1. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,
tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. ( Barbara F. weller
2005 ).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
1
2. Etiologi
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e) Induksi partus
2
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala.
3
pathway
4
4. Tanda dan Gejela
5
a. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi
b. Kontraksi uterus
berhenti.
c. After pain
After pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada
atas dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari
6
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi
f. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
berkembang biak. Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir
1) Lochia rubra
merah.
2) Lochia sanguinolenta
yang mati.
3) Lochia serosa
7
4) Lochia alba
jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama
hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat
diregang lambat laun mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali
seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena
8
kadang oedema trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga
jahitan lepas
ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
m. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
antibodi. Bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra
indikasi
n. Temperatur
9
melalui vagina ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan
terkontaminasinya vagina.
o. Nadi
p. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat
q. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam
10
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Riwayat ibu
1. Biodata ibu.
2. Penolong.
3. Jenis persalinan.
4. Masalah-masalah persalinan.
5. Nyeri.
vaginam/perdarahan/lokhia, putting/payudara.
c. Riwayat bayi
11
1. Menyusu.
3. Vaksinasi.
d. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Suhu tubuh.
b. Denyut nadi.
c. Tekanan darah.
d. Tanda-tanda anemia.
e. Tanda-tanda edema/tromboflebitis.
f. Refleks.
g. Varises.
2. Pemeriksaan payudara
b. Nyeri tekan.
c. Abses.
d. Pembengkakan/ASI terhenti.
e. Pengeluaran ASI.
b. Kontraksi uterus.
12
c. Ukuran kandung kemih.
4. Pemeriksaan vulva/perineum
a. Pengeluaran lokhia.
c. Pembengkakan.
d. Luka.
e. Henoroid.
f. Aktivitas/istirahat
5. Sirkulasi
6. Integritas ego
Peka rangsang, takut / menangis (“post partum blues” sering terlihat kira-kira
7. Eliminasi
8. Makanan/cairan
9. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga sampai
13
10. Seksualitas
Lokhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut menjadi
lokhia serosa dengan aliran tergantung pada posisi (misal : rekumben versus
biasanya pada hari ketiga; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui
dimulai.
2. Diagnosa keperawatan
14
3. Intervensi Keperawatan
15
secara teratur. dan
memperlancar
pengeluaran ASI.
mengganti PAD
secara teratur
lochea keluar
banyak.
16
yang Kriteria evaluasi: Berat badan dari hasil yang
setiap hari.
berlebihan; tak ada diharapkan.
Status umum
perdarahan; manifestasi
setiap 8 jam
diuresis; dehidrasi,
b. Pantau: cairan
keringat resolusi oedema, b. Mengidentifikasi
masuk dan cairan
berlebihan. haluaran urine di keseimbangan
keluar setiap 8
atas 30 ml/jam, cairan pasien
jam.
kulit secara adekuat
gelap
d. Mencegah pasien
d. Konsultasi dokter
jatuh ke dalam
bila manifestasi
kondisi kelebihan
kelebihan cairan
cairan yang
terjadi.
beresiko
17
terjadinya oedem
paru.
3. Perubahan Pola eleminasi a. Kaji haluaran a. Mengidentifikasi
berkemih. ketegangan
akibat adanya
berkemih secara
teratur akan
18
melatih
jam.
e. Minum banyak
mempercepat
filtrasi pada
melakukan mempercepat
berkemih. f. Kateterisasi
memabnatu
pengeluaran urine
untuk mencegah
stasis urine.
4. Perubahan Pola eleminasi a. Kaji pola BAB, a. Mengidentifikasi
19
kurangnya khas feses, bau dini. merangsang
penyerapan
cairan dalam
rektum yang
dapat
keras.
d. Bising usus
e. Pantau berat badan mengidentifikasi
dalam kondisi
20
sayuran hijau. penurunan BB
secara dini.
f. Meningkatkan
pengosongan
feses dalam
rektum.
5. Gangguan ADL dan a. Kaji toleransi a. Parameter
21
dengan bantuan. dasar nyeri/respon menurunkan
hemodinamik, resiko
Frekuensi
berikan aktifitas komplikasi.
jantung/irama
senggang yang
dan TD dalam
tidak berat.
batas normal.
c. Kaji kesiapan c. Stabilitas
Kulit hangat,
untuk fisiologis pada
merah muda dan
meningkatkan istirahat penting
kering.
aktifitas contoh: untuk
penurunan menunjukkan
nadi, peningaktan
perhatian pada
aktifitas dan
d. Dorong oksigen
meningkatkan
jumlah oksigen
22
yang ada.
Kemajuan
aktifitas bertahap
mencegah
peningkatan tiba-
pemenuhan penghematan
pasien menurunkan
penggunaan
energi dan
membantu
23
bangun dari regangan dan
berlebihan.
jahitan. perineum
berdekatan
dengan daerah
basah
mengakibatkan
kecenderunagn
24
kotor dan mudah
terkena infeksi
d. Anjurkan pasien
d. Mencegah infeksi
membasuh vulva
secara dini.
setiap habis
berkemih dengan
dan mengganti
kali pengeluaran
lochea banyak.
e. Pertahnakan
e. Mencegah
teknik septik
kontaminasi
aseptik dalam
silang terhadap
merawat pasien
infeksi.
(merawat luka
perineum,
merawat payudara,
merawat bayi).
7. Resiko Gangguan proses a. Beri kesempatan a. Meningkatkan
25
kurangnya Kriteria hasil: ibu secara mandiri. b. Keterlibatan
menyusui, meningkatkan
secara kontinyu
sehingga
kebutuhan bayi
meningkatkan tercukupi.
e. Lakukan rawat
gabung sesegera
26
mungkin bila tidak e. Meningkatkan
5.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-
15 Juni 2017
http://serangkai-bacaan.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Jakarta
28