Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGGANTI FINAL

Makalah Hukum Dan Masyarakat

PENGADILAN DAN PENYELESAIAN KONFILIK

Oleh:
MARWAN SHIDDIQ
B011171401

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidahnya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah tentang “Pengadilan dan Penyelesaian Konflik”. Dan tidak lupa
Sholawat beserta Salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yakni
agama Islam.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberi dukungan
kepada penulis. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi edukasi
pada pembaca. Penulis mengucapkan mohon maaf bila terdapat kesalahan kata atau penulisan
yang mana pada dasarnya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
   Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal
‘Alamin

Makassar, 22 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
A. Pengadilan.......................................................................................................... 4
B. Penyelesaian Konflik......................................................................................... 6
BAB II PENUTUP............................................................................................................... 7
Kesimpulan.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9

3
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengadilan
Pengadilan sesungguhnya merupakan suatu institusi dalam masyarakat yang telah
diterima oleh berbagai kalangan masyarakat, tidak hanya sebagai lembaga hukum yang
memeriksa dan mengadili perkara, tetapi juga dapat dipandang sebagai suatu institusi
ekonomi dan politik serta sebagai lambang harapan-harapan masyarakat untuk
mendapatkan keadilan dan lain-lain. Pengadilan tidak dapat dipandang hanya sebagai
suatu institusi hukum saja sebab sama sekali tidak tergambarkan secara lengkap.
Pengadilan nasional di negara berkembang seperti halnya Indonesia, dianggap identik
dengan sistem ekonomi, hukum, budaya dan politik dari negara-negara tempat
pengadilan tersebut berada.

Sistem peradilan yang dilaksanakan dalam pengadilan merupakan suatu forum


publik yang resmi dan dilakukan berdasar pada hukum acara yang berlaku di Indonesia
dengan tujuan untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik dalam
suatu perkara sipil, buruh, administrasi, maupun perkara kriminal.setiap warga memiliki
hak yang sama untuk membawa suatu perkara ke pengadilan baik untuk menyelesaikan
perselisihan atau untuk meminta perlindungan di pengadilan bagi pihak yang dituduh
melakukan kejahatan. Peradilan merupakan suatu proses yang dijalankan di pengadilan
yang mana berhubungan dengan suatu tugas memeriksa memutus dan mengadili perkara
dengan menerapkan hukum dan atau menentukan hukum (in concreto).

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa pengadilan adalah suatu lembaga
tempat dimana subjek hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah
proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses mencari
keadilan itu sendiri.

Lembaga Peradilan di Indonesia


Badan peradilan yang tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung, sedangkan
Badan peradilan yang lebih rendah yang berada di bawah Mahkamah Agung adalah :
    1. Badan Peradilan Umum
- Pengadilan Tinggi
- Pengadilan Negeri

4
2. Badan Peradilan Agama
- Pengadilan Tinggi Agama
- Pengadilan Agama
3. Badan Peradilan Militer
        -     Pengadilan Militer Utama
        -     Pengadilan Militer Tinggi
        -     Pengadilan Militer
4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
        -     Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
        -     Pengadilan Tata Usaha Negara

Mahkamah agung merupakan suatu lembaga peradilan pemegang kekuasaan


kehakiman tertinggi yang mana kekuasaannya terlepas dari kekuasaan pemerintah, dan
memiliki kewajiban dan wewenang berdasar pada undang-undang dasar 1945 yang mana
sebagai berikut:
1) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
Undang-Undang
2) Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
3) Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi

Pengadilan Negeri
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang
menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Peradilan umum meliputi:
1. Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum
meliputi wilayah provinsi.
2. Pengadilan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah hukum
meliputi wilayah kabupaten/kota
3. Pengadilan khusus lainnya (spesialisasi, misalnya : Pengadilan Hubungan Industrial 
(PHI),    Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Pengadilan Ekonomi,   
Pengadilan Pajak, Pengadilan Lalu Lintas Jalan dan Pengadilan anak.

5
B. Penyelesaian Konflik

Penyelesaian konflik adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
meredakan suatu permasalahan atau pertikaian dalam menciptakan kestabilan yang
dinamakan dengan akomodasi. Adapun bentuk-bentuk penyelesaian konflik atau
akomodasi yaitu sebagai berikut:

a) Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu,


guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu.
b) Arbitrase, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga
yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak.
Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam
masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih
maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
c) Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan
keputusan yang mengikat.
d) Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.
e) Jalan buntu, yaitu; keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan
memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling
menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi
untuk maju atau mundur.
f) Ajudikasi, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
g) Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam
konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain: kami mengalah, kami
keluar, dan sebagainya.
h) Subjugasi atau dominasi, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang
tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak
yang terlibat.Contohnya adalah
i) Aturan mayoritas, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk
mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
j) Persetujuan minoritas, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima
dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali

6
tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan
kelompok mayoritas.
k) Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di
dalam konflik.
l) Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali
pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua
pihak.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengadilan adalah badan atau instansi yang resmi yang memiliki tugas untuk
melaksanakan suatu sistem peradilan berupa memeriksa mengadili dan memutuskan
suatu perkara, pengadilan merupakan salah satu metode dalam upaya penyelesaian
konflik di dalam masyarakat yang di mana memiliki tujuan menyelesaikan masalahan
serta memberi keadilan bagi masyarakat dalam mencari keadilan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Basarah, Mochamad. 2007. Prospektif Sistem Peradilan Di Indonesia. Jurnal Magister


Hukum, Magister Hukum Unversitas Islam Indonesia, Vol. 2.
Pengadilan Negeri Tanah Grogot, “Pengertian Peradilan” di akses : http://www.pn-
tanahgrogot.go.id/pengertian-peradilan/layanan-informasi-publik/pengertian-peradilan
, tggl: 21 November 2020

Anda mungkin juga menyukai