Disusun Oleh:
1. Sindy Pratiwi (17214142)
2. Siti Fatmawati (17214144)
3. Siti Ika Paujiyah (17214146)
4. Siti Srimulyati (17214150)
5. Sugi Yanti (17214153)
6. Sulistiyowati (17214155)
7. Tika Fatmala (17214159)
8. Vera Lisnayanti (17214163)
9. Winda Astuti (17214166)
10. Yuyun Astuti (17214169)
Oleh :
Kaprodi keperawatan
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Kista Ovarium” hingga selesai.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini,
yaitu :
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah
ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari teman-teman agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun insipirasi
terhadap pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang
besar,kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam
kehamilan,tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid,
kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-
halangi masuknya kepala ke dalam panggul.Ovarektomi adalah operasi
pengangkatan dari ovarium atau indungtelur. Tetapi istilah ini telah
digunakan secara tradisional dalam penelitianilmu dasar yang
menggambarkan operasi pengangkatan indung telur.(Wiknjosastro, 2005).
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker
ovarium.Kanker ovarium merupakan penyebab kematian dari semua
kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2009 diperkirakan
jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 23 .400 dengan angka
kematian sebesar13.900 orang. Tingginya angka kematian karena penyakit
ini sering tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan, sehingga tidak
diketahui dimana sekitar 60% - 70% penderita datang pada stadium lanjut.
(Brunner &Suddarth, 2001).
Kista ovarium merupakan kanker yang menyebabkan kematian
wanita. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karna penyakit ini
pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastesis sehingga 60-70% pasien datang pada
stadium lanjut. Diindonesia kanker kista ovarium menduduki urutan ke-7
berbahaya dari gangguan sistem reproduksi pada wanita setelah kanker
serviks. Pada dasarnya penyakit kista terbagi menjadi dua bagian,
penggolongannya didasarkan pada bentuk dan proses penyembuhannya.
Untuk itulah, diperlukan pemahaman dan pengetahuan tentang gejala-
gejala kista dan peningkatan upaya pencegahan secara dini penyakit kista.
Karena semakin dini terdeteksi maka semakin besar pula kesempatan
untuk sembuh.
B. Rumusan Masalah
Kasus kista ovarium yang terjadi di Indonesia cukup tinggi dan
menduduki urutan ke 7. Berdasarkan data dan kondisi tersebut kami
tertarik untuk menulis asuhan keperawatan tentang penyakit kista ovarium.
Kista ovarium merupakan penyakit dari gangguan sistem reproduksi pada
wanita setelah kanker serviks.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa
dapat membaca dan mempelajari tentang kista ovarium
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
b. Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit kista ovarium
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk Pembaca
Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambahkan
pengetahuan dan wawasan. Sebagai sumber informasi yang sangat
penting untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
2. Untuk Mahasiswa
Sebagai referensi informasi keperawatan anak dalam penyakit kista
ovarium.
3. Untuk Penulis
Memberikan pengetahuan tentang penyakit kista ovarium, sebagai
bahan acuan untuk penulisan makalah selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar,
kistik maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346). Kista
ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010:
101)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi
cairan,normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kistaindung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas
sampaimenopause, juga selama masa kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di
dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena
terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005: 17)
2.3 ETIOLOGI
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh
gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat
hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau
mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus
luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar bukan karena
tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay
bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain
adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010: 104),
kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala
sampai periode tertentu. Namun beberapa orang dapat mengalami gejala
ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
2.5 PATHOFISIOLOGI
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks.Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat
dilihat adanyagigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites.
Perludiperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan
kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
2.10 PENATALAKSANAAN
1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1 -2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil
jika tidak curiga ganas (kanker) (Nugroho, 2010: 105).
2. Terapi bedah atau operasi
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka
tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22
gejala akut, tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan
seksama.
Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan
biasanya memerlukan operasi pengangkatan. Selain itu, wanita
menopause yang memiliki kista ovarium juga disarankan operasi
pengangkatan untuk meminimalisir resiko terjadinya kanker ovarium.
Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar terkena kenker jenis
ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini disebut ovarian
cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium termasuk tuba
fallopi, maka disebut salpingo oophorectomy.
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain
tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak,
kondisi ovarium dan jenis kista.
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
1. Langkah I (pertama) :
Penumpulan Data Dasar pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat menggumpulkan data dasar awal yang lengkap.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam 30 manajemen kolaborasi perawat akan melakukan
konsultasi. Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan pasien. (Muslihatun, dkk. 2009: 115).
A. Data Subyektif
1) Identitas pasien
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 38 th
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Suku/bangsa : Indonesia
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Kp Babat RT 02/02, Parung Panjang
1) Data Subyektif
Klien mengatakan nyeri pada saat datang bulan, nyeri pada bagian
abdomen, terdapat benjolan di bagian abdomen
2) Data Obyektif
Klien tampak meringis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Suhu : 36,2 ℃
Respirasi : 24 x/menit
B. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkaan pernyataan pasien Data dasar
meliputi:
1. Data Subyektif
Data yang di dapat dari hasil anamnesa pasien.
2. Data Obyektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan.
Data Perkembangan
Menurut Muslihatun, (2009: 123-124) pendokumentasian atau
catatan manajemen keperawatan dapat deterapkan dengan metode SOAP,
yang merupakan singkatan dari:
1. S (Subjektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen keperawatan langkah
pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh dari
anamnesis.
2. O (Objektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen keperawatan langkah
pertama (pengkajian data, terutama data yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium) pemeriksaan
diagnostik lain.
3. A (Assessment)
Merupakaan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
4. P (Planning)
Berisi tentang rencana asuhan yang disusun berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraannya.
3.2 Diagnosa Keperawatan NANDA
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIANGOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1. Domain 12: Setelah dilakukan Domain 1: fisiologi dasar
kenyamanan asuhan keperawatan Kelas E : peningkatan kenyamanan fisik
Kelas 1: selama lebih dari 1 1400 : manajeman nyeri
kenyamanan fisik jam diharapkan -Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
00132: nyeri akut masalah dapat yang meliputi lokasi, karakteristik,
teratasi: onset/durasi, frekuensi kualitas, intensitas
Domain:4 atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
pengetahuan tentang -Ajarkan penggunaan teknik non
kesehatan & farmakologi ( seperti, biofeed back,
perilaku TENS, hyponosis, relaksasis, bimbingan
Kelas Q: kontrol anti sipatif, terapi musik, terapi bermain,
nyeri terapi aktifitas, akupressur, aplikasi
1605: kontrol nyeri panas/dingin dan pijatan, sebelum
-160502: mengenali sesudah dan jika memungkinkan, ketika
kapan nyeri (1-4) melakukan aktifitas yang menimbulkan
-160503: nyeri sebelum nyeri terjadi atau
menggambarkan meningkatkan ; dan bersamaan dengan
faktor penyebab (1- tindakan penurun rasa nyeri lainnya).
4) -Ajarkan metode farmakologi untuk
-160505: menurunkan nyeri
menggunakan
analgesik yang
direkomendasikan
(1-4)
Catatan keperawatan
Inisial klien : Ny. Y
Ruang : Aster
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke -3
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menghasilkan hormon
hoposia abnormal
Penimbunan folik
Kista ovarium
v
Post operasi
v
v v
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi
II. Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer
Obor