Esa Vidiah NPM F0G018026 Kewirausahaan
Esa Vidiah NPM F0G018026 Kewirausahaan
Hasil Analisa Produk Kopi Khas Bengkulu Dan Produksi Bakpia Pathok Khas Yogyakarta
Disusun Oleh
NPM : F0G018026
Tk/Semester : II/IV
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat
menyusun laporan ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam laporan ini penulis akan membahas mengenai “Kewirausahaan”.
Esa Vidiah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusn Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Mamfaat...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan produksi Kopi Khas Bengkulu.............................................................6
B. Perkembangan produksi Bakpia Pathok Khas Yogyakarta..........................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi Sumatera Utara, Kopi Aceh, Kopi Jambi, Kopi Palembang, Kopi
Lampung, Keseluruhan Kopi Sumatra ini memang masing-masing memiliki rasa
dan aroma yang khas. Termasuk Kopi Bengkulu yang juga tak kalah nikmatnya.
Aroma kopi bengkulu agak berbau coklat dan rasanya juga nimat. Propinsi
Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 530 kilometer. Ibukota
provinsi ini baru terbentuk tahun 1968.Sebelumnya Kota Bengkulu hanya Ibukota
Kabupaten Bengkulu Utara dan merupakan bagian dari Sumatera Selatan. Kota
Bengkulu kini memiliki empat kecamatan yaitu Teluk Segara, Gading Cempaka,
Kepahiang, dan Selabar. Komoditi Kopi yang ada di Provinsi Bengkulu terdapat
di beberapa lokasi yaitu: Kabupaten Bengulu Utara, Kabupaten Rejang Lebong
dan Kabupaten Kepahiang. sedangkan jenis kopi petani di Bengkulu masih
didominasi oleh jenis Kopi Robusta.
Seanjutnya Bakpia adalah kue berbentuk bulat pipih, yang berisi campuran
kacang hijau dengan gula. Kue ini sebenarnya tidak asli berasal dari Yogyakarta,
melainkan daratan Tiongkok. Di Tiongkok, kue ini bernama Tou Luk Pia yang
artinya adalah kue kacang hijau.Secara historis, bakpia adalah makanan "impor"
dari negeri Tiongkok yang dibawa oleh para imigran Tionghoa pada dekade awal
abad ke-20. Bakpia ini konon sudah ada sejak tahun 1930. Dibawa oleh keluarga-
keluarga pedagang Tionghoa yang banyak menempati pusat Kota Yogyakarta.
Jenis makanan ini awalnya bukanlah makanan komersil, juga bukan makanan
yang bernilai kultural seperti kue keranjang yang sering menjadi kue dalam
perayaan Imlek. Posisinya adalah sebagai pelengkap dari kue keranjang tersebut
dan sebagai kudapan (snack) keluarga. Namun kesulitan ekonomi keluarga
Tionghoa di Yogyakarta diduga menjadi salah satu faktor yang membuat
makanan ini dikomersilkan. Dugaan itu muncul mengingat relevansi waktu antara
4
munculnya bakpia pada 1930-an dengan depresi ekonomi Hindia- Belanda. Pada
saat itu, aktivitas ekonomi perdagangan keturunan Tionghoa di Yogyakarta
mengalami kemunduran. Salah satu keturunan Tionghoa, Goei Gee Oee kemudian
memproduksi bakpia sebagai industri rumahan pada 1930-an. Bakpia yang
didirikannya bernama Bakpia Pathuk 55.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kegiatan Usaha kopi yang terdapat di Provinsi Bengkulu?
2. Bagaimana Modal Usaha Dari Produksi Kopi Tersebut?
3. Bagaimana Perkembangan Bakpia Pathok Indonesia?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa Produk Kopi Khas Bengkulu Dan Produksi Bakpia Pathok Yogyakarta
6
2. Jenis Packing Kopi Khas Bengkulu
a. Kopi 1001 Bengkulu
7
3. Peluang Kopi Khas Provinsi Bengkulu
Kopi Bengkulu sebenarnya sudah dikenal sejak
lama. Namun karena kurang promosi, maka gaung Kopi
Bengkulu baru menyeruak ke publik sejak hadirnya era digital
informasi. Sejak penjajahan, Kopi Bengkulu sudah menjadi
komoditi bisnis kaum penjajah. Kala itu, penjajah Inggris
menjadikan Kopi sebagai salah satu komoditi bisnis mereka. Tak
hanya Inggris, pada masa peralihan dari Inggris ke Belanda yang
menyebut negeri Bengkulu dengan sebutan Benkoelen, Kopi juga
menjadi salah satu komoditi andalan mereka.
8
(IG) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bengkulu (HAM)
Republik Indonesia. IG ini diberikan sebagai langkah untuk melindungi
potensi kopi Bengkulu yang cukup besar. Sementara di akhir tahun 2019 lalu,
kopi Bengkulu berhasil pemberoleh penghargaan di 3 kategori awards pada
Kejuaraan Kopi Internasional AVPA (Agency for the Valorization of the
Agricultural Products) di Perancis. Bahkan presiden AVPA (Agency for the
Valorization of the Agricultural Products), Philippe Juglar apresiasi langkah
Gubernur Rohidin dalam mengembangkan komoditas kopi Bengkulu sehingga
dapat bersaing dengan kualitas dan kuantitas yang tidak kalah dengan kopi
negara produsen lain.
9
memproduksi bakpia sebagai industri rumahan pada 1930-an. Bakpia yang
didirikannya bernama Bakpia Pathuk 55.
Kemudian diikuti oleh Liem Yu Yen sekitar tahun 1948 yang diberi nama
Bakpia Pathuk 75. Sampai pada tahun 1970, bakpia baru diproduksi oleh dua
keluarga ini di Pathuk.
Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran, dikemas dalam besek tanpa label
dengan peminat yang masih terbatas. Kemasan bakpia kemudian berkembang
hingga mengalami perubahan menjadi kertas karton yang disertai label tempelan.
Perubahan terjadi ketika seseorang bernama Suwarsono menyebarkan keahlian
membuat bakpia di Pathok. Suwarsono alias Sonder yang saat ini pemilik dari
Bakpia 543 Sonder merupakan bekas pekerja dari Bakpia 75. Ia memutuskan
keluar pada tahun 1972, untuk kemudian menyebarkan keahlian membuat bakpia
di seluruh wilayah Pathuk.
Dari situlah, muncul berbagai industri kecil rumahan sekitar tahun 1980-
an di Pathuk. Bakpia mulai diperdagangkan dengan kemasan baru dan dilabeli
sesuai nomor rumah. Misalkan Tan Ria Nio, yang memberi merek Bakpia Pathok
25 yang artinya ia membuka usaha di jalan Pathuk nomor 25. Kesuksesan bisnis
bakpia 55, 75 dan 25 membuat kue oleh-oleh ini pun menjadi booming sekitar
tahun 1992.Letak Pathuk yang tepat di jantung kota Yogyakarta memberikan
keuntungan berkali lipat. Masyarakat yang memproduksi bakpia menjadi lebih
mudah menjajakan makanan oleh-oleh ini kepada para wisatawan.Penganan
bakpia kini berkembang luas tak hanya berpusat di Pathuk. Ada pula Bakpia
Minomartani di Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman, dan Bakpia
Japon di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul yang diproduksi oleh
banyak industri rumah tangga.
Semakin menjamurnya bisnis bakpia, produsen mau tak mau harus
berinovasi agar roda bisnisnya tetap berjalan. Satu di antara upaya yang mereka
lakukan adalah berinovasi dengan rasa. Seperti yang dilihat kini bakpia tidak
hanya berisi kacang hijau, tetapi lebih beragam seperti kumbu hitam, coklat, keju,
nanas, duren, coklat kacang, kurma dan berbagai macam rasa lainnya. Ada pula
10
varian bakpia baru seperti roti yang berlapis-lapis. Produsen bakpia pathuk pun
terus berinovasi mengikuti tren selera konsumen.
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia,
yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai
diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu
masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label,
peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami
perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.Pada tahun 1980
mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti
munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian
pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak
sekitar tahun 1992.
Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen
Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal
dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang kami buat
"Selalu Baru dan Hangat".Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko
cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan
Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo).
Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan
merek dagang 25.Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven
dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi
11
jumlah oven dengan bahan bakar gas.Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya
dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya
bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria
biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta
pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
12
10,Jalan Solo KM 10.5,Jalan Jogja – Solo KM 17,Sebelah timur
jembatan Fly Over Janti
Bakpia Pathok Memiliki banyak ragam rasa yang nikmat dan lezat membuat
Bakpia bisa dikonsumsi oleh semua orang yang memiliki lidah yang berbeda,
Kacang Ijo, Nanas, Colekat Semuanya dibuat dengan cita rasa Khas.
\
Bakpia Kacang Ijo
Bakpia dengan cita rasa Khas Original Kacang Ijo dari Bakpia Pathok 25
13
Bakpia Nanas
Bakpia dengan cita rasa Khas Nanas dari Bakpia Pathok 25
Bakpia Cokelat
Bakpia dengan rasa Cokelat Khas Bakpia Pathok 25
Bakpia Keju
Bakpia dengan cita rasa Khas Keju dari Bakpia Pathok 25
14
Bakpia Durian
Bakpia dengan cita rasa Khas Durian dari Bakpia Pathok 25
Bakpia Kumbu
Bakpia dengan cita rasa Khas Kacang Hitam dari Bakpia Pathok 25
Bakpia Aneka
Rasa Bakpia dengan cita rasa Aneka Rasa dari Bakpia Pathok 25
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17