Etika Riset Dan Penelitian Kelompok 4
Etika Riset Dan Penelitian Kelompok 4
Etika Penelitian
DOSEN PEMBIMBING :
3 Desember 2020
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 – 4C DIV TKI
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Tugas Etika Profesi dengan judul “Etika Penelitian”.
1. Bapak Drs. Achmad Sjaifullah, M.Pd, selaku Dosen Mata Kuliah Etika
Profesi
2. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah Etika Penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, adik-adik tingkat di Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Malang dan kita semua.
i
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Kajian Teori......................................................................................................3
2.2 Pembahasan.......................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Etika Penelitian...............................................................................3
2.2.2 Prinsip Dasar Dan Kaidah /Etika Penelitian.....................................................4
2.2.3 Fungsi Etika Penelitian.....................................................................................7
2.2.4 Poin-poin Penting dalam Etika Ilmiah..................................................................8
2.3 Studi Kasus.....................................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi secara terus menerus
terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam berinteraksi
dengan manusia lain ada peraturan, norma-norma dan kaidah yang telah dibuat oleh
diri sendiri maupun norma yang telah disepakati bersama, baik itu peraturan tertulis
maupun peraturan yang tidak tertulis. Salah satu bentuk peraturan adalah etika.
Bila suatu ketika seorang peneliti dihadapkan pada suatu situasi dan ia harus
memutuskan sesuatu apa yang harus ia lakukan, seorang peneliti akan berpikir
mengenai baik dan buruknya, untung dan ruginya, serta boleh atau tidaknya tindakan
itu ia lakukan. Pada saat itulah mekanisme peralatan rohaniah seorang peneliti
berjalan. Seorang peneliti harus berfikir secara ilmiah, berpikir ilmiah menurut
Poedjawijatna sebagaimana yang dikutip oleh Vardiansyah (2005) ada empat cara
berfikir ilmiah diantaranya adalah objektif, metodis, sistematis dan universal.
Sementara itu menurut Jacob (2004), peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
1
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip- prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek
penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1.4 Manfaat
2
Makalah ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar
sehingga dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat
kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika bermakna ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan masalah nilai. Kattsoff
mengemukakan sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-
prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia.
4
Etika penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai suatu sikap dan acuan yang
haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan suatu penelitian agar penelitian dapat
berjalan dengan lancar. Etika riset mengemuka sebagai sebuah kajian sejak akhir
Perang Dunia II dan berlanjut hingga awal 1990-an. Urgensi etika riset berawal dari
isu-isu dalam penelitian kesehatan dan berlanjut kepada isu-isu di bidang sosial dan
kajian kontemporer lainya. International Review Board (IRB) kemudian menjadi
institusi yang melakukan peninjauan terhadap proposal dari berbagai riset, menjamin
hak seorang peneliti atas hasil risetnya untuk mencegah adanya pengabaian etika riset
dalam penelitian (Resnik, n.d.).
5
yaitu : menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan
kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan inklusivitas, dan memperhitungkan
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan, Milton (1999); Loisella, Profetto-McGrath,
Polit & Beck, (2004) yakni:
1. Prinsip pertama
6
2. Prinsip kedua
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang
menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam implementasinya, peneliti
tidak boleh menampilkan informasi identitas baik nama maupun alamat asal subyek
dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek.
Peneliti dapat menggunakan koding sebagai pengganti identitas responden.
3. Prinsip ketiga
Yaitu prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan keadilan. Untuk memenuhi
prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan psikologis serta perasaan yang religius subyek penelitian.
Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimana
keuntungan dan beban harus didistribusikan diantara anggota kelompok public.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi dan pilihan public.
7
setiap peneliti. Karena hal ini tidak mencerminkan dari penghargaan terhadap
hak cipta yang dimiliki orang lain.
B. Privasi yang dimiliki oleh subjek dalam melakukan proses penelitian,
dibutuhkan bantuan subjek untuk mencari kebenaran dari objek yang akan
diteliti. Khususnya untuk orang-orang atau lapisan masyarakat tertentu.
Terkadang, beberapa subjek lebih memilih untuk tidak diberi tahu identitas
aslinya karena hak privasi yang dimiliki. Sebagai peneliti, harus mematuhi hal
tersebut sebagai bentuk menghormati hak milik orang lain.
8
program, khususnya program kesehatan masyarakat. Inilah yang dimaksud
bahwa penelitian itu juga mempunyai fungsi terapan atau aplikatif, di samping
fungsi teoretis. Hasil sebuah penelitian, meskipun menemukan teori yang muluk-
muluk, tetapi tidak dapat digunakan untuk perbaikan program, maka dapat
dikatakan bahwa penelitian merupakan sarana atau cara untuk memperoleh
masukan atau input bagi perencanaan atau pengembangan program atau
alternatif pemecahan masalah, termasuk masalah kesehatan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian harus dapat memenuhi dua
fungsi atau peranan ini: pengembangan ilmu dan pengembangan kesejahteraan
masyarakat. Apabila penelitian tidak memenuhi salah satu fungsi tersebut, apalagi
kedua-duanya maka penelitian tersebut dapat dikatakan penelitian yang tidak etis
karena mengingkari hakikat penelitian itu sendiri.
9
2. Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan
mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan.
3. Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
4. Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
5. Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara
teratur catat pekerjaan dikerjakan, misalnya kapan dan dimana pengumpulan data
dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau agen
publikasi lainnya.
6. Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
7. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
Memperhatikan paten,copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan
menggunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin
penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada
riset.
8. Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut
data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden
dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
9. Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama
berulang-ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
10. Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan
masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
11. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan
penelitian dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan
10
dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai
penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-
author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam
penelitian.
12. Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan
meringankan beban hidup masyarakat. Peneliti juga bertanggung jawab
melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil
penelitian.
13. Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan
pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan
faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi
dan integritas ilmiah.
14. Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi sampai taraf pakar.
15. Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah
yang terkait dengan penelitian.
16. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik
mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan
percobaan.
17. Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia
untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek
negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian tersebut; siapkan pencegahan dan
pengobatan bila sampel menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian
medis)
11
Plagiarisme Dosen Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas
Parahyangan (UNPAR) Profesor Anak Agung Banyu Perwira
Prof Anak Agung Banyu Perwita ketahuan melakukan plagiarisme dalam salah
satu tulisannya yang dimuat surat kabar The Jakarta Post. Kasus dugaan
plagiarisme ditelusuri serius oleh Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung.
Mereka menemukan 4 tulisan yang dinilai plagiarisme.
Temuan ini diungkapkan oleh Rektor Unpar Dr Cecilia Lauw saat ditemui
detikcom di kantornya, Selasa (9/2/2010). Dia didampingi Ketua Jurusan
Hubungan Internasional Unpar Yulius Purwadi. Menurut Cecilia, dia tahu
masalah ini saat membaca email berisi kutipan pengumuman The Jakarta Post
pada Kamis (4/2/2010). Pukul 16.00 WIB hari itu, dia langsung memanggil Prof
Banyu. Wakil Rektor III Dr Laurentius Tarpin ikut hadir sebagai saksi. “Saat
dipanggil, dia mengaku memang melakukan plagiarisme. Namun hal itu
dikarenakan keteledoran,” kata Cecilia.
Dengan adanya kasus ini, pihak Rektorat Unpar segera memberikan sanksi
kepada staf pengajarnya tersebut. Sekretaris Komisi Etik Unpar Laurentius Tarpin
mengatakan, pihaknya segera menggelar sidang rapat senat universitas untuk
menentukan jenis sanksi yang dikenakan.
Menurut dia, secara administratif, sanksi terburuk yang akan dijatuhkan, yakni
diberhentikan sebagai karyawan Unpar dan pencopotan status guru besar. ”Jika
ada temuan lain (plagiat), sebelum dia menjadi guru besar, tentu statusnya bisa
dicabut,” kata Tarpin di Bandung, kemarin.
12
Namun, sanksi tersebut terlalu kecil bila dibandingkan dengan dampak sanksi
sosial dari kalangan akademis yang akan diterimanya. ”Publik sudah tahu, dia
memplagiat dan tidak akan dipercaya lagi,” tergas Tarpin. Dia mengungkapkan,
pihak rektorat sudah memanggil Prof Anak Agung Banyu Perwita. Hasilnya, yang
bersangkutan telah mengakui tulisannya berjudul ”RI as a New Middle Power?”
menyontek tulisan penulis Australia Carl Ungerer berjudul ”The Middle Power
Concept in Australian Foreign Policy”. Akhirnya, Prof Anak Agung Banyu
Perwita pun telah mengajukan surat pengunduran diri dari Unpar. Sementara itu,
Rektor Unpar Dr Cecilia Lauw mengungkapkan, pihaknya belum menyetujui
pengunduran diri Prof Anak Agung Banyu Perwita. Menurut Cecilia, Banyu
mengirimkan surat pengunduran diri pada Senin, (8 /2) kemarin.” Mengundurkan
diri tidak bisa sembarangan,” kata Cecilia.
Carl menulis artikel ilmiah berjudul ‘The Middle Power Concept in Australian
Foreign Policy’. Artikel ini diterbitkan dalam Australian Journal of Politics and
History: Volume 53, Number 4, pada tahun 2007. Itu artinya dua tahun sebelum
tulisan Banyu Perwita. Setelah itu, The Jakarta Post pun menarik dan memuat
permintaan maaf kepada pembaca atas fakta hasil penjiplakan tersebut. Ati
menambahkan, harian ini juga mengirimkan permintaan maaf secara langsung
kepada Carl Ungerer. Carl pun mengakui bahwa karyanya telah ditulis ulang oleh
Prof Anak Agung Banyu Perwita.
13
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Kemendiknas Mansyur Ramli menilai jika benar terbukti melakukan plagiat,
profesor tersebut harus diberikan sanksi oleh Komisi Etik. ”Sanksi bisa
diberhentikan dari jabatannya,” jelasnya. Di situs Facebook- nya, dia sudah
menyatakan permintaan maaf dan berniat mundur dari Unpar. “I do apologize for
what i have done....” sebut Agung dalam status di accAount-nya pekan lalu.
“Perhaps, it’s better for me to resign,” ujar pengajar Jurusan HI Fisip Unpar itu
dalam status berikutnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang etika
penelitian, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui
makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat
14
membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Penulis menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://kampus4u.blogspot.com/2015/04/etika-penelitian-riset.html
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/etika-ilmiah-dan-penelitian.html
http://www.mampirlah.com/teknik-informatika/makalah-etika-penelitian-dan-
plagiarisme.html
https://news.okezone.com/read/2010/02/10/65/302135/plagiat-unpar-copot-guru-
besar
https://kumparan.com/kumparannews/4-akademisi-tanah-air-yang-terjerat-kasus-
plagiarisme/full
16