PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang gagasan yang melandasi penelitian yakni
terdiri dari beberapa sub bab, antara lain: (1.1) latar belakang masalah, (1.2)
materi satu dengan materi selanjutnya. Siswa dituntut untuk memahami suatu
1
pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika,
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
dimiliki siswa di Indonesia tergolong masih rendah. Hal ini diperoleh dari
yang disurvei dengan skor rata-rata siswa Indonesia yaitu 397. Lebih lanjut,
dari hasil studi Program for International Student Assessment (PISA) tahun
bahwa Indonesia berada pada posisi 62 dari 70 negara yang disurvei dengan
2
Peneliti melakukan observasi awal semester genap di kelas V MI
dengan materi baru yang akan diajarkan. 2) siswa masih susah untuk
mengerjakan soal dalam kategori mudah, dan 4) siswa sering merasa bosan
Materi bangun ruang kubus dan balok merupakan salah satu materi
geometri yang diajarkan untuk siswa SD/MI kelas V. Pada materi tersebut,
tentang bangun datar. Selain itu, siswa juga belum memiliki pemahaman
konsep secara matematis yang matang tentang apa itu bangun ruang kubus
dan balok, bagaimana cara menentukan volume kubus dan balok, serta cara
balok.
rumus dan soal, tanpa melalui kegiatan untuk menemukan konsep matematis
3
terlebih dahulu. Selain itu, kebanyakan siswa hanya memahami konsep
pemahaman konsep matematis siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil
harian matematika tentang materi bangun ruang kubus dan balok, hasil nilai
rata-rata siswa kelas lima adalah 62,54. Itu artinya nilai hasil belajar siswa
pada materi bangun ruang kubus dan balok belum memuaskan dan masih di
bawah nilai KKM yaitu 75. Selain itu, kenyataannya guru masih mengajar
hasil belajar yang maksimal perlu diterapkan model pembelajaran yang sesuai
pada siswa, diperlukan suatu bahan ajar dengan model pembelajaran yang
dirinya sendiri.
4
berlandaskan pada paham kontruktivisme. Paham kontruktivisme pada
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan intensif dari guru.
konsep yang mereka pelajari, bukan hanya sebatas materi yang hanya dicatat
kemudian dihafal. Siswa akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka
5
dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan suatu
permasalahan yang telah disajikan oleh guru atau permasalahan yang muncul
melalui beberapa proses serta bimbingan guru sebatas yang diperlukan saja.
Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian, salah satu penelitian
bahan ajar dari salah satu penerbit. Modul tersebut sudah menggunakan
semenarik mungkin sehingga terlihat membosankan. Dari segi isi terlihat dari
cakupan materi yang kurang luas serta belum adanya contoh yang banyak
6
dengan cara yang mudah dipahami siswa. Pemahaman konsep matematis
kesimpulan.
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
dengan tingkat kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, bahan ajar sangat
kualitas pembelajaran.
Salah satu bahan ajar cetak yang menarik serta efektif dan efisien
karena bisa dipelajari secara mandiri maupun dengan bimbingan guru adalah
yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru. Dengan demikian,
sebuah modul harus dapat dijadikan sebagai bahan ajar sebagai pengganti
fungsi pendidik, yang dapat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah
7
diterima peserta didik.
disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat
belajar sendiri atau mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal
dari pendidik. Sebagai salah satu bahan ajar, modul diharapkan dapat
ini, siswa diarahkan untuk belajar mandiri dalam pengetahuan baru dengan
mandiri dengan bimbingan guru dan menemukan sendiri konsep yang ada
dengan modul inkuiri terbimbing yang akan dirancang (Hartono dan Noto,
2017).
Kabupaten Blitar)”.
8
terbimbing pada materi bangun ruang kubus dan balok?
sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
9
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis,
b. Bagi guru
c. Bagi peneliti
sebagai berikut.
10
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa media
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
KD 4.5.
Materi dalam modul ini membahas tentang bangun ruang “kubus dan
dan balok, sifat-sifat kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok,
dan balok, contoh soal, dan latihan mandiri. Selain itu, modul ini
Modul ini dapat digunakan dengan atau tanpa bimbingan guru, tetapi
11
menggunakan kertas A4 dengan berat 70 gram. Sedangkan cover depan
modul, logo dan nama civitas kampus, serta gambar yang terkait materi
cukup lama, karena dibandingkan dengan media cetak yang lain, modul
Modul matematika ini hanya dapat digunakan pada materi kubus dan
produk dalam penelitian ini hanya dilakukan secara terbatas pada siswa
12
kubus dan balok. Kegiatan berbasis inkuiri terbimbing sudah cukup
pada semua materi, namun lebih banyak dalam materi mencari volume
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini memuat beberapa sub bab, antara lain: (2.1) kajian teori, (2.2)
2.1.1 Modul
yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat
kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik
dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi
pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran
14
tujuan, materi, dan penilaian agar peserta didik dapat secara mandiri
menggunakannya.
buku yang berjudul Pengantar Pengajaran Modul, modul adalah suatu unit
peranan guru, alat dan sumber belajar, kegiatan belajar, lembaran kerja,
satuan dalam modul, selanjutnya peserta didik dapat melangkah maju dan
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, yang di dalamnya
bahan ajar yang tersaji dalam bentuk cetak yang berfungsi membantu siswa
15
pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
menyimpulkan bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara
sistematis sesuai dengan karakteristik peserta didik, agar siswa dapat belajar
Kemudian setelah peserta didik menguasai suatu materi pada satu satuan
modul, mereka dapat melanjutkan materi pada satu satuan modul tingkat
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar cetak, modul memiliki fungsi
dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
c. Alat evaluasi
16
tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.
d. Bahan rujukan
a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan pendidik.
kegiatan pembelajaran.
didik.
17
e. Menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam
lain. Begitu pula dengan modul, bahan ajar ini memiliki karakteristik
didik.
Modul yang berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci
18
jawaban tes akhir modul.
a. Modul Inti
b. Modul Pengayaan
19
akan menghambat peserta didik yang proses belajarnya cepat.
1. Judul
Bagian ini berisi identitas nama modul dari suatu mata pelajaran
tertentu.
2. Petunjuk belajar
tersebut.
peserta didik.
4. Informasi pendukung
20
5. Latihan-latihan
secara matang.
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa
7. Evaluasi
Dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan yang harus kita
1. Analisis kurikulum
21
dilakukan dengan cara melihat inti materi yang diajarkan serta
kompetensi dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh peserta
didik.
kurikulum.
4. Penulisan modul
Ada lima hal penting yang hendaknya kita jadikan acuan dalam
c. Penyusunan materi
22
Materi sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan
materi.
d. Urutan pengajaran
menggunakan modul.
yang inovatif dan dibangun secara kreatif, sehingga modul mampu menjadi
bahan ajar yang menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar
modul yaitu:
23
2. Menjelaskan hal-hal yang perlu pembaca persiapkan sebelum
mempelajari modul.
mempelajari modul.
sebelumnya.
dilakukan pembaca.
3. Menuliskan materi
24
b. Kolom dan margin
pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
25
pengetahuanya sendiri, bukan sekedar menghafal (Utari dkk, 2012:
mengaitkannya dengan ide lain dan tanpa harus melihat ide itu secara
mendalam.
26
Siswa perlu memiliki pemahaman, terutama pemahaman konsep,
adanya pemahaman konsep dasar yang kuat bagi peserta didik, maka
dipelajarinya.
27
dipelajari.
operasi tertentu.
2.1.4.1 Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi
panjang dan tiap persegi panjang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Tiga pasang persegi panjang itu merupakan sisi-sisi balok (Sumanto, 2008).
Balok juga diartikan sebagai bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah
28
Perhatikan contoh gambar balok berikut ini.
Rusuknya adalah KL, LM, MN, NK, OP, PQ, QR, RO, PL, QM, RN, OK
Diagonal sisinya adalah LQ, MP, LO, PK, KR, NO, NQ, RM, KM, LN,
OQ, PR
29
Bidang diagonalnya adalah LMRO, KPQN, OPMN, KLQR, KMQO, NLPR
di bawah ini.
No Komponen Banyaknya
1 Rusuk 12
2 Sisi 6
3 Titik sudut 8
4 Diagonal sisi atau diagonal bidang 12
5 Diagonal ruang 4
6 Bidang diagonal 6
seterusnya. Ada satu sifat lain yang menjadi ciri balok, yaitu memiliki 3
2.1.4.2 Kubus
sebagai bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang kongruen
30
Perhatikan contoh gambar kubus berikut ini.
Diagonal sisinya adalah AF, BE, BG, CF, CH, DG, AH, DE, AC, BD, EG,
FH
31
Banyaknya masing-masing komponen kubus dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
No Komponen Banyaknya
1 Rusuk 12
2 Sisi 6
3 Titik sudut 8
4 Diagonal sisi atau diagonal bidang 12
5 Diagonal ruang 4
6 Bidang diagonal 6
dengan balok. Bedanya, sisi kubus berbentuk persegi dan 3 pasang bidang
Kubus satuan dapat digunakan untuk mengukur isi dari bangun balok
atau kubus. Banyaknya kubus satuan yang dapat diisikan ke balok atau
kubus adalah isi dari balok atau kubus tersebut dengan satuannya kubus
satuan.
32
memasukkan kubus-kubus satuan dalam ruang balok transparan.
dilihat pada gambar di atas. Banyaknya kubus satuan yang mengisi balok
kubus satuan.
balok tersebut. Perhatikan balok yang telah terisi kubus satuan berikut!
33
Sumber: Purnomosidi (2018)
34
hasil perkalian dari panjang, lebar, dan tinggi. Sehingga untuk menghitung
V=pxlxt
Keterangan:
V = Volume
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
Kubus adalah balok yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi
sama. Kubus memiliki 6 sisi yang sama, sisi kubus berbentuk persegi.
35
panjannya 3 kubus satuan, lebarnya 3 kubus satuan, tingginya 3 kubus
27 kubus satuan.
adalah hasil kali panjang sisi dengan panjang sisi dan dikali dengan panjang
V=sxsxs atau V = s3
Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata
36
ditempatkan sebagai subjek pembelajaran. Dalam metode ini, setiap peserta
didik didorong untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, salah
menelaah, dan mengajukan solusi atas masalah yang ada. Dalam waktu
37
Lebih lanjut Sund (dalam Farida dan Agustina, 2017)
Berikut ini siklus dasar pembelajaran inkuiri yang disajikan pada gambar.
38
2016) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu strategi
pembelajaran ini, titik tekan terletak pada proses pemetaan masalah dan
39
atau jawaban yang valid dan meyakinkan.
yang berupa penyempurnaan dari apa yang telah ada (discovery) maupun
menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya
2017).
40
siswa didorong untuk “melakukan” bukan hanya “duduk, diam, dan
mendengarkan”.
2. Open-ended topic
Tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa bersumber dari mana saja.
hipotesisnya sendiri.
sendiri.
41
2.1.5.6 Tingkatan Inkuiri
1. Inkuiri terkontrol
topik pembelajaran berasal dari guru atau bersumber dari buku teks
yang ditentukan oleh guru. Dalam tahap ini, guru memegang kontrol
2. Inkuiri terbimbing
42
c. Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya
siswa.
dalam kelas.
3. Inkuiri terencana
cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa perlu memiliki
4. Inkuiri bebas
43
masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah
membangun.
sebagai berikut:
yang sesuai.
materi inisiasi.
44
yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa di
dalam kelas.
1. Perencanaan
a. Membangun suasana
45
awal perlu
5. Berbagi
sedang dipelajari.
6. Evaluasi
berlangsung.
sebagai berikut.
2. Membuat hipotesis
3. Mengumpulkan data
46
mengumpulkan data.
4. Menganalisis data
benar.
5. Mengambil kesimpulan
Tahap Kegiatan
Tahap 1 Menjelaskan prosedur inkuiri
47
dan diskusi untuk informasi yang
diperlukan.
Tahap 4 Membimbing peserta didik untuk
penelitian ini.
48
2. Agustin Rahayuningsih (2017) “Pengembangan Handout
test dan post-test pada uji terdapat peningkatan hasil belajar siswa
49
lembar kegiatan peserta didik secara keseluruhan memperoleh
matematis.
siswa SMP/MTs kelas VII yang dikembangkan valid atau layak dan
50
terbimbing terhadap hasil belajar siswa.
konvensional.
sekolah. Media ini berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan melibatkan peran aktif siswa yang sesuai
dengan kurikulum 2013. Modul sebagai media atau bahan ajar cetak sangat cocok
Modul sebagai media atau bahan aja cetak harus sesuai dengan
matematika berbasis inkuiri terbimbing akan dapat membuat siswa lebih aktif
Kerangka berpikir penelitian pengembangan ini dilihat dalam Bagan 2.1 berikut.
51
MASALAH POTENSI (Analisis Kebutuhan)
Guru mengajar secara konvensional Guru perlu mengajar menggunakan model
menggunakan metode ceramah atau metode pembelajaran yang menarik
Media pembelajaran yang digunakan terbatas Perlunya inovasi media pembelajaran yang
dan kurang menarik sesuai dan mudah dibuat
Siswa merasa jenuh dan kurang motivasi Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
dalam belajar sehingga materi kurang mengkonstuk pemahaman konsep
dipahami dengan baik matematis siswa
SOLUSI
Modul matematika berbasis inkuiri terbimbing
Modul disertai kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan, serta meningkatnya
pemahaman konsep matematis
METODE PENGEMBANGAN
Pada bab ini memuat beberapa sub bab antara lain: (3.1) Model
Penelitian, (3.4) Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data, (3.5) Uji Keabsahan
53
ini yaitu dilihat dari prosedur kerjanya yang sistematik. Setiap langkah yang
dan evaluation.
kegiatan dan produk yang telah dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi atau
belum.
bawah ini.
54
Gambar 3.1 Desain Pengembangan ADDIE
1. Analysis (Analisis)
55
2. Design (Desain)
Pada tahap ini penelitiakan mendesain bahan ajar dari hasil analisis
3. Development (Pengembangan)
4. Implementation (Implementasi)
dikembangkan dalam kegiatan uji coba lapangan dengan desain uji coba
menggunakan modul.
5. Evaluation (Evaluasi)
diperoleh dari angket respon peserta didik. Pada tahap evaluasi dilakukan
56
revisi akhir terhadap produk yang dikembangkan berdasarkan validasi
produk yang dilakukan oleh ahli materi, ahli bahasa, ahli media, dan guru
digunakan dalam penelitian dinilai oleh ahli materi, ahli bahasa, ahli
57
penilaian dari kepraktisan modul yang dikembangkan.
posttest.
Subjek dalam penelitian ini merupakan subjek uji coba terbatas yaitu
siswa dengan jumlah siswa perempuan sebanyak 16 orang dan jumlah siswa
1. Wawancara terstruktur
permasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin
58
Wawancara dilakukan secara terstruktur karena peneliti ingin
mengetahui dengan pasti apa yang akan diperoleh. Jadi peneliti telah
2. Angket / Kuesioner
3. Tes
59
data dengan tes dilakukan untuk mengetahui kondisi awal objek
1. Lembar wawancara
telah disiapkan.
2. Lembar Validasi
Soal tes yang diguakan yaitu soal pilihan ganda dengan materi
60
dan mendapatkan data keefektifan setelah dilaksanakannya
siswa dan tes hasil belajar. Hasil penilaian masing-masing validator dicari
pada materi vektor. Konversian skor menjadi pertanyaan penilaian ini dapat
61
` Analisis data dari respon peserta didik dan pendidik terhadap
Skor penilaian dari tiap jawaban dapat dilihat dalam tabel berikut
(Priliyanti, 2012).
penilaian ini dapat dilihat pada tabel berikut (Putra & Anggraini, 2016).
62
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliablitas adalah tingkat keajegan dimana suatu tes dapat
memberikan hasil yang tetap apabila dikenakan pada suatu objek yang sama
terbimbing. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data
63
matematika yang valid, mendapatkan respons baik dari siswa (praktis) dan
tuntas hasil belajar secara klasikal (efektif). Adapun penjelasan analisis data
(2015).
…………………………. (1)
Keterangan:
adalah nilai rerata total untuk semua aspek
adalah rerata nilai untuk dari aspek ke- i sampai
aspek ke-n
64
komponen kebahasaan, penyajian dan kegrafikaan mempunyai
Penyajian, Valid
kebahasaan, dan
kegrafikan
Penyajian, Valid dengan
kebahasaan, dan perbaikan
kegrafikan
Isi, penyajian, Tidak valid
kebahasaan, dan
kegrafikan
(Adaptasi dari BSNP, 2007)
media
65
Tabel 3.6 Kriteria Analisis Validasi Modul Oleh Ahli Media
2. Analisis Kepraktisan
minimal baik atau memperoleh skor minimal 3,40 < ≤ 4,20 (Dyah,
2015).
66
3. Analisis Keefektifan
di bawah ini.
67
(Dyah, 2015).
a. Validasi materi
b. Validasi media
68
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Bab ini berisi uraian tentang (4.1) hasil pengembangan dan (4.2)
1. Analysis (Analisis)
pengembangan ini adalah bangun ruang “balok dan kubus” karena balok
dan kubus merupakan contoh dari bangun ruang yang sederhana dan sering
69
baru menerapkan kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2017-2018 bagi
kelas I, sedangkan kelas yang lain masih menggunakan KTSP. Baru pada
kurikulum 2013 untuk semua kelas, dari kelas I sampai kelas VI.
materi bangun ruang. Hal itu juga terbukti dengan data hasil pretest yang
2. Design (Desain)
70
dalam pengembangan ini meliputi dua tahap yaitu tahap perencanaan dan
a. Tahap perencanaan
Kubus”. Selain judul, pada sampul juga terdapat nama penulis, logo
71
serta logo dan nama instansi penulis menempuh pendidikan.
2. Identitas buku
materi, ahli bahasa, dan ahli media. Tampilan identitas buku dapat
72
3. Kata Pengantar
besar dari isi modul, permintaan maaf penulis, serta harapan penulis
73
Gambar 4.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
74
Gambar 4.5 Petunjuk Penggunaan Modul
6. Peta Konsep
75
7. Daftar Isi
8. Latar Belakang
76
Gambar 4.8 Latar Belakang
9. Ruang Lingkup
saja yang akan dibahas dalam modul. Tampilan ruang lingkup dapat
77
10. Tujuan Pembelajaran
Bagian ini berisi target kompetensi apa yang akan siswa capai
berikut ini.
78
Gambar 4.11 Pengantar Pembelajaran
12. Materi
79
Gambar 4.12 Materi
80
13. Kegiatan Belajar
81
Gambar 4.14 Permasalahan Berkaitan dengan Materi
soal. Tampilan contoh soal dapat dilihat pada gambar berikut ini.
17. Rangkuman
83
Gambar 4.17 Rangkuman
terkait materi balok dan kubus. Tampilan tes formatif dapat dilihat
84
dengan berdiskusi bersama teman maupun Bapak/Ibu guru.
20. Harapan
Bagian ini berisi sejumlah saran dan harapan bagi siswa agar
85
maupun soal tes formatif. Setelah mengecek jawaban dari kunci
tentang isi dari sumber referensi tertentu, maka siswa dapat melacak
berikut ini.
86
Gambar 4.22 Daftar Pustaka
1. Instrumen angket
untuk ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media. Instrumen validasi ini
2. Instrumen soal
87
apakah efektif atau tidak untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematis siswa.
3. Development (Pengembangan)
divalidasi.
a. Penyuntingan Modul
b. Validasi Modul
Para dosen yang menjadi validator yaitu Bapak Aang Yudho Prastowo,
M.Pd sebagai ahli materi, Ibu Isna Khuni Mu’alimah, M.Pd sebagai
ahli bahasa, dan Bapak Fatra Nonggala Putra, S.Pd, M.Kom sebagai
88
c. Revisi Produk
dan saran yang telah diperoleh saat proses validasi modul oleh para
4. Implementation (Implementasi)
melakukan ujicoba modul pada kelas yang telah menerima materi bangun
ruang yaitu kelas V. Uji coba modul dilaksanakan pada tanggal 15-20 Juni
belajar, pada setiap akhir kegiatan siswa mengerjakan soal latihan mandiri
89
menggunakan modul.
5. Evaluation (Evaluasi)
dianalisis pada tahap evaluasi formatif adalah hasil penilaian modul dan
dianalis pada tahap evaluasi sumatif adalah hasil angket respon siswa dan
angket respon guru terhadap modul, hasil pretest dan posttest pemahaman
4.2 Pembahasan
berikut.
1. Kevalidan Modul
menggunakan lembar angket validasi. Validator terdiri atas tiga orang dosen
90
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar yang terdiri atas ahli materi, ahli bahasa,
dan ahli media, serta seorang guru matematika yang mengajar di MI Sunan
Kalijogo Kendalrejo. Modul ini dinyatakan valid dan layak untuk digunakan.
Skala penilaian kevalidan modul menggunakan skala 1-4. Hasil validasi modul
dari rata-rata semua aspek penilaian, modul ini termasuk dalam kriteria cukup
valid dan perlu direvisi sebagian pada aspek kelayakan isi, penyajian,
2. Kepraktisan Modul
Kepraktisan modul dapat dilihat dari hasil pengisian lembar angket respon
siswa dan guru terhadap penggunaan modul yang telah dikembangkan. Skala
penilaian kepraktisan modul yang digunakan adalah skala 1-4. Skor rata-rata
dari semua pengisian lembar angket respon siswa adalah 3,46 termasuk kriteria
praktis. Sedangkan skor dari angket respon guru diperoleh 3,67 yang termasuk
kriteria praktis.
3. Keefektifan Modul
91
ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan modul. Untuk
prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal seperti dalam tabel dibawah
ini.
92
sebesar 88%. Itu artinya modul matematika berbasis inkuiri terbimbing efektif
BAB V
PENUTUP
Bab penutup ini memaparkan sub bagian, yaitu: (5.1) simpulan dan (5.2)
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil diskripsi dan analisis data yang telah diuraikan pada
1. Berdasarkan hasil validasi modul yang telah diuraikan pada bab IV semua
93
validator sebesar 3,14. Dilihat dari rata-rata semua aspek penilaian, modul
ini termasuk dalam kriteria cukup valid dan perlu direvisi sebagian pada
terbimbing.
2. Berdasarkan hasil respon siswa dan guru diperoleh hasil analisis data
analisis respon guru mendapat kategori praktis dengan nilai 3,67. Hal ini
Kalijogo Kendalrejo.
5.2 Saran
ini sebagai alternative bahan ajar matematika pada materi bangun ruang
94
2. Guru dapat mengembangkan modul matematika ini karena pembahasan
materi bangun ruang pada modul ini hanya terbatas pada bangun balok dan
DAFTAR RUJUKAN
Jakarta: Depdiknas.
Kemampuan Awal Siswa Mts. Varia Pendidikan, Vol. 28, No. 2, Hal. 140-
95
149. Surakarta.
Mathematical Behavior.
Hendriana, Heris, dkk. 2018. Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa.
96
InkuiriTerbimbing Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Untuk
6, No 2, Yogyakarta.
Dasar.
Pendidikan Nasional.
Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT
97
Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2017. Metodologi Pembelajaran
98
LAMPIRAN
Lampiran 1
99
Lampiran 2
100
Lampiran 3
101
Lampiran 4
Lampiran 5
2. Keterbacaan 1. Keterbacaan
2. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
3. Tidak mengandung penafsiran ganda
102
4. Desain 1. Bentuk desain kreatif dan inovatif
2. Lay out (tata letak) menarik
3. Penggunaan huruf, warna, diagram,
grafik dan gambar menarik.
103