https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/85839/WHO_NMH_NHD_MNM_11.1_eng.pdf?ua=1
Anemia Defisiensi
KLASIFIKASI ANEMIA
Besi
SI ↓
Anemia Penyakit
Kronik
Mikrositik
Thalasemia
MCV (Mean Corpuscular Volume)
SI N/↑
: normal range (80-100 fl)
Anemia
Sideroblastik
Anemia Hemolitik
Retikulosit ↑
Anemia
Anemia Perdarahan
Normositik
Anemia aplastik,
Retikulosit N/↓ keganasan, dll
Megaloblastik
Non Megaloblastik
ANEMIA DEFISIENSI BESI (4A)
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-darah-lain/911-anemia-defisiensi-besi
INTERAKSI MAKANAN/OBAT
Mengurangi penyerapan : Meningkatkan penyerapan :
Kalsium (susu, suplemen, keju), Oksalat, Vit C/Asam askorbat
Fitat (whole grain, sereal, kedelai, (suplemen/makanan tinggi vit C), Vit A
kacang), Tanin/polifenol (teh, kopi, wine),
antasida, PPI
EVALUASI TERAPI
Evaluasi dilihat dengan adanya perbaikan klinis dan laboratoris.
Lab :
Peningkatan retikulosit, Hb, dan Ht
Terjadi kenaikan retikulosit maksimal 8%-10% pada hari kelima sampai kesepuluh
terapi
Peningkatan hemoglobin (rata-rata 0,25-0,4 mg/dL/hari) dan kenaikan hematokrit
(rata-rata 1% per hari) selama 7-10 hari pertama.
Hb kembali normal dalam 4-10 minggu
Terapi besi oral diteruskan hingga 2-3 bulan setelah Hb normal
EFEK SAMPING
Edukasi pasien mengenai efek samping yang mungkin dirasakan oleh pasien saat pengobatan
dengan preparat besi oral :
Mual
Muntah
Diare
Konstipasi
Nyeri epigastrik
Heartburn
Buang air besar kehitaman
Alergi
PROGRAM SUPPLEMENTASI BESI ANAK
Defek pada
hemoglobin/hemoglobinopati :
Thalassemia, Sickle cell
SPHEROSITOSIS HEREDITER
Merupakan penyakit yang diturunkan
secara autosomal dominan (paling
sering).
Diakibatkan gangguan pada sitoskeleton
sel eritrosit, sehingga eritrosit berbentuk
bulat.
PP : tes fragilitas eritrosit/osmotik
TES FRAGILITAS OSMOTIK
Digunakan untuk mengukur ketahanan eritrosit
terhadap hemolisis jika dimasukkan ke dalam
berbagai kadar larutan garam.
The following is a sample set of reference values:
0.50 g/dL NaCl (unincubated): 0%-47.8%
hemolysis (males), 0%-31.1% hemolysis (females)
0.60 g/dL NaCl (incubated): 18.7%-67.4%
hemolysis (males), 10.9%-65.5% hemolysis
(females)
0.65 g/dL NaCl (incubated): 4.4%-36.6%
hemolysis (males), 0.2%-39.3% hemolysis
(females)
0.75 g/dL NaCl (incubated): 0.8%-9.1%
hemolysis (males), 0%-10.9% hemolysis (females)
DEFISIENSI G6PD
G6PD merupakan enzim yang berguna untuk menghasilkan GSH (gluthation tereduksi), yang
berfungsi mencegah kerusakan eritrosit oleh ROS
THALASSEMIA
Thalassemia merupakan penyakit yang Gambaran Klinis :
diturunkan secara autosomal resesif.
Gambaran klinis pasien anemia hemolitik.
Secara klinis dibagi 2 :
Riwayat keluarga positif
Major
Deformitas tulang, fasies coley
Minor
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan
Defek yang terjadi merupakan defek pada gambaran sel target, tear drop cell, Howell
rantai globin dari hemoglobin, sehingga Jolly body.
berdasarkan globin yang terkena, dibagi 2 :
PP gold standar : Hb elektroforesis
Thalassemia alfa : kromosom 11
Thalassemia beta : kromosom 12
GAMBARAN KLINIS
Thalassemia Beta Thalassemia Alfa
Hb Barts disease
Beta Mayor • Hb dengan 4 rantai gamma
• Anemia berat Sebabkan hydrops fetalis, IUFD
• Transfusi seumur hidup
• Splenomegali, facies cooley
• Lab : anisositosis, poikilositosis, HbH disease
target cell, basophilic • Hb dengan 4 rantai beta
stippling. Anemia hemolitik (Hb 7-11 g/dL)
kronis, mikrositosis, splenomegaly.
Sickled erithrocyte
Hand-foot
Frontal bossing
syndrome
Mekanisme terjadinya sickle cell
Tipe Dingin
• Hindarkan dari udara dingin yang
dapat memicu hemolisis.
INFEKSI DENGUE
DENGUE
Infeksi dengue merupakan infeksi yang Masing-masing serotype DENV
disebbakan oleh virus dengue (DENV). memberikan kekebalan spesifik terhadap
serotype tersebut.
DENV merupakan virus ssRNA dari family
flaviviridae.
Terdapat 4 serotype virus dengue
(DENV1, DENV2, DENV3, DENV4).
Dengue virus ditularkan melalui vektor,
nyamuk aedes aegypti atau albopictus
betina.
GEJALA
Demam tinggi mendadak terus menerus
selama 2-7 hari.
Demam pada dengue memiliki pola
bifasik
Gejala nyeri kepala, retroorbita,
myalgia, athralgia
Gejala perdarahan
Gejala kebocoran plasma
DERAJAT DEMAM DENGUE
Infeksi Dengue
DF/DD DHF/DBD
Stabil Syok/DSS
DSS terkompensasi/ DSS tak
DHF I DHF II DHF III terkompensasi/DHF
IV
Perbedaan utama antara DHF dan DF adalah ada/tidaknya tanda
kebocoran plasma, hal ini dapat dinilai dari :
1. Nilai laboratorium Hct : terdapat peningkatan >= 20%
2. Gejala klinis penumpukan cairan seperti ascites dan efusi pleura
3. Adanya nyeri perut dan mual muntah persisten -> menurut WHO ini
sudah menjadi penanda awal adanya kebocoran plasma
Parameter Sirkulasi Stabil Syok Terkompensasi Syok Dekompensasi
Kesadaran Clear and lucid Clear and lucid Perubahan status mental
CRT cepat (<2”) memanjang (>2”) sangat memanjang, kulit
mottled
Ekstremitas hangat dingin dingin dan lembab
kemerahan
volume nadi perifer baik lemah dan halus lemah atau
menghilang
Frekuensi jantung nrmal takikardia takikardia berat,
bradikardia pada syok
lanjut
Tekanan darah normal Tekanan sistolik normal tetapi Hipotensi hingga tidak
tek diastolik meningkat, tek terukur
nadi menyempit (< 20 mmHg)
Frekuensi napas normal takipnea asidosis
metabolik/hiperapnea/
Kussmaul
Diuresis normal cenderung menurun oliguria
TES RUMPLE-LEED/TES TORNIKUET
• Deteksi fragilitas mikrovaskuler
• Pertahankan manset tensimeter pada pertengahan
systole dan diastole selama 5 menit.
(+) Positif apabila terdapat ≥ 10 ptekie/1 inch.
MALARIA MALARIAE
Gejala demam berulang dengan interval
bebas demam 3 hari. Disebut juga malaria
kuartana
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
1. Rapid test dengan dipstick, terdapat 2 jenis yaitu pLDH (mendeteksi LDH pada
plasmodium : utk semua spesies) dan PfHRP2 (mendeteksi protein yang spesifik
pada P. falciparum)
2. Apusan darah tebal : pemeriksaan sensitive, membandingkan jumlah parasite
dalam 200 WBC
3. Apusan darah tipis : membedakan spesies, membandingkan jumlah parasite
dalam 1000 RBC
INTERPRETASI APUSAN DARAH TIPIS
• Klue pada apusan darah tipis :
1. P. falciparum : tropozoit cincin >1,
gambaran accole, maurer’s cleft,
gametosit pisang/crescent
2. P. vivax : tropozoit amoeboid,
schuffner’s dot
3. P. ovale : tropozoit oval lebih besar
dari RBC normal, schuffner’s dot
4. P. malariae : tropozoit band dan
schizont rosett, zieman’s dot
h) Ruam kulit.
KRITERIA KASUS : CONFIRM
Kasus suspek atau kasus probabel disertai salah satu dari berikut ini:
1) Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik;
2) PCR positif;
3) Sero konversi MAT dari negatif menjadi positif atau adanya kenaikan titer 4x dari
pemeriksaan awal;
4) Titer MAT 320 (400) atau lebih pada pemeriksaan satu sampel.
LABORATORIUM RUTIN
Leukosit normal atau ↑, ↑ enzim transaminase liver, ↑ ureum creatinin, ↑ bilirubin,
trombositopenia , proteinuria, pyuria, mikrohematuria.