Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA PROFESI

Etika Penelitian

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. Achmad Sjaifullah, M.Pd

3 Desember 2020

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 – 4C DIV TKI

Dhevita Tara Dwi Prastika 1741420047


Dian Fitriah Maharani 1741420037
Dini Qurrota’ayuni 1741420084
Lifia Surya Hanafia 1741420069
Shilma Ananta 1741420022

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Tugas Etika Profesi dengan judul “Etika Penelitian”.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Rancangan Pembelajaran


yaitu mahasiswa mampu memahami Etika Riset dan Pembelajaran dengan benar.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh banyak bantuan baik berupa
dukungan moril dan spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Achmad Sjaifullah, M.Pd, selaku Dosen Mata Kuliah Etika
Profesi

2. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat.

3. Teman-teman seangkatan terutama kelas 4C Teknologi Kimia Industri

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah Etika Penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, adik-adik tingkat di Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Malang dan kita semua.

Malang, 3 Desember 2020

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Kajian Teori......................................................................................................3
2.2 Pembahasan.......................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Etika Penelitian...............................................................................3
2.2.2 Prinsip Dasar Dan Kaidah /Etika Penelitian.....................................................4
2.2.3 Fungsi Etika Penelitian.....................................................................................7
2.2.4 Poin-poin Penting dalam Etika Ilmiah..................................................................8
2.3 Studi Kasus.....................................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
3.1    Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2    Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi secara terus menerus
terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam  berinteraksi
dengan manusia lain ada peraturan, norma-norma dan kaidah yang telah dibuat oleh
diri sendiri maupun norma yang telah disepakati  bersama, baik itu peraturan tertulis
maupun peraturan yang tidak tertulis. Salah satu bentuk peraturan adalah etika.

Di era globalisasi dan modernisasi seperti ini, masyarakat sedang gencar-


gencarnya mengembangkan ilmu pengetahuan dengan penelitian ilmiah. Namun
seiring perkembangan teknologi, masyarakat tidak bisa menyaring baik buruknya
dampak teknologi tersebut. Tanggung jawab ilmu pengetahuan dan teknologi
berkaitan dengan etika. Dalam penelitian apapun baik kualitatif maupun kuantitatif
etika merupakan hal yang harus dijunjung tinggi. Convention Scientific Research
mengemukakan perlunya memperhatikan masalah etika dalam penelitian yang
melibatkan subjek manusia. Hal ini menyangkut masalah tata aturan dan nilai bagi
peneliti maupun yang diteliti agar tidak terjadi benturan antarnilai yang dianut oleh
kedua belah pihak atau untuk menghindari eksploitasi dan manipulasi yang
berdampak merugikan bagi salah satu pihak.

Bila suatu ketika seorang peneliti dihadapkan pada suatu situasi dan ia harus
memutuskan sesuatu apa yang harus ia lakukan, seorang peneliti akan  berpikir
mengenai baik dan buruknya, untung dan ruginya, serta boleh atau tidaknya tindakan
itu ia lakukan. Pada saat itulah mekanisme peralatan rohaniah seorang peneliti
berjalan. Seorang peneliti harus berfikir secara ilmiah, berpikir ilmiah menurut
Poedjawijatna sebagaimana yang dikutip oleh Vardiansyah (2005) ada empat cara
berfikir ilmiah diantaranya adalah objektif, metodis, sistematis dan universal.
Sementara itu menurut Jacob (2004), peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan

1
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip- prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek 
penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian etika penelitian ?


2. Apa prinsip dasar dan kaidah etika penelitian?
3. Apa fungsi etika penelitian?
4. Apa saja poin-poin penting dari etika penelitian?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui pengertian etika penelitian.

2. Untuk mengetahui seperti apa prinsip dasar dan kaidah etika


penelitian.

3. Untuk mengetahui fungsi etika penelitian.

4. Untuk mengetahui poin-poin penting dalam etika penelitian

1.4 Manfaat

2
Makalah ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar
sehingga dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai etika


penelitian.

b. Makalah ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mengaplikasikan


teori penelitian korelasi dalam bidang linguistik dan pengajarannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

Penelitian dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan manusia.


Penelitian ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal seperti
peraturan baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Salah satu bentuk peraturan
dalam penelitian adalah etika. Etika penelitian diperlukan untuk mengatur perilaku
seorang peneliti dalam penelitiannya.

Etika digunakan untuk mengendalikan tindakan-tindakan yang akan diambil


oleh seorang peneliti. Penelitian banyak jenisnya, sehingga masing-masing bidang
akan memunculkan etika tertentu. Contohnya penelitian dalam bidang akademik ada
etika penelitian akademik. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan apa saja aspek-
aspek dalam etika penelitian. Metode yang digunakan adalah review (tinjauan) dari
beberapa pustaka.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Pengertian Etika Penelitian

Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat
kebiasaan.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika bermakna ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan masalah nilai. Kattsoff
mengemukakan sesungguhnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-
prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia.

4
Etika penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai suatu sikap dan acuan yang
haruslah dijunjung tinggi dalam melakukan suatu penelitian agar penelitian dapat
berjalan dengan lancar. Etika riset mengemuka sebagai sebuah kajian sejak akhir
Perang Dunia II dan berlanjut hingga awal 1990-an. Urgensi etika riset berawal dari
isu-isu dalam penelitian kesehatan dan berlanjut kepada isu-isu di bidang sosial dan
kajian kontemporer lainya. International Review Board (IRB) kemudian menjadi
institusi yang melakukan peninjauan terhadap proposal dari berbagai riset, menjamin
hak seorang peneliti atas hasil risetnya untuk mencegah adanya pengabaian etika riset
dalam penelitian (Resnik, n.d.).

Universitas Gadjah Mada (2004) memaknai etika sebagai filsafat praktis,


artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia
dengan memperhatikan apa yang harus dilakukan. Kode Etik adalah serangkaian
norma-norma etik yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber pada nilai-nilai
etik yang dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
aktivitas-aktivitas yang menuntut tanggung jawab profesi. Penelitian didefinisikan
sebagai usaha untuk memperoleh fakta atau prinsip dan menguji kebenaran dengan
cara mengumpulkan dan menganalisis data yang dilaksanakan dengan teliti, jelas,
sistematik, dan dapat dipertanggung jawabkan. Dari definisi-definisi tersebut, etika
penelitian merupakan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai pedoman berfikir,
bersikap, dan bertindak dalam aktivitas-aktivitas penelitian.

2.2.2 Prinsip Dasar Dan Kaidah Etika Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang


teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika 
penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki
risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun  peneliti
perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan. Secara garis besar, etika penelitian memiliki berbagai macam
prinsip, namun terdapat beberapa prinsip utama yang perlu dipahami oleh  peneliti,

5
yaitu : menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan
kerahasiaan subyek penelitian, keadilan dan inklusivitas, dan memperhitungkan
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan, Milton (1999); Loisella, Profetto-McGrath,
Polit & Beck, (2004) yakni:

1. Prinsip pertama

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi


yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk  berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian. Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan
martabat manusia, adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek yang
terdiri atas :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat


ditimbulkan.

c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan.

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan


subyek berkaitan dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak cukup memberikan  proteksi


bagi subyek itu sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat
perbedaan pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek. Kelemahan
tersebut dapat diantisipasi dengan adanya prosedur  penelitian.

6
2. Prinsip kedua

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk  privasi dan kebebasan
individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi
individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang
menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam implementasinya, peneliti
tidak boleh menampilkan informasi identitas baik nama maupun alamat asal subyek
dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek.
Peneliti dapat menggunakan koding sebagai pengganti identitas responden.

3. Prinsip ketiga

Yaitu prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan keadilan. Untuk memenuhi
prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara  jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan psikologis serta perasaan yang religius subyek penelitian.
Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimana
keuntungan dan beban harus didistribusikan diantara anggota kelompok public.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi dan  pilihan public.

Selain 3 prinsip diatas, terdapat prinsip-prinsip lainnya yang tidak boleh


dikesampingkan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

A. Plagiarisme dan manipulasi didalam penelitian. Tidak mengutip sebagian


ataupun keseluruhan dari isi referensi yang menjadi panutan, sekaligus
memanipulasi rancangan penelitian hingga titik akhir dari penyelesaian
penelitian yang dijalankan menjadi prinsip yang harus selalu ditekankan untuk

7
setiap peneliti. Karena hal ini tidak mencerminkan dari penghargaan terhadap
hak cipta yang dimiliki orang lain.
B. Privasi yang dimiliki oleh subjek dalam melakukan proses penelitian,
dibutuhkan bantuan subjek untuk mencari kebenaran dari objek yang akan
diteliti. Khususnya untuk orang-orang atau lapisan masyarakat tertentu.
Terkadang, beberapa subjek lebih memilih untuk tidak diberi tahu identitas
aslinya karena hak privasi yang dimiliki. Sebagai peneliti, harus mematuhi hal
tersebut sebagai bentuk menghormati hak milik orang lain.

2.2.3 Fungsi Etika Penelitian

1. Fungsi Akademik (Teoretis) Sebuah penelitian seberapa kecil apapun


harus mempunyai fungsi akademik atau teoretis. Artinya, hasil atau temuan
sebuah penelitian  jenis apapun dengan metode apapun pada hakikatnya adalah
merupakan temuan akdemik, yang beararti merupakan sumbangan teoretis bagi
pengembangan ilmu yang bersangkutan. Penelitian di  bidang kesehatan hasilnya
jelas secara akademik merupakan  pencerahan ilmu kesehatan. Dengan perkataan
lain, hasil atau temuan sebuah penelitian apa pun merupakan tambahan khasanah
ilmu  pengetahuan.

2. Fungsi Terapan (Aplikatif) Bidang ilmu apapun, sebenarnya


mempunyai aspek teori dan aspek aplikatif atau penerapannya bagi kesejahteraan
masyarakat. Demikian  pula kesehatan atau kesehatan masyarakat adalah ilmu
dan seni. Oleh sebab itu, penelitian di bidang apapun bukan sekadar
membuktikan teori atau memperoleh teori baru, tetapi juga harus mempunyai
implikasinya terhadap program peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk
program kesehatan masyarakat. Hal ini dimaksudkan bahwa hasil atau temuan
sebuah penelitian, di samping menambah khasanah ilmu pengetahuan seperti
disebutkan di atas, juga dapat merupakan masukan bagi pengembangan program-

8
program, khususnya program kesehatan masyarakat. Inilah yang dimaksud 
bahwa penelitian itu juga mempunyai fungsi terapan atau aplikatif, di samping
fungsi teoretis. Hasil sebuah penelitian, meskipun menemukan teori yang muluk-
muluk, tetapi tidak dapat digunakan untuk perbaikan program, maka dapat
dikatakan bahwa penelitian merupakan sarana atau cara untuk memperoleh
masukan atau input bagi perencanaan atau pengembangan program atau
alternatif  pemecahan masalah, termasuk masalah kesehatan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian harus dapat memenuhi dua
fungsi atau peranan ini: pengembangan ilmu dan pengembangan kesejahteraan
masyarakat. Apabila penelitian tidak memenuhi salah satu fungsi tersebut, apalagi
kedua-duanya maka penelitian tersebut dapat dikatakan penelitian yang tidak etis
karena mengingkari hakikat penelitian itu sendiri.

2.2.4 Poin-poin Penting dalam Etika Ilmiah

Dalam sebuah penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, etika


merupakan hal yang harus dijunjung tinggi. Etika berperan sebagai batasan seorang
peneliti agar tidak keluar dari batasan yang ada. Convention scientific research
mengemukakan perlunya memperhatikan masalah etika dalam penelitian yang
melibatkan subjek manusia. Hal ini menyangkut masalah tata aturan dan nilai bagi
peneliti maupun yang diteliti agar tidak terjadi benturan antarnilai yang dianut oleh
kedua belah pihak atau untuk menghindari eksploitasi dan manipulasi yang
berdampak merugikan bagi salah satu pihak. 

Dengan demikian, etika sosial dan etika penelitian harus benar-benar


diperhatikan sebelum terjun ke lapangan, ketika penelitian berlangsung, dan setelah
penelitin selesai dilakukan.

1. Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya


dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika
penelitian meliputi butir-butir berikut:

9
2. Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan
mengklaim  pekerjaan yang bukan pekerjaan.
3. Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi,  pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
4. Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
5. Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara
teratur catat pekerjaan dikerjakan, misalnya kapan dan dimana pengumpulan data
dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden,  jurnal atau agen
publikasi lainnya.
6. Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya  penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
7. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
Memperhatikan  paten,copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan
menggunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin
penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada
riset.
8. Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut
data  pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden
dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
9. Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama
berulang-ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
10. Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan
masukan  bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
11. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan
penelitian dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan

10
dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai
penulis  pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-
author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam
penelitian.
12. Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan
meringankan beban hidup masyarakat. Peneliti juga bertanggung jawab
melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil
penelitian.
13. Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan
pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan
faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi
dan integritas ilmiah.
14. Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi sampai taraf pakar.
15. Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah
yang terkait dengan penelitian.
16. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik
mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan
percobaan.
17. Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia
untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek
negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian tersebut; siapkan pencegahan dan
pengobatan bila sampel menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian
medis)

2.3 Studi Kasus

11
Plagiarisme Dosen Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas
Parahyangan (UNPAR) Profesor Anak Agung Banyu Perwira

BANDUNG - Nama besar Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung


tercoreng lantaran salah satu guru besarnya, Prof Anak Agung Banyu Perwita,
diduga keras melakukan plagiarisme atau penjiplakan karya intelektual.

Prof Anak Agung Banyu Perwita ketahuan melakukan plagiarisme dalam salah
satu tulisannya yang dimuat surat kabar The Jakarta Post. Kasus dugaan
plagiarisme ditelusuri serius oleh Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung.
Mereka menemukan 4 tulisan yang dinilai plagiarisme.

Temuan ini diungkapkan oleh Rektor Unpar Dr Cecilia Lauw saat ditemui
detikcom di kantornya, Selasa (9/2/2010). Dia didampingi Ketua Jurusan
Hubungan Internasional Unpar Yulius Purwadi. Menurut Cecilia, dia tahu
masalah ini saat membaca email berisi kutipan pengumuman The Jakarta Post
pada Kamis (4/2/2010). Pukul 16.00 WIB hari itu, dia langsung memanggil Prof
Banyu. Wakil Rektor III Dr Laurentius Tarpin ikut hadir sebagai saksi. “Saat
dipanggil, dia mengaku memang melakukan plagiarisme. Namun hal itu
dikarenakan keteledoran,” kata Cecilia.

Dengan adanya kasus ini, pihak Rektorat Unpar segera memberikan sanksi
kepada staf pengajarnya tersebut. Sekretaris Komisi Etik Unpar Laurentius Tarpin
mengatakan, pihaknya segera menggelar sidang rapat senat universitas untuk
menentukan jenis sanksi yang dikenakan.

Menurut dia, secara administratif, sanksi terburuk yang akan dijatuhkan, yakni
diberhentikan sebagai karyawan Unpar dan pencopotan status guru besar. ”Jika
ada temuan lain (plagiat), sebelum dia menjadi guru besar, tentu statusnya bisa
dicabut,” kata Tarpin di Bandung, kemarin.

12
Namun, sanksi tersebut terlalu kecil bila dibandingkan dengan dampak sanksi
sosial dari kalangan akademis yang akan diterimanya. ”Publik sudah tahu, dia
memplagiat dan tidak akan dipercaya lagi,” tergas Tarpin. Dia mengungkapkan,
pihak rektorat sudah memanggil Prof Anak Agung Banyu Perwita. Hasilnya, yang
bersangkutan telah mengakui tulisannya berjudul ”RI as a New Middle Power?”
menyontek tulisan penulis Australia Carl Ungerer berjudul ”The Middle Power
Concept in Australian Foreign Policy”. Akhirnya, Prof Anak Agung Banyu
Perwita pun telah mengajukan surat pengunduran diri dari Unpar. Sementara itu,
Rektor Unpar Dr Cecilia Lauw mengungkapkan, pihaknya belum menyetujui
pengunduran diri Prof Anak Agung Banyu Perwita. Menurut Cecilia, Banyu
mengirimkan surat pengunduran diri pada Senin, (8 /2) kemarin.” Mengundurkan
diri tidak bisa sembarangan,” kata Cecilia.

Redaktur Pelaksana The Jakarta Post Ati Nurbaiti menjelaskan, Prof Anak


Agung Banyu Perwita memang intens mengirimkan tulisan opini untuk hariannya
sejak beberapa tahun belakangan. Biasanya, artikel yang dikirim mengenai
hubungan internasional dan berbagai masalah luar negeri. Tulisan-tulisan itu tidak
pernah ada permasalahan. Namun tulisannya yang dimuat pada 12 November
2009 ternyata menuai masalah. ”Setelah itu banyak telepon ke editor harian kami
yang menyebut tulisan Prof Anak Agung Banyu Perwita adalah plagiat. Setelah
dicek ulang ternyata benar. Kami sungguh tidak menyangka hal itu,” ujarnya.

Carl menulis artikel ilmiah berjudul ‘The Middle Power Concept in Australian
Foreign Policy’. Artikel ini diterbitkan dalam Australian Journal of Politics and
History: Volume 53, Number 4, pada tahun 2007. Itu artinya dua tahun sebelum
tulisan Banyu Perwita. Setelah itu, The Jakarta Post pun menarik dan memuat
permintaan maaf kepada pembaca atas fakta hasil penjiplakan tersebut. Ati
menambahkan, harian ini juga mengirimkan permintaan maaf secara langsung
kepada Carl Ungerer. Carl pun mengakui bahwa karyanya telah ditulis ulang oleh
Prof Anak Agung Banyu Perwita.

13
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Kemendiknas Mansyur Ramli menilai jika benar terbukti melakukan plagiat,
profesor tersebut harus diberikan sanksi oleh Komisi Etik. ”Sanksi bisa
diberhentikan dari jabatannya,” jelasnya. Di situs Facebook- nya, dia sudah
menyatakan permintaan maaf dan berniat mundur dari Unpar. “I do apologize for
what i have done....” sebut Agung dalam status di accAount-nya pekan lalu.
“Perhaps, it’s better for me to resign,” ujar pengajar Jurusan HI Fisip Unpar itu
dalam status berikutnya

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Etika Penelitian merupakan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai pedoman berfikir,


bersikap, dan bertindak dalam aktivitas-aktivitas penelitian.

3.2       Saran

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang etika
penelitian, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui
makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat

14
membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik. Penulis menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

 http://kampus4u.blogspot.com/2015/04/etika-penelitian-riset.html
 https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/etika-ilmiah-dan-penelitian.html
 http://www.mampirlah.com/teknik-informatika/makalah-etika-penelitian-dan-
plagiarisme.html
 https://news.okezone.com/read/2010/02/10/65/302135/plagiat-unpar-copot-guru-
besar
 https://kumparan.com/kumparannews/4-akademisi-tanah-air-yang-terjerat-kasus-
plagiarisme/full

16

Anda mungkin juga menyukai