Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

PENURUNAN CARDIAC OUTPUT

Ns. Christina Everentia Ngasu, M. Kep

Disusun oleh:

1. Putri Rismawati (17214119)


2. Siti Nurazizah (17214148)
3. Taufik Jumiyadi (17214156)
4. Tita Yulia (17214160)
5. Winda Amalia (17214166)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI


Jl. Aria Santika No. 42 Bugel Karawaci kota Tangerang

Prov Banten Kode pos 15114


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Kritis Penurunan Cadiac Output”. Adapun penulisan makalah ini
adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Kritis . Kami sampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak – banyaknya kepada setiap pihak yang sudah mendukung kami
selama berlangsungnya pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun amat kami nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya
meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan makalah ditugas lainnya dan diwaktu
berikutnya.

Tangerang, 25 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Cardiac output (CO) merupakan indikator utama atau variabel penting dalam


penilainan status hemodinamik. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, CO dapat dihitung
dari perkalian antara stroke volume (SV) dengan frekuensi jantung (HR). Pengukuran
frekuensi jantung mudah dilakukan tetapi pengukuran akurat dari SV merupakan
tantangan yang lebih besar. Karena kesulitan dalam mengukur SV ventrikel kiri, beberapa
metode baik dengan metode invasif maupun noninvasif telah dikembangkan. Di
laboratorium kateterisasi jantung atau di unit perawatan intensif, CO diukur terutama
menggunakan metode Fick atau metode dilusi (misalnya metode termodilusi) dan
menggunakan teknik Doppler ultrasound. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing yang akan dibahas lebih lanjut.
Pada tahun 1870, Adolph Fick pertama kali mengemukakan sebuah metode untuk
mengukur CO pada manusia. Fick menduga bahwa pengambilan oksigen di paru
sepenuhnya ditransfer ke sirkulasi darah dan dari situlah CO dapat dihitung dengan
mengetahui konsumsi oksigen tubuh, perbedaan kandungan oksigen antara darah arteri
dan vena Metode Fick sering digunakan namun perlu juga untuk mengingat
keterbatasannya, antara lain nilai yang berasal dari asumsi konsumsi oksigen secara
umum mempunyai kesalahan yang besar, pengukuran saturasi oksigen, dan keadaan yang
diasumsikan stabil. Pada kondisi ideal, kesalahan metode Fick dalam
pengukuran CO sebesar 10 – 15%.

Stroke volume biasanya ditentukan tiga faktor utama, preload, afterload, dan


kontraktilitas. Preload adalah panjang otot sebelum kontraksi, sedang afterload adalah
tekanan yang dilawan kontraksi otot. Kontraktilitas adalah bagian intrinsik otot yang
berkaitan dengan kekuatan kontraksi tetapi tidak tergantung preload dan afterload. Karena
jantung merupakan pompa multiruang dalam 3 dimensi, baik bentuk geometrik ventrikel
dan disfungsi katup yang dapat mempengaruhi stroke volume. Preload ialah regangan
awal miosit sebelum berkontraksi, oleh karena itu preload berhubungan dengan panjang
sarkomer pada akhir diastol. Regangan miosit tersebut ditentukan oleh volume akhir
diastolik, tekanan akhir diastolik dan ketebalan dinding ventrikel. Pada jantung
normal, preload ventrikel kanan ditentukan EDV.
Menurut (SDKI DPP PPNI, 2017) manifestasi klinis dari penurunan curah jantung
yaitu : 12
a. Perubahan irama jantung
Pasien mengeluh mengalami palpitasi (jantung berdebar), brakikardia/takikardia dan
terlihat gambaran aritmia atau gangguan konduksi pada pemeriksaan EKG.
b. Perubahan preload
Pasien mengeluh lelah, terdapat edema, distensi vena jugularis, dan pembesaran organ
hati.
c. Perubahan afterload
Pasien mengalami dyspnea ( sesak nafas ), tekanan darah mengalami penurunan,
capillary refill time > 3 detik, produksi urine berkurang (oliguria) dan terjadi sianosis.
d. Perubahan kontraktilitas
Pasien mengalami paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), kesulitan bernafas dalam posisi
terlentang (ortopnea), batuk, terdengar suara jantung (S3 dan S4) dan fraksi ejeksi
menurun.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Analisa Data
Ds :-
Do :
- Perubahan elektrokardiogram (EKG)
- Distensi vena jugular
- Dispnea
- Perubahan tekanan darah
- Bunyi napas tambahan
- Edema
- Penurunan nadi perifer

B. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Penurunan Cardiac Output

No Dx. Kep NOC NIC

1. Domain 4 : Setelah dilakukan Domain 2 : Fisiologi


Aktivitas/Istirahat perawatan selama 2 x 24 kompleks (lanjutan)
Kelas 4 : jam, diharapkan penurunan Kelas N : Manajemen Perfusi
Respon cardiac output dapat teratasi Jaringan
kardiovaskuler / dengan kriteria hasil : Kode 4040 : Perawatan
pulmonal Jantung
Kode : Domain II : Kesehatan  Monitor tanda vital secara
00029 Fisiologi rutin
Penurunan Curah Kelas E : Jantung Paru  Evaluasi perubahan
Jantung Kode 0400 : Kefektifan tekanan darah
Atau pompa jantung  Lakukan penilaian
(penurunan cardiac 040001 : Tekanan darah komprehensif pada
output) sistol (1-4) sirkulasi perifer (misalnya,
040019 : Tekanan darah cek nadi perifer, edema,
diastol (1-4) pengisian ulang kapiler,
040009 : Distensi vena warna dan suhu
leher (1-4) ekstremitas) secara rutin
040013 : Edema perifer (1- sesuai kebijakan
4)  Monitor keseimbangan
040014 : Edema Paru (1-4) cairan
Domain 2 : Fisiologi
Kode 0414 : Status Jantung kompleks (lanjutan)
Paru Kelas N : Manajemen Perfusi
041405 : Irama Jantung (1- Jaringan
4) Kode 4040 : Perawatan
041407 : Irama Pernafasan Jantung
(1-4)  Monitor EKG apakah,
041425 : Dispnea dengan adakah perubahan segmen
aktivitas ringan (1-4) ST, sebagaimana mestinya
 Monitor disritmia janung
termasuk gangguan ritme
dan konduksi jantung
 Monitor status pernafasan
terkait dengan adanya
gejala gagal jantung
 Monitor sesak nafas,
kelelahan, takipnea, dan
orthopnea
No Dx. Kep SLKI SIKI

1 Dx Kep Curah jantung Perawatan jantung


Kategori : Fisiologis
Sub kategori :  Kekuatan nadi perifer Observasi
Sirkulasi (meningkat)  Identifikasi
D. 0008 Penurunan  Palpitasi (menurun) gejala/tanda primer
Curah Jantung  Gambaran EKG aritmia penurunan curah
(menurun) jantung (meliputi
 Distensi vena jugularis dispnea, kelelahan,
(menurun) edema, ortopnea,
 Dispnea (menurun) peroxysmal nocturnal
 Oliguria (menurun) dispnea, peningkatan
 Pucat/sianosis CVP).
(menurun)  Identifikasi
 Murmur jantung tanda/gejala sekunder
(menurun) penurunan curah
jantung (meliputi
 Tekanan darah
peningkatan berat
(membaik)
badan, hepatomegali,
distensi vena
jugularis, palpitasi,
ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit
pucat)
 Monitor tekanan
darah
 Monitor intake dan
output cairan
 Monitor keluhan
nyeri dada
 Monitor aritmia
 Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian
obat

Terapeutik
 Posisikan pasien
semi-fowler atau
fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi
nyaman.
 Berikan diet jantung
yang sesuai
 Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress,
jika perlu
 Berikan dukungan
emosional dan
spiritual

Edukasi
 Anjurkan aktivitas
fisik sesuai toleransi
 Anjurkan aktivitas
fisik secara bertahap
 Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
jika perlu.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Cardiac output (CO) merupakan indikator utama atau variabel penting dalam
penilainan status hemodinamik. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, CO dapat
dihitung dari perkalian antara stroke volume (SV) dengan frekuensi jantung (HR).
Pengukuran frekuensi jantung mudah dilakukan tetapi pengukuran akurat dari SV
merupakan tantangan yang lebih besar. Karena kesulitan dalam mengukur SV
ventrikel kiri, beberapa metode baik dengan metode invasif maupun noninvasif telah
dikembangkan. Di laboratorium kateterisasi jantung atau di unit perawatan intensif,
CO diukur terutama menggunakan metode Fick atau metode dilusi (misalnya
metode termodilusi) dan menggunakan teknik Doppler ultrasound. Kedua metode
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang akan dibahas lebih
lanjut.

B. Saran
Disusunnya makalah ini dapat menjadi suatu bahan pembelajaran bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mohon untuk kritik dan saran yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai