Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Perencanaan
Geometrik Jalan
Perencanaan Lengkung
Vertikal Cekung dan Vertikal
Cembung

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

9
Teknik Teknik Sipil MK11010 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT

Abstract Kompetensi
Perencanaan lengkung Mampu mendesain lengkung vertikal
cembung,batasan perencanaan,
panjang lengkung,koordinasi alinemen
Persamaan Lengkung Vertikal
Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan
kelandaian dengan tujuan :
a. mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian;
b. menyediakan jarak pandang henti.

Beberapa asumsi dalam penurunan rumus lengkung vertikal:


a. Bentuk lengkung vertikal merupakan parabola sederhana
b. Perubahan garis singgung tetap
c. Lv (Panjang lengkung vertikal) adalah panjang sebenarnya hasil proyeksi

Persamaan lengkung vertical menggunakan bentuk parabola. Persamaan umumnya


adalah
y = ax 2+ bx + c
Nilai y adalah elevasi jalan pada posisi x dari awal lengkung

Gambar 1. Lengkung vertikal

• V atau PVI adalah titik perpotongan kelandaian


• Besarnya kelandaian tangent dinyatakan dengan g1 % dan g2 %, kelandaian
diberi tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negative jika penurunan,
yang ditinjau dari kiri.
• Perhitungan dilakuan dari kiri ke kanan dan nilai g(+) jika naik dan g(-) jika
turun
• Nilai A merupakan perbeaan aljabar keandaian dalam %, yang dihitung dengan
rumus: A = |g2 - g1|, perbedaan aljabar kelandaian, (%)
• Nilai e atau Ev adalah nilai y pada x = ½ L
‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
• L atau Lv adalah panjang lengkung
• Nilai y(-) untuk lengkung Cembung dan y(+) untuk lengkung Cekung

Untuk Parabola :

Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai Tabel 3 vang didasarkan
pada penampilan, kenyamanan, dan jarak pandang.

Tabel 1. Panjang Minimum Lengkung Vertikal

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Perencanaan Lengkung Vertikal
Lengkung vertical merupakan lengkung untuk melakukan peralihan secara berangsur
dari suatu landau jalan ke landau jalan berikutnya. Lengkung vertical harus memenuhi
kriteria:
keamanan,
a. jarak pandang,
b. ekonomis,
c. kenyamanan,
d. drainase,
e. keindahan bentuk
Sudut yang dibentuk oleh kedua landai jalan berdekatan, biasa disebut “sudut landai
jalan”. Lengkung vertikal dapat berupa Lengkung vertikal cembung (crest) dan
Lengkung vertikal cekung (sag)

Gambar 2. Jenis Lengkung Vertikal

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Perencanaan Lengkung Vertikal Cekung
Panjang lengkung vertical cekung ditentukan oleh:

a. Faktor keamanan untuk keadaan pada malam hari

- Jarak pandangan pada malam hari yang ditentukan berdasarkan jarak


penyinaran lampu besar kendaraan.

- Jarak ini diukur dari lampu dengan ketinggian sebesar 0,75 m dan
penyinaran lampu dengan sudut 1 derajat keatas, sampai ke titik
perpotongan sinar dengan bidang perkerasan,

b. Faktor kenyamanan karena pengaruh adanya penambahan gaya berat oleh gaya
sentripetal. Kenyamanan berdasarkan percepatan sentripetal maksimum yang
diperbolehkan

c. Jarak pandang bebas dibawah bangunan

d. Persyaratan Drainase

e. Keluwesan Bentuk

Gambar 3. Lengkung Vertikal Cekung

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Panjang Lengkung Vertikal Cekung
Panjang lengkung vertikal cekung dapat dihitung dengan pertimbangan berikut:
a. Jarak penyinaran lampu

Gambar 4. Jarak Penyinaran Lampu Lengkung Vertikal Cekung

Jika Jh < L, maka:

atau

Jika Jh > L, maka:

atau

Dimana:
L = panjang lengkung vertikal (m)
Jh = jarak pandangan (m)

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
A = absolut perbedaan aljabar kelandaian dalam persen
( )

b. Jarak pandang bebas di bawah bangunan

Dengan:
Lv : Panjang lengkung vertikal cekung
Jh : Jarak pandang henti
C : Tinggi ruang bebas vertikal dibawah bangunan
A : Perbedaan kelandaian
h1: Tinggi mata pengemudi (BM : 1.05 m ; AASHTO : 1,08 m)
h2: Tinggi objek : 600 mm
c. Kenyamanan pengendara

Dimana:
L = panjang lengkung vertikal (m)
V = kecepatan rencana (km/j)
A = absolut perbedaan aljabar kelandaian dalam persen
( )
d. Panjang maksimum, dihitung terkait dengan drainase

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Perencanaan Lengkung Vertikal Cembung
Batasan Perencanaan

Perencanaan lengkung vertical cembung, lengkung vertikal didasarkan pada jarak


pandang henti dan jarak pandang mendahului. Terdaat 2 kondisi untuk setiap jarak
pandang:

a. Panjang lengkung (Lv) < jarak pandang


b. Panjang lengkung (Lv) > jarak pandang

Gambar 5. Lengkung Vertikal Cembung

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Panjang Lengkung

1. Pertimbangan dalam mendesain lengkung vertikal cembung (AASTHO)


a. Jarak pandang henti (Stopping Sight Distance) = Jh
Jika Jh < L, maka:

Jika Jh > L, maka:

Dimana:

L = panjang lengkung vertikal (m)

Jh = jarak pandangan (m)

A = absolutperbedaan aljabar kelandaian dalam persen( )

h1 = tinggi mata (BM: 1.05 m)

h2 = tinggi benda (600 mm)

b. Jarak pandang mendahului (Passing Sight Distance) = Jd

Jika Jd< L, maka:

Jika Jd> L, maka:

Dimana:

L = panjang lengkung vertikal (m)

Jd = jarak pandangan (m)

A = absolut perbedaan aljabar kelandaian dalam persen ( )

h1 = tinggi mata (1,08m untuk AASTHO)

h2 = tinggi benda (1,08muntuk AASTHO)

(h1 dan h2 sama)

c. Panjang minimum, dihitung sebesar:


(V dalam km/jam dan L dalam meter)

d. Panjang maksimum yang dihitung terkait dengan drainase,

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6. Lengkung Vertikal Cembung

Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum , Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
Wibowo, S. Sony. (2013). Slide Bahan Ajar Rekayasa Rekayasa Jalan (SI-2241). Institut
Teknologi Bandung

‘16 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai