Anda di halaman 1dari 9

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RUMPLE LEED TEST

1. Pengertian
Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik
kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit.
2. Tujuan
2.1 Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai tanda
demam berdarah.
2.2 Untuk mengetahui ketahanan/kerapuhan dinding pembuluh darah serta jumlah
dan fungsi trombosit.
3. Indikasi
Pada pasien dengan indikasi demam berdarah.
4. Persiapan Alat
4.1 Tensimeter
4.2 Stetoskop
4.3 Timer/stopwatch
4.4 Spidol hitam
4.5 Handscoon
4.6 Bengkok/tempat sampah
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1 Tahap Prainteraksi
5.1.1 Melakukan verifikasi data sebelumnya
5.1.2 Mencuci tangan
5.1.3 Menempatkan alat didekat pasien
5.1.4 Menjaga privasi pasien/menutup sampiran
5.2 Tahap Orientasi
5.2.1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5.2.2 Memperkenalkan diri
5.2.3 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga pasien
5.2.4 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
5.3 Tahap Kerja
5.3.1 Memakai handscoon
5.3.2 Atur posisi pasien
5.3.3 Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :
a. Radius 3cm
b. Titik pusat terletak 2cm dibawah garis lipatan siku
5.3.4 Pasang manset tensimeter apad lengan atas pasien dengan benar
5.3.5 Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan diastolik kemudian jumlahkan
batas kedua tekanan tersebut dan dibagi dua dengan rumus :
MAP  Tekanan sistolik + Tekanan diastolik : 2
5.3.6 Lakukan pengukuran MAP dengan mempertahankan tekanan hasil
pengukuran MAP sampai kurang lebih 5 menit
5.3.7 Setelah itu turunkan tekanan secara perlahan lahan
5.3.8 Baca hasil
5.3.9 Catat hasil pengukuran
5.3.10 Rapihkan kembali klien
5.3.11 Lepaskan handscoon dan buang ke dalam bengkok
5.4 Tahap Terminasi
5.4.1 Jelaskan prosedur telah selesai
5.4.2 Evaluasi respon pasien
5.4.3 Bereskan alat
5.4.4 Mencuci tangan
5.4.5 Dokumentasi seluruh hasil pengumpulan data pada format yang telah
disipkan

PERTANYAAN 1?

 Bagaimana hasil yang dinyatakan positif dan negatif?


( + ) adanya petekie lebih dari 20 dalam lingkaran
( - ) tidak ditemukan petekie atau kurang dari 10 dalam lingkaran
 Tes rumple leed dilakukan pada pasien apa?
Dilakukan pada pasien dengan indikasi demam berdarah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. PENGERTIAN
Pengukuran darah dengan auskultasi adalah kegiatan mengukur tekanan darah melalui
permukaan dinding arteri dengan menggunakan alat ukur spigmomanometer dan
stetoskop
2. TUJUAN
2.1 Mengetahui tekanan darah pasien
2.2 Membantu menentukan keseimbangan faktor haemodinamik
3. PERSIAPAN ALAT
3.1 Spigmomanometer aneorid
3.2 Stetoskop
3.3 Handscoon
3.4 Bengkok/tempat sampah
3.5 Jam tangan/stopwatch
3.6 Alat tulis/catatan TTV
4. PROSEDUR PELAKSANAAN
4.1 Tahap Prainteraksi
4.1.1 Melakukan verifikasi data sebelumnya
4.1.2 Mencuci tangan
4.1.3 Menempatkan alat di dekat pasien
4.1.4 Menjaga privasi pasien/ menutup sampiran
4.2 Tahap Orientasi
4.2.1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
4.2.2 Memperkenalkan diri
4.2.3 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga pasien
4.2.4 Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
4.3 Tahap Kerja
4.3.1 Memakai handscoon
4.3.2 Mengatur posisi pasien, jika posisi semi fowler/duduk tangan sedikit fleksi
dan lengan bagian atas sejajar dengan jantung, jika posisi tidur/supinasi
lengan sejajar dengan jantung
4.3.3 Buka dan gulung lengan baju pasien (perhatikan gulungan lengan baju
jangan sampai menekan bagian lengan atas)
4.3.4 Pasang manset pada lengan atas sekitar 3cm di atas fossa cubita, tempatkan
tanda panah pada manset sejajar dengan arteri brakhialis dan kencangkan
mengitari lengan atas,
4.3.5 Palpasi arteri brakhialis, putar klep ke atas dan kunci kembangkan manset
dengan cepat sampai nadi menghilang, lanjutkan pengembangan manset
sampai dengan tekanan 20-30mmhg diatas titik ketika nadi hilang
4.3.6 Letakkan stetoskop pada telinga dan letakkan diafragma stetoskop di atas
arteri brakhialis
4.3.7 Buka katup pada balon dengan cara membuka kunci pada katup secara
perlahan lahan
4.3.8 Perhatikan titik manometer, dengarkan saat terdengar bunyi pertama yang
jelas terdengar (korotkoff 1). Tandai pada angka berapa indikasi tekanan
sistolik. Dengarkan lebih lanjut, perhatikan titik manometer ketika bunyi
redup atau redam (korotkoff 4) dan menghilang (korotkoff 5) tandai pada
angka berapa indikasi tekanan diastolik. Dengarkan 10 sampai 20mmHg
dari suara terakhir terdengar
4.3.9 Kempiskan manset secara sempurna dan lepaskan dari klien
4.3.10 Rapihkan klien
4.3.11 Lepaskan handscoon dan buang ke bengkok
4.4 Tahap Terminasi
4.4.1 Jelaskan prosedur telah selesai
4.4.2 Evaluasi respon klien terhadap pengukuran tekanan darah dan susun
rencana tidak lanjut
4.4.3 Rapihkan alat alat
4.4.4 Cuci tangan
4.4.5 Dokumentasikan tindakan
PERTANYAAN 2?

1. Apakah sudah benar cara pengukuran darah pada video? Berikan


alasannya!
Untuk tindakannya sudah benar hanya saja kekurangannya disitu tidak
menggunakan handscoon tidak ada inform consent dan tidak ada penjelasan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN IV KATETER (INFUS)

1. PENGERTIAN
Perawatan pada tempat pemasangan infus
2. TUJUAN
Mencegah terjadinya infeksi
3. INDIKASI
Dilakukan pada pasien yang terpasang infus
4. PERSIAPAN ALAT
4.1 Handscoon
4.2 Pinset steril 2 buah
4.3 Perlak dan pengalas
4.4 Jam tangan/penunjuk waktu
4.5 Kassa steril,gunting plester
4.6 Lidi kapas
4.7 Alkohol 70%
4.8 Lodine povidon solution 10 %
4.9 NaCl 0,9%
4.10 Bengkok 2 buah
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
5.1 Tahap Prainteraksi
5.1.1 Melakukan verifikasi data
5.1.2 Mencuci tangan
5.1.3 Menempatkan alat didekat pasien
5.1.4 Menjaga privasi pasien
5.2 Tahap Orientasi
5.2.1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
5.2.2 Memperkenalkan diri
5.2.3 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
5.2.4 Menayakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
5.3 Tahap Kerja
5.3.1 Mengatut posisi klien (tempat tusukan terlihat jelas)
5.3.2 Memakai handscoon
5.3.3 Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan
menggunakan pinset
5.3.4 Membersihkan bekas plester
5.3.5 Membersihkan daerah tusukan dengan iodine povidon
5.3.6 Menutup dengan kasa steril
5.3.7 Memasang plester tertutup
5.3.8 Mengatur tetesan infus
5.3.9 Lepas handscoon dan buang ke bengkok
5.4 Tahap Terminasi
5.4.1 Jelaskan prosedur telah selesai
5.4.2 Melakukan evaluasi tindakan
5.4.3 Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
5.4.4 Berpamitan dengan pasien
5.4.5 Membereskan alat alat
5.4.6 Mencuci tangan
5.4.7 Dokumentasi tindakan

PERTANYAAN 3?

1. Apakah ada yang kurang dari video yang ditampilkan?


Ada, yaitu tidak memperkenalkan diri, dan tidak menjelaskan tujuan dan
prosedur
2. Kapan perawatan IV kateter dilakukan?
Dilakukan pada pasien yang sudah terpasang infus

PERTANYAAN 4?

1. Seorang laki laki sedang di rawat di RS. Pasien terpasang infus RL 30tpm.
Berapa volume yang masuk dalam waktu 5jam, bila faktor drif 20tpm?
Diketahui :
Tpm = 30
Waktu = 5 jam  5x60 = 300
Faktor drip = 20 tpm
Jawab :
Volume Cairan = tpm x waktu
Faktor drip
= 30 x 300
20
= 9000
20
= 450 ml.

2. Seorang laki laki sedang di rawat di RS. Pasien terpasang infus RL, apabila
dokter mengintruksikan pemasukan cairan 2000 ml/hari, bila faktor drip
20tpm, berapa tpm yang diberikan?
Diketahui :
Volume cairan = 2000ml/hari
Waktu = 24 jam  24 x 60 = 1440
Faktor drip = 20 tpm
Jawab:
TPM = Volume cairan x Faktor drip
Waktu
= 2000 x 20
24 x 60
= 2000 x 20
1440
= 27,7 tpm dibulatkan menjadi 28 Tpm

PERTANYAAN 5?

Apabila pasien minum sehari 1500cc diberikan dengan infus dengan volume 1000
ml, urine kemih 1400 ml dengan BB 50 Kg dan suhu 36,5©. Berapa balance
cairannya?

Diketahui :
1. Intake :
- minum sehari = 1500 ml
- cairan infus = 1000 ml +

= 2500 ml

2. Output
- Urine = 1400 ml
- IWL = (15 x BB) / 24 jam
= (15 x 50) / 24 jam
= 750/24 jam
= 31,25/jam
Berarti kalau 24 jam 31,25 x 24 = 750 ml

Output = urine + iwl

= 1400 ml + 750 ml = 2150 ml

Jawab :

Balance cairan = intake-output

= 2500 ml – 2150 ml

= +350 ml

Anda mungkin juga menyukai