Disusun oleh:
Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII
dengan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.
Sebagai keturunan langsung dari Sultan, ia diangkat menjadi Raja Kesultanan Yogyakarta ke-
9 mulai 18 Maret 1940 sampai menghembuskan nafas terakhirnya di usia 76 tahun pada 2
Oktober 1988 di Amerika.
Saat itu ia diberi gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana
Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng
Kaping Sanga.
4 tahun waktunya dihabiskan untuk bernegosiasi dengan Dr Lucien Adam selaku Diplomat
Senior Belanda. Kemudian, di masa penjajahan Jepang, ia berada paling depan dalam
menolak pengiriman romusha yang mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan
Mataram.
Mulai 2 Oktober 1946 sampai 27 Juni 1947, Hamengkubuwono IX dipercaya untuk menjabat
sebagai Menteri Negara pada kabinet Sjahrir III. Ia diangkat lagi dalam Kabinet Amir
Sjarifuddin I dan II pada 3 Juli 1947 - 11 November 1947, yang dilanjutkan hingga 28
Januari 1948.
Di masa ini, Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I yang dilaksanakan pada
21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947, Hamengkubuwono IX mengajak Presiden untuk
memimpin Indonesia dari Yogyakarta.
Ia juga disebut-sebut sebagai salah satu founding father Universitas Gadjah Mada sejak mulai
pendirian Balai Perguruan Tinggi UGM pada 17 Februari 1946 sampai pendirian UGM pada
19 Desember 1949, hingga berubah menjadi Universitiet Negeri Gadjah Mada sampai
menjadi Universitas Gadjah Mada di tahun 1954. Atas usahanya, ia dipilih menjadi Ketua
Dewan Kurator UGM tahun 1951.
Di bidang olahraga, mantan Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956), mantan delegasi
Indonesia di PBB urusan pariwisata (1963 dan 1968) ini dipercaya menjadi Ketua Federasi
ASEAN GAMES (1958) dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
pada 1968.
Pengalaman dan kecerdasannya juga dimanfaatkan secara penuh di bidang ekonomi ketika
kembali di Kementerian menjadi Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada 5 Juli 1959
dan Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 pada Maret 1966.
Jabatan itu kemudian berganti nama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Ia diangkat
menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI pertama masa jabatan 25 Juli 1966 -
17 Oktober 1967, yang kemudian digantikan oleg Ali Wardhana.
Hamengkubuwono IX yang juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan pernah
menjabat sebagai ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968), dipilih untuk
mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden RI ke-2 menggantikan Mohammad
Hatta pada 24 Maret 1973 - 23 Maret 1978. Jabatan itu dilanjutkan Adam Malik di periode
berikutnya.
Tepat tanggal 2 Oktober 1988 malam, Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-
1988) dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988) ini menghembuskan nafas
terakhirnya di George Washington University Medical Center, Amerika.
Jenazahnya lalu dibawa kembali ke tanah air dan dikebumikan di kawasan pemakaman para
Sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karir
2. Mengeluarkan Maklumat No.5 tahun 1945 pada 26-10-1945 yang berisi tentang
mobilisasi gerakan rakyat untuk ikut mempertahankan kemerdekaan. Menurutnya
upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia harus dilakukan bersama-sama
dengan rakyat.
3. Menolak bekerja sama dengan Belanda saat Agresi Militer Belanda 1. Ia juga
membantu secara diam-diam para pejuang karena merasa miris melihat kebutuhan
para pejuang yang terbatas. Ia menggunakan uang pribadinya untuk membantu dan
memberi wilayah keraton sebagai tempat perlindungan TNI.
IV. KESIMPULAN
Sultan Hamengkubuwono IX merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara yang lahir di
Yogyakarta, 12 April 1912 dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Pada tanggal 2
Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washungton
University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya bagi Bangsa
Indonesia Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Keteladanan yang bisa didapat dari tokoh ini diantaranya:
1. Selesai Sebelum Memulai
Pemimpin sejati adalah orang yang telah selesai dengan segala urusan pribadinya
sebelum dia mengurusi urusannya.
2. Totalitas
Contohnya pada saat Sultan Hamengkubuwono IX menghibahkan 6 juta golden untuk
membiayai pemerintahan Indonesia yang masih “bayi” ketika itu.
3. Sederhana
Sultan Hamengkubuwono hidup dengan sederhana. Sangat berbeda dengan penguasa
kita yang gemar mengkampanyekan pola hidup sederhana sedangkan dirinya sendiri
tenggelam dalam gemerlap kemewahan yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA