Anda di halaman 1dari 12
TEKNIK DASAR SERVIS, PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VIIA DI SMP Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNTAN Email: Hernitasetiawati@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik dasar permainan bulutangkis pada siswa kelas VIIASMP Negeri 11 Pontianak, Menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan bentuk survei Bentuk sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Diketahui hasil penelitian adalah servis pendek kategori sangat baik 8,6 % berjumlah 3 orang, Kategori baik 45,7 % berjumlah 16 orang, kategori cukup 17,1 % berjumlah 6 orang, kategori kurang 20% berjumlah 7 orang dan kategori sangat kurang 5,7 % berjumlah 2 orang. Servis panjang, kategori sangat baik 28,6 % berjumlah 10 orang, kategori baik 31,4 % berjumlah 11 orang, katgori cukup 11,4 % berjumlah 4 orang, kategori kurang 14,3 % berjumlah 5 orang dan kategori kurang sekali 11,4 % berjumlah 4 orang. Forehand, kategori sangat baik 40 % berjumlah 14 orang, kategori baik 22,8 % berjumlah 9 orang, kategori cukup 8,57 % berjumlah 3 orang, kategori kurang 23 % berjumlah 9 orang dan kategori kurang sekali 0,28 % berjumlah | orang, Backhand, kategori sangat baik 11,4 % berjumlah 4 orang, kategori baik 37,1 % berjumlah 13 orang, kategori cukup 25,7 % berjumlah 9 orang, kategori kurang 14,3 % berjumlah 5 orang dan kategori sangat kurang 11,4 % berjumlah 4 orang, Kata Kun Bulutanghis Teknik Dasar,Servis, Pukulan Forehand dan Backhand, Abstract: This research purpose of this research is to know the basie techniques of the game of badminton on State 11 grade studems VIASMP Pontianak. Using quantitative descriptive method with the survey form. The form of the sample in this study amounted to 35 people. Known research results are very good short service category numbered 3 8.6%, both categories of 16 people 45.79%, 17.1% fair category amounted to 6 persons, about 20% category amounted to 7 people and very poor category 5, 7% amounting to 2 people. Service length, very good category 28.6% were 10 people, both categories totaled 31.4% 11, 11.4% katgori enough amounted to 4 people, 14.3% less category 5 and category totaled approximately once 11.4 % consists of 4 people. Forehand, very good 40% category amounted to 14 people, both categories totaled 22.8% 9 people, enough categories totaled 8.57% 3, less 23% category amounted to 9 people and less categories once amounted to 0.28% 1. Backhand, very good category consists of 4 people 11.4%, 37.1% both categories totaled 13 people, enough categories totaled 9 23.7%, 14.3% less category amounted to 5 people and very poor category 11.4% amounted to 4 people. Key words: Basic Techniques, Service, Forehand and Backhand Blow, Badminton Preise sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia, Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang sangat digemari di berbagai kalangan masyarakat. Tidak memandang status, jender, dan usia semua orang dapat berolahraga. Dalam kehidupan modem sekarang ini manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan olahraga, seperti kebutuhan dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat Menurut Samsudin (2011:58) pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi.Proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan di sekolah tetap menekankan pada aktivitas jasmani dengan materi-materi cabang olahraga yang meliputi atletik, permainan dan senam, Adapun salah satu. cabang permainan yang diajarkan pada siswa adalah permainan bulutangkis, Dalam bermain bulutangkis seseorang harus menguasai teknik dasar bermain bulutangkis dengan benar. Teknik dasar servis dan pukulan forehand dan backhand juga harus dikuasai dalam bermin bulutangkis. Servis merupakan gerakan awal dalam permainan bulutangkis untuk memulai pertandingan. Servis ada dua macam yaitu servis pendek dan servis panjang, Servis pendek adalah servis yang jatuhnya bola didekat net sedangkan servis panjang adalah servis dengan bola yang dilambungkan jauh keatas Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 11 Pontianak, terlihat bahwa guru hanya menyampaikan materi pembelajaran setelah itu siswa dibebaskan melakukan gerakan tanpa pengawasan dari guru akibatnya siswa melakukan gerakan semaunya sendiri tanpa ada evalusi dari guru pada setiap sesi materi yang di ajarkan, Guru hanya melakukan penilaian berdasarkan kehadiran dan aktifitas saat pembelajaran berlangsung, Jika siswa maka nilai yang diberikan juga baik dan sebaliknya jika siswa kurang maka nilai yang didapat juga kurang. Dengan demikian terhadap keterampilan teknik dasamya belum dilakukan evaluasi Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk kedalam kelompok olahraga permaianan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan. Permaianan bulutangkis adalah permaianan yang bersifat individual, dan dapat dilakukan dengan cara, satu orang melawan satu orang, atau dua orang melawan dua orang (Herman Subarjah, 2004:14), Menurut Sapta Kunta Purnama (2010:16) pelaksanaan servis pendek dapat dilaksanakan dengan cara forehand maupun backhand: (1) Berdirilah sedekat mungkin dari garis depan. (2) Letak kedua kaki dapat sejajar atau depan belakang menyesuaikan kebiasaan, (3) Bola dipegang salah satu tangan dengan ketinggian di bawah pinggang. (4) Kepala raket ditempatkan di belakang kepala bola. (5) Tentukan arah sasaran servis, lihat bola, lakukan pukulan dengan halus untuk mendapatkan arah bola yang sesuai dengan sasaran dan tipis di atas net. Gambar 1. Teknik servis pendek forehand ‘Sumber: Sapta Kunta Purnama (2010:17) Dari gambar 2.4 dapat dilihat bahwa teknik servis pendek forehand dengan posisi salah satu kaki di depan dan badan agak menyamping serta posisi tangan yang memegang raket di samping badan Menurut Sapta Kunta Purnama (2010:18) pelaksanaan servis panjang biasanya dilaksanakan dengan cara forehand service tinggi sering digunakan dalam permainan tunggal, latihan servis tinggi sering diabaikan oleh pemain maupun pelatih, padahal servistinggi yang baik juga menentukan akhir dari permainan, Prinsip pada servis yang tinggi adalah melambung tinggi dan jatuhnya dibidang belakang lapangan lawan, sedekat munkin dengan garis belakang, Tujuan servis tinggi yang baik antara lain: (1) Untuk menghindari permainan depan bagi lawan yang bagus main netting, (2) Untuk mempercepat kelelahan fisik lawan, pada saat lawan sudah mulai kehabisan tenaga (daya tahan cardiorespiratori lemah). (3) Mengukur kemampuan smes lawan, (4) Membuka posisi depan lawan Menurut Herman Subarjah (2004:32) servis panjang (Jong servis’clear) dilakukan dengan memukul Kock dari bawah dan diarahkan ke bagian belakang atas lapangan permainan lawan Gambar 2. Teknik servis panjang Sumber: Sapta Kunta Purnama (2010:19) Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa teknik servis panjang, hampir sama dengan teknik servis pendek forehand tetapi ayunan tangan pada saat memukul bola sampai ke arah kepala, Pukulan forehand adalah pukulan melampaui kepala dengan gerakan forehand biasanya dilakukan bila berada di bidang kanan lapangan, pada posisi belakang, Pukulan forehand adalah pukulan yang mengisyaratkan seolah-olah pukulan drop dilepaskan (Tony Grace, 1996:85). Untuk melakukan pukulan forehand yang baik, dapat bergerak ke posisi menunggu di belakang dan lurus dengan bola yang akan datang. Saat menempati posi pinggang diputar dan bahu dibalikkan menyamping ka arah net, Raket digerakkan ke belakang dan kepala raket dijatuhkan ke bawah di belakang bidang bahu dengan siku tangan yang memegang raket mengarah ke atas, Sumber: Tony Grace (1996:43) Menurut Tony Grace (1996:43), adapun tahapan-tahapan dalam melakukan pukuan forehand adalah: Fase persiapan: (1) Grip handshake atau pistol. (2) Posisi_ memukul menyamping. (3) Kedua tangan ke atas . (4) Berat badan pada kaki belakang Fase pelaksanaan: (1) Siku mendahului gerakan mengulurkan tangan. (2) Gerakan tangan yang tidak dominan ke bawah. (3) Putar tubuh bagian atas. (4) Gapai tinggi ke atas untuk memukul. (5) Gerakkan tangan bagian bawah menelungkup kedepan Fase lanjutan: (1) Gerakan tangan yang memegang raket berakhir dengan telapak tangan menghadap luar. (2) Gerakan raket berakhir di bawah lurus dengan gerakan bola. (3) Silangkan raket pada sisi tubuh berlawanan, (4) Ayunkan kaki yang di belakang dengan gerakan seperti gunting, (5) Teruskan pemindahan berat badan Pukulan backhand merupakan pukulan yang agak sulit dilakukan terutama untuk pemula karena sulit dalam melakukan perpindahan posisi badan, Banyak pemain merasa bahwa pukulan backhand yang dilakukan dari belakang lapangan merupakan jenis pukulan yang paling sukar. Untuk memukul bola cukup dalam pada pukulan clear atau cukup dekat pada pukulan drop, dibutuhkan waktu dan cara mengatur kaki yang tepat Gambar 4. Teknik pukulan backhand Sumber: Tony Grace (1996:45) Menurut Tony Grace (1996-45), adapun tahapan-tahapan dalam melakukan pukulan backhand adalah: Fase persiapan: (1) Grip handshake atau pistol dengan ibu jari mengarah ke atas pada sudut kiri pegangan raket. (2) Posisi_ memukul menyamping ke arah belakang, (3) Tahan tangan yang memegang raket ke atas dengan tangan bagian bawah, kepala raket mengarah ke bawah, (4) Letakkan berat badan pada kaki belakang yang dominan Fase pelaksanaan: (1) Siku mendahului gerakan mengulurkan tangan (2) Gerakkan tangan yang tidak dominan ke bawah. (3) Putar tubuh bagian atas. (4) Gapai tinggi ke atas untuk melakukan pukulan, (5) Telentangkan tangan bagian bawah. (6) Kepala raket mengikuti gerakan Fase lanjutan: (1) Raket mengikuti daerah kontak mengarah ke bawah sejajar dengan pengembalian bola. (2) Dorong tubuh ke depan dengan kaki yang berada di belakang untuk mendorong tubuh anda kembali ke tengah lapangan. (3) Gunakan pemindahan berat badan untuk menambahkan tenaga. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik survei. Penelitian lak bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap variabel yang diteliti, tetapi hanya untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi mengenai variabel yang ada dalam penelitian ini, yakni teknik dasar bulutangkis Suharsim Arikunto (2010:3) menjelaskan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang ditelit Secara sederhana Suharsimi Arikunto (2010:173) mengemukakan bahwa populasi dapat diartikan sebagai “keseluruhan subjek penelitian” Sedangkan menurut $. Margono (2010:118)*Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan ”, Berpedoman pada kedua pendapat tersebut di atas, maka populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VILA Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Pontianak tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 35 siswa Penarikansampeldalampenelitianinimenggunakan Sampling Jenuh, Menurut Sugiyono (2010 :124) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah sampel yang digunakan sesuai dengan banyaknya jumlah populasi yang ddikan sampel dengan jumlah 35 siswa, ‘eknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei. Metode survei menurut S. Margono (2009 : 29) “survey” itu ialah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam daerah tertentu, Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Menurut Sugiyono (2012: 203) teknik pengumpulan data dengan menggunkan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, pola kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Penelitian ini menggunakan numerial rating scale. Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2012: 120) komponen mumerial rating scale adalah pernyataan tentang kualitas tertentu dari suatu yang diukur dan diikuti oleh angka yang menunjukkan skor sesuatu yang diukur. Adapun kisi-kisi instrumen yangdigunakan, yaitu Tabel 1 : Kisi—kisi Instrumen Servis Pendek Indikator Penilaian “Aspek Penilaian Skor Keterangan Penilaian 54321 Fase Persiapan Fase Pelaksanaan __ telapak kaki atau pada ujung jar a. Grip handshake atau pistol b.Posisi berdiri lurus ¢. Bola dipegang pada selinggi pinggang Skor d. Tumpukan berat badan pada kedua kaki Maksimal e, Tangan yang memegang raket pada posisi =30 backswing £_ Pergelangan tangan ditekukkan a, Pindahkan berat badan pada bagian depan aki b. Gunakan sedikit gerakan pergelangan tangan Skor atau tidak sama sekali Maksimal cc. Lakukan kontak pada ketinggian paha 25 d, Bola didorong €. Bola bergerak rendah di atas net Fase Lanjutan a, Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas dalam garis lurus dengan gerakan bola b. Silangkan raket di atas bagian depan bahu Skor tangan yang memegang raket Maksimal = © Putar pinggul dan bahu akhiri gerakan Is dengan kedua tangan di atas Jumlah 70 ‘Sumber : Tony Grace (1996: 26) Tabel 2: Kisi instrumen Servis Panjang Indikator Penilaian ‘Aspek Penilaian Ske Keterangan 7 54321 Fase Persiapan Fase a Grip handshake atau pistol b. Berdiri dengan kaki direnggangkan satu di depan dan satu di belakang ¢. Bola dipegang pada ketinggian pinggang Skor d, Berat badan pada kaki yang berada di belakang Maksimal e. Tangan yang memegang raket pada posisi 30 backswing £_Pergelangan tangan ditekukkan a, Berat badan dipindahkan Pelaksanaan b. Gunakan gerakan menelungkupkan tangan Skor bagian bawah dan sentakan pergelangan Maksimal tangan ._Lakukan Kontak pada ketinggian Tutut =25 d. Bola akan melambung tinggi dan jauh 3 Fase ‘a. Akhiri gerakan dengan raket mengarah Lanjutan ke atas lurus dengan gerakan bola . Silangkan raket di depan dan di atas Skor bahu tangan yang tidak memegang raket Maksimal ¢. Putar pinggul dan bahu =15 Tumlah 70 Sumber: Tony Grace (1996; 28) Tabel 3 : Kisi—kisi Instrumen Pukulan Forehand N Indikator — Aspek Penilaian Skor Keterangan 0 Peni Penilaian $4321 1. Fase ‘a. Grip handshake atau pistol Persiapan _ b. Posisi memukul menyamping Skor c. Kedua tangan ke atas Maksimal 4d, Berat badan pada kaki belakang =20 2 Fase ‘a. Siku mendahului gerakan mengulurkan Pelaksanaan __tangan b. Gerakan tangan yang tidak dominan ke Skor bawah Maksimal ©. Putar tubuh bagian atas =25 <4, Gapai tinggi ke atas untuk memukul , Gerakkan tangan bagian bawah menelungkup kedepan 3 Fase ‘@ Gerakan tangan yang memegang raket Lanjutan berakhir dengan telapak tangan menghadap uar Skor b. Gerakan raket berakhir di bawah lurus Maksimal dengan gerakan bola =25 ¢, Silangkan raket pada sisi tubuh berlawanan d. Ayunkan kaki yangdi belakang dengan gerakan seperti gunting Ayunkan kaki yangdi belakang dengan gerakan seperti gunting Jumlah 70 Sumber : Tony Grace (1996: 43) Tabel 4: Kisi Instrumen Pukulan Backhand N Indikator Aspek Penilaian Skor Keterangan 0 Penilaian Per 54321 2 Fase a. Grip handshake atau pistol dengan ibu jari Persiapan mengarah ke atas pada sudut kiri pegangan raket b. Posisi memukul menyamping ke arah Skor belakang Maksimal ©. Tahan tangan yang memegang raket Ke atas =20 dengan tangan bagian bawah, kepala raket mengarah ke bawah @ Letakkan berat badan pada kaki belakang ing dominan 2 Fase a Siku mendahului gerakan mengulurkan Pelaksanaan —_tangan b. Gerakan tangan yang tidak dominan ke Skor bawah. Maksimal €__Putar tubuh bagian atas 30 @ Gapai tinggi ke atas untuk melakukan pukulan €__Telentangkan tangan bagian bawah £_Kepala raket mengikuti gerakan 3 Fase a, Raket mengikuti daerah kontak mengarah ke Lanjutan bawah sejajar dengan pengembalian bola . Dorong tubuh ke depan dengan kaki yang Skor berada di belakang untuk mendorong tubuh Maksimal anda kembali ke tengah lapangan ©. Gunakan pemindahan berat badan untuk menambahkan tenaga Jumlah 70 ‘Sumber: Tony Grace (1996: 45) Keterangan: 5= Sangat Baik, 4= Baik, Sekali Cukup, 2= Kurang, I= Kurang Teknik Analisis Data yang digunakan adalah: 1, Tabulasi, Kegiatan yang dilakukan adalah memasukan data kedalam bagan tabel dan pemberian nilai tethadap item-item yang perlu diberi nilai. 2. Menjumlahkan data yang diperoleh siswa dengan rumus. Nilai= BOPCUNON. ¥ skor ideal (100%) Mempersentasekan data yang telah dihitung perkategorinya dengan umus, Dp = A x 100% Dp = deskriptif persentase n= jumlah siswa per kategori N = jumlah keseluruhan siswa Sumber: Mohammad Ali (dalam Lestudy, 2012: 31) 4, Menyimpulkan hasil penelitian sehingga diperoleh deskripsi_ tentang teknik dasar servis, pukulan forehand dan backhand pada permainan bulutangkis pada siswa kelas VIIA di SMP Negeri 11 Pontianak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian teknik dasat servis,pukulan forehand dan backhand permainan bulutangkis yang dilakukan di SMPN 11 Pontianak pada tanggal 25 - 26 Maret 2014, maka diperoleh data yang relevan dan akurat dan hasi tes yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan suatu tes kepada siswa, kemudian dibantu dengan dua guru penjas yang bertugas sebagai penilai dalam penelitian tersebut. Penelitian ini juga dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang telah baku di kutip dari buku Tony Grace Dalam pelaksanaan penelitannya, pengawas melakukan penilaian langsung tethadap siswa yang sedang melakukan proses Setelah tes dilakukan, kemudian mengumpulkan nilai-nilai siswa dan mengolah data, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut A. Urutan Data Terkecil Ke Data terbesar: (21,25,26,27,28.28,28,30,34,40,41,41,44,45,46,49,49,49,50,50,51,51,55,5 6,56,56,57,58,58,5859,59,60,60,60) B. Rentang= Data Tertinggi-Data Terendah: 60-21 = 39 C. Menentukan Banyaknya Kelas K= 143,3 Logn K= 143,3 Log 35 K= 143,3(1,5) K=1+49 K= 5,9 dibulatkan menjadi 5. Sehingga dalam pengelompokan kelas interval akan terbagi menjadi 5 kelas mulai dari kurang sekali (KS)= 1, Kurang (K)= 2,Cukup (C)= 3, Baik (B)= 4, dan Sangat Baik (SB)= 5 D. Menentukan Panjang Kelas Interval Po = Renta Banyak Kelas, =7,8 dibulatkan menjadi 8 E, Menentukan ujung bawah kelas interval pertama, diambil dari data terkecil =21 Selanjutnya kelas interval pertama dihitung dengan menjumlahkan ujung bawah kelas dengan p tadi dikurang 1 = 28 36 = 44 = 52 60 F. Nilai fdihitung dengan meggunakan tabel penolong sebagai berikut Tabel 5 Tabel Penolong Tabulasi Frekuen: TTT 7 TI 2 THI 3 TH+ 8 TTT 3 Jumlah 35 =35 G. Persentase siswa berdasarkan nilai yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut 2 ORANG 35 SAMPEL = 8.6% 16 ORANG Dp Kategori Sangat Baik < 100% = SORE 100% 35 SAMPEL =45,% Dp Kategori Baik Dp Kategori Cukup SANE X 100% 7.1% Dp Kategori Kurang RARE X 100% = 20% Dp Kategori Kurang Sekali RAR X 100% =5,% Pembahasan Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa tingkat teknik dasar servis, pukuln forehand dan backhand permainan bulutangkis pada siswa kelas VILA SMPN 11 Pontianak yaitu. 1, Servis Pendek Untuk servis pendek dapat diketahui kategori baik lebih banyak, hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah mampu melakukan servis pendek sesuai dengan tujuan proses pembelajaran yaitu 16 orang atau sebesar 45,7 % swa yang termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 3 orang atau sebesar 8,6 %, Hal ini menunjukkan bahwa ada juga siswa yang mampu melakukan servis pendek dengan sangat baik Persentase siswa yang termasuk dalam kategori cukup yaitu 6 orang atau 17,1 %, Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih perlu diberikan pembelajaran agar lebih meningkat. Persentase siswa yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 7 orang atau 20 % sedangkan kategori kurang sekali yaitu 2 orang atau 25,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut sangat kurang dalam keterampiln bulutangkis khususnya servis pendek, sehingga masih perlu perhatian yang lebih serius. 2. Servis panjang Untuk servis panjang dapat diketahui kategori baik lebih banyak, hal menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah mampu melakukan servis panjang sesuai dengan tujuan proses pembelajaran yaitu 11 orang atau sebesar 31,4 %. 10 swa yang termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 10 orang atau sebesar 28,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada juga siswa yang mampu melakukan servis panjang dengan sangat b: Persentase siswa yang termasuk dalam kategori cukup yaitu 4 orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih perlu diberikan pembelajaran agar lebih meningkat. Persentase siswa yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 5 orang atau 14,3 % sedangkan Kategori kurang sekali yaitu 4 orang atau 11,4 %, Hal menunjukkan bahwa siswa tersebut sangat kurang dalam keteramy bulutangkis khususnya servis panjang, sehingga masih perlu perhatian yang lebih serius. 3. Pukulan Forehand Untuk forehand dapat diketahui kategori sangat baik lebih banyak, hal menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah mampu melakukan pukulan forehand sesuai dengan tujuan proses pembelajaran yaitu 14 orang atau sebesar 40 %, Siswa yang termasuk dalam kategori baik yaitu 9 orang atau sebesar 22,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada juga siswa yang mampu melakukan pukulan forehand dengan sangat baik Persentase siswa yang termasuk dalam kategori cukup yaitu 3 orang atau 8,57 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih perlu diberikan pembelajaran agar lebih meningkat. Persentase siswa yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 9 orang atau 22,8 % sedangkan Kategori kurang sekali yaitu 1 orang atau 0,28 %, Hal ni menunjukkan bahwa siswa tersebut sangat kurang dalam keterampiln bulutangkis khususnya forehand, sehingga masih perlu perhatian yang lel serius 4, Pukulan Backhand Untuk backhand dapat diketahui kategori baik lebih banyak, hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah mampu melakukan pukulan hackhand sesuai dengan tujuan proses pembelajaran yaitu 13 orang atau sebesar 37,1 %. Siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 4 orang atau sebesar 11,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada juga siswa yang mampu melakukan pukulan backhand dengan sangat baik Persentase siswa yang termasuk dalam kategori cukup yaitu 9 orang atau 25,7 %, Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih perlu diberikan pembelajaran agar lebih meningkat Persentase siswa yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 9Sorang atau 14,3 % sedangkan Kategori kurang sekali yaitu 4 orang atau 11,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut sangat kurang dalam keterampiln bulutangkis khususnya backhand, sehingga masih perlu perhatian yang lebih serius, Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa teknik dasar servis, pukulan forehand dan backhand permainan bulutangkis siswa kelas VIIA SMPN 11 Pontianak sudah baik, namun masih terdapat kekurangan mengenai teknik dasarnya sehingga belum maksimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan instrumen penelitian. a KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil_pembahasan, maka dapat disimpulkan_ bahwa Perbandingan antara siswa dengan kategori baik lebih tinggi dibanding kategori sangat baik, cukup, kurang dan kurang sekali, Untuk servis pendek Kategori sangat baik 8,6 % berjumlah 3 orang, Kategori baik 45,7 % berjumlah 16 orang, kategori cukup 17,1 % berjumlah 6 orang, kategori kurang 20 % berjumlah 7 orang dan kategori kurang sekali 5,7 % berjumlah 2 orang, servis panjang kategori sangat baik 28,6 % berjumlah 10 orang, kategori baik 31,4 % berjumlah 11 orang, kategori cukup 11,4 % berjumlah 4 orang, kategori kurang 14,3 % berjumlah 5 orang dan Kategori kurang sekali 11,4 % berjumlah 4 orang, pukulan forehand kategori sangat baik 40,0 % berjumlah 14 orang, kategori baik 22,8 % berjumlah 9 orang, kategori cukup 8,57 % berjumlah 3 orang, Kategori kurang 23 % berjumlah 9 orang dan kategori kurang sekali 0,28 % berjumlah 1 orang, pukulan backhand kategori sangat baik 11,4 % berjumlah 4 orang, kategori baik 37,1 % berjumlah 13 orang, kategori cukup 25,7 % berjumlah 9 orang, kategori kurang 14,3 % berjumlah 5 orang dan kategori kurang sekali 11,4 % berjumlah 4 orang, Saran Berdasarkan dari kesimpulan, maka dapat diajukan saran yaitu ; Servis pendek lebih ditingkatkan lagi proses pembelajarannya agar dapat mencapa kategori sangat baik, keterampilan servis panjang sudah mencapai kategori baik namun juga harus ditingkatan lagi dengan memberikan proses pembelajaran yang lebih_menarik, keterampilan pukulan forehand sudah mencapai kategori sangat baik yang berarti siswa sudah memahami pukulan ini maka hanya perlu dipertahankan, keterampilan pukuan backhand masih perlu diperhatikan lagi Karena masih banyak siswa yang beum memahami dan bisa melakukan keterampilan ini DAFTAR RUJUKAN i. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT. Rineka Grace, Tony.1996, Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Magono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Cipta. eka Purnama, Sapta Kunta, 2010, Kepelatihan Bulutanghis Modern, Surakarta: Yuma Pustaka. Samsudin. 2011. Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta: Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas Negeri. Subarjah, Herman, 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bulutangkis, Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. 12

Anda mungkin juga menyukai