Anda di halaman 1dari 9

Risalah HUKUM Fakultas Hukum Unmul, Desember 2008, Hal. 77 – 85 Vol. 4, No.

2
ISSN 021-969X

Hukum Internasional (Kajian Ontologis)

(International Law; an Ontological Review)


MAHENDRA PUTRA KURNIA
Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jln. Ki Hajar Dewantara Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123
Tlp.0541 – 7095092- e-mail: mp_sheva@yahoo.com

ABSTRACT

International Law remains as a currently fast growing branch of law science. Some,
however, feel doubt with its existence as an obviously intact law. An ontological
review really assists the author to get some evidences about International Law,
especially related to the fast development of International Law, its compliance rate,
and the demand of International Law subjects.

Key words: hukum internasional (internasional law), kajian ontologis (ontological review), eksistensi
(existency), ada (being).

PENDAHULUAN Plato telah mengemukakan gagasan-gagasan


mengenai wilayah, masyarakat dan individu.
A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 2000 tahun yang lalu city-states di
Salah satu kajian atau cabang ilmu dari Yunani walaupun didiami oleh bangsa dengan
ilmu hukum adalah Hukum Internasional bahasa yang sama, hubungan mereka telah
(international law). Dewasa ini Hukum diatur oleh ketentuan-ketentuan yang
Internasional telah mengalami perkembangan kemudian bernama Hukum Internasional.
yang sangat pesat. Ilmu Hukum sendiri pada Ketentuan-ketentuan tersebut menyangkut
dasarnya juga telah mengalami perkembangan pengaturan-pengaturan perang dan
yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan penghormatan terhadap utusan-utusan negara.
semakin banyak dan berkembangnya aliran- Namun, pada waktu itu ketentuan-ketentuan
aliran dalam Ilmu Hukum, mulai dari aliran tersebut belum lagi didasarkan atas prinsip
hukum alam sampai aliran postmodern hukum yang mengikat, tetapi atas
termasuk critical legal studies di dalamnya. percampuran moral, agama dan hukum.1
Pada awalnya Hukum Internasional Sedikit berbeda dengan zaman Yunani
hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan Kuno, pada zaman Romawi hubungan
antar negara namun dalam perkembangan pola internasional sudah mengarah kepada hal yang
hubungan internasional yang semakin sebenarnya, kerajaan Romawi sudah membuat
kompleks pengertian ini kemudian meluas bermascam-macam perjanjian (seperti
sehingga hukum internasional juga mengurusi perjanjian perdamaian, persahabatan dan
struktur dan perilaku organisasi internasional persekutuan) dengan negara lain. Konsep
dan, pada batas tertentu, perusahaan hubungan diplomatik (hukum diplomatik-salah
multinasional dan individu. Hukum satu kajian dalam Hukum Internasional) juga
Internasional, dalam sejarahnya telah hamper berkembang dari “tanah Romawi”. Pada Abad
berumur 4 abad, namun akar-akarnya telah
terdapat semenjak zaman Yunani Kuno dan 1
Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional
zaman Romawi. Di zaman Yunani Kuno ahli- Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
ahli pikir seperti Aristoteles, Socrates dan Dinamika Global, Alumni, Bandung, hlm. 5.
78 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

ke-15 dan 16 city-states di Italia seperti perdagangan dan komersial, saling pertukaran
Venice, Genoa dam Florence mengembangkan gagasan dan komunikasi rutin yang
praktek pengiriman duta-duta besar residen ke sewajarnya.5
Selain itu, Hukum Internasional
ibukota masing-masing.2
memegang peranan penting dalam menjaga
Sejak saat abad 15 dan 16 itulah,
perdamaian dan keamanan dunia. Bisa
perubahan dan perkembangan Hukum
dibayangkan jika tidak ada aturan yang
Internasional terus berlangsung sampai dengan
berlaku secara internasional (universal) seperti
saat ini. Dimulai pada masa renaissance yang
misalnya, aturan hukum perang (humaniter),
banyak melahirkan tokoh-tokoh dengan karya-
aturan tentang keharusan menyelesaikan
karyanya terutama di bidang hukum antar
sengketa/konflik secara damai6 atau konvensi-
bangsa (Hukum Internasional) yang
konvensi internasional yang mengatur
mempengaruhi perkembangan dunia pada saat
mengenai larangan penggunaan senjata-senjata
itu, seperti Bodin, Hugo de Groot (Grotius),
pemusnah massal, penggunaan nuklir dan
Hobbes, Fransisco de Vittoria, Fransisco
aturan internasional lainnya, maka bisa saja
Suarez, JJ Rousseau, Emerich de Vattel,
Perang Dunia tidak berhenti sampai “jilid 2”,
Jeremy Bentham3 dan banyak lagi lainnya.
tetapi bisa saja berlanjut sampai “jilid 10” atau
Kemudian seiring dengan munculnya tokoh-
bahkan lebih. Sedangkan ada Hukum
tokoh dan karyanya, mulai bermunculan pula
Internasional saja masih banyak peperangan-
negara-negara merdeka yang berdaulat,
peperangan terjadi seperti misalnya serangan-
dimana hal ini juga memberikan pengaruh
serangan militer yang dilakukan oleh USA ke
yang sangat besar terhadap perubahan dan
Afghanistan beberapa waktu yang lalu.7
perkembangan Hukum Internasional.4
Hingga saat ini Hukum Internasional
merupakan keseluruhan kaidah yang sangat 5
Starke, J.G., 2001, Pengantar Hukum
diperlukan untuk mengatur sebagian besar Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika,
hubungan-hubungan antar negara-negara, Jakarta., hlm 16-17.
tanpa adanya kaidah-kaidah ini sungguh tidak 6
Lihat Pasal 1 Konvensi mengenai Penyelesaian
mungkin bagi mereka untuk melakukan tetap Sengketa-sengketa Secara Damai yang ditanda
dan terus menerus. Sesungguhnya Hukum tangani di Den Haag pada 18 Oktober 1907, yang
Internasional merupakan persoalan dengan kemudian dikukuhkan oleh Pasal 2 ayat (3)
keperluan hubungan timbal balik antar negara- Piagam PBB dan selanjutnya oleh Deklarasi
negara. Dalam hal ini tidak adanya suatu Prinsip-prinsip Hukum Internasional mengenai
Hubungan Bersahabat dan dan Kerjasama antar
system Hukum Internasional, maka
Negara yang diterima oleh Majelis Umum PBB
masyarakat internasional negara-negara tidak pada 24 Oktober 1970. Deklarasi ini meminta
dapat menikmati keuntungan-keuntungan pada semua negara untuk menyelesaikan sengketa
mereka dengan cara damai sedemikian rupa agar
perdamaian, keamanan internasional dan keadilan
2
Ibid., baca juga Starke, J.G., 2001, Pengantar tidak sampai terganggu. Lihat Juga dalam Pasal
Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar 33 Piagam PBB yang meminta kepada negara-
Grafika, Jakarta., hlm 9-10. negara untuk menyelesaikan secara damai
3
Jeremy Bentham adalah orang yang pertama kali sengketa-sengketa mereka
7
memperkenalkan istilah International Law. Segera setelah terjadinya serangan teroris 11
4
Sejarah Hukum Internasional modern juga tidak Sepetember 2001 terhadap gedung WTC dan
bisa dipisahkan dari peristiwa Perjanjian Pentagon, DK PBB dalam Resolusi 1368 (2001),
Westphalia, perjanjian ini meletakan dasar bagi tanggal 12 September 2001, mengakui buat
susunan masyarakat Internasional yang baru, baik pertama kali dan secara resmi hak bela diri
mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara- individual atau kolektif negara-negara anggota
negara nasional (tidak lagi didasarkan atas sebagai balasan terhadap tindakan teroris. Dalam
kerajaan-kerajaan) maupun mengenai hakekat hal ini DK dapat menugaskan negara anggota
negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan menggunakan senjata untuk memulihkan
kekuasaan negara dan pemerintahan dari pengaruh perdamaian dan keamanan. Namun DK sama
gereja. sekali tidak menugaskan AS dan negara-negara
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 79

Sungguh bisa dipastikan akan terjadi dapat ditegakkan secara, cepat, murah
ketidaktertiban dunia jika tidak ada Hukum dan pasti”.
Internasional.
Walaupun demikian, tidak benar adanya B. Perumusan Masalah
anggapan bahwa pemeliharaan perdamaian Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
sebagai tujuan keseluruhan Hukum kita saksikan betapa pentingnya Hukum
Internasional. Sebagaimana dikatakan dengan Internasional bagi kelangsungan kehidupan di
tepat oleh seorang penulis (mendiang W.E. Sir dunia. Akan tetapi terdapat sebuah
Eric Beckett dalam LQR 55 (1939) hlm. 265)) permasalahan yang terkait dengan keberadaan
setengah abad yang lampau, raison d’etre Hukum Internasional ini. Banyak masyarakat
Hukum Internasional terutama adalah:8 awam yang meragukan keberadaan Hukum
“membentuk suatu kerangka kerja di Internasional ini, pertanyaan yang muncul
dalam mana hubungan-hubungan adalah apakah Hukum Internasional benar-
internasional dapat dilakukan dan benar hukum? Apakah Hukum Internasional
memberikan suatu system kaidah-kaidah sebagai hukum yang sebenarnya (true law)?
untuk memperlancar pergaulan Apa sebenarnya objek dari Hukum
internasional; dan sebagai suatu Internasional? Dan banyak lagi pertanyaan-
kebutuhan praktis hukum internasional pertanyaan sehubungan dengan keberadaan
telah, dan akan berlaku sebagai sebuah Hukum Internasional. Pertanyaan-pertanyaan
system hukum demikian pula andaikata tersebut bisa dijawab dengan kajian ontology,
sering terjadi perang”. Lebih lanjut sebuah kajian yang mempelajari realitas atau
dikatakan “tentunya benar bahwa cita- kenyataan konkret secara kritis (“ada”).
cita hukum internasional haruslah Dengan kata lain mencari apa yang menjadi
merupakan suatu system hukum yang objek dan ruang lingkup Hukum Internasional
sempurna dimana perang sama sekali untuk membuktikan bahwa Hukum
akan lenyap, sama seperti cita-cita Internasional adalah benar-benar “true law”.
hukum nasional yaitu Konstitusi dan
system hukum yang sesempurna PEMBAHASAN
mungkin, sehingga revolusi,
pemberontakan, pelanggran- A. Definisi Hukum Internasional
pelanggaran dan lain-lain tidak mungkin Pada bagian ini akan diuraikan
akan timbul dan setiap hak manusia mengenai definisi dari Hukum Internasional.
Sebelum itu ada baiknya jika diberikan
pemahaman mengenai kata “definisi” itu
sekutunya untuk melakukan tindakan pembalasan sendiri. J.J.H Bruggink dalam bukunya
ke Afghanistan untuk menundukkan pemerintahan Rechts-Reflecties sebagaimana telah
Taliban dan Al-Qaeda. diterjemahkan oleh B.Arief Sidharta
Jadi, serangan udara besar-besaran yang dimulai
memberikan pemahaman bahwa definisi
tanggal 7 Oktober 2001 dan dilanjutkan dengan
pendaratan pasukan AS dan beberapa sekutunya adalah sebuah pengertian dengan sifat-sifat
tidak mempunyai dasar hukum yang jelas. Yang khusus. Dalam sebuah definisi orang
melakukan tindakan teroris adalah individu- mengungkapkan isi sebuah perkataan atau
individu, kelompok-kelompok tertentu, actor- sebuah istilah (pengertian) dalam sejumlah
aktor non negara yang bukan suatu negara. Dalam perkataan, dimana pengungkapan perkataan
kasus penyerangan terhadap Afghanistan ini tidak tersebut harus memenuhi syarat-syarat
sesuai dengan Piagam dan melanggar hukum tertentu. Maksud dari sebuah definisi adalah
internasional. Dalam kasus Afghanistan ini prinsip untuk menentukan batas-batas sebuah
hak bela diri telah dintepretasikan menjadi pre-
pengertian sepersis (secermat) mungkin,
emptive atau retaliatory strike yang tidak
dibenarkan hukum internasional dan sering sehingga jelas bagi tiap orang dalam setiap
digunakan untuk kepentingan dan strategi global keadaan, apa yang diartikan oleh pembicara
negara – negara tertentu. atau penulis dengan sebuah perkataan atau
8
Starke, J.G., op.cit., hlm. 19. istilah tertentu. Jika ia sesudahnya
80 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

menggunakan perkataan atau istilah itu, maka mengatur hubungan antara individu-individu
sudah pasti apa yang ditunjuk dengan atau badan-badan hukum dari negara-negara
perkataan itu.9 yang berbeda.12
Selanjutnya akan kita lihat istilah- Hukum Internasional dapat
istilah yang berkaitan dengan Hukum didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang
Internasional. Istilah Hukum Internasional untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-
(International Law) merupakan istilah yang prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang
pertama kali diperkenalkan oleh Jeremy terhadapnya negara-negara merasa dirinya
Bentham, seorang ahli hukum sekaligus filsuf terikat untuk mentaati dan karenanya, benar-
utilitarianisme Inggris yang jenius. Istilah benar ditaati secara umum dalam hubungan-
Hukum Internasional memiliki padanan yang hubungan mereka satu sama lain, dan yang
sama dengan istilah hukum bangsa-bangsa (the meliputi juga:
law of nation, droit des gens), istilah ini 1. Kaidah-kaidah hukum yang berkaitan
digunakan diantaranya oleh James L. Brierly dengan berfungsinya lembaga-lembaga
dan Daniel Patrick Moynihan. Kedua istilah atau organisasi-organisasi internasional,
tersebut bisa digunakan secara bergantian. hubungan-hubungan mereka satu sama
Akan tetapi, dalam perkembangannya istilah lain, dan hubungan mereka dengan negara-
pertama lebih sering muncul atau digunakan negara dan individu-individu; dan
akhir-akhir ini.10 2. Kaidah-kaidah hukum tertentu yang
Hukum Internasional lazimnya berkaitan dengan individu-individu dan
dimaknai sebagai hukum internasional publik, badan-badan non negara sejauh hak-hak
walaupun pada dasarnya Hukum Internasional dan kewajiban individu dan badan non
dalam arti luas dapat dimaknai atau terbagi negara tersebut penting bagi masyarakat
menjadi Hukum Internasional Publik dan internasional.13
Hukum Internasional Privat (istilah lainnya Mochtar Kusumaatmadja mendefinisi-
dari Hukum Perdata Internasional).11 Bila kan Hukum Internasional sebagai
Hukum Internasional Publik mengatur “keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
hubungan antar negara dan subjek-subjek mengatur hubungan atau persoalan yang
hukum lainnya, Hukum Internasional Privat melintasi batas negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata.
9
B.Arief Sidharta, 1999, Refleksi Tentang Hukum,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.71.
10 12
Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar, 2006, Boer Mauna, op.cit., hlm. 2. baca juga buku yang
Hukum Internasional Kontemporer, PT.Refika ditulis Prof. Dr. F. Sugeng Istanto, SH, beliau
Aditama, Bandung, hlm 2. Baca juga buku yang mendefinisikan Hukum Perdata Internasional
ditulis oleh Boer Mauna hlm.2. adalah kumpulan ketentuan hukum yang
11
Untuk hal ini Melda Kamil Ariadno mempunyai menyelesaikan masalah antar individu-individu
pandangan bahwa saat ini akan sangat sulit yang pada saat yang sama tunduk pada
untuk membedakan secara jelas antara produk yurisdiksi dua negara atau lebih yang berbeda.
Hukum Internasional dengan produk Hukum Hukum Perdata Internasional adalah juga bagian
Perdata/Ekonomi Internasional, karena dari hukum antar tata hukum, yakni kumpulan
keduanya seringkali bersinggungan. Bahkan ketentuan hukum yang menunjuk ketentuan
perkembangan saat ini seringkali ditemui produk hukum yang berlaku dalam hal suatu masalah
hukum kombinasi antara Hukum Internasional tunduk pada yurisdiksi dua system hukum atau
dan Hukum Ekonomi Internasional, seperti lebih yang berbeda (F. Sugeng Istanto, 1994,
halnya perjanjian pinjaman (loan agreement) Hukum Internasional, Penerbitan Universitas
antara satu negara dengan IMF, World Bank dan Atma Jaya, Yogyakarta, hlm. 2). Van Brakel
ADB. Pembentukan World Trade Organization berpendapat “Internationaal privaatrecht is
(WTO) dan perjanjian-perjanjian dalam nationaal recht voor internationale
kerangka WTO, sampai kepada permasalahan rechtsverhourdingen geschreven” artinya HPI
penanaman modal asing (Melda Kamil Ariadno, adalah hukum nasional yang ditulis (diadakan)
2007, Hukum Internasional Hukum Yang Hidup, untuk hubungan-hubungan hukum internasional.
13
Diadit Media, Jakarta, hlm. 176.) J.G. Starke., op.cit., hlm. 3.
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 81

Dalam kesempatan lain, Mochtar menegaskan Beberapa pengertian tentang ontologi


bahwa Hukum Internasional adalah dapat disimak dari kutipan berikut:18
“keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur 1. Ontologi itu mencari ultimate reality
hubungan atau persoalan yang melintasi batas (Louis O.Katsoff, 1953: 178)
negara antara negara dengan negara, dan 2. Ontologi membahas tentang yang ada,
negara dengan subjek hukum lain yang bukan yang tidak terlihat oleh suatu perwujudan
negara atau subjek hukum bukan negara satu tertentu, yang universal, menampilkan
sama lain”.14 pemikiran semesta universal. Ontologi
Rebecca Wallace dalam bukunya berupaya mencari inti yang termuat dalam
“International Law” mendefinisikan hukum
setiap kenyataan, menjelaskan yang ada
internasional sebagai “rules and norms which
meliputi semua realitas dalam semua
regulate the conduct of states and other
bentuknya (Noeng Muhadjir, 2001: 57)
entities which at any time are recognized as
being endowed with international personality, 3. Ontologi membahas apa yang ingin kita
for example international organizations and ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau
individuals, in their relations with each dengan kata lain, suatu pengkajian
other”.15 mengenai teori tentang “ada” (Jujun S.
Sementara itu The American Law Suriasumantri, 1985 : 5)
Institute mendefinisikan Hukum Internasional 4. Ontologi mempersoalkan sifat dan
sebagai berikut: “The conduct of states and of keadaan terakhir dari kenyataan, maka ia
international organizations, and with their disebut ilmu hakikat, hakikat yang
relations inter se, as well as some of their bergantung pada pengetahuan, dalam
relations with persons, wether natural or agama yang dipikirkan ontologi adalah
personal - tindakan negara-negara dan
Tuhan (Sidi Gazalba, 1973 : 106)
tindakan organisasi internasional, serta
5. Ontologi adalah ilmu/teori tentang wujud,
hubungan-hubungan mereka inter se, demikian
tentang hakikat yang ada, bukan
pula hubungan-hubungan mereka dengan
orang-orang maupun badan hukum”.16 didasarkan atas alam nyata, tetapi
berdasarkan logika (Amsal Bakhtiar, 1997
B. Ontologi : 169)
Pembahasan tentang ontologi sebagai 6. Ontologi merupakan salah satu objek
dasar keilmuan berupaya untuk menjawab garapan filsafat ilmu yang menetapkan
“apa” yang menurut Aristoteles merupakan batas lingkup dan teori tentang hakikat
The first Philosophy dan merupakan ilmu realitas yang ada (being), baik berupa
mengenai esensi benda. Istilah ontologi wujud fisik maupun metafisik (Hadi
berasal dari istilah Yunani “On = being” dan Masruri & Imron Rossidy, 2007)
“Logos = logic”, sehingga ontologi adalah Ontologi dapat mendekati masalah
“The theory of being qua being” atau “teori hakekat kenyataan dari dua macam sudut
tentang keberadaan sebagai keberadaan”.17 pandangan. Orang dapat mempertanyakan
“kenyataan itu tunggal atau jamak?” yang
demikian ini merupakan pendekatan
14
Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar., op.cit., kuantitatif. Atau orang dapat juga mengajukan
hlm. 4. pertanyaan “Dalam babak terakhir apakah
15
Melda Kamil Ariadno, 2007, Hukum
yang merupakan jenis kenyataan itu?” yang
Internasional Hukum Yang Hidup, Diadit Media,
Jakarta, hlm. 176. demikian merupakan pendekatan kualitatif.
16
Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar., op.cit., Dalam hubungan tertentu segenap masalah di
hlm. 5 dan J.G. Starke., op.cit., hlm. 34. bidang ontologi dapat dikembalikan kepada
17
A.Mukthie Fadjar, 2007, Filsafat Ilmu sejumlah pertanyaan yang bersifat umum
Pengetahuan, Bahan Kuliah Program S3 Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,
18
hlm. 23. Ibid., hlm. 23-24.
82 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

seperti, “Bagaimanakah cara kita hendak maka kaidah-kaidah tersebut tidak dapat
membicarakan kenyataan?”.19 digolongkan dalam kaidah-kaidah hukum,
Ada beberapa istilah-istilah terpenting melainkan hanya kaidah-kaidah dengan
yang terdapat dalam bidang ontologi ialah: validitas moral atau etika semata-mata.
yang-ada (being), kenyataan (reality), Penerapan teori umum ini terhadap Hukum
eksistensi (exixtence), perubahan (change), Internasional, karena tidak ada yang dapat
tunggal (one) dan jamak (many).20 dinamakan otoritas yang memiliki kekuasaan
Pemahaman tentang ontologi juga legislatif atau otoritas yang secara tegas
terdapat dalam buku Ilmu Filsafat;Suatu berkuasa atas masyarakat negara-negara dan
Pengantar yang ditulis oleh Drs. Sudarsono, karena hingga saat ini kaidah-kaidah Hukum
SH.M.Si., beliau menyatakan tokoh yang Internasional hampir secara eksklusif bersifat
membuat ontologi populer adalah Christian kebiasaan, maka Austin menyimpulkan bahwa
Wolff (1679-1714). Istilah ontologi berasal Hukum Internasional bukan hukum yang
dari bahasa Yunani yaitu: ta onta berarti sebenarnya melainkan hanya “moralitas
“yang berada”, dan logi berarti: ilmu internasional positif” (positive international
pengetahuan; ajaran. Dengan demikian morality), yang dapat disamakan dengan
ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran kaidah-kaidah yang mengikat suatu kelompok
tentang yang berada.21 atau masyarakat. Lebih lanjut Austin
menggambarkan Hukum Internasional sebagai
C. Hukum Internasional Sebagai Hukum terdiri dari “opini-opini atau sentimen-
Yang “Ada” sentimen yang berlangsung di antara bangsa-
Satu teori yang telah memperoleh bangsa pada umumnya”. Pandangannya ini
pengakuan luas adalah bahwa Hukum sesuai klasifikasinya mengenai tiga kategori
Internasional bukan hukum yang sebenarnya, hukum, yaitu hukum Tuhan (divine law),
melainkan suatu himpunan kaidah perilaku hukum positif (positive law) dan moralitas
yang hanya mempunyai kekuatan moral positif (positive morality).22
semata. Penulis Yurisprudensi atau ilmu Keraguan masyarakat awam terhadap
pengetahuan dan filsafat hukum “ada”-nya Hukum Internasional terasa sangat
berkebangsaan Inggris, John Austin (1790- wajar, apalagi banyak orang yang
1859) dianggap sebagai pendukung utama membandingkannya dengan Hukum Nasional
teori ini, penulis lain yang juga negara-negara. Jika dibandingkan tentu saja
mempertanyakan karakter sebenarnya dari kekuatan hukum kedua sistem tersebut sangat
Hukum Internasional adalah Hobbes, berbeda. Dalam sistem Hukum Internasional
Pufendorf dan Bentham. Pandangan Austin tidak ada kekuasaan tertinggi yang dapat
terhadap Hukum Internasional diwarnai oleh memaksakan keputusan-keputusannya kepada
teorinya mengenai hukum pada umumnya. negara-negara, tidak ada badan legislatif
Menurut teori Austin ini, hukum stricto sensu internasional yang membuat ketentuan-
dihasilkan dari keputusan-keputusan formal ketentuan hukum yang mengikat langsung
yang berasal dari badan legislatif yang benar- negara-negara anggota disamping tidak adanya
benar berdaulat, yang secara politis angkatan bersenjata untuk melaksanakan
berkedudukan paling tinggi atau apabila tidak sanksi-sanksi kepada negara-negara pelanggar
terdapat otoritas yang berdaulat demikian, hukum. Hukum Internasional memang tidak
selengkap Hukum Nasional karena tidak
19
adanya unsur-unsur di atas. Namun demikian,
Louis O. Kattsoff, 1996, dari buku yang berjudul negara-negara tetap percaya bahwa Hukum
Elements of Philosophy, The Ronald Press Internasional itu ada dan sebagai negara
Company, New York, yang diterjemahkan oleh
berdaulat serta menjunjung tinggi martabatnya
Soejono Soemargono, 1996, Pengantar Filsafat,
Tiara Wacana Jogja, Jogjakarta, hlm. 192. terdapat kewajiban moral bagi suatu negara
20
Ibid., hlm. 194.
21
Sudarsono, 2001, Ilmu Filsafat;Suatu Pengantar,
22
PT. Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 118. J.G. Starke, op.cit., hlm. 19-20.
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 83

untuk menghormati hukum internasional dan Bukti-bukti lain tentang Hukum


secara umum mematuhinya. Negara-negara Internasional sebagai hukum yang “ada” dapat
mematuhi Hukum Internasional karena kita saksikan dari semakin berkembang
kepatuhan tersebut diperlukan untuk mengatur pesatnya Hukum Internasional itu sendiri,
hubungannya antara satu dengan yang lain dan terutama dalam ranah HAM, Hukum Pidana
untuk melindungi kepentingannya sendiri. Internasional dan Hukum Lingkungan
Negara-negara tersebut patuh karena Internasional. Rezim HAM Internasional
merupakan kepentingan mereka untuk berbuat memiliki peran yang sangat besar dalam
demikian.23 meng-“ada”-kan Hukum Internasional yang
Melihat pandangan di atas bahwa materinya berhubungan dengan hak-hak asasi
Hukum Internasional dipatuhi untuk yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini.
kepentingan negara-negara itu sendiri, jika Perjanjian-perjanjian internasional seperti The
dikaitkan dengan pendapat Brierly, maka akan Universal Declaration of the Human Right,
didapat sebuah bukti lagi akan keberadaan dan International Covenant on Economic, Social
eksistensi Hukum Internasional. Brierly and Cultural Rights (ICESCR), The
berpendapat : “Law exists only in a society, International Covenant on Civil and Political
and a society cannot exist without a system of Rights (ICCPR) dan Convention of
law to regulate the relations of its members Elimination and Discrimination Against
with one another”.24 Anggap saja, dalam hal Women (CEDAW) adalah produk Hukum
ini society yang dimaksud Brierly adalah Internasional yang mana mewajibkan semua
negara-negara atau masyarakat internasional negara mematuhinya, bahkan kovenan tersebut
yang ada di dunia. Dengan demikian akan memerintahkan negara-negara untuk
diperoleh pemahaman “Hukum dapat eksis di mengadopsi isi kovenan dan mengaturnya
dalam sebuah society (negara- dalam hukum nasional masing-masing
negara/masyarakat internasional) dan sebuah negara.26
society (negara-negara/masyarakat Perkembangan Hukum Internasional
internasional) tidak dapat eksis tanpa ada yang semakin menunjukkan eksistensinya juga
hukum yang mengatur hubungan antara yang terlihat di ranah hukum pidana, dengan
satu dengan yang lainnya”. Hukum yang diperkenalkannya konsep pertanggungjawaban
dimaksud dalam pemahaman tersebut adalah pidana individual (individual crime
Hukum Internasional. Negara-negara
dianalogikan seperti manusia dalam sebuah
komunitas, dimana diperlukan sebuah sistem Internasional, Individu, Pemberontak dan
hukum untuk mengatur hubungan antara Belligerent juga termasuk sebagai anggota
manusia-manusia yang ada dalam komunitas komunitas dunia/masyarakat internasional yang
tersebut, demikian dengan Hukum diatur oleh Hukum Internasional.
26
Internasional mutlak diperlukan keberadaan Baca Pasal 2 ayat (1) ICCPR dan lihat juga
Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar, 2006,
dan eksistensinya untuk mengatur hubungan
Hukum Internasional Kontemporer……, hlm.8-
komunitas dunia yang anggotanya adalah 9. Indonesia sebagai salah satu anggota dari
negara-negara.25 komunitas dunia, juga melakukan hal ini,
banyak peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi
23
Boer Mauna, op..cit., hlm, 2-3. amanat dari Hukum Internasional, seperti
24
Ibid., hlm. 4. misalnya UU yang berhubungan dengan HAKI
25
Jika diperluas lagi dan dikaitkan dengan teori yang merupakan amanat dari perjanjian-
subjek Hukum Internasional (subjek Hukum perjanjian WTO, UU Pemilu yang mewajibkan
Internasional adalah segala pemegang hak dan keterwakilan wanita dalam politik merupakan
kewajiban menurut hukum internasional), maka impact dari ICCPR dan CEDAW, UU HAM dan
anggota komunitas dunia atau masyarakat lembaga pengadilan HAM dipengaruhi oleh
internasional bukan hanya negara-negara saja, Deklarasi Universal HAM PBB dan konvensi-
Takhta Suci (Vatican Roma), International konvensi HAM internasional serta masih banyak
Committee of the Red Cross (ICRC), Organisasi contoh lainnya.
84 MAHENDRA PUTRA KURNIA Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul

responsibility) yang memungkinkan pelaku Understanding (MoU) tentang penghentian


kejahatan-kejahatan internasional atau kekerasan.28
pelanggar HAM berat diadili secara individual Memang Hukum Internasional sebagai
melalui peradilan internasional yang sebuah hukum diakui masih banyak
permanen.27 Hukum Internasional di bidang kelemahan dan kendala terutama dalam hal
lingkungan hidup juga mewarnai “ke- kekuatan mengikatnya, penegakan dan
eksistensi-an” Hukum Internasional, banyak penerapan sanksi-sanksi, prinsip-prinsip
sekali aturan Hukum Internasional seperti kedaulatan negara serta asas local remedies,
Deklarasi Stockholm, The UN Conference on tetapi seperti yang diungkapkan oleh Melda
Environment and Development in Rio de Kamil Ariadno dalam tulisannya yang berjudul
Janiero 1992, Water Convention, The Basel “Hukum Internasional Adalah Hukum Yang
Convention on the Control of Transboundary Hidup”, Hukum Internasional tetap ada dan
Movements of Hazardous Wastes and their diperlukan, bahkan berkembang semakin
Disposal dan yang baru-baru ini dibahas di pesat, menyentuh hampir setiap aspek
Bali tentang climate changes memaksa negara- kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
negara untuk mematuhi, menyesuaikan, Menjawab “rasa pesimis” berbagai pihak
mengadopsi dan melaksanakan konvensi- mengenai Hukum Internasional dan organisasi
konvensi tersebut. internasional, seperti PBB, keberadaan Hukum
Paradigma baru Hukum Internasional Internasional tetap dibutuhkan. Hubungan
yang responsif dan antisipatif ditunjukkan antara pelaku Hukum Internasional, negara
dengan menguatnya peran organisasi- dengan lainnya, akan merupakan suatu
organisasi non-pemerintah (non state actor) di kekacauan tanpa ada aturan yang
tingkat dunia. Mereka tidak saja terlibat dalam mengaturnya. Negara yang kuat akan menekan
bantuan kemanusian (humanitarian yang lemah, negara yang kaya akan menginjak
assistance) dalam kaitannya dengan yang miskin. Saat ini meskipun hal seperti itu
pertumbuhan bantuan ekonomi di negara- ada, tetapi tidak dalam tingkat “yang semena-
negara berkembang, melainkan juga dalam mena”, tetap ada tekanan untuk mematuhi
penyelesaian pertikaian. Seperti yang Hukum Internasional yang diakui oleh negara-
dilakukan oleh Henry Dunant Center terhadap negara. Begitu meluasnya masalah-masalah
kasus GAM dengan Pemerintah RI baik yang yang bisa bersinggungan dengan Hukum
terkait dengan upaya penyelesaian pertikaian Internasional merupakan bukti perjalanan
melalui mediasi,maupun penandatanganan “hidupnya” Hukum Internasional, sebagai satu
Nota Kesepakatan Memorandum of system hukum yang diakui dan dibutuhkan
oleh negara-negara beradab.29

PENUTUP
27
Statuta Roma 1998 yang mendirikan Mahkamah
Mencuatnya berbagai keraguan dan
Kriminal Internasional (ICC), pembentukan
Mahkamah Kriminal untuk bekas penjahat pertanyaan akan keberadaan dan eksistensi
perang dan pelanggar berat HAM Yugoslavia Hukum Internasional sebagai suatu system
(ICTY) dan Rwanda (ICTR) adalah contoh hukum dijawab dengan menggunakan kajian
nyata dimana individu dapat diadili Mahkamah ontologi yang memang mengkaji tentang
tersebut atas pelanggaran – pelanggaran berat sesuatu yang “ada”. Keraguan dan pertanyaan
HAM bila peradilan nasional tidak sanggup atau terjawab dengan bukti-bukti yang
tidak mau mengadilinya. Slobodan Milosevic menyebutkan adanya perkembangan pesat
adalah contohnya dan segera menyusul Radovan Hukum Internasional itu sendiri dan tingkat
Karadzic mantan Presiden Serbia dan buronan
kepatuhan serta kebutuhan pelaku Hukum
perang Bosnia yang dituduh sebagai otak
pembantaian 8.000 warga muslim Srebrenitsa
28
pada 1995 yang akhirnya berhasil ditangkap dan Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar, op.cit.,
rencananya akan diekstradisi ke Den Haag untuk hlm. 9.
29
diadili. Melda Kamil Ariadno, op.cit., hlm. 178-179.
Vol. 4, No. 2 Risalah Hukum Fakultas Hukum Unmul 85

Internasional terhadap Hukum Internasional Company, New York, yang diterjemahkan oleh
Soejono Soemargono, 1996, Pengantar Filsafat,
tersebut. Hal itu sudah cukup membuktikan
Tiara Wacana Jogja, Jogjakarta.
bahwa Hukum Internasional itu “ada”. Mauna, Boer, 2000, Hukum Internasional Pengertian,
Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
DAFTAR PUSTAKA Global, Alumni, Bandung.
Sidharta, B.Arief, 1999, Refleksi Tentang Hukum, PT.
Ariadno, Melda Kamil, 2007, Hukum Internasional Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hukum Yang Hidup, Diadit Media, Jakarta. Starke, J.G., 2001, Pengantar Hukum Internasional Edisi
Fadjar, A.Mukthie, 2007, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta.
Bahan Kuliah Program S3 Ilmu Hukum Fakultas Sudarsono, 2001, Ilmu Filsafat;Suatu Pengantar, PT.
Hukum Universitas Brawijaya. Rineka Cipta, Jakarta
Istanto, F. Sugeng, 1994, Hukum Internasional, Thontowi, Jawahir & Iskandar, Pranoto, 2006, Hukum
Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Internasional Kontemporer, PT.Refika Aditama,
Kattsoff, Louis O., 1996, dari buku yang berjudul
Bandung.
Elements of Philosophy, The Ronald Press

Anda mungkin juga menyukai