Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian
Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus.
Keadaan emosi ini biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif, yang
tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas berbneda dengan takut. Takut
adalah penilaian intelektual dari stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas.
Individu tersebut dapat menggambarkan sumber dari rasa takut. Ansietas dapat
merupakan suatu sumber kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu tindakan
yang destruktif atau konstruktif.
2. Rentang respon ansietas
Rentang respon individu terhadap ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan
maladaptif seperti terlihat pada gambar :
Respon adaptif ---------------------------------------------------- Respon Maladaptif
___________________________________________________________________
antisipasi ringan sedang berat panik

3. Tingkat ansietas
Beberapa teori membagi ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan rentang
respon ansietas yaitu :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan
menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
c. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.
Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
d. Ansietas panik
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat Panik
Fisiologis Fisiologis Fisiologis Fisiologis
Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital Seseorang menjadi
normal normal atau meningkat pucat
Tekanan otot sedikit meningkat Keringat berlebihan Tekanan darah
minimal Adanya ketegangan Sering BAK menurun dan
Pupil normal Mungkin menjadi Diare, mulut kering hipotensi
Gelisah kurang nyaman Nafsu makan Koordinasi otot
Susah tidur Diaporesis menurun buruk, nyeri dan

Hipersensitif Sakit kepala Dilatasi pupil sensasi

terhadap suara Mulut kering Indera yang pendengaran

Sering BAK dipengaruhi: minimal

pendengaran Dilatasi pupil

berkurang dan
sensasi
nyeri turun
Sakit kepala hebat
Mual
Vertigo
Takikardi
Nyeri dada dan
gemetar
Kognitif Kognitif Kognitif Kognitif
Lapang persepsi Berjaga-jaga, Lapang persepsi Persepsi
tidak menyempit persepsi sangat menyebaratau
Sadar terhadap menyempit dan menyempit tertutup
stimulus internal terfokus Sulit memecahkan Tidak mampu
dan lingkungan yang Bagian optimal masalah menerima stimulus
lain untuk Perhatiannya Penyelesaian
Perhatian berkurang menyelesaikan terpilih (fokus pada masalah dan
tapi masih masalah dan satu kelompok) berpikir logis tidak
terkontrol, belajar Tidak dapat mampu
penyelesaian Penuh perhatian menyelesaikan dilakukan
masalah tugas Persepsi atau
efektif dan tentang diri,
peningkatan lingkungan atau
kemampuan kejadian tidak
belajar realistis
Kehilangan cara
berpikir yang
rasional
Emosi/Perilaku Emosi/Perilaku Emosi/Perilaku Emosi/Perilaku
Perasaan relatif Perasaan siaga dan Merasa terancam, Merasa perlu
nyaman, rileks dan menantang serta terkejut bantuan terhadap
tenang penuh semangat dengan stimulus segala kehilangan
Melakukan kegiatan Mengajak dalam baru dan merasa kontrol
sehari-hari kegaiatan yang beban yang terlalu Mungkin menjadi
tanpa terganggu dan kompetitif dan berat marah,
motivasi belajar Aktivitas mungkin menakutkan,
meningkat ketrampilan baru meningkat menarik diri dan
Suara dan ekspresi atau menurun menangis atau lari
wajah penuh Mungkin tampak dari masalah
perhatian dan merasa Tidak dapat
depresi berkomunikasi
Menunjukkan secara verbal
penolakan, Mungkin delusi
mengeluh sakit dan atau halusinasi
menjadi cepat Mungkin mencoba
marah bunuh diri
4. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :
1. Teori psikoanalitik
Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu
id, ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls
primitif. Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan
sebagai mediator antara tuntutan dari id dan superego. Menurut teori
psikoanalitik, ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara id
dan superego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya
yang perlu diatasi.
2. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan,
perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu
yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami
ansietas yang berat.
3. Teori prilaku
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli
prilaku menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari
berdasarkan keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini
bahwa individu yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut
berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan
masa dewasanya.
4. Kajian keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga.
5. Kajian biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu
kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dapat diklasifikasikan dalam dua jenis :
1. Ancaman terhadap integritas biologik
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan
akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum
penyebab ansietas.
2. Ancaman terhadap rasa aman
Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri
meliputi ; (1) tidak tercapainya harapan, (2) tidak terpenuhinya kebutuhan
akan status, (3) rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan
prilaku, (4) tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.
c. Pengkajian pada ansietas juga dilakukan pada tiga aspek yaitu :
1. Aspek Fisiologis
Observasi status fisiologi klien dilakukan dengan mengidentifikasi respon
sistem saraf otonom, khususnya saraf simpatik. Klien dengan ansietas
mungkin terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, susah
bernafas, rasa tercekik, mulut kering, rasa kembung pada perut dan nyeri,
berkeringat pada telapak tangan dan tremor. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya
fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
2. Aspek kognitif
Pengkajian pada fungsi kognitif mungkin didapatkan : susah untuk
berkonsentrasi, menurunnya lapang persepsi, kurang perhatian terhadap hal
yang kecil atau susah untuk memfokuskan fikiran. Pada tingkat ansietas
ditentukan oleh luasnya gangguan pada fungsi kognitif.
3. Aspek emosi atau prilaku
Gangguan pada aspek emosi atau prilaku antara lain : mudah tersinggung,
marah, menarik diri, merasa tidak berdaya, dan mudah menangis. Pengkajian
pada reaksi afektif didapatkan dari keluhan klien. Klien mungkin
menceritakan bahwa dirinya merasa gugup yang luar biasa, tegang, ketakutan,
dan bingung.

Anda mungkin juga menyukai