5.1. Umum
Alinemen vertikal didefinisikan sebagai proyeksi sumbu jalan pada bidang
vertikal, berbentuk penampang memanjang jalan. Alinemen vertikal disebut juga
penampang memanjang atau profil jalan. Desainer perlu menetapkan desain
alinemen vertikal sebagai transisi antara elevasi jalan diantara dua buah
kelandaian. Secara umum dibedakan antara lengkung vertikal cembung dan
lengkung vertikal cekung. Permukaan jalan terdiri dari bagian lurus yang disebut
bagian Tangen vertikal dan bagian lengkung yang disebut lengkung vertikal jalan.
Lengkung vertikal menghubungkan 2 bagian tangent vertikal yang memiliki
kelandaian seperti pada gambar di bawah ini.
120 3 800
4 500
5 400
100 4 700
5 500
6 400
80 5 600
6 500
60 6 500
Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Ruas Jalan, 2017
Dimana :
L = Panjang lengkung vertikal, m
A = Perbedaan aljabar landai, %
S = Jarak pandang, m
h1 = Tinggi mata pengemudi dari permukaan jalan, m
h2 = Tinggi objek dari permukaan jalan, m
Jika panjang lengkung vertikal dihitung berdasarkan jarak pandang
henti, dengan h1 = 1,08m, dan h2 = 0,60m, maka persamaan, menjadi :
Gambar 5.5 Panjang Lengkung Vertikal Cembung Berdasarkan Jarak Pandang Henti
Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Ruas Jalan, 2017
3. Panjang lengkung vertikal berdasarkan kenyamanan pengguna jalan
Untuk mengurangi dampak gaya sentrifugal yang berlebihan sehingga
memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan, maka panjang AASHTO
menetapkan panjang lengkung vertikal minimum berdasarkan persamaan
dibawah ini, dan juga garis putus-putus mulai dari garis untuk kecepatan =
70 km/jam ke kiri diatas :
Keterangan :
L = Panjang lengkung vertikal cembung minimum, m
V = Kecepatan rencana, Km/Jam.
Penetapan panjang lengkung vertikal berdasarkan jarak pandang
mendahului, tidak dipakai kaarena akan menghasilkan nila L yang lebih
besar, sehingga berdampak pada membesarnya biaya konstruksi ruas jalan
tersebut.
5.3.2 Lengkung Vertikal Cekung
Lengkung vertikal cekung adalah lengkung dimana titik PPV berada
dibawah permukaan jalan. Panjang lengkung vertikal cekung mempertimbangkan
beberapa hal :
Keterangan :
V = Kecepatan rencana, km/jam
A = Perbedaan aljabar landai
L = Panjang lengkung vertikal cekung, m
4. Bentuk visual lengkung vertikal cekung
AASHTO 2004 memberikan batasan bentuk lengkung vertikal dengan
panjang minimum L = K.A, dengan K = 30. Panjang lengkung vertikal
minimum berdasarkan bentuk visual lengkung adalah :
Gambar 5. 8 Jarak Pandang Bebas Dibawah Bangunan Yang Melintas Dengan S<L
Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Ruas Jalan, 2017
Berdasarkan gambar diatas, persamaan panjang lengkung vertikal
cekung untuk S<L :
Persamaan :
Keterangan :
L = Panjang lengkung vertikal cekung, m
A = Perbedaan aljabar landai, %
S = Jarak pandangan henti atau menyiap minimum, m
C = Tinggi bebas dari muka jalan ke bagian bawah bangunan
yang melintas, m
h1 = Tinggi mata pengemudi dari muka jalan, m
h2 = Tinggi objek dari muka jalan, m
Gambar 5.9 Jarak Pandang Bebas Dibawah Bangunan Yang Melintas Dengan S>L
Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Ruas Jalan, 2017
Berdasarkan gambar diatas, persamaan panjang lengkung vertikal
cekung untuk S>L :
Persamaan :
Keterangan :
L = Panjang lengkung vertikal cekung, m
A = Perbedaan aljabar landai, %
S = Jarak pandangan henti atau menyiap minimum, m
C = Tinggi bebas dari muka jalan ke bagian bawah bangunan yang
melintas, m
h1 = Tinggi mata pengemudi dari muka jalan, m
h2 = Tinggi objek dari muka jalan, m
Jika menggunakan standar tinggi mata pengemudi truk = 2,40 m
dan tinggi objek = 0,6 m sebagai tinggi bagian belakang kendaraan
Keterangan :
L = Panjang lengkung vertikal (m),
A = Perbedaan grade (m),
Jh = Jarak pandangan henti (m),
Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10 cm
dan tinggi mata 120 cm.
Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan
penampilan. Y ditentukan sesuai tabel dibawah ini.
Tabel 5.7 Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan (Y)
Kecepatan Rencana Faktor penampilan
(km/Jam) kenyamanan, Y
<40 1,5
40-60 3
>60 8
Sumber : Direktorat Bina Mara, 1997
Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai tabel yang
didasarkan pada penampilan, kenyamanan, dan jarak pandang. Untuk jelasnya
lihat Gambar 5.10 dan Gambar 5.11.
Keterangan :
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2
f = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan
0,35-0,55
Persamaan diatas disederhanakan menjadi :
Gambar 5.12 Dasar Pengukur Jarak Pandang Sesuai Standar Bina Marga
Sumber : Direktorat Bina Mara, 1997
Pada perencanaan geometrik, terkait dengan jarak pandang menyiap,
perencana perlu memperhatikan 2 hal penting berikut :
(1). Frekuensi Pengadaan Jarak Pandang Menyiap
Menurut Bina Marga (1997) jalan luar kota disarankan minimal 30%
dari keseluruhan panjang jalan perlu tersedia jarak pandang menyiap.
Artinya daerah menyiap harus tersebar disepanjang jalan dengan jumlah
panjang minimum 30 % dari total panjang ruas jalan tersebut.
Pertimbangan ini sesuai prinsip effisiensi antara pemenuhan jarak pandang
menyiap dan biaya pembangunan jalan sesuai fungsinya.
Titik Stationing x x1 g y y1 Ev
a 165 0 -35 0,01 -0,35 0 49,65
b 182,5 17,5 -17,5 0,01 -0,175 0,073828 49,89883
PV1 200 35 0 0,04375 0 0,295313 50,29531
c 217,5 17,5 17,5 0,04375 0,765625 0,073828 50,83945
d 235 0 35 0,04375 1,53125 0 51,53125
Perhitungan PV 1
EPV = 50
Lv = 70
g1 = 0,01
g2 = 0,04375
△ = 0,03375
Titik Stationing x x1 g y y1 Ev
a 325 0 -35 0,04375 -1,53125 0 55,46875
-
b 342,5 17,5 -17,5 0,04375 -0,76563 56,1569
0,07747
PV2 360 35 0 0,008333 0 -0,3099 56,6901
c 377,5 17,5 17,5 0,008333 0,145833 0,07747 57,06836
Perhitungan PV 2
EPV = 57
Lv = 70
g1 = 0,04375
g2 = 0,008333
△ = -0,03542
Titik Stationing x x1 g y y1 Ev
a 24 0 -35 0,008333 -0,29167 0 58,70833
b 41,5 17,5 -17,5 0,008333 -0,14583 0,138078 58,99224
PV3 59 35 0 0,071455 0 0,552311 59,55231
c 76,5 17,5 17,5 0,071455 1,250455 0,138078 60,38853
d 94 0 35 0,071455 2,500911 0 61,50091
Perhitungan PV 3
EPV = 59
Lv = 70
g1 = 0,008333
g2 = 0,071455
△ = 0,063121
Titik Stationing x x1 g y y1 Ev
Perhitungan PV 4
EPV = 75
Aldi Prananda (20101154330045) 74
Tugas Besar Perencanaan Geometrik Jalan
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Lv = 70
g1 = 0,071455
g2 = -0,4301
△ = -0,11446