. Corporate social responsibility corporate social responsibility terhadaph
alternatif bagi pembangunan Indonesia. kesejahteraan hidup masyarakat (Studi
Jakarta: Indonesia Center for Sustainable Kasus pada PT. Apac Inti Corpora, Bawen).
Development (ICSD); 2008 Semarang : UNDIP; 2011
15. Kartasasmita G. Pemberdayaan masyarakat: 23. Irawan EP. Program CSR berbasis
konsep pembangunan yang berakar pada pemberdayaan masyarakat pada PT PLN.
masyarakat. Pidato ketua Bapennas pada Jurnal Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Sarasehan DPD Golkar Tk.I Jawa Timur. Padjadjaran; 2011
Surabaya 14 Maret 1997. 24. Wahyuningrum Y, Noor I, Wachid A. Pengaruh
16. Pranaka AMW, Moeljanto V. Pemberdayaan program corporate social responsibility
(empowerment) Dalam Prijono OS dan terhadap peningkatan pemberdayaan
Pranaka AMW. Pemberdayaan: konesp, masyarakat. (Studi pada Implementasi CSR
kebijakan dan implementasi, Jakarta: PT. Amerta Indah Otsuka Desa Pacarkeling
CSIS;2010 Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan).
17. Hutomo MY. Pemberdayaan masyarakat Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1
dalam bidang ekonomi; tinjauan teoritik dan No.5, Hal 109-115.tahun 2014
implementasi. 2000 [cited 2015 Januari 11]. 25. Pranoto A, Yusuf D. Program CSR berbasis
Available from http://www.bappenas.go.id/ pemberdayaan masyarakat menuju keman-
data-dan-informasiutama/makalah/artikel- dirian ekonomi pasca tambang di Desa
majalah-perencanaan/edisi-20-tahun2000/ Sarijaya. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
pemberdayaan masyarakat-dalam-bidang- Juli 2014;18(1):39-50.
ekonomi---oleh-mardi-yatmo- hutomo/ 26. Mapisangka A. Implenetasi CSR PT BIC
18. Dale E. The cone of experience “from audio- terhadap kesejahteraan hidup masyarakat.
visual methodes in teaching, 1st Edition. JESP. 2009;1.
America; 2000 27. Irawan EP. Program CSR berbasis
19. Qomaruddin B. Pengembangan indikator pemberdayaan masyarakat pada PT PLN.
pemberdayaan dan cara pengukurannya untuk Jurnal Tesis tidak diterbitkan. Universitas
menentukan mingkat keberdayaan Desa Padjadjaran; 2011
Siaga di Kabupaten Lumajang. Ringkasan

82

Anda mungkin juga menyukai