Psiklogi Kriminal
Putra
(Nim putra)
Muhammad Irfan Isnain
(1843500479)
Latar belakang
Pembunuhan yakni suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang
melanggar hukum maupun tidak melawan hukum. Tentu saja dalam menghabisi nyawa
seseorang maupun membunuh harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, hal ini berupa
hukuman yang biasa disebut “dipidanakan”. Jadi, seseorang yang dipidanakan berarti dirinya
harus menjalani suatu hukuman untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang dinilai
kurang baik dan membahayakan kepentingan umum. Adapula perbuatan yang berakibat merusak
barang orang lain seluruhnya maupun sebagian dan menggunakan narkotika semuanya
merupakan tindak pidana yang dapat dijatuhi hukuman bahkan hukuman yang sangat berat
karena sudah melakukan tindak kejahatan yang berupa menghabisi nyawa orang lain atau
ppembunuhan.
Pembunuhan juga bukan lagi merupakan hal baru di dalam kehidupan masyarakat. Begitu
seringnya terjadi tindak pidana pembunuhan, sehingga masyarakat sudah tidak terkejut lagi
mendengar, melihat, serta menyaksikannya. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa ada warga
masyarakat yang pernah menjadi pelaku dan juga korban pembunuhan. Nyawa manusia bagaikan
tak ternilai harganya, karena itu hanya Tuhan yang berwenang mengambilnya. Sebelum
dicantumkan dalam suatu undangundang, setidak-tidaknya pembunuhan dan pembunuhan
berencana sudah merupakan delik bagi bangsa-bangsa yang pada suatu waktu tertentu mencapai
hukum tertulis. Indonesia adalah negara hukum yang didalam Pembukaan konstitusinya
memberikan jaminan perlindungan terhadap segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Tindakan kekerasan seperti pembunuhan dikategorikan sebagai reaksi negatif atas persoalan
hukum dan dinilai sebagai kejahatan yang selayaknya diancam dengan sanksi pidana. Namun
demikian tindakan kekerasan seperti pembunuhan ini selalu saja terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Penegakan hukum harus berjalan dengan tegas dan konsisten. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya masyarakat serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, jumlah dan jenis kejahatan semakin meningkat. Sementara itu sekitar
pertengahan tahun 2020 kita juga digegerkan oleh kasus pembunuhan anak yang sangat
mengerikan dimana dalam pendekatan psikoanalisis biasa disebut dengan perilaku menyimpang.
Pembunuhan anak merupakan fenomena yang beragam dengan bermacam kasus dan
karakteristik. Pemberitaan mengenai hal tersebut kemungkinan membangkitkan reaksi emosi
yang kuat dalam masyarakat. Beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya pembunuhan anak
selama ini, diantaranya yaitu anak dijadikan korban (Human Sacrifice), mengontrol jumlah
penduduk, menghindari kemelaratan, membatasi jumlah anak baik itu perempuan ataupun laki-
laki, menghindari kelahiran cacat, takhayul, menutupi aib dan lain sebagainya. Pembunuhan
ialah salah satu masalah sosial yang dapat meresahkan masyarakat. Semua masyarakat
mempunyai aturan dan undang-undang yang melarang tindakan seperti pembunuhan, penculikan,
perbuatan cabul dan lainlain.
Adanya suatu unsur kesengajaan atau tidak tindakan pembunuhan tetap merupakan suatu
tindakan penyimpangan. Dan ketika seseorang sudah melakukan hal itu maka penyesalan serta
perasaan bersalah pun kerap menyelimuti mereka, mereka menganggap hal yang dilakukannya
memang merupakan tindakan yang tidak manusiawi apalagi pembunuhan itu dilakukan oleh ibu
yang melahirkan anak itu sendiri. Perasaan bersalah yang timbul pada diri seseorang karena
mereka merasa bahwa telah menyakiti, mengecewakan, atau membuat duka orang yang di
sayangi.
Perasaan bersalah sangat berdampak buruk sekali apabila orang yang mengalami perasaan
bersalah itu menyikapinya dengan cara yang salah, apalagi yang mengalami perasaan bersalah
disini adalah seorang remaja awal yang berumur 15 tahun seperti kasus yang akan dibahasa pada
kesempatan kali ini, dia mengalami perasaan bersalah yang disebabkan karena telah membunuh
anak kecil yang dimana itu adalah tetangganya sendiri. Oleh karena itu proses bimbingan sangat
dibutuhkan dalam hal ini guna penyadaran individu agar tidak selalu diselimuti perasaan bersalah
sehingga dia mampu menghadapi kenyataan, serta dapat menilai tingkah lakunya sendiri secara
realitas sehingga pada akhirnya dia dapat bertanggung jawab dengan apa yang telah
dilakukannya itu.
Manusia sejak dalam kandungan sudah memiliki hak hidup yang melekat dalam dirinya. Hak ini
tidak dapat dicabut oleh siapapun dan dengan alasan apapun, kecuali oleh sang pemberi
kehidupan ini yaitu Tuhan. Maka dari itu wajib hukumnya untuk sesama manusia menghormati
kehidupan itu sendiri. Didalam banyak cerita dan mitologi, merampas hidup orang lain adalah
dosa yang sangat berat. Maka dari itu tindakan pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang
lain baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, merupakan suatu tindakan yang tidak dapat
dibenarkan baik dari segi agama karena melanggar perintah Allah.
Focus permasalahan
Encepieujcupeircjojipeuncjpuhofjpufhjuhjpuhiuhufh
Hingga akhirnya, pada Jumat (6/3), N menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari. Di sana, dia
mengaku telah membunuh seorang anak dan menyimpan mayatnya di lemari. Tetapi polisi
seperti tidak percaya hingga kemudian polisi menggeledah rumah NF dan benar saja, polisi
menemukan mayat korban di dalam lemari pakaian. Dari proses penggeledahan ini, polisi
menemukan sejumlah gambar kartun yang digambar oleh pelaku. Beberapa tokoh yang digambar
dari Slenderman hingga gambar-gambar dan tulisan yang menggambarkan penyiksaan.