Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya
dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya.
Jantung bersandar pada diaphragma diantara bagian inferior kedua paru dan
dibungkus oleh membran khusus yang disebut perikardium. Jantung merupakan
organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ
muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan
kiri. (Sloane E, 2003)
Pernafasan manusia adalah salah satu bagian penting dalam sistem tubuh
manusia. Manusia akan menghirup oksigen dan mengeluarkannya kembali dari
paru ke udara luar. Mekanisme ini sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme
tubuh. Sistem pernafasan manusia dimulai dari hidung sampai ke paru. Paru-paru
adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara. Paru-paru
terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi
dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus
sedangkan paruparu kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat
terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian
menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.
Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum
(Sherwood, 2001) .

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah anatomi jantung?
2. Bagaimanakah mekanisme jantung?
3. Bagaimanakah anatomi paru-paru?
4. Bagaimanakah mekanisme paru-paru?
5. Bagaimanakah frekuensi nafas, detak jantung, dan suhu normal?
6. Apakah hormon-hormon yang aktif saat kita berolahraga?
7. Apakah yang mempengaruhi frekuensi pernafasan?

1
8. Apakah macam-macam tulang dan otot pada bagian tangan dan kaki?
9. Bagaimanakah gangguan pada tulang dan otot?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mendeskripsikan anatomi jantung.
2. Mendeskripsikan mekanisme jantung.
3. Mendeskripsikan anatomi paru-paru.
4. Mendeskripsikan mekanisme paru-paru.
5. Mendeskripsikan frekuensi nafas, detak jantung, dan suhu normal.
6. Mendeskripsikan hormon-hormon yang aktif saat kita berolahraga.
7. Mendeskripsikan yang mempengaruhi frekuensi pernafasan.
8. Mendeskripsikan macam-macam tulang dan otot pada bagian tangan dan
kaki.
9. Mendeskripsikan gangguan pada tulang dan otot.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan.


Organ ini terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum
(tulang dada) disebelah anterior dan veterbra ( tulang belakang) di posterior.
Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing membentuk titik diujungnya,
apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut dibawah sterrnum sedemikian
sehingga dasarnya terutama terletak dikanan dan apeks dikiri sternum.

Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga,
satu rongga atas dan satun rongga bawah di tiap-tiap bagian. Rongga-rongga atas,
atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke
rongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang
mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa

3
darah menjauhi ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung
dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin oksigen sementara
sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya oksigen. Jantung terdiri
dari dua pompa, setiap pompanya terdiri dari atrium dan ventrikel yang
dipisahkan oleh katup, yaitu :
 Pompa kanan yang berfungsi menerima daerah yang kurang kadar
oksigennya dari tubuh dan diteruskan ke pulmo
 Pompa kiri berfungsi menerima darah yang tinggi kadar oksigennya dari
pulmo untuk diteruskan ke seluruh tubuh.

a. Struktur Jantung

Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah


ventral, ditutupi oleh sternum dan cartilage costalis II/III-V/VI. Dua pertiga
jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal.(Sloane E, 2003)

Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6
cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571
liter darah. (Sloane E, 2003)

4
Gambar 1. Letak jantung norma

b. Lapisan Jantung
Pericardium
Merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan
pangkal pembuluh darah besar.Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan
serosa. Perikardium fibrosa adalah lapisan kuat yang menyelimuti jantung.
Lapisan ini bergabung dengan pangkal pembuluh besar di atasnya dan dengan
tendon sentral diafragma di bawahnya. Perikardium serosa melapisis perikardium
fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal pembuluh darah membalik untuk
menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis). Perikardium serosa merupakan
permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua sinus yang penting terletak
di antara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu (Faiz O, Moffat D,2004):
1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di
posterior serta trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan
vv. pulmonalis.

Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan


a. thoracalis interna. Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium
serosa dipersarafi oleh n. Phrenicus. (Faiz O, Moffat D,2004)

c. Dinding Jantung
Dinding Jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
 Epicardium, merupakan lamina visceralis pericardium serosum, lapisan
terluar dinding jantung.
 Myocardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung, terdiri dari
kumpulan sel otot jantung yang tersusun dalam pola sirkular dan spiral.
 Endocardium, merupakan lapisan terdalam dinding jantung, berupa lapisan
endothelium yang melekat pada selapis jaringan ikat.( Snell RS, 2006)

d. Bagian Jantung
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan,
atrium sinstrum, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior

5
terhadap atrium kiri dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri. ( Snell
RS, 2006)

 Atrium dextrum
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh
vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava
inferior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup-
katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah
lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan
tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan
dibalikan kembali ke dalam vena sikulasisistemik.

 Atrium sinistrum
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat
vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup
sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik
secararetrograd ke dalam pembuluh paru-paru.

 Ventrikel dextrum
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium
atrioventriculare kanan dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci
pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya
berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut infundibulum.
Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium
kanan dan menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk
oleh berkas-berkas otot kanan yang merupakan bagian dari sistem konduksi
jantung.

 Ventrikel kiri

6
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium
atrioventriculare kiri dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding
ventrikel kiri tiga kali lebih tebal daripada dinding ventrikel dexter. Pada
penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk sirkular; ventrikel dexter
kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam
rongga ventrikel dexter. ( Snell RS, 2006)

e. Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf


otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf
simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus
symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.

Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan


nodus atrioventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae.
Perangsangan serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung,
meningkatnya daya kontraksi otot jantung, dan dilatasi arteriae coronariae.

Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus


sinuatrialis, nodus atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf
parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan
konstriksi arteriae coronariae.

Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa


impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke
miokardium terganggu, impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut.
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian
dalam refleks kardiovaskular. ( Snell RS, 2006)

f. Fungsi dan Mekanisme Jantung


- Pompa Jantung
Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel,
terdiri dari 5 fase. Kelima fase-fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:

7
 Diastole Awal
Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium ventrikel, dan
ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan
ventrikel turun sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup
semilunaris tertutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat
ini berlangsung terus sampai tekanan ventrikel lebih rendah dari tekanan
atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara penutupan katup
semilunaris dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi
Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan
ventricular terus menurun. Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan
“cepat” ventrikel terisi oleh darah vena yang telah terkumpul dalam atrium.
Kira-kira 70%-80% dari pengisian ventrikel terjadi selama tahap ini.
 Mid-diastole
Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium maupun
ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium melalui
pembuluh vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV
yang terbuka. Katup semulunaris dalam keadaan tertutup.
 Diastole Lanjut
Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara
pada AV Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-30%
pada isi ventrikel.
 Sistole Awal
Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas menuju
myocardium ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole dikenal
sebagai volume distolik akhir (EDV),yang besarnya sekitar 135 mL.Ketika
ventrikel mulai berkontraksi, tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi
tekanan dalam atrium. Akibatnya katup AV menutup, dan penutupan inilah
yang menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus meningkatkan
tekanannya; namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria
pulmonalis melebihi tekanan dalam ventrikel, dengan demikian katup
semilunaris tetap dipertahankan dalam keadaan tertutup. Ini disebut
Kontraksi Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan akibat dari

8
tertutupnya semua katup maka tidak ada darah yang masuk atau keluar
ventrikel selama waktu ini.
 Sistole Lanjut
Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh
darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi
ventricular ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat
dibagi menjadi fase awal “ejeksi cepat” yang singkat, dan fase lanjutan
“ejeksi lambat” yang lebih panjang. Jumlah darah yang dipompa ke luar dari
setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume isi
sekuncup(stroke volume, SV)yang setara dengan volume diastolik akhir
dikurangi volume sistolik akhir, yaitu 70 mL.

Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah


yang terkandung di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama
sistol. Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi
usai disebut sebagai volume sistolik akhir (ESV), yang besarnya sekitar 65 mL.
Ini adalah jumlah darah paling sedikit di dalam ventrikel. (Ethel Sloane, 2004)

2.2 Anatomi Paru paru

Pernafasan manusia adalah salah satu bagian penting dalam sistem tubuh
manusia. Manusia akan menghirup oksigen dan mengeluarkannya kembali dari
paru ke udara luar. Mekanisme ini sangat dibutuhkan untuk proses metabolisme
tubuh. Sistem pernafasan manusia dimulai dari hidung sampai ke paru. Paru-paru
adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara. Paru-paru
terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi
dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus
sedangkan paruparu kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat
terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian
menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.

9
Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum
(Sherwood, 2001) .
Didalam paru-paru terdapat alveolus, alveolus merupakan kelompok-
kelompok kantong mirip anggur yang berdinding tipis dan dapat mengembang di
ujung cabang saluran napas penghantar. Paru mengandung sekitar 500 juta
alveolus. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Permukaan pleura
mengeluarkan suatu cairan intrapleura (intra artinya didalam) tipis, yang
melumasi permukaan pleura ketika keduanya saling bergesekkan sewaktu
pergerakan nafas. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental.
Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura
parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara 11 kedua
pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura (Guyton, 2007).

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :


- Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara
darah dan udara.
- Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :

10
1. Respirasi / Pernapasan Dada
 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada
kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara
pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun
menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika
oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang
banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya
hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita
hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah
mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan
keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung
oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap
air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri
atas: Sistem pernafasan manusia dimulai dari bagian hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, bronkiolus dan akhirnya berakhir pada alveolus.
a. Hidung (nares)
Hidung adalah bagian yang menonjol pada wajah. Hidung dibagi
atas bagian luar dan rongga hidung (cavum nasi).Hidung bagian luar
dibentuk oleh tulang dan tulang rawan hialin.Tulang rawan terdiri atas

11
cartilago septum nasi, cartilago nasi lateralis, dan cartilago ala nasi
major dan minor. Tulang-tulang rawan ini nantinya akan saling
berhubungan.
b. Faring
Faring adalah pipa berotot berbentuk cerobong yang letaknya
bermula dar dasar tengkorak samapi persambungannya dengan
esofagus setinggi tulang rawan cricoid. Faring dibagi atas tiga daerah
yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
c. Laring
Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan
trakea. Ada tiga fungsi laring yaitu : produksi suara, menjaga jalan
nafas terbuka, dan merupakan rute udara dan makanan masuk kejalur
yang tepat.
d. Trakea

Trakea adalah percabangan dari laring. Terletak setinggi vertebra


ke 7 yang bercabang menjadi dua bronkus. Trakea bersifat sangat
fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cincin kartilagi
berbentuk huruf C. Ujung cabang trakhea disebut cincin karina.
Cabang bronkus kanan lebih pendek, lebar, dan cenderung lebih
vertikal dibanding yang sebelah kiri.Hal ini menyebabkan benda asing
masuk lebih cepat daripada ke cabang sebelah kiri.Setiap bronkus
primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder
dan tertier dengan diameter yang semakin mengecil.Saat tuba semakin
menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin
kartilago.Bronki disebut ekstrapulmonar sampai masuk paru- paru,
setelah itu disebut intrapulmonar.

e. Pulmo (paru-paru)
Paru – paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan
berisi udara, terletak dalam rongga toraks.Paru kanan memiliki tiga
lobus dan paru kiri memiliki dua lobus. Setiap paru memiliki sebuah
apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan

12
diafragmatik terletak di atas diafragma, sebuah permukaan
mediastinal yang terletak terpisah dari paru lain oleh mediastinum dan
permukaan kosatal terleatk diatas kerangka iga. (Ganong, F. William.
2008)

2.3 Frekuensi Nafas, Detak jantung, dan Suhu Tubuh pada Keadaan
Normal
a. Suhu Tubuh Normal
Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa asalah 36,4-37,2°C (97,5 –
99,0 °F). Suhu tubuh normal dapat dipengaruhi oleh ritme biologis,
hormon-hormon, olahraga dan usia. Suhu tubuh dapat diukur dengan
berbagai alat thermometer (thermometer gelas, elektronik, timpani) dan
berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).

b. Frekuensi Nafas Normal


Umur Rata-rata (x/menit)
Baru Lahir 40-60
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4-12 tahun 19-23
14-18 16-18
Dewasa 12-20
Frekuensi pernafasan dapat diukur dengan alat yang bernama stetoskop.

c. Detak Jantung Normal

Kecepatan normal denyut jantung (jumlah debaran setiap menit) adalah:


- Bayi yang baru lahir : 140 kali per menit
- Usia satu tahun : 120 kali per menit
- Usia dua tahun : 110 kali per menit
- Usia lima tahun : 96-100 kali per menit

13
- Usia sepuluh tahun : 80-90 kali per menit
- Orang dewasa : 60-80 kali per menit (Rhonda M. Jones, 2008)
-
2.4 Hormon- Hormon yang Aktif Saat Berolahraga

- Hormon Adrenalin

Cuaca dan olahraga akan mempengaruhi tubuh dalam


mengeluarkankeringat.Pada saat latihan produk air karena metabolisme akan
meningkat, meskipun demikian tetap akan kurang jika dipergunakan
untukmempertahankan suhu tubuh agar tidak terlalu tinggi. Air akan banyak
keluarsebagai keringat,yang salah satunya berfungsi untuk membuang panas
secaraevaporasi/penguapan. Banyaknya keringat yang keluar dapat
menyebabkan terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh. Jika
yang berkurang plasma darah akan sangat dirasakan oleh tubuh,darah akan
menjadi pekat dan sirkulasi darah menjadi berat. Berkurangnya plasma darah
sebenarnyajustru mengurangi kemungkinan naiknya tekanan darah,
yangdisebabkan meningkatnya hormon adrenalin yang memacucu kekuatan
kontraksi otot jantung. (staff.uny.ac.id)

-Hormon Insulin
Satu-satunya hormon glucore gulatory yang mengalami penurunan pada
saat latihan dibawah fisiologis normal (Hoffman,fiedler dan
kibittel,1972;pruett,1970;Gerbeger,Keibel,Langer dan Piarenhalin)
Menunjukkan ada suatu penurunan dari konsentrasi hormon insulin plasma
selama aktivitas. Hellemans (1978) membuktikan suatu penyimpangan dari
kadar insulin plasma selama aktivitas yang bergantung kepada subyek
pelatihan.pada individu terlatih ada kenaikan yang konstan dari kadar insulin
plasma. (Mokhamad Nur Bawono, 2008)

-Hormon Glukagon

14
suatu hormon yang kerjanya berlawanan dengan hormon insulin,glukon
meningkat sebagai respon latihan.efek ini telah ditunjukkan oleh latihan yang
makin lama makin bertambah dan latihan daya tahan yang lama. Para ahli
menunjukkan bahwa pelepasan dari glucagon meningkat selama latihan fisik.
(Mokhamad Nur Bawono, 2008)

2.5 Hal- Hal yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan


- Kecepatan metabolisme basal
- Rangsangan saraf simpatis
- Hormon pertumbuhan
- Hormon tiroid
- Hormon kelamin
- Status gizi
- Aktifitas
- Gangguan organ
- Lingkungan
- Demam (Ariebowo A, 2009)

2.6 Anatomi Tulang Tangan dan Kaki pada Manusia

15
(http://answerguide.org/search/jenis-tulang-kompak)

a. Tulang anggota gerak atas

16
(http://pixabay.com/en/diagram-human-bones-skeleton-41545/)

17
b. Tulang Anggota Gerak Bawah

18
(http://www.sridianti.com/wp-content/uploads/2014/06/anatomi-kaki-
manusia-400x348.jpg)

19
2.7 Otot Pada Manusia

Otot merupakan spesialis kontraksi pada tubuh. Secara umum otot dibagi
atas tiga jenis yaitu:

Karakteristik Otot Otot polos Otot polos Otot


Rangka multi unit unit tunggal jantung
Letak Melekat Permbuluh Dinding Hanya ada
pada tulang darah organ di jantung
besar, saluran
saluran cerna,
nafas halus, reproduksi,
mata dan kemih, dan
folikel pembuluh
rambut darah halus
Fungsi Pergerakan Bervariasi Pergerakan Memompa
tubuh sesuai isi didalam darah
relatif struktur rongga keluar
terhadap yang jantung
lingkungan terlibat
eksternal
Tingkat Di bawah Dibawah Dibawah Dibawah
kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol
volunter involunter involunter involunter

20
Berikut adalah anatomi dari otot :

(http://aussie201332051.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/1622/20
13/09/anatomi-2.gif)

(https://lh6.googleusercontent.com/vJKD5oLa8fc/TXsa_riQYnI/AAAAAAAAA
Ck/doh-d02ILzg/s1600/otot-wajah1.jpg)

21
(http://www.anneahira.com/images/otot.jpg)

(http://mikepascoe.com/3415/pics/foreant.jpg)

22
( www.kidnesia.com/var/gramedia/storage/images/kidnesia2014/dari-nesi/sekitar-
kita/pengetahuan-umum/cara-kerja-otot-kaki/4770139-2-ind-ID/Cara-Kerja-Otot-
Kaki.jpg)

23
2.8 Gangguan pada Tulang dan Otot

Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki banyak
fungsi untuk menunjang kehidupan manusia. Tanpa kondisi fit tulang dan sendi,
manusia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah
beberapa bentuk kelainan / gangguan tulang dan sendi pada manusia

a. Kelainan atau Gangguuan pada Tulang

1. Kifosis

Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang


belakang melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat
bongkok

2. Lordosis

Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang


belakang melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat
bongkok ke belakang.

3. Skoliosis

Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang


belakang melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita
bungkuk ke samping.

4. Sublubrikasi

Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang
menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke
kanan.

5. Fraktura

24
Fraktura tulang adalah ratak tulang atau patah tulang yang umumnya
terjadi akibat benturan, kelebihan beban, tekanan, dan lain sebagainya. Fraktura
tulang sederhana yaitu keretakan tulang yang tidak melukai organ-organ yang ada
di sekelilingnya. Fraktura kompleks adalah keretakan tulang yang menyebabkan
luka pada organ di sekitarnya.

6. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah


patah. Umumnya osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina yang
kurang sempurna atau akibat kekurangan asupan kalsium untuk tulang.

7. Rakitis

Rakitis adalah penyakit tulang yang terjadi akibat kurang vitamin D


sehingga umumnya menyebabkan bentuk tulang kaki bengkok membentuk huruf
O atau X.

b. Gangguan pada Otot

1. Artrofi

Yakni terjadinya penurunan fungsi kerja otot secara maksimal yang


diakibatkan karena otot mengecil dan kehilangan fungsi kontraksi.

 Gejala :
 kekurangan gizi, tidak digunakan atau penuaan
 Mengecilnya otot

25
 Penyebab :
 Penyakit Poliomielitis
 Tidak menggunakan otot secara cukup
 Kurangnya latihan fisik
 Kurang Beraktivitas
 Akibat :
 Menghilangkan kemampuan kontraksi otot
 Pengobatan :
 Pemijatan
 Rangsangan Listrik
 Program olahraga (di bawah bimbingan seorang terapis atau dokter)
sangat dianjurkan
 Latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot
 Pencegahan :
 Mengkonsumsi makanan bergizi.
 Sering beraktivitas

2. Hipertrofi
Adalah peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran
komponen sel.

 Gejala :
 Membesarnya otot

26
 Penyebab :
 Otot dilatih secara berlebihan
 Akibat :
 Peningkatan volume organ atau jaringan
 Pengobatan :
 Terapi Akupuntur
 Pencegahan :
 Melatih otot sewajarnya
 Mengurangi aktivitas

3. Stiff (kaku leher)


Terjadi karena gerak yang menghentak secara tiba-tiba atau mendadak
ataupun salah gerak, sehingga mengakibatkan otot leher meradang.

4. Kram

Sama dengan kejang otot. Kram terjadi karena otot bekerja terus menerus
atau bekerja terlalu berat sehingga otot mengejang dan menyebabkan rasa
sakit.Selain itu, kram juga bisa terjadi karena cuaca dingin atau merupakan
gejala ketidakseimbangan air dan ion di dalam tubuh.

5. Miastenia Gravis
Adalah penyakit yang terjadi karena terputusnya komunikasi antara saraf
dan otot yang ditandai dengan lemahnya otot dan kelelahan.

6. Distrofi otot
Merupakan suatu kelainan pada otot yang biasanya terjadi pada anak-anak
atau balita karena adanya suatu penyakit atau kecacatan sejak lahir.

7. Tetanus

27
Merupakan suatu kondisi ketegangan otot yang terus menerus karena
terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani sehingga otot terus menerus
berkontraksi.

8. Hernia Abdominalis

Terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus turun ke bawah
dan masuk ke dalam rongga perut.

(https://www.scribd.com/doc/292753213/Gangguan-Pada-Otot)

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi yang di atas, dapat disimpulkan :


1. Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam
tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara
bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
2. Pulmo (Paru – paru) adalah organ manusia  yang berperan penting
dalam sistem respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga
torax, serta dilapisi oleh 2 membran yaitu membran viseral dan
membran parietal.
3. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tidak dapat bergerak
tanpa bantuan otot. Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tulang,
yaitu tulang rawan ( kartilago ) dan tulang keras ( osteon ).
4. Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi
sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan
otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.

3.2 Saran

Saran dari penulis adalah sebagai berikut :


1. Mempelajari lebih dalam mengenai anatomi dan mekanisme pada
jantung dan paru-paru
2. Menambah kekompakan dalam mengerjakan tugas kelompok
3 Menggunakan waktu sebaik mungkin

29

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Isi Hal 1
    Isi Hal 1
    Dokumen21 halaman
    Isi Hal 1
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen14 halaman
    Skenario 3
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat