Anda di halaman 1dari 2

NAMA: NEVITA AMELIA RAHAYU

NIM: 1400473

PRODI: PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN


KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN

Daerah perkotaan merupakan ruang permukaan daratan dimana terdapat konsentrasi penduduk dengan
segala kegiatannya, yang membutuhkan tersedianya prasarana dan sarana perkotaan dalam jumlah dan
kualitas yang memadai. Penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diarahkan kepada
penyelenggaraan fungsi kota, yang utama adalah pengadaan tempat tinggal, tempat kerja, sistem
transportasi, dan rekreasi. Suplai prasarana dan sarana perkotaan ternyata tidak mampu mengimbangi
yang dibutuhkan, karena lahan perkotaan untuk pembangunan yang tersedia juga sangat terbatas,
sedangkan perkembangan perkotaan berlangsung semakin pesat.

Tidak seimbangnya prasarana dan sarana perkotaan dibandingkan dengan kebutuhan menimbulkan
ketidak efektifan dan ketidak efisiensian dalam penggunaan atau pemakaian dari fasilitas yang
tersedia. Dalam pembangunannya, peranan pemerintah kota sanat besar dan menetukan, di samping
itu diperlukan pula peran serta swasta dan masyarakat yang bersifat parsitipatif dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan kota yang berkelanjutan.

PEMBANGUNAN PRASARANA ( INFRASTRUKTUR) PERKOTAAN

Menurut konsep ekonomi prasarana diartikan sebagai pelayanan public ( public utilities). Prasarana
mempunyai peranan ganda yaitu memadukan antara menunjang pertumbuhan ekonomi dan
menunjang pemerataan hasil-hasil pembangunan dan sekaligus mempunyai dampak positif yaitu
meningkatkan kualitas hidup.

MANAJEMEN PRASARANA ( INFRASTRUKTUR) PERKOTAAN

Pemerintah mengalami permasalahan dalam hal keterbatasan dana dan keterbatasan kemampuan
manajemen. Untuk itu perlu dilakukan pembaharuan dalam pola pembangunan dan pelayanan jasa
prasarana dituntut menjadi lebih efektif dan efisien.

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PRASARANA

 Terbatasnya prasarana dan sarana perkotaan


 Terbatasnya anggaran pembangunan dari sumber pendapatan nasional daerah (APBD dan
APBN)
 Pembangunan investasi non-fisik perkotaan tidak diberikan alokasi yang cukup
 Peningkatan kemampuan pembiayaan pembangunan dari pihak swasta dan partisipasi
masyarakat.
 Masih terbatasnya kemampuan SDM staf aparat pemerinah daerah/kota terutama dalam
perencanaan pembangunan perkotaan.
 Masih lemahnya koordinasi antar instansi dalam lingkup pemerintahan.
TANTANGAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN

 Penataan kawasan perkotaan selama ini masih dirasakan belum bersifat interaktif dan
responsif terhadap pembangunan prasarana dan sarana perkotaan secara spasial, sehingga
kepadatan lalu lintas dan kegiatan pelayanan umum terkonsentrasi pada pusat perkotaan,
belum tersebar keselururh bagian kota.
 Perencanaan dan penyelenggaraan pengembangan perkotaan tidak diarahkan untuk
mewujudkan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan
 Seelama ini pengembangan daerah perkotaan masih kurang memperhatikan peningkatan
keterkaitan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan, khususnya pembangunan jalan yang
merupakan fasilitas penunjang.

KONSEP DASAR PEMBANGUNAN PRASARANA PERKOTAAN TERPADU: LATAR


BELAKANG PEMIKIRAN

Perencanaan dan pembangunan prasarana kota yang dilakukan secara sektoral dan terpusat seringkali
juga disebabkan karena kondisi dan besarnya sumber dana yang dialokasikan oleh masing masing
sektor berbeda-beda dan tidak berintegerasi satu sama lain.

Upaya mentepadukan berbagai program dan proyek pembangunan prasarana perkotaan itu sangat
penting dengan pertimbangan sebagai berikut:

 Laju pertumbuhan penduduk di perkotaan sangat tinggi(3-4%) dari laju pertumbuhan


pedesaan (1,20%) per tahun
 Sekitar 65% dari pertambahan penduduk nasional akan terjadi di wilayah perkotaan.
 Sebagai akibat dari tingginya laju pertumbuhann penduduk perkotaan, impilkasinya terhadap
tuntutan penyediaan prasarana.

Anda mungkin juga menyukai