Anda di halaman 1dari 8

BIOGRAFI

Drs. H. Mohammad Hatta

Disusun oleh:

MUHAMAD PRIYO BUDI PURNOMO

SMA NEGERI 10 DEPOK


Jl. Raya Curug, RT.1/RW.6, Curug, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat 16517
Telepon (0251) 8617795
Email: sman10.depok@gmail.com
Website: www.sman10depok.sch.id
I. DATA DIRI

Nama Lengkap : Dr. (H.C) Drs. H. Mohammad Hatta


Nama Panggilan : Bung Hatta
TTL : Bukittinggi, Selasa, 12 Agustus 1902
Wafat : 2 Oktober 1988, Washington DC, Amerika Serikat
Ibu : Raden Ajeng Kustilah
Ayah : Sultan Hamengkubuwono VIII

Riwayat Pendidikan : 1. Taman kanak-kanak atau Frobel School di Bintaran Kidul


2. Eerste Europeeschhe Lagere School di Yogyyakarta (1925)
3. Hoogere Burgerschool di Semarang dan Bandung (1931)
4. Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie, kemudian
ekonomi
II. PERJALANAN HIDUP TOKOH

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwono VIII
dengan istri kelimanya RA Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku Negara/Kanjeng Alit.

Ia lahir pada masa pemerintahan Belanda di Ngayogyakarta Hadiningrat (sekarang


Yogyakarta) pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem. 

Sebagai keturunan langsung dari Sultan, ia diangkat menjadi Raja Kesultanan Yogyakarta ke-
9 mulai 18 Maret 1940 sampai menghembuskan nafas terakhirnya di usia 76 tahun pada 2
Oktober 1988 di Amerika.

Saat itu ia diberi gelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana
Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng
Kaping Sanga.

Di bawah pimpinan Hamengkubuwono IX inilah Yogyakarta banyak mengalami perubahan.


Ia sangat berani dan dengan tegas menentang kaum penjajah. Ia bersemangat
memperjuangkan nasib rakyat Yogyakarta agar segera meraih otonomi sendiri.

4 tahun waktunya dihabiskan untuk bernegosiasi dengan Dr Lucien Adam selaku Diplomat
Senior Belanda. Kemudian, di masa penjajahan Jepang, ia berada paling depan dalam
menolak pengiriman romusha yang mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan
Mataram.

Hamengkubuwono IX yang jengah terhadap intimidasi haus akan kemerdekaan. Ia lantas


mendorong pemerintah RI agar bisa merdeka dan memberi status Istimewa bagi Yogyakarta.
Perjuangannya bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang
menggabungkan diri ke Republik Indonesia pun terwujud.
Ia diangkat menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama oleh Presiden Soekarno
tepat di Hari Proklamasi pada 17 Agustus 1945. Jabatan itu diembannya hingga akhir hayat,
yang dibantu Paku Alam VII selaku Pejabat Gubernur.

Mulai 2 Oktober 1946 sampai 27 Juni 1947, Hamengkubuwono IX dipercaya untuk menjabat
sebagai Menteri Negara pada kabinet Sjahrir III. Ia diangkat lagi dalam Kabinet Amir
Sjarifuddin I dan II pada 3 Juli 1947 - 11 November 1947, yang dilanjutkan hingga 28
Januari 1948.

Di masa ini, Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I yang dilaksanakan pada
21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947, Hamengkubuwono IX mengajak Presiden untuk
memimpin Indonesia dari Yogyakarta. 

Jabatan di Kementerian terus dipercayakan kepadanya. Dari Menteri Pertahanan/Koordinator


Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949) dan
Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950). Setelah itu
dalam Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951), ia diangkat menjadi Wakil
Perdana Menteri Indonesia menggantikan Abdul Hakim.

Konsentrasi Hamengkubuwono IX tidak hanya pada kesejahteraan dan ekonomi rakyat. Di


bidang pendidikan, Sultan yang pernah mencicipi bangku Frobel School (setara TK) asuhan
Juffrouw Willer di Bintaran Kidul, Eerste Europese Lagere School (1925), Hogere Burger
School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931), serta
Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi ini
juga sangat menaruh perhatian.

Ia juga disebut-sebut sebagai salah satu founding father Universitas Gadjah Mada sejak mulai
pendirian Balai Perguruan Tinggi UGM pada 17 Februari 1946 sampai pendirian UGM pada
19 Desember 1949, hingga berubah menjadi Universitiet Negeri Gadjah Mada sampai
menjadi Universitas Gadjah Mada di tahun 1954. Atas usahanya, ia dipilih menjadi Ketua
Dewan Kurator UGM tahun 1951.

Di bidang olahraga, mantan Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956), mantan delegasi
Indonesia di PBB urusan pariwisata (1963 dan 1968) ini dipercaya menjadi Ketua Federasi
ASEAN GAMES (1958) dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
pada 1968. 

Pengalaman dan kecerdasannya juga dimanfaatkan secara penuh di bidang ekonomi ketika
kembali di Kementerian menjadi Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada 5 Juli 1959
dan Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 pada Maret 1966.

Jabatan itu kemudian berganti nama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Ia diangkat
menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI pertama masa jabatan 25 Juli 1966 -
17 Oktober 1967, yang kemudian digantikan oleg Ali Wardhana.

Hamengkubuwono IX yang juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan pernah
menjabat sebagai ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968), dipilih untuk
mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden RI ke-2 menggantikan Mohammad
Hatta pada 24 Maret 1973 - 23 Maret 1978. Jabatan itu dilanjutkan Adam Malik di periode
berikutnya.

Dalam kehidupan pribadinya, Hamengkubuwono IX tercatat pernah 5 kali menikah. Istri


pertamanya adalah BRA Pintakapurnama/KRA Pintakapurnama pada tahun 1940. Kemudian
RA Siti Kustina/BRA Windyaningrum/KRA Widyaningrum/Ray Adipati Anum, putri R.W.
Purwowinoto pada tahun 1943. Ketiga, Raden Gledegan Ranasaputra/KRA Astungkara, putri
Raden Lurah Ranasaputra dan Sujira Sutiyati Ymi Salatun di tahun 1948. Keempat, KRA
Ciptamurti, dan yang terakhir Norma Musa/KRA Nindakirana, putri Handaru Widarna di
tahun 1976. Dari pernikahan itu, Hamengkubuwono IX dikaruniai 15 putra dan 7 putri.

Tepat tanggal 2 Oktober 1988 malam, Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-
1988) dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988) ini menghembuskan nafas
terakhirnya di George Washington University Medical Center, Amerika.

Jenazahnya lalu dibawa kembali ke tanah air dan dikebumikan di kawasan pemakaman para
Sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Karir

 Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)


 Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
 Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November
1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
 Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
 Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4
Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
 Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
 Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
 Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
 Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
 Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan
Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
 Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
 Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
 Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata
(1963)
     Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
 Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
 Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
 Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di
California, Amerika Serikat (1968)
 Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)
III. KONSTRIBUSI TERHADAP BANGSA INDONESIA

1. Menyatakan Kesultanan Yogyakarta sebagai bagian NKRI (dalam maklumat 5-9-


1945). Sebelumnya Belanda menawarkannya menjadi Raja Jawa jika tidak bergabung
dengan NKRI.

2. Mengeluarkan Maklumat No.5 tahun 1945 pada 26-10-1945 yang berisi tentang
mobilisasi gerakan rakyat untuk ikut mempertahankan kemerdekaan. Menurutnya
upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia harus dilakukan bersama-sama
dengan rakyat.

3. Menolak bekerja sama dengan Belanda saat Agresi Militer Belanda 1. Ia juga
membantu secara diam-diam para pejuang karena merasa miris melihat kebutuhan
para pejuang yang terbatas. Ia menggunakan uang pribadinya untuk membantu dan
memberi wilayah keraton sebagai tempat perlindungan TNI.

IV. KESIMPULAN
Sultan Hamengkubuwono IX merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara yang lahir di
Yogyakarta, 12 April 1912 dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Pada tanggal 2
Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washungton
University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya bagi Bangsa
Indonesia Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Keteladanan yang bisa didapat dari tokoh ini diantaranya:
1. Selesai Sebelum Memulai
Pemimpin sejati adalah orang yang telah selesai dengan segala urusan pribadinya
sebelum dia mengurusi urusannya.

2. Totalitas
Contohnya pada saat Sultan Hamengkubuwono IX menghibahkan 6 juta golden untuk
membiayai pemerintahan Indonesia yang masih “bayi” ketika itu.

3. Sederhana
Sultan Hamengkubuwono hidup dengan sederhana. Sangat berbeda dengan penguasa
kita yang gemar mengkampanyekan pola hidup sederhana sedangkan dirinya sendiri
tenggelam dalam gemerlap kemewahan yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA

 blog.ruangguru.com. (2018, 3 Mei). Sejarah Kelas 12, Tokoh-tokoh yang Berjuang


Mempertahankan Kemerdekaan NKRI. Diakses dari:
https://blog.ruangguru.com/tokoh-tokoh-yang-berjuang-mempertahankan-
kemerdekaan-nkri
 uraisomabur.blogspot.com. Diakses dari :
http://asuraisomabur.blogspot.com/2016/09/keteladanan-sri-sultan-hamengkubuwono-
ix.html?m=1
 merdeka.com. Diakses dari : https://www.merdeka.com/sri-sultan-hamengkubuwono-
ix/profil/

Anda mungkin juga menyukai