Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Perencanaan
Geometrik
Jalan
Alinyemen Vertikal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil MK11010 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT

08

Abstract Kompetensi
Standar perencanaan alinemen vertikal Mampu memahami dan
mendesain pelebaran tikungan
UMUM
1. Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung vertikal.

2. Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positif

(tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar)

3. Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.

Landai Maksimum
1. Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaman bergerakterus

tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.

2. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang

mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan

semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.

3. Kelandalan maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat dalam.Tabel 1


berikut

Tabel 1. Kelandaian Maksimum yang diizinkan

4. Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disedlakan agar kendaraan
dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingga penurunan kecepatan tidak
lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut ditetapkan tidak lebih dari satu
menit.
5. Panjang kritis dapat ditetapkan dari Tabel 2 berikut

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Tabel 2. Panjang Kritis (m)

Lengkung Vertikal
1. Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan
kelandaian dengan tujuan :

 mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian; dan

 menvediakan jarak pandang henti.

Gambar 1 . Parameter yang dipertimbangkan daam penentuan panjang


lengkung vertikal cembung untuk menetapkan jarak pandang henti/ menyalip

2. Lengkung vertikal dalam standar ini ditetapkan berbentuk parabola sederhana.


Panjang lengkung vertikal cembung, berdasarkan jarak pandangan henti dapat
ditentukan dengan rumus berikut :

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
di mana:

L :Panjang lengkung vertikal (m),

A : Perbedaan grade (m),

Jh : Jarak pandangan henti (m),

Y : Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10 cm dan

tinggi mata 120 cm.

Panjang minimum lengkung vertikal cembung berdasarkan jarak pandangan henti, untuk
setiap kecepatan rencana (VR) dapat menggunakan Tabel 3

Tabel 3 . Kontrol perencanaan untuk lengkung vertikal cembung berdasarkan


jarak pandang henti

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Panjang minimum lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan henti, untuk
setiap kecepatan rencana (VR) dapat menggunakan Tabel 4.

Tabel 4 . Kontrol perencanaan untuk lengkung vertikal cekung berdasarkan


jarak pandang henti

Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan lintasan di


bawah dapat ditentukan dengan rumus berikut (AASHTO, 2001) :

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 2 . Jarak Pandang pada Lintasan di bawah 

3. Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan penampilan. Y


ditentukan sesuai Tabel 3

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Tabel 5 . Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan, Y

4. Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai Tabel 4 vang didasarkan pada
penampilan. kenyamanan, dan jarak pandang. Untuk Jelasnva llhat

Gambar 1 dan Gambar 2

Tabel 6 . Panjang Minimum Lengkung Vertikal

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Gambar 3 . Lengkung Vertikal Cembung

Gambar 4 . Lengkung Vertikal Cekung

Koordinasi Alinyemen

Alinyemen vertikal, alinyemen horisontal dan potongan melintang jalan arteri perkotaan
harus dikoordinasikan sedemikian sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik
dalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman.
Bentuk kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya, sehingga
pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.

Koordinasi alinyemen vertikal dan alinyemen horisontal harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

1. Lengkung horisontal sebaiknya berhimpit dengan lengkung vertikal, dan secara ideal
alinyemen horisontal lebih panjang sedikit melingkupi alinyemen vertikal.

2. tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada bagian atas
lengkung vertikal cembung harus dihindarkan.

3. lengkung vertikal cekung pada landai jalan yang lurus dan panjang, harus dihindarkan.

4. dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horisontal harus dihindarkan.

5. tikungan yang tajam diantara dua bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

Lajur Pendakian
1. Lajur pendakian dimaksudkan untuk menarnpung truk-truk yang berrnuatan berat
atau. kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan kendaraan lain pada
umumnya, agar kendaraan kendaraan lain dapat mendahului kendaraan lambat
tersebut tanpa harus berpindah lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan.

2. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang
besar, menerus, dan volume lalu lintasnya relatif padat.

3. Penempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

 disediakan pada jalan arteri atau. kolektor,

 apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000 SMP/hari, dan
persentase truk > 15 %.

4. Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur rencana.

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
5. Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan kelandaian dengan serongan
sepanjang 45 meter dan berakhir 50 meter sesudah puncak kelandaian dengan
serongan sepanjang 45 meter (lihat Gambar 3).

6. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5 Km (Lihat Gambar 4).

Gambar 5 . Lanjur Pendakian Tipikal

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Gambar 6 . Jarak Antara Dua Lanjur Pendakian

Koordinasi Alinyemen
1. Alinemen vertikal, alinemen horizontal, dan potongan melintang jalan adalah elemen

elemen jalan sebagai keluaran perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian

sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti memudah.kan

pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman. Bentuk

kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau

petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya

sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.

2. Koordinasi alinemen vertikal dan alinemen horizontal harus memenuffi ketentuan

sebagai berikut:

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
 alinemen horizontal sebaiknya berimpit dengan alinemen vertikal, dan secara.

ideal alinemen horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinemen vertikal;

 tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada

bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan;

 lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang harus

dihindarkan;

 dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal harus

dihindarkan; dan

 tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang harus
dihindarkan.

Sebagai ilustrasi, Gambar 5 s.d. Gambar 7 menampilkan contoh-contoh

koordinasi alinemen yang ideal dan yang harus dihindarkan

Gambar 7 . Koordinasi yang ideal antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
yang berimpit

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  12 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Gambar 8 . Koordinasi yang harus dihindarkan, dimana alinyemen vertikal
menghalangi pandangan pengemudi pada saat mulai memasuki tikungan pertama

Gambar 9 . Koordinasi yang harus dihindarkan, dimana pada bagian yang lurus
pandangan pengemudi terhalang oleh puncak alinyemen vertikal sehingga pengemudi
sulit memperkirakan arah alinyemen di balik puncak tersebut

 
 
 
 
 
 
 
 
 

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Tatacara
Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, No. 038/T/BM/1997.

Pelatihan SIBIMA

Wibowo, Sony S. 2001. Catatan Kuliah: Rekayasa Jalan. Penerbit ITB. Bandung.

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  14 Mukhlisya Dewi Ratna Putri, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai