Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK MATA KULIAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BPP KECAMATAN SEMBAWA KABUPATEN BANYUASIN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Sunarto, MP
2. Dr. Sad Likah, S.Pt.,MP

Khaliana Tantri (04.03.18.175)


Najib Muhtadi (04.03.181)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN
DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan proposal praktikum mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat di
BPP Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penulisan
proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Penulis menyadari proposal ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan kedepan. Demikianlah
proposal ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya.

Sembawa, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... I


DAFTAR ISI ..................................................................................................... Ii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... Iii
DAFTAR TABEL (jika ada) ............................................................................ Iv
DAFTAR GAMBAR (jika ada) ........................................................................ V
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang/Analisis Situasi............................................................. 1.
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
1.4 Manfaat...................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah ..................................................................
2.2 Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat .....................................
2.3 Pembuatan PupukKandang Kotoran Ayam....................
III. METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu ...................................................... ...........................
3.2 Khalayak Sasaran Strategis ....................
………………………………………………
3.3 Jenis Kegiatan yang dilaksanakan.............................................. .........
3.4 Hasil dan Indikator Kegiatan
…………………………………………...............……
3.4 Dampak Kegiatan
………………………………………………………......................….
3.5 Pendanaan ...........................................................................................
3.6 Penjadwalan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) merupakan penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan untuk
mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan Pendidikan di Polbangtan bertujuan
menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan bermitra dengan dunia usaha/dunia
industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang diberikan berbasis pada peningkatan
keterampilan sumber daya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dasar yang kuat, sehingga lulusannya mampu mengembangkan diri untuk
menghadapi perubahan lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat
berkompetisi di dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri.
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal, maka
Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang berkualitas dan
relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu kegiatan pendidikan akademik dimaksud
merupakan Praktik Mata Kuliah. Kegiatan Praktik Mata Kuliah Evaluasi Penyuluha
dilaksanakan secara bertahap, terstruktur dan berkesinambungan pada tahun 2020.
Bibit kambing dan domba merupakan salah satu faktor yang menentukan dan
mempunyai nilai strategis dalam upaya pengembangan kambing dan domba.
Kemampuan penyediaan atau produksi bibit kambing dan domba dalam negeri
masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk itu
dibutuhkan partisipasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat peternak dan
stakeholders terkait. Upaya untuk meningkatkan ketersediaan bibit kambing dan
domba secara berkelanjutan guna peningkatan populasi dan produktivitas kambing
dan domba, dan melindungi peternak untuk mendapatkan bibit kambing dan domba
sesuai standar dan persyaratan kesehatan hewan, diperlukan Pedoman Pembibitan
Kambing dan Domba Yang Baik.
Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba telah diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pertanian No. 57/Permentan/ OT.140/10/2006 tentang Pedoman
Pembibitan Kambing dan Domba Yang Baik (Good Breeding Practice). Sejalan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk optimalisasi perbibitan
kambing dan domba, maka telah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan secara
substansif terhadap muatan teknis, dan selanjutnya telah ditetapkan melalui
Peraturan Menteri Pertanian No. 102/Permentan/OT.140/7/2014, tentang Pedoman
Pembibitan Kambing dan Domba Yang Baik.
Pembibitan kambing dan domba merupakan suatu proses untuk menghasilkan
ternak dengan kualifikasi bibit, pada usaha pembibitan lebih ditekankan pada upaya
peningkatan mutu genetik melalui seleksi dan pengaturan perkawinan, serta
pengondisian lingkungan yang sesuai potensi genetiknya. Bibit yang dihasilkan
dapat berasal dari suatu rumpun murni (pure breed) atau rumpun komposit
(composite breed).
Metode pendekatan pada kegiatan Praktik adalah mengikuti kegiatan pada
Balai Penyuluhan Pertanian. Setelah pelaksanaan kegiatan, mahasiswa diharapkan
mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi penyuluhan peternakan
dan kesejahteraan hewan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu
menyusun pengembangan usaha agribisnis di perdesaan khususnya komoditas
unggulan baik di sektor pertanian maupun sektor peternakan serta kompeten dalam
melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang Penyuluh Pertanian Lapangan.
Desa Sembawa merupakan salah satu desa yang berada wilayah administratif
Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dengan luas
keseluruhan adalah 1.399 Hektar. Wilayah Desa Lalang Sembawa terbagi atas luas lahan
darat untuk usaha tani/ternak 1,33 Hektar, luas lahan baku untuk pertanian 66,37 luas
pekarangan dan pemukiman 170 Hektar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana strategi pemberdayaan yang dapat di terapkan dalam keberlangsungan
kelompok ternak domba ?
2. Apa pengaruh proses pemberdayaan kelompok ternak penggemukan
domba setelah melakukan Metode briding
3. Bagaimana metode ketahanan pangan berdasarkan hasil identifikasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu melakukan identifikasi
1.3.2 Mahasiswa mampu melihat masalah yang ada di lapangan
1.3.3 Mahasiswa mampu metode yang akan dilaksanakan dilapangan untuk
memberdayakan masyarakat tentang ketahanan pangan.
1.3.4 Mahasiswa mampu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan Pemberdayan
Pada Masyarakat dan Kelompok Ternak
1.4 Manfaat

Dengan adanya Pemberdayaan ini di harapkan mampu memberikan


kontribusi terhadap proses perubahan prilaku masyarakat khususnya yang
berhubungan dengan Pembiakan kambin dan domba. Selain itu
pemberdayaan ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Peternak kambing dan domba agar para peternak yang
bergelut di dunia penggemukan domba tidak tergantung dengan stok bakalan.
Di sisi lain juga pemberdayaan ini diharapkan mampu menjaga kestabilan
pangan Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi potensi wilayah digunakan untuk memperoleh data keadaan wilayah
dengan menggunakan data primer maupun data sekunder (Anonim, 2010). Data primer
diperoleh dari petani maupun masyarakat, sedangkan data sekunder diperoleh dari
monografi desa/kecamatan/BP3K dan atau sumber-sumber lain yang relevan.
Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi
terstruktur. Identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh
data potensi wilayah dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BP3K dan
sumber lain yang mendukung.
2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sumaryadi, 2005:11 pemberdayaan masyarakat adalah “upaya mempersiapkan
masyarakat seiring dengan langkah memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka
mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan
sosial yang berkelanjutan”. Selain itu pemberdayaan masyarakat menurut Sumaryadi sebagai
berikut:
1. Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan integral dari masyarakat lemah,
rentan, miskin perkantoran, masyarakat adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja,
kaum cacat dan kelompok wanita yang didiskriminasikan/dikesampingkan.
2. Memberdayakankelompok-kelompok masyarakat tersebut secara social ekonomi
ssehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
mereka, namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Dari pendapat
tersebut maka pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

2.3. Cara Beternak Kambing dan domba ( Briding)


Dalam pembibitan kambing dan domba dilaksanakan melalui pemuliaan dalam
satu rumpun atau satu galur, baik pejantan maupun induk yang dikawinkan berasal dari
satu rumpun atau galur yang sama. Pelaksanaan pembibitan meliputi: A. Pemilihan
Bibit Bibit yang digunakan untuk usaha pembibitan kambing dan domba harus
memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Pemberian Pakan Dalam pemberian pakan perlu diperhatikan kandungan nutrisi
berupa protein, vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
fisioliogis ternak.

C. Pemeliharaan
1. Prasapih (umur kurang 12 minggu)
a. Umur di bawah 3 minggu anak harus mendapatkan air susu induk terutama
kolostrum serta ditempatkan dalam kandang yang diberi alas (tilam atau
jejabah kering) agar merasa nyaman dan tidak kedinginan;
b. Apabila tidak mendapatkan susu dari induknya diberikan susu pengganti;
c. Umur 3-8 minggu mulai diberikan makanan halus; dan d. di atas 8 minggu
mulai diperkenalkan hijauan pakan.
2. Pascasapih (umur lebih 12 minggu) a
a. Penyapihan dilakukan pada umur 12 minggu (3 bulan);
b. Perlu perhatian pemberian air minum untuk menghindari stres; dan
c. Pakan yang diberikan berupa hijuan dan sedikit konsentrat.
3. Kambing dan Domba Muda
a. Dilakukan pengelompokan dan pemisahan berdasarkan jenis kelamin, umur,
dan/atau sifat-sifat tertentu;
b. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat dalam jumlah dan mutu
yang memenuhi standar;
c. Pemberian air minum yang cukup;
d. Aecara rutin dilakukan perawatan bulu, kulit, dan kuku; dan
e. Vaksinasi atau pemberian obat cacing secara rutin.
4. Kambing dan Domba Dewasa
a. Induk Kering
1) Diberikan pakan ekstra dilakukan minimum satu minggu sebelum
dan sesudah dikawinkan; dan
2) Dilakukan pengaturan perkawinan.
b. Induk Bunting
1) diberikan pakan dengan peningkatan mutu minimum sepertiga
terakhir kebuntingan;
2) Disediakan air minum yang cukup; dan
3) Disediakan tempat beranak yang nyaman.
c. Induk Laktasi
1) Diberikan kualitas pakan disesuaikan dengan banyaknya anak
yang dilahirkan;
2) Apabila beranak lebih dari dua ekor, dilakukan pengaturan
pemberian air susu induk;
3) Diberikan minum yang cukup; dan
4) pemeliharaan induk dan anak dipisah untuk induk yang
diperah.
d. Pejantan
1) Diberikan pakan ekstra pada saat sebelum dan sesudah
dikawinkan; dan
2) Pemeliharaan dilakukan secara individu.

D. Pembibitan
1. Perkawinan Dalam upaya memperoleh bibit yang sesuai standar, teknik perkawinan
dapat dilakukan dengan cara intensifikasi kawin alam atau Inseminasi Buatan (IB).
Untuk memperoleh bibit yang berkualitas, dilaksanakan sebagai berikut:
a. Menggunakan pejantan unggul dan produktif;
b. Kawin alam dengan rasio jantan dan betina 1:10;
c. Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen beku atau semen cair dari pejantan
yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan
menular yang dapat ditularkan melalui semen;
d. Menghindari perkawinan dengan kerabat dekat (inbreeding), seperti antara
bapak/induk dengan anak, saudara sekandung, dan antara saudara tiri, kakek/
nenek dengan cucu;
e. Lama birahi kambing dan domba betina 12-48 jam dan deteksi birahi dapat
dilakukan dengan menggunakan pejantan atau pengamatan langsung; dan
f. Lama penggunaan pejantan untuk IB/kawin alam dibatasi maksimum 18 bulan
selanjutnya dirotasi.

3) Seleksi Bibit Seleksi bibit kambing dan domba dilakukan berdasarkan


performan anak, individu, dan silsilah. Kriteria seleksi bibit kambing dan domba
sebagai berikut:
a. Kambing dan Domba Induk
1) harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3 kali dalam 2 tahun;
2) Frekuensi beranak kembar relatif tinggi; dan
3) Total produksi anak sapihan di atas rata-rata.
b. Kambing dan Domba Pejantan
1) libido dan kualitas spermanya baik; dan
2) Performan individu sesuai dengan standar masingmasing rumpun atau
galur.
c. Calon Induk
1) Bobot sapih (umur 90 hari) dikoreksi terhadap umur induk dan tipe
kelahiran sesuai Format (tabel faktor koreksi);
2) Bobot badan umur 6-9 bulan di atas rata-rata;
3) Pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih di atas rata-rata; dan
4) Penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya.
d. Calon Pejantan
1) Bobot sapih (umur 90 hari) dikoreksi terhadap umur induk dan tipe
kelahiran sesuai Format;
2) Bobot badan umur 6, 9, dan 12 bulan di atas ratarata;
3) Pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih di atas rata-rata;
4) Libido dan kualitas spermanya baik; dan
5) Penampilan fenotipe sesuai dengan rumpun atau galur.
BAB III
METODOLOGI
III.1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan praktik matakuliah pemberdayaan melalui kegiatan Penyuluhan mengenai


Budidaya Pembibitan Kambing dan Domba Yang baik ini dilaksanakan di Kecamatan
Sembawa Kabupaten Banyuasin III dan sekitar nya, dilaksanaka mulai dari tugas ini di
berikan yaitu pada tanggal 19 Oktober 2020
III.2. Khalayak Sasaran Strategi

Para peternak kambing dan domba yang bergabung pada grup Facbook Jual Beli
Kambing domba Palembang.
III.3. Jenis Kegiatan yang dilakukan

Kunjungan tatap muka atau yang disebut anjangsana merupakan metode


penyuluhan yang kami gunakan untuk pemberdayaan ini kami langsung dengan
mendatangi petani/kelompok/masyarakat peternak dengan berkunjung ke rumah atau
tempat usaha dan juga akan kami lakukan pemberdayaan online yaitu dengan melalui
media social Grup Facbook.

III.4. Hasil dan Indikator Kegiatan

1. Hasil

Kami Berharap Hasil dari pemberdayaan ini masyarakat sadar akan perlunya
pembiakan kambing dan domba sendiri agar tidak berketergantungan dengan Ketersediaan
bibit dan bakalan yang ada dipasaran sehingga kedepan peternak yang melakukan
penggemukan tidak hanya menjual hasil penggemukan nya melaikan juga menjual cempe
atau bibit yang telah mereka produksi sehingga dengngan berhasil nya kegiatan ini mampu
mendorong ketersediaan dan ketahanan pangan di negara ini

2. Indikator Kegiatan

Berdasarkan kajian teori maka indikator yang diangkat dalam pemberdayaan ini
adalah Manfaat dan keuntungan yang di peroleh dalam Beternak secara briding.

III.5. Dampak Kegiatan


Dampak daari kegiatan peberdayaan ini adalah Masyarakat peternak domba sadar akan
penting nya perkembang biakan ternak (briding) sehingga para peternak tidak akan
tergantung dengan bakalan yang ada di pasar. Dan di sisi lain juga mampu
meningkatkan ekonomi serta keterjaminan pangan di Indonesia.
III.6. Pendanaan

Sumber : yogya.litbang.pertanian.go.id

III.7. Penjadwalan

No. Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Tempat

1. Koordinasi dengan Sasaran Rumah Peternak

2. Identifikasi Potensi Wilayah Peternak Kambing Dan


Domba
3. Koordinasi Dan Sosialisasi
Rumah Peternak
Ke Peternak dan Grup Facbook

4. Pertemuan Peternak
Rumah Peternak

5. Melakukan Sosialisai dan


Pemberdayaan kepada Rumah Peternak dan Grup
Peternak Facbook
6. Pertemuan Kelompok Ternak Rumah Anggota Kelompok
Dan Evaluasi Kegiatan
Ternak
BAB IV.

PENUTUP

Demikian lah Proposal yang penulis dapat sampaikan penulisa menyadari banyak
kesalahan dan kekeliruan dalam menulis proposal ini penulis meminta kepada dosen
pembimbing dan para pembaca yang membaca proposal ini agar dapat memberikan keritik dan
saran kepada penulis, dengan harapan kedepan penulis lebih baik lagi dalam mengerjakan
proposal yang di berikan
Daftar Pustaka

Sumaryadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan. Pemberdayaan


. Masyarakat. Jakarta: CV Citra Utama.

Analisa usaha ternak kambing dan domba http://yogya.litbang.pertanian.go.id/ind/ phocado


wn . load /liptan/Analisa%20Usaha%20Ternak%0Kambing%20Domba.pdf

Buku Panduan Beternak Kambing dan Domba http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/defaul


. t/files/Pedoman%20Pembibitan%20Kambing%20dan%20Domba%20yang%20Baik.pdf

Anda mungkin juga menyukai