Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 KEPAHIANG


Mata Pelajaran : Bahasa Indoesia
Kelas/Semester : VII/Satu
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 2 x 40’ (1 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengurutan cerita fantasi
2. Menceritakan kembali cerita fantasi isi cerita fantasi lisan/ tulis.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur 3.3.1 Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada
teks narasi (cerita fantasi) cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada teks
yang dibaca dan didengar. yang dibaca/didengar.
3.3.2 Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan
bukti pada teks yang dibaca/didengar.
4.3 Menceritakan kembali isi 4.3.1 Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi
teks narasi (cerita fantasi) 4.3.2 Menyimpulkan urutan cerita fantasi
yang dibaca dan didengar. 4.3.3 Menceritakan kembali cerita fantasi isi cerita fantasi
lisan/ tulis.

C. Materi Pembelajaran
1. Fakta
 Contoh Teks Narasi (Cerita Fantasi) Mukenah Nenek dan Misteri Sumur Tua (Terlampir)
2. Konsep
 Struktur/bagian-bagian cerita fantasi
3. Prinsip
 Menyimpulkan urutan cerita fantasi
 Menceritakan kembali cerita fantasi
4. Prosedur
 Teknik mengurutkan cerita fantasi
 Teknik menceritakan kembali cerita fantasi

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning

E. Media Pembelajaran
1. Slide presentasi (ppt)
2. Contoh teks cerita fantasi berjudul Mukenah Nenek dan Misteri Sumur Tua.
3. Laptop
4. LCD

F. Sumber Belajar
1. ---------- 2016. Buku Guru Bahasa Bahasa Indonesia SMP/MTs VII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
2. ---------- 2016. Buku Siswa Bahasa Bahasa Indonesia SMP/MTs VII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendid.
3. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
4. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Waktu
Pertemuan ke-1 (2 x 40 menit ) 10 (menit)
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali ke giatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelum nya,
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
 Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh,
maka peserta didik diharapkan dapat :
- Menyimpulkan urutan cerita fantasi
- Menceritakan kembali cerita fantasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan inti 60 (menit)
1. Peserta didik membaca teks cerita fantasi yang diberikan oleh guru
2. Secara berkelompok, peserta didik mendiskusikan urutan cerita fantasi
3. Peserta didik menyampaikan dan menanggapi hasil kerja kelompoknya
4. Secara berkelompok, peserta didik menceritakn kembali cerita fantasi secra
berantai.
5. Peserta didik menyampaikan dan menanggapi hasil kerja kelompoknya
Kegiatan Penutup 10 (menit)
1. Peserta didik difasilitasi guru membuat butir-butir simpulan tentang
menceritakan kembali teks yang dibaca.
2. Peserta didik menerima penyampaian umpan balik dalam proses dan hasil
pembelajaran .
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang teks narasi

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Penilaian Kompetensi Keterampilan
1. Produk
2. Proyek, pengamatan, wawancara
 Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok

3. Instrumen Penilaian
Kisi-kisi Keterampilan

Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.3 Menceritakan Teks narasi Menyimpulkan urutan cerita Produk urutan
kembali isi teks narasi (fantasi), isi fantasi cerita fantasi
(cerita fantasi) yang teks Pengamatan
dibaca dan didengar. Menceritakan kembali cerita
fantasi isi cerita fantasi lisan/
tulis.

1. Urutkan potongan-potongan cerita fantasi dibawah ini sehingga menjadi secerita fantasi yang
utuh?
“Kalian dapat membebaskanku dengan melakukan tiga perbuatan baik. Akan tetapi, jika kalian melakukan
satu saja perbuatan buruk maka aku akan terus menjadi penghuni sumur tua itu untuk selamanya. Tolong
bantu aku, aku tidak ingin melihat orang-orang risau,” jawab si makhluk.
“Baik, kami akan membantumu.” jawab bu Dian.
“Terima kasih banyak,” tambah si makhluk.
Setelah mendengar jawaban pak Banu dan keluarganya, makluk itu merasa sangat senang.
Matahari terbit di sebelah timur, suara ayam berkokok, langit cerah pun datang, Keluarga pak Banu
mulai menjalankan misi berbuat baik mereka dengan mencari orang yang menbutuhkan pertolongan.
Perbuatan baik yang pertama dilakukan oleh Kinar. Ia bertemu dengan seorang nenek tua yang kesulitan
untuk menyeberang jalan. Ia pun menolong nenek itu dan mengantarkannya sampai tiba di rumah. Perbuatan
baik yang kedua dilakukan oleh pak Banu. Ia bertemu dengan seorang pengemis. Ia pun memberi makanan
dan sedikit uang kepada pengemis itu. Perbuatan baik yang ketiga dilakukan oleh bu Dian. Ia menemukan
orang asing yang sedang bingung mencari alamat tempat yang dituju. Bu Dian mencoba untuk berkomunikasi
dengan orang itu, lalu mengantarkannya ke tempat tujuan.
Setelah matahari mulai terbenam dan langit yang cerah pun berubah menjadi gelap, saat itulah misi telah
diselesaikan. Kemudian mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka
sangat terkejut karena tidak ada lagi suara dan bayangan yang menakutkan dalam sumur tua itu.
“Ternyata benar yang dikatakan makhluk itu,” gumam Kinar dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara makhluk itu lagi.

Di sebuah desa terpencil bernama Tasikmadu tinggallah keluarga pak Banu yang terdiri dari pak
Banu, bu Dian, dan Kinar. Mereka dianggap aneh oleh sebagian warga desa. Kehidupan mereka selalu
dihadapkan oleh misteri-misteri desa. Salah satunya adalah misteri sumur tua yang terletak di belakang rumah
mereka.
Sumur tua itu sudah lama tidak berfungsi. Konon sumur itu dihuni oleh sebuah makhluk berambut
putih, bertubuh sangat tinggi, dan bermuka datar. Ia selalu mengeluarkan suara dan menampakkan bayangan
yang menyeramkan pada malam hari. Pak Banu dan keluarganya selalu dapat memecahkan berbagai misteri
yang ada. Akan tetapi, misteri yang satu ini sungguh sulit untuk dipecahkan. Bahkan mereka merasa sangat
risau dan ingin pindah rumah. Tetapi, ketika mereka bersiap untuk pindah rumah, tiba-tiba terdengar suara
misteri.
“HEMMMRR..Janganlah kalian pergi dari rumah ini!” Makhluk itu bersuara aneh tapi Kinar masih
mampu mendengar kata-katanya.
“Siapa kau?” tanya Kinar penasaran.
“Aku adalah makhluk sumur tua itu yang selama ini menjadi misteri. Sebenarnya, aku telah dikutuk
oleh penyihir jahat menjadi penghuni sumur tua itu untuk selamanya. Maafkan aku yang selama ini selalu
menampakkan bayangan dan bersuara menyeramkan. Aku tidak bermaksud untuk membuat kalian risau. Aku
hanya meminta tolong supaya kalian dapat membebaskanku dari sumur tua itu karena aku ingin hidup bebas,
” jawab si makhluk.
“Kami dapat mengerti hal itu. Tetapi bagaimana cara kami membebaskanmu?” tanya pak Banu.
Sekali lagi aku sangat berterima kasih kepadamu dan keluargamu,”
“Sama-sama. Tetapi, ke mana kamu akan tinggal setelah ini?” tanya Kinar penasaran.
“Mungkin aku akan kembali ke tempat asalku,” jawab si Makhluk.
“Dimana itu?” tanya Kinar lagi.
“Di sebuah alam yang sangat bebeda dengan alam manusia. Tetapi maaf, aku tidak dapat
menceritakan lebih dalam lagi mengenai hal itu,” jelas si makhluk.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti,” tambah Kinar.
“Kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Selamat tinggal,” ucap si makhluk.
“Selamat tinggal juga, jaga dirimu baik-baik,” tambak Kinar.
Akhirnya, si makhluk misterius dapat terbebas dari sumur tua itu. Keluarga pak Banu dan tetangga mereka
tidak merasa risau lagi dan dapat tinggal dengan nyaman.

Jawaban
Di sebuah desa terpencil bernama Tasikmadu tinggallah keluarga pak Banu yang terdiri dari pak Banu,
bu Dian, dan Kinar. Mereka dianggap aneh oleh sebagian warga desa. Kehidupan mereka selalu dihadapkan
oleh misteri-misteri desa. Salah satunya adalah misteri sumur tua yang terletak di belakang rumah mereka.
Sumur tua itu sudah lama tidak berfungsi. Konon sumur itu dihuni oleh sebuah makhluk berambut
putih, bertubuh sangat tinggi, dan bermuka datar. Ia selalu mengeluarkan suara dan menampakkan bayangan
yang menyeramkan pada malam hari. Pak Banu dan keluarganya selalu dapat memecahkan berbagai misteri
yang ada. Akan tetapi, misteri yang satu ini sungguh sulit untuk dipecahkan. Bahkan mereka merasa sangat
risau dan ingin pindah rumah. Tetapi, ketika mereka bersiap untuk pindah rumah, tiba-tiba terdengar suara
misteri.
“HEMMMRR..Janganlah kalian pergi dari rumah ini!” Makhluk itu bersuara aneh tapi Kinar masih
mampu mendengar kata-katanya.
“Siapa kau?” tanya Kinar penasaran.
“Aku adalah makhluk sumur tua itu yang selama ini menjadi misteri. Sebenarnya, aku telah dikutuk
oleh penyihir jahat menjadi penghuni sumur tua itu untuk selamanya. Maafkan aku yang selama ini selalu
menampakkan bayangan dan bersuara menyeramkan. Aku tidak bermaksud untuk membuat kalian risau. Aku
hanya meminta tolong supaya kalian dapat membebaskanku dari sumur tua itu karena aku ingin hidup bebas, ”
jawab si makhluk.
“Kami dapat mengerti hal itu. Tetapi bagaimana cara kami membebaskanmu?” tanya pak Banu.
“Kalian dapat membebaskanku dengan melakukan tiga perbuatan baik. Akan tetapi, jika kalian
melakukan satu saja perbuatan buruk maka aku akan terus menjadi penghuni sumur tua itu untuk selamanya.
Tolong bantu aku, aku tidak ingin melihat orang-orang risau,” jawab si makhluk.
“Baik, kami akan membantumu.” jawab bu Dian.
“Terima kasih banyak,” tambah si makhluk.
Setelah mendengar jawaban pak Banu dan keluarganya, makluk itu merasa sangat senang.
Matahari terbit di sebelah timur, suara ayam berkokok, langit cerah pun datang, Keluarga pak Banu
mulai menjalankan misi berbuat baik mereka dengan mencari orang yang menbutuhkan pertolongan. Perbuatan
baik yang pertama dilakukan oleh Kinar. Ia bertemu dengan seorang nenek tua yang kesulitan untuk
menyeberang jalan. Ia pun menolong nenek itu dan mengantarkannya sampai tiba di rumah. Perbuatan baik
yang kedua dilakukan oleh pak Banu. Ia bertemu dengan seorang pengemis. Ia pun memberi makanan dan
sedikit uang kepada pengemis itu. Perbuatan baik yang ketiga dilakukan oleh bu Dian. Ia menemukan orang
asing yang sedang bingung mencari alamat tempat yang dituju. Bu Dian mencoba untuk berkomunikasi dengan
orang itu, lalu mengantarkannya ke tempat tujuan.
Setelah matahari mulai terbenam dan langit yang cerah pun berubah menjadi gelap, saat itulah misi
telah diselesaikan. Kemudian mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah,
mereka sangat terkejut karena tidak ada lagi suara dan bayangan yang menakutkan dalam sumur tua itu.
“Ternyata benar yang dikatakan makhluk itu,” gumam Kinar dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara makhluk itu lagi.
“Sekali lagi aku sangat berterima kasih kepadamu dan keluargamu,”
“Sama-sama. Tetapi, ke mana kamu akan tinggal setelah ini?” tanya Kinar penasaran.
“Mungkin aku akan kembali ke tempat asalku,” jawab si Makhluk.
“Dimana itu?” tanya Kinar lagi.
“Di sebuah alam yang sangat bebeda dengan alam manusia. Tetapi maaf, aku tidak dapat menceritakan
lebih dalam lagi mengenai hal itu,” jelas si makhluk.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti,” tambah Kinar.
“Kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Selamat tinggal,” ucap si makhluk.
“Selamat tinggal juga, jaga dirimu baik-baik,” tambak Kinar.
Akhirnya, si makhluk misterius dapat terbebas dari sumur tua itu. Keluarga pak Banu dan tetangga mereka
tidak merasa risau lagi dan dapat tinggal dengan nyaman.

Aspek yang Dinilai Skor Bobot Nilai

1 Urutan cerita 100


 Disajikan secara lengkap dan runtut

Skor maksimum 100

1. Ceritakan kembali cerita fantasi yang kalian urutkan secra berantai dengan anggota
kelompok kalian.

No Yang di amati Skor Skor


1 2 3 4
1 Kelancaran penceritaan
2 Ketepatan isi dengan cerita yang dibaca
3 Intonasi dan kejelasan lafal
4 Kekompakan
5 Kepercayaan diri

Keterangan
4 = semua anggota kelompok melakukan secara tepat
3 = sebagian besar anggota kelompok melakukan secara tepat
2 = tepat sebagian kecil anggota kelompok melakukan secara tepat
1 = semua anggota melakukan secara tidak tepat

Mengetahui, Kepahiang, 16 Juli 2018


Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Guru Mata Pelajaran
Kepahiang

RITMHA CANDRA ARIESHA, S.Pd


Drs. SAPUANDI, M.Pd NIP. 19840406 201101 2 011
NIP.19631008 199903 1 001
LAMPIRAN LK 1

Urutkan potongan-potongan cerita fantasi dibawah ini sehingga menjadi secerita fantasi yang utuh?
Ceritakan kembali cerita fantasi yang kalian urutkan secra berantai dengan anggota kelompok kalian.

TEKS 1
Misteri Sumur Tua
Oleh :Syaharani

“Kalian dapat membebaskanku dengan melakukan tiga perbuatan baik. Akan tetapi, jika kalian
melakukan satu saja perbuatan buruk maka aku akan terus menjadi penghuni sumur tua itu untuk
selamanya. Tolong bantu aku, aku tidak ingin melihat orang-orang risau,” jawab si makhluk.
“Baik, kami akan membantumu.” jawab bu Dian.
“Terima kasih banyak,” tambah si makhluk.
Setelah mendengar jawaban pak Banu dan keluarganya, makluk itu merasa sangat senang.
Matahari terbit di sebelah timur, suara ayam berkokok, langit cerah pun datang, Keluarga pak Banu mulai
menjalankan misi berbuat baik mereka dengan mencari orang yang menbutuhkan pertolongan. Perbuatan baik
yang pertama dilakukan oleh Kinar. Ia bertemu dengan seorang nenek tua yang kesulitan untuk menyeberang
jalan. Ia pun menolong nenek itu dan mengantarkannya sampai tiba di rumah. Perbuatan baik yang kedua
dilakukan oleh pak Banu. Ia bertemu dengan seorang pengemis. Ia pun memberi makanan dan sedikit uang
kepada pengemis itu. Perbuatan baik yang ketiga dilakukan oleh bu Dian. Ia menemukan orang asing yang
sedang bingung mencari alamat tempat yang dituju. Bu Dian mencoba untuk berkomunikasi dengan orang itu,
lalu mengantarkannya ke tempat tujuan.
Setelah matahari mulai terbenam dan langit yang cerah pun berubah menjadi gelap, saat itulah misi telah
diselesaikan. Kemudian mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka
sangat terkejut karena tidak ada lagi suara dan bayangan yang menakutkan dalam sumur tua itu.
“Ternyata benar yang dikatakan makhluk itu,” gumam Kinar dalam hati.
Tiba-tiba terdengar suara makhluk itu lagi.

Di sebuah desa terpencil bernama Tasikmadu tinggallah keluarga pak Banu yang terdiri dari pak
Banu, bu Dian, dan Kinar. Mereka dianggap aneh oleh sebagian warga desa. Kehidupan mereka selalu
dihadapkan oleh misteri-misteri desa. Salah satunya adalah misteri sumur tua yang terletak di belakang rumah
mereka.
Sumur tua itu sudah lama tidak berfungsi. Konon sumur itu dihuni oleh sebuah makhluk berambut
putih, bertubuh sangat tinggi, dan bermuka datar. Ia selalu mengeluarkan suara dan menampakkan bayangan
yang menyeramkan pada malam hari. Pak Banu dan keluarganya selalu dapat memecahkan berbagai misteri
yang ada. Akan tetapi, misteri yang satu ini sungguh sulit untuk dipecahkan. Bahkan mereka merasa sangat
risau dan ingin pindah rumah. Tetapi, ketika mereka bersiap untuk pindah rumah, tiba-tiba terdengar suara
misteri.
“HEMMMRR..Janganlah kalian pergi dari rumah ini!” Makhluk itu bersuara aneh tapi Kinar masih
mampu mendengar kata-katanya.
“Siapa kau?” tanya Kinar penasaran.
“Aku adalah makhluk sumur tua itu yang selama ini menjadi misteri. Sebenarnya, aku telah dikutuk
oleh penyihir jahat menjadi penghuni sumur tua itu untuk selamanya. Maafkan aku yang selama ini selalu
menampakkan bayangan dan bersuara menyeramkan. Aku tidak bermaksud untuk membuat kalian risau. Aku
hanya meminta tolong supaya kalian dapat membebaskanku dari sumur tua itu karena aku ingin hidup bebas,
” jawab si makhluk.
“Kami dapat mengerti hal itu. Tetapi bagaimana cara kami membebaskanmu?” tanya pak Banu.

Sekali lagi aku sangat berterima kasih kepadamu dan keluargamu,”


“Sama-sama. Tetapi, ke mana kamu akan tinggal setelah ini?” tanya Kinar penasaran.
“Mungkin aku akan kembali ke tempat asalku,” jawab si Makhluk.
“Dimana itu?” tanya Kinar lagi.
“Di sebuah alam yang sangat bebeda dengan alam manusia. Tetapi maaf, aku tidak dapat
menceritakan lebih dalam lagi mengenai hal itu,” jelas si makhluk.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti,” tambah Kinar.
“Kalau begitu, aku akan pergi sekarang. Selamat tinggal,” ucap si makhluk.
“Selamat tinggal juga, jaga dirimu baik-baik,” tambak Kinar.
Akhirnya, si makhluk misterius dapat terbebas dari sumur tua itu. Keluarga pak Banu dan tetangga mereka
tidak merasa risau lagi dan dapat tinggal dengan nyaman.
TEKS 2

Mukenah Nenek
Azizah Putri

Angin malam berhembus menerobos ventilasi kamarku. Malam semakin larut. Udara terasa semakin
dingin. Tapi aku masih belum mengantuk. Aku masih enggan menyelimuti badanku dan membiarkan otakku
beristirahat. Masih memikirkan sesuatu. Ya, tentang shalat malam nenek. Itu yang kini menjadi topik baru di
otakku.
“Ibu, apa ibu pernah melihat nenek shalat dengan memekai mukenah itu?”
“...”
Hening.
“Ahh.. Mengapa ibu sudah tidur?” gerutuku melihat ibu telah tertidur pulas disamping bantalku.
Apa waktu masih belum mengizinkan? Baiklah, aku akan menunggu hingga waktu memberiku
jawaban sambil merangkai mimpi indah.

Mukenah itu, mukenah peninggalan nenekku. Sejak kepergian nenek 100 hari yang lalu, mukenah kesayangan
nenek yang telah disimpan selama kurang lebih 25 tahun lamanya kini diwariskan kepada ibuku. Mukenah itu
tetap indah meski warna putihnya sudah mulai kusam. Motif bunga – bunga mengkilapnya menambahkan
kesan anggun. Tidak ada bagian yang robek, terkena noda, atau kerusakan lain pada mukenah tua itu.
Aku jarang melihat nenek memakai mukenah itu. Mukenah itu selalu disimpan di suatu kotak tua
bersama tasbih dan Al – Qur’an nenek dari Makkah. Aku pernah sekali melihat nenek sholat tahajjud
mengenakan mukenah itu saat nenek dirawat inap di rumah sakit. Saat itu nenek sholat dalam posisi duduk
diatas kasur pasien. Beliau sholat dengan sangat khusyu’. Entah mengapa nenek terlihat bersinar saat
mengenakan mukenah itu. Seketika hatiku merasa tenang, tentram, dan damai seakan melihat malaikat sedang
sholat di depan mataku. Aku terus memperhatikan nenek sholat hingga salam terakhir. Di akhir sholatnya,
nenek bersujud dalam waktu yang sangat lama. Mungkin jarum jam telah melewati 2 angka menunggu nenek
bersujud. Ketika nenek bangkit dari sujudnya, kudapati mata nenek sembab seperti habis menangis. Aku
penasaran. Sangat penasaran. Apa yang nenek lakukan di dalam sujudnya? Berdo’akah? Memikirkan sesuatu?
Atau hanya tertidur? Ingin sekali aku menanyakannya pada nenek. Tapi, waktu seakan tidak mengizinkanku
untuk menanyakannya. Nenek sudah lebih dulu dipanggil ke Rahmatullah 2 hari setelah aku melihat nenek
sholat tahajjud pada malam itu.

“Ibu, apa ada yang bisa aku bantu?” tanyaku saat melihat ibu sedang mengemasi barang – barang di kamar
nenek.
“Alhamdulillah.. akhirnya ada yang menawarkan bantuan” ibu mengembangkan senyum manisnya.
“Minta tolong barang – barang di sini dikemas di kerdus itu ya..” perintah ibu sambil menunjuk lemari
baju nenek kemudian menunjuk kardus disamping pintu.
“Siap bu!” tegasku. Tanganku mulai bekerja. Belum sampai 10 menit, separuh barang di lemari telah
terkemas di dalam kardus. Kuakui, aku memang pekerja cepat. Tapi tetap saja Gundala Putra Petirlah yang
tercepat.
Di tengah – tengah mengemas, aku teringat akan sesuatu. Mukenah nenek! Pandanganku berputar ke
seluruh penjuru ruangan. Mencari – cari kotak coklat tua yang mengemas mukenah istimewa itu. Dan.. mataku
kini tertuju pada meja murmer di sudut ruangan.kulihat ada kotak coklat tua diatasnya. Aku segera berlari
menuju kotak itu. Rasanya tangan ini sudah tidak sabar menyentuh benda penuh barokah itu. Ketika tanganku
sudah hanya berjarak 1 cm..
“Ehem.. mengemasinya sudah selesai?” suara ibu menghentikan gerakanku.
“He.. he.. tinggal dikit kok bu..” jawabku cengengesan. Aku kembali ke posisi awalku. Kembali
bekerja sesuai perintah ibu. Mengambil.. memasukkan.. mengambil lagi.. memasukkan lagi. Akhirnya semua
barang di lemari baju nenek selesai dikemas 10 menit kemudian.
“Ibu.. aku sudah selesai..” aku terlonjak kegirangan. Sekarang aku tak mau menunda lagi. Aku cepat –
cepat kembali ke tempat kotak tua tadi di sudut ruangan. Tapi.. kotak itu kini sudah tidak berada di atas meja
murmer lagi. Ibu sudah lebih dulu memindahkannya entah kemana. Wajahku yang tadinya berseri dihiasi
pelangi, kini murung tertutup awan gelap.
“Ibu.. apa aku tidak boleh menyentuhnya? Sebentaaar saja..” rengekku.
“Maaf ya sayang, ibu masih repot. Kapan – kapan saja ya..” jawab ibu terlihat buru – buru. Hmm..
kasihan juga ibu. Mondar – mandir, kesana kemari. Sepertinya sekarang bukan waktunya untuk merengek
seperti bayi yang minta susu. Lebih baik dan seharusnya aku membntu ibu.
“Baiklah.. apa lagi yang bisa aku bantu?” aku menwarkan jasa. Lagi – lagi ibu mmbalas dengan
senyum keibuannya. Ibu memintaku memindahkan kardus - kardus yang sudah terkemas rapi ke dalam
gudang. Tugasku kini beralih dari ‘mengambil dan memmasukkan’ menjadi ‘mengangkat dan memindahkan’.
Yang ini akan memeras lebih banyak tenaga. Jadi sepertinya porsi makan siangku hari ini akan bertambah.
Siang berganti malam. Sekarang waktunya beristirahat. Aku langsung terjun bebas di atas kasur
empukku. Mataku sudah ingin menutup rasnya. Samar – samar aku mendengar suara halus ibu di telinga
kananku.
“Terimakasih ya nak, sudah mau bersabar..” aku tidak terlalu mengerti apa maksudnya. Tapi tetap saja
aku menjawab, “Sama – sama bu..” kemudian tidur.

Malam ini aku sedang ingin tidur bersama ibu. Kebetulan ibu juga sedang mau menemaniku tidur . Jarang –
jarang ibu mau tidur bersamaku tanpa harus aku merengek memohon seperti bayi. Kugunakan kesempatan
kecil ini untuk menanyakan tentang mukenah dan sholat tahajjud nenek pada malam itu.
“Mengapa nenek hanya menyimpannya di kotak tua itu? Kenapa tidak dipakai saja?” tanyaku
memecah keheningan malam.
“Karena mukenah itu istimewa bagi nenek” jawab ibu singkat.
“Jika istimewa, kenapa tidak nenek pakai saat shalat ied?” aku kembali bertanya layaknya polisi yang
sedang mengintrogasi tersangka. Aku sudah terlalu penasaran. Aku ingin segera mendapat jawaban dari semua
pertanyaanku.
“Mukenah itu lebih dari istimewa” ibu kembali menjawab dengan jawaban yang hampir sama dan
singkat. Cukup sederhana. Intinya adalah ‘istimewa’
Berbagai pertanyaan muncul di benakku. Lebih dari istimewa? Seistimewa apa? Apa yang membuat
mukenah itu sangat istimewa? Otakku seakan dihujani ribuan tanda tanya. Hingga akhirnya ibu menceritakan
sejarah mukenah itu padaku.
“Mukenah itu mukenah buatan tangan dari buNyai nenek sewaktu nenek mengabdi di pondok selama
15 tahun. Mukenah itu diberikan kepada nenek sebagai tanda terimakasih karena telah membantu mengajar dan
membesarkan pesantrennya. Subhaanallah.. mukenah penuh barokah”
Puas dengan jawaban ibu, aku terdiam. Semua pertanyaan di benakku gugur seketika. Suasana kembali
hening. Kini aku merenungkan tentang keistimewaan mukenah nenek. Barokah dari mengabdi selama 15 tahun
di pesantren. Entah sedahsyat apa barokah itu. Mungkin lebih dahsyat dari pahala orang yang haji 10 kali.

“Nduk.. bangun nduk.. yuk sholat tahajjud..” suara yang tak asing membngunkanku. Ini bukan suara ibu. Tapi..
suara nenek. Mataku terbelalak. Kantukku hilang seketika.
“Nenek?” mulutku menganga. Tak percaya akan apa yang sedang kulihat saat ini. Kini di depan
mataku, nenek memakai mukenah putihnya dan mengajakku sholat tahajjud berjama’ahh. Aku mencubit pipi
kananku. Aww.. sakit! Ini bukan mimpi.
“Ndang wudhu, nenek tunggu di kamar” dawuhnya sambil melangkah keluar menuju kamar beliau.
Aku tak peduli ini mimpi atau nyata. Aku segera mengambil wudhu dan bergegas menuju kamar nenek. Disana
nenek sudah siap berdiri di atas sajadah merah marunnya sambil membawa mukenah putih yang serupa dengan
yang beliau pakai.
“Pakai ini.. ini mukenah nenek saat mondok dulu” beliau memakaikan mukenah itu ke kapalaku sambil
mengembangkan senyum.
“Allaahuakbar” kamipun memulai sholat tahajjud berjama’ah.
“Assalaamu’alaikum warahmatullah..” ucap nenek fasih. Seperti yang pernah kulihat sebelumnya,
nenek kemudian bersujud. Akupun ikut bersujud mengikuti nenek. Tiba – tiba..
“Labbaikallahh humma labbaiik.. Labbaikallah syariikalakalbbaiik..” suara ramai orang berthawaf
memekakkan telingaku. Mataku sulit terbuka karena silaunya cahaya putih yang menyentrong. Aku merasa
sesak. Terdempet orang – orang di sekitar. Dimana ini? Aku mulai panik. Merasa asing di tengah keramaian.
“Nenek.. nenek.. nenek dimana?” teriakku mencari – cari sosok wanita tua yang tadi sholat
bersamaku. Sreet. Ada yang meraih tanganku. Kemudian menarik dengan sedikit keras. Alhamdulillah.
Ternyata itu nenek. Kepanikanku kini sudah mereda.
“Nenek, kita ada dimana?” tanyaku sambil mengerutkan dahi, tak kuat melawan silaunya matahari.
Nenek hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya ke bangunan kubus hitam yang sangat besar di depannya.
Aku memaksakan mata memandang lebih jelas apa kubus hitam kokoh itu. Samar – samar aku melihat kain
hitam mewah dihiasi rangkaian kalimat syahadat berwarna emas menyelimuti bangunan itu. Di sisi depan,
pintu besar dari emas terpampang indah. Salah satu sudutnya terdapat lubang perak membungkus batu hitam.
Bangunan itu dikelilingi oleh berjuta, bahkan bemilyar – milyar manusia berihram putih. Mereka berebutan
mendekati pintunya, menyentuh temboknya, dan mencium batunya.
“Ka’.. Ka’.. Ka’bah?” mulutku menganga, tak sanggup berkata – kata. “Ini Makkah?” lanjutku masih
belum bisa percaya dengan apa yang ada di depanku ini.
Iiya, sekarang kita berthawaf, jangan lepaskan tanganmu dari genggaman nenek ya..” nenek
menggandeng tanganku erat- erat. Menuntunkun mengelilingi ka’bah sambil mengumandangkan tarbiah.
Subhaanallah. Sulit dipercaya. Aku mengingat – ingat kembali apa yang terakhir aku lakukan beberpa
menit yang lalu. Terakhir, aku bersujud setelah salam sholat tahajjud. Ya, sujud terakhir. Jadi ini jawaban dari
rasa penasaranku akan sujud diakhir sholat malam nenek. Senyum lebar terukir di mulutku. Waktu akhirnya
mengizinkanku untuk tahu. Setelah selama ini waktu mengulur – ulur dirinya, memenjara rasa penasaranku.
Mungkin nenek yang ingin aku langsung meraskan sendiri. Merasakan sendiri apa yang nenek rasakan di akhir
sujudnya itu.
“Nduk, sampaikan pesan nenek pada ibumu.. setelah 100 hari nenek, tolong sumbangkan barang –
barang ke beberapa panti jompo. Buku – buku nenek yang tidak terpakai kirmkan ke pondok – pondok” pesan
nenek saat kami hendak wukuf di Arofah.
“Lalu bagaimana dengan mukenah nenek?” tanyaku sambil membulatkan mata.
“Itu akan diwariskan ke ibumu, kemudian padamu, kemudian anakmu, hingga anak cucumu” jawab
nenek. Matanya mulai berkaca – kaca. Nenek kemudian menyerahkan tasbih Makkah yang biasa beliau simpan
bersama mukenahnya di kotak tua itu kepadaku.
“Nenek harap kamu mau mondok kayak nenek dan ibumu dulu. Tirakat. Nyari barokahnya para kyai.
Kalau bisa mondok itu jadi adat di keluarga kita. Wes, InyaaAllah berokahe numplek” amanah nenek membuat
hatiku terenyuh. Insyaallah aku akan mengemban amanah ini dengan baik. Aku bertekad akan membuat nenek
tersenyum puas di syurga nanti.

“Baik nek.. aku janji aku akan jadi santri yang tawadhu’ seperti nenek” janjiku pada ne nek. Mataku mulai
meneteskan air mata. Tetesan air mata ini akan menjadi saksi atas janji yang kuucap dari hatiku yang paling
dalam untuk sosok wanita motivator yang kubanggakan.
Nenek membelai kepalaku dengan lembut. Kemudian merangkulku dengan kehangatan kasih
sayangnya. Aku berbalik merangkulnya dengan lebih erat. Sangat erat. Hingga akhirnya lenganku tak
meraskan apa – apa. Tubuh renta nenek yang kurangkul seketia menghilang bagai angin malam yang
berhembus.
Aku bangkit dari sujudku. Kini aku berada di kamar nenek sendirian. Jarum jam menunjukkan angka
3. Tepat pada jam saat nenek mengakhiri sholat Tahajjudnya 102 malam yang lalu.
“Apa aku tadi bermimipi?” gumamku. “Tapi ini sajadah yang tadi nenek pakai!” aku menarik sajadah
merah marun di depanku. Mataku beralih ke mukenah yang kupakai sekarang.
“Ini mukenah nenek yang tadi nenek pakai, lalu ini.. tasbih yang nenek berikan saat di Arofah tadi!”
aku mengingat – ingat kembali apa saja yang kulakukan bersama nenek beberapa jam yang lalu. Bertemu dgan
nenek, kemudian sholat tahajjud berjama’ah. Sujud di akhir sholat kemudian.. aku ada di Makkah! Thawaf
bersama nenek mengelilingi Ka’bah, lalu sholat di Masjidil Haram. Meminum air zam – zam. Mengelilingi
pasar Makkah, dan yang terakhir wukuf di Arofah. Nenek menitip pesan untuk ibu, memberikan tasbihnya
sambil berpesan padaku. Memelukku kemudian.. aku kembali ke kamar nenek lagi.
“Sayang..” suara lembut ibu mngejutkanku. Ibu memasuki kamarkemudian duduk di sampingku.
“Wah, anak ibu sudah mulai belajar sholat malam” pujinya sambil membelai lembut kepalaku.
“Ibu tahu, aku tadi sholat tahajjud berjama’ah bersama nenek” ceritaku. Mata ibu terbelalak. Beliau
sangat terkejut akan apa yang barusan aku katakan. “Kemudian kami bersujud dan tiba–tiba kami berada di
Makkah” lanjutku. Aku menceritakan semua yang kualami 2 jam yang lalu bersama nenek. Dari mimik
wajahnya, aku bisa tahu kalau ibu percaya padaku. Dan memeag seharusnya ibu percaya, karena ini memang
benar - benar terjadi. Terakhir, aku menyampaikan pesan nenek yang dititipkan untuk ibu. Mata ibu mulai
berkaca – kaca. Teringat kembali pada sosok ibu yang selama bertahun – tahun merawatnya.
“Ibu, aku telah berjanji pada nenek kalau aku akan mondok, tirakat dengan untuk cari barokahnya para
kyai!” tegasku.
“Ya nak.. nenek pasti sangat bangga padamu”

Lampiran materi ajar

Ciri ciri Cerita Fantasi


Sama seperti jenis teks pada umumnyam cerita fantasi ini dapat dikatakan sebagai teks cerita fantasi apabila
memenuhi beberapa unsur dan ciri ciri dibawah ini. Ciri ciri cerita fantasi yang umum beredar adalah sebagai
berikut:

Ide cerita yang terbuka


Ide cerita dalam cerita fantasi umumnya tidak memiliki batasan realita (kenyataan) dan dapat kembangkan
sesuka pengarang. Tema dan ide yang diusung oleh cerita fantasi biasanya adalah mistis, supranatural, sci-fi,
futuristik dan lain sebagainya.

Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban


Jika anda mendapati sebuah teks cerita mengandung unsur keanehan, bersifat misterius seperti mengandung
unsur mistis maupun terdapat keajaiban yang tidak dapat dilogika oleh pikiran maka itu dapat menjadi ciri ciri
cerita fantasi. Umunya segala keanehan dan keajaiban yang timbul dalam cerita bersifat berlebihan seperti anda
sedang membayangkan manusia bersayap dan bisa terbang tinggi atau lain sebagainya.

Cerita fantasi adalah cerita yang dapat merubah apapun yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan cara
menghidupkannya dalam bentuk cerita. Hal ini disebabkan karena teks cerita fantasi merupakan sebuaht teks
karangan cerita yang bersifat imajinatif (imajinasi yang diciptakan oleh pengarang).

Latar
Latar yang digunakan dalam cerita fantasi dapat menembus ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu disini
dalam artian adalah terjadi di suatu tempat dan suatu waktu tertentu seperti contoh cerita guardian of the galaxy
yang memiliki latar cerita di planet Jupiter di jaman masa depan. Padahal jika dilogika lebih cermat, di planet
jupiter tidak terdapat udara sama sekali. Namun dengan cerita fantasi ini segala yang tidak mungkin dapat
menjadi mungkin.

Tokoh yang unik


Tokoh dalam teks cerita fantasi umumnya memiliki kelebihan tersendiri yang unik dan berbeda dari yang lain,
Seperti dalam cerita superman yang tokoh utamanya yakni clark kent (superman) memiliki kekuatan super untuk
terbang, mengangkan beban jutaan kilogram dan mengeluarkan laser dari matanya.

Fiksi atau khayalan


Kerena bersifat fiksi dan merupakan cerita khayalan semata, maka cerita fantasi ini tidak akan bisa dinalar oleh
akal pikiran jika dibandingkan dengan kehidupan di dunia nyata.

Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini umumnya tidak harus selalu terikat menggunakan bahasa yang
formal. Melainkan menggunakan bahasa yang bervariasi.

Struktur Cerita Fantasi


Struktur cerita fantasi umumnya hampir sama dengan struktur teks narasi yakni terdiri dari orientasi, konflik,
resolusi dan ending. Adapun penjelasan dari masing masing struktur adalah sebagai berikut:

a. Orientasi : Pengenalan atau orientasi merupakan sebuah bagian dimana pengarang memberikan
pengenalan tentang penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada pembacanya.
b. Konlik : Konflik sendiri merupakan bagian dimana terjadi permasalahan dimulai dari awal permasalahan
hingga menuju ke puncak permasalahan.
c. Resolusi : Resolusi merupakan penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang tejadi. Resolusi sendiri
merupakan bagian penentu yang akan mengarah pada ending.
d. Ending : Ending merupakan penutup cerita fantasi. Ending sendiri dapat dibedakan menjadi dua yakni
happy ending dimana tokoh utama menang dan hidup bahagia. Dan yang lain adalah sad ending dimana
tokoh utama tewas setelah mencapai tujuan dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai