Anda di halaman 1dari 3

Teori belajar humanistik bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan,

asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi


diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal. Hal ini menjadikan teori belajar humanistik bersifat sangat elektif.
Banyak tokoh penganut aliran humansitik, diantaranya adalah
Kolb yang terkenal dengan “belajar empat tahap”,
Honey dan Mumford dengan “pembagian tentang macam-macam siswa”,
Habermas dengan “tiga macam tipe belajar”
Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.”
Humanistik

Teori Kebutuhan Maslow


1.Kebutuhanfisiologis (Physiological Needs)
2.KebutuhanAkanRasa AmandanTentram(Safety Needs)
3.KebutuhanUntukDicintaidanDisayangi(Belongingness Needs)
4.KebutuhanHargaDiri( Esteem Needs)
5.KebutuhanAktualisasiDiri( Self Actualization Needs)

Pada model belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering disebut
dengan model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh pendangan serta pemahamannya mengenai situasi yang berhubungan dengan
tujuan belajar mereka. Belajar adalah perubahan pandangan dan pemahaman yang tidak
selalu bisa terlihat sebagai perilaku yang nampak.
Teori belajar kognitif juga menekankan pada bagian-bagian atas situasi yang saling berkaitan
dengan konteks situasi itu sendiri. Membagi-bagi atau memisahkan situasi atau materi
pelajaran kedalam komponen-komponen yang lebih kecil serta mempelajarinya dengan cara
terpisah bisa menyebabkan kehilangan arti. Pandangan akan teori ini bahwa belajar adalah
suatu proses didalam yang melingkupi memory, retensi, pengolahan informasi, emosi dan
aspek kejiwaan yang lain.

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu


tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini
merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan
seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Perbedaan Teori Konstruktivisme dan Kognitif


Pada dasarnya perbedaan yang menonjol dari teori konstruktivisme dan kognitif adalah, taori
konstruktivisme lebih menekankan pada aspek kemampuan siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri dengan melalu pengalaman- pengalaman nyata di lapangan.
Sedangkan teori kognitif lebih menekankan  bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang


belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata.

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum
mekanistik.
Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal
yang
menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan
perilaku SR (stimulus-Respon).
Teori Behavioristik:
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif,
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu

Hakikat Belajar

Belajar adalah proses untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari belum bisa
menjadi bisa, dari belum terampil menjadi terampil dan mahir. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.

Hakikat Mengajar

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu proses,
upaya, kegiatan, perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa
yang bertujuan untuk mencapai rumusan yang telah ditentukan yang membutuhkan tanggung
jawab moral yang cukup berat, namun mengajar merupakan suatu pekerjaan yang unik dan
sederhana.

Hakikat Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha sadar
seorang pendidik untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik, dimana perubahan itu ditandai dengan adanya kemampuan baru
dalam diri peserta didik dan memerlukan waktu yang lama karena adanya suatu usaha
tertentu. Pembelajaran membutuhkan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk
mencapai tujuan tertentu dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai