Anda di halaman 1dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sampel buah tanaman kelapa sawit yang terinfeksi cendawan diperkebunan

kelapa sawit milik warga di Desa Bagendang Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Utara,

Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit) Kalimantan Tengah.

Tabel 1. Gejala Infeksi cendawan Pada Buah Kelapa Sawit

No Gambar Keterangan
1 1. Permukaan buah busuk
menghitam.
2. Mudah lepas dari tandan buah.
3. Busuk buah dimulai dari
permukaan atas buah.
4. Kulit buah berubah warna
menjadi kecoklatan bahkan
hitam.

2 1. Bagian bawah buah mulai


busuk.
2. Terdapat bercak atau luka pada
permukaan buah dan permukaan
buah jadi berubah warna.
3. Terdapat seperti embun tepung
diatas permukaan luka pada
buah.

1. Semua bagian permukaan buah


menghitam.
2. Pada permukaan buah terdapat
warna putih seperti misellium
cendawan, yang melekat pada
permukaan buah.
Tabel 2. Karakter dari Isolasi Jamur dari Buah Kelapa Sawit yang Terinfeksi di
Perkebunan Kelapa Sawit.
No Koloni Makroskopis Jamur Mikroskopis Jamur Keterangan
1
Pembahasan

Tanaman kelapa sawit yang merupakan sampel dari penelitian ini diambil dari

Desa Bagendang Hilir, Kecamatana Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin

Timur (Sampit), Kalimantan Tengah. Tanaman kelapa sawit milik masyarakat yang

memiliki potensi terserang oleh cendawan, yang terlihat dapat merusak pemukaan

buah sehingga tidak bias diambil pada saat panen dan dijual. Buah terinfeksi

cendawan yang ditemukan dilapangan memiliki 3 gejala yang berbeda yaitu, pada

buah pertama terlihat bahwa pada buah kelapa sawit busuk dan permukaan buah

berwarna hitam, buah pun sangat mudah lepas dari tandan buah sehingga banyak

buah yang berguguran disekitar area pertanaman kelapa sawit, untuk pembusukan

buah dimulai dari permukaan buah. Buah ke dua memiliki gejala yaitu pada

permukaan buah terdapat bercak atau luka, busuk buah dimulai dari permukaan buah

bagian bawah sehingga menyebabkan buah juga mudah lepas dari tandan buah, selain

itu pada permukaan luka buah kelapa sawit erdapat seperti mebun tepung berwarna

putih pada permukaan buah yang luka. Buah ketiga memiliki gejala berupa dimana

semua bagian buah kelapa sawit terlihat seperti busuk dan berwarna menghitam, pada

permukaan buah yang busuk juga terdapat warna putih seperti miselium cendawan

yang melekat dan sama seperti gejala pada buah ke satu dan kedua buah pada gejala

ketiga juga banyak yang lepas dari tandan buah.

Setelah dlakukan isolasi di Laboratorium dengan melakukan 3 tahapan isolasi

dengan hari yang berbeda yaitu pada hari ke 1 setelah buah diambil, hari ke 7 dan hari
ke 14 maka ditemukan cendawan yang sama pada pada 3 gejala buah tersebut yaitu

cendawan Fusarium sp Penicillium sp dan Aspergillus sp

Fusarium sp ditemukan pada saat isolasi di buah gejala pertama dan kedua,

yang mana buah dalam kedaan buah yang memiliki gejala awal berupa perubahan

warna pada permukaan buah Kelapa sawit yang menjadi kecoklatan bahkan

menghitam dengan kondisi buah yang akan menjadi mengering. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari Pernezny et al., (2008) yang menyatakan bahwa jamur Fusarium sp

apabila menyerang organ tanaman seperti buah dan bunga yang mana infeksi awa

terjadi melalui percikan air, tanah kebuah pada saat musim hujan. Pengamatan

petumbuhan secara makroskopis didalam cawan ditandai dengan adanya miselium

cendawan yang berbentuk seperti kapas pertumbuhan koloni yang berwarna putih

dan juga ungu. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatan oleh Alexopoulus et al.,

(1979) bahwa pada biakan umumnya cendawan Fusarium sp. Dapat berwarna merah

muda, ungu atau kuning serta memeiliki morfologi yang berbeda beda sesuai dengan

faktor lingkungan dan media pertumbuhannya.

Pengamatan secara mikroskopis cendawan Fusarium sp. Memiliki

karakteristik berupa terdapat hifa yang bersekat dan memiliki cabang, makrokonidia

yang berebentuk seperti bulan sabit, panjang dan bersekat (sekat terdiri dari 3-5

sekat) bagian sel ujung makrokonidia berbentuk agak bengkok dan meruncing.

Mikrokonidia cendawan Fusarium sp. berbentuk seperti telur kecil (ovoid). Hal ini

sejalan dengan buku identifikasi yang digunakan dari Burnett dan Hunter yang

menyatakan bahwa makrokonidia Fusarium sp. berbentuk melengkuk atau

membungkuk serta dibagian ujung runcing (bulan sabit) pada mikrokonidia sendiri
terdapat 2-5 sel (sekat) dan pada beberapa mikrokonidia berukuran sedang terdapat 2

-3 sel yang berbentuk lonjong atau seperti telur (ovoid).

Penicillium sp. ditemukan pada buah kelapa sawit terdapat pada buah dengan

gejala 1, 2 dan 3. Penicillium sp secara mikroksopis memiliki koloni berwarna yang

bulat dengan warna yang sedikit berwarna hijau dan bagian tepi berwarna putih

diawal pertumbuhan, pertumbuhan cendawan tergolong sangat cepat, memiliki

banyak miselium udara, akan tetapi pada hari ke 7 permukaan koloninya akan

berubah warna menjadi kehitaman setelah lama kelamaan, memiliki tekstur yang

padat seperti kapas dan bagian tepinya merucing. Sedangkan pengamatan secara

mikroskopis cendawan Penicillium sp. memiliki konidia berbentuk rantai yang

panjang, memiliki konidiofor yang bercabang dan memiliki konidia yang berbentuk

bulat pada bagian tangkai. Hal ini sesuai dengan penyataan dari Samson dan Pitt

(1990) yang menyatakan bahwa Penicillium sp. memiliki hifa hialin bersekat,

konidiofor sederhana, atau bercabang yang di bagian atas terdapat metula berupa

cabang sekunder. Setiap terdapat fialid yang di ujungnya terdapat konidia yang

membentuk seperti rantai. ). Menurut Samson et al (2010), jamur Penicillium sp.

merupakan mikroorganisme yang penyebaran sporanya dilakukan menggunakan

bantuan angin dan udara. Keberadaan jamur Penicillium sp. pada buah kelapa sawit

dapat berasal dari spora yang dibawa oleh angin juga berasal dari percikan air dari

tanah. Sesuai dengan pernyataan Agrios (1999), angin merupakan agensia

penyebaran spora yang paling penting pada sebagian penyebaran jamur karena

angin dapat membawa spora dalam jarak yang jauh. Pada sampel buah ke 3 yaitu
buah yang terdapat miselium berwarna putih pada permukaan buah pada saat

melakukan isolasi sebanyak 3 kali ditemukan semua cendawan yaitu Penicillim sp.

Aspergillus sp ditemukan pada buah dengan gejala ke 3 yaitu pada buah yang

permukaannya rusak dan busuk serta ditemukannya miselium berwarna putih. Hal

ini sejalan dengan Gandjar et al., (2006) bahwa Aspergillus sp umumnya menyerang

tanaman serelia, kacang- kacangan dan palma. Serangan jamur ini dapat terjadi

pada saat tanaman masih berada di perkebunan maupun selama penanganan

pascapanen. Namun ada juga yang menyerang pada tanaman yang mati atau

buah yang mengalami pembusukan. Aspergillus sp. merupakan kapang patogen

yang biasanya mengkontaminasi jagung dan kacang tanah (Samson et al., 2010).

Penyebaran kapang ini yaitu dengan spora aseksual yang berupa konidia yang dapat

tersebar melalui udara, percikan air hujan yang kemudian naik ke permukaan

tanaman. Fenty (2012) melaporkan jamur Aspergillus niger telah diisolasi dari busuk

buah kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur. Secara makrokopis cendawan

Aspergillus sp memiliki bentuk koloni berwarna putih kecoklatan,bagian permukaan

koloni cendawan sedikit bergelombang dan bulat. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Redig (2005) yang menyatakan bahwa secara makroskopis Aspergillus sp memiliki

makromorfologi berupa warna koloni yang tumbuh pada media agar yaitu berwarna

coklat kehitaman dan hitaman. Sedangkan secara mikroskopis cendawan Aspergillus

sp memiliki kepala konidia berbentuk bulat, vesikula yang berbentuk semibulat dan

konidia yang berbentuk bulat juga. Hal ini sejalan dengan peneilitian yang dilakuakn

oleh Gandjar (19990 yang menyatakan bahwa cendawan Aspergillus sp. memiliki
konidiofor berwarna hialin, vesikula berbentuk bulat dan semibulat, dengan fialid

terbentuk langsung pada vesikula atau pada metula.

Anda mungkin juga menyukai