Anda di halaman 1dari 5

LABORATORIUM UJI BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGRI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 3


Materi : Pengujian Abrasi Agregat Kasar Menggunakan Mesin Los
Halaman : 1/5
Angeles

I. REFERENSI
SNI 03-2417-1991, Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasai LA.
ASTM C.131-2001, Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.
ASTM C.136-2001, TM Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.
ASTM D.75-2001, Practice for Sampling Aggregate.
SNI 03-6889-2002, Tata cara pengambilan contoh Agregat.
ASTM C.33-2001, Spec for Concrete Aggregate.
SK SNI S-04-2417-1989-F, Spesifikasi Agregat sebagai bahan bangunan.
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Litbang Trans PU, Aprlil 2005.

II. TUJUAN UMUM


Mampu menentukan sifat agregat kasar berdasarkan keausannya dalam
kaitan penggunaannya untuk bahan campuran beraspal dan beton semen.

III. TUJUAN KHUSUS


1. Memahami pengertian nilai keausan/abrasi agregat dan pengaruhnya
terhadap campuran beton Semen maupun beton aspal;
2. Mampu melaksanakan pengujian kekerasan agregat kasar dengan
menggunakan metoda keausan/abrasi;
3. Mampu menghitung sifat keras agregat kasar dengan menentukan
prosentase jumlah bagian berat yang aus (lolos ayakan 1,7 mm/ no.12)
setelah mendapatkan abrasi pada mesin Los Angeles;
4. Mampu menggunakan peralatan sesuai prosedur standar pengujian.

IV. DASAR TEORI

Pada pekerjaan jalan, agregat akan mengalami proses tambahan seperti


pemecahan, pengikisan akibat cuaca, pengausan akibat lalu lintas.Guna
mengatasi hal tersebut, agregat harus mempunyai daya tahan yang cukup
terhadap pemecahan (crushing), penurunan (degradation), dan penghancuran
(disintegrasi).
Agregat pada atau didekat permukaan perkerasan memerlukan kekerasan dan
mempunyai daya tahan terhadap pengausan yang lebih besar dibandingkan
dengan agregat yang letaknya pada lapisan lebih bawah, karena bagian atas
perkerasan menerima beban lebih besar.
Agregat dengan nilai keausan yang besar, mudah pecah selama pemadatan
atau akibat pengaruh beban lalu lintas atau hal lainnya tidak diijinkan karena
beberapa sebab:
1. Gradasi akan berubah karena agregat yang kasar akan menjadi butiran
yang halus, dengan demikian agregat mempunyai gradasi yang tidak
memadai;
2. Agregat yang lemah tidak akan menghasilkan lapisan yang kuat karena
bidang pengunci yang bersudut mudah pecah.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 3


Materi : Pengujian Abrasi Agregat Kasar Menggunakan Mesin Los
Halaman : 2/5
Angeles

Oleh karena itu nilai abrasi LA agregat kasar untuk pekerjaan campuran
beraspal panas, mensyaratkan maksimum 40% (spek umum bidang jalan dan
jembatan, Litbang Trans PU, April 2005). Sedangkan untuk beton semen
berdasarkan SK SNI S-04-1989-F, Nilai abrasi LA untuk beton mutu B0 – B1
disyaratkan 40%-50%, K125 – K225 disyaratkan 27%-40% dan mutu > K-225
disyaratkan <27%.

V. PERALATAN DAN BAHAN


1. Peralatan

No. Nama Peralatan Keterangan


1. Timbangan Ketelitian 10 g Kapasitas 10000 gram
2. Oven Pengering Dapat diatur pada suhu konstan
(1105) 0C
3. Ayakan Standar Ukuran Lubang ayakan: 75 MM;
63,5 MM; 50 MM; 37,5 mm; 25 mm;
19 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 6,3 mm;
4,75 mm; 2,36 mm; dan 1,7 mm
(no.12).
4. Mesin Los Angeles Sesuai dengan ASTM C.131-1996,
  711 mm, Panjang 508 mm.
5. Bola Baja Sesuai dengan ASTM C.131-1996,
  46,8 mm, berat 390-445 gr

2. Bahan
Agregat kasar bersih dan dalam keadaan kering yaitu dihasilkan dari
pencucian dan pengeringan oven pada suhu 1105 0C sampai berat
tetap.

VI. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN


1. Cuci benda uji/agregat kemudian keringkan di oven pada suhu 1105 0C
sampai berat tetap.
2. Saring dan timbang benda uji/agregat sesuai dengan gradasinya,
kemudian hitung jumlah total berat benda uji/agregat (W1 gram).
3. Masukan benda uji/agregat dan bola baja (jumlah bola baja sesuai
dengan gradasi) ke dalam mesin Los Angeles.
4. Putar Mesin Los Angeles dengan kecepatan 30-33 rpm.
5. Keluarkan benda uji/agregat dari Mesin, kemudian saring dengan ayakan
no.12 (1,7 mm).
6. Cuci benda uji/agregat tertahan no.12 (1,7 mm), kemudian keringkan di
oven pada suhu 1105 0C sampai berat tetap.
7. Timbang benda uji/agregat (W2 gram).
8. Hitung Prosentase benda uji (agregat) yang lolos ayakan no.12 (1,7 mm)
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 3


Materi : Pengujian Abrasi Agregat Kasar Menggunakan Mesin Los
Halaman : 3/5
Angeles

sampai 1 desimal.

VI. CATATAN
1. Daftar Gradasi dan Berat benda uji
Ukuran Ayakan, mm
Gradasi dan berat berat benda uji (gr)
(inch)
Lolos Tertahan A B C D E F G
76,2 (3”) 63,5 (2 1/2”) - - - - 2500 - -
63,5 (21/2”) 50,8 (2”) - - - - 2500 - -
50,8 (2”) 37,5 (1 ½”) - - - - 5000 5000 -
37,5 (1 ½”) 25,4 (1”) 1250 - - - - 5000 5000
25,4 (1”) 19,0 (3/4”) 1250 - - - - - 5000
19,0 (3/4”) 12,5 (1/2”) 1250 2500 - - - - -
12,5 (1/2”) 9,5 (3/8”) 1250 2500 - - - - -
9,5 (3/8”) 6,3 (1/4”) - - - - - - -
6,3 (1/4”) 4,75 (no. 4) - - 2500 - - - -
4,75 (no. 4) 2,36 (no. 8) - - 2500 5000 - - -
Total berat benda uji 5000 5000 5000 5000 10000 10000 10000
(gram) ± 10 ± 10 ± 10 ± 10 ± 20 ± 20 ± 20
Jumlah Bola Baja
12 11 8 6 12 12 12
(buah)
Total berat bola 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
baja(gram) ± 25 ± 25 ± 20 ± 15 ± 25 ± 25 ± 25
Jumlah putaran 500 500 500 500 1000 1000 1000
Jumlah putaran (r/m) 30-33 30-33 30-33 30-33 30-33 30-33 30-33

2. Nilai keausan atau abrasi LA dilaporkan sebagai hasil rata-rata minimal dua
kali pengujian yang dinyatakan dalam bilangan bulat dengan satuan prosen

VII. PERHITUNGAN
W1  W2
Nilai Abrasi atau % lolos # 1,7 mm (no.12) = x100%
W1
Dimana :
 W1 = berat total agregat semula (gram)
 W2 = berat total agregat tertahan  1,7 mm atau no.12 (gram)

VIII. CONTOH PERHITUNGAN


Jika : W1 = 5000 Gram
W2 = 4120 Gram
5000  4120
Maka Nilai Abrasi = x100%  17,6%
5000
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 3


Materi : Pengujian Abrasi Agregat Kasar Menggunakan Mesin Los
Halaman : 4/5
Angeles

Gambar 3.1. Los Angeles Machine


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGRI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 3


Materi : Pengujian Abrasi Agregat Kasar Menggunakan Mesin Los
Halaman : 5/5
Angeles

ABRASI AGREGAT MENGGUNAKAN LA MACHINE


(ASTM C.131-1996/SNI 03-2417-1990)
Contoh : Batu Pecah (Split) Dikerjakan :
Asal : Ex. Lab. Uji Bahan Diperiksa :
Tanggal uji : Tanggal :

GRADASI NOMOR CONTOH


LOLOS/TEMBUS TERTAHAN
ABRASI AGREGAT MENGGUNAKAN ILA MACHINE
II III
37,5 mm (1 1/2 in) 25,0 mm (1 in)
25,0 mm (1 in)
(ASTM C.131-1996/SNI 03-2417-1990)
19,0 mm (3/4 in)
Contoh : 19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in) Dikerjakan :
Asal : 12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm (3/8 in) 2500,0 2500,0 Diperiksa :
9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in) 2500,0 2500,0
Tanggal uji : Tanggal :
6,3 mm (1/4 in) 4,75 mm (no.4)
4,75 mm (no.4) 2,36 mm (no.8)
GRADASI
Jumlah Berat Benda Uji NOMOR CONTOH
W1 5000,0 5000,0
LOLOS/TEMBUS
(gram) TERTAHAN I II III
Berat 37,5
bendamm
uji tertahan
(1 1/2 in) 25,0 mm (1 in)
ayakan no.12, setelah W2 4120,0 4160,0
25,0 mm (1 in) 19,0 mm (3/4 in)
Abrasi (gram)
19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in)
Nilai Abrasi Benda Uji W1 - W2 17,6 16,8
(%)
12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm X(3/8
W
100%in) 17,2
1
9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in)
6,3 mm (1/4 in)
Catatan: 4,75 mm (no.4)
4,75 mm Abrasi
1. Pemeriksaan (no.4) agregat
2,36 mm dilakukan
kasar (no.8) minimal dalam 2 kali percobaan, dan nilai Abrasi
Jumlah Berat Benda Uji
agregat kasar diambil rata-ratanya W1
(gram) C.33-93, Nilai Abrasi Agregat Kasar Maksimum 50%
2. ASTM
Berat benda
3. ASTM uji tertahan
C.131-96, Berat benda uji untuk setiap gradasi:
UKURAN AYAKAN W2
ayakan no.12, setelah BERAT BENDA UJI (GR)/JENIS GRADASI
Abrasi (gram)
LOLOS/TEMBUS TERTAHAN A B C D
Nilai37,5
Abrasi
mmBenda Ujiin)
(1 1/2 W125,0
- W2mm (1 in) 1250 - - -
X 100%
(%) 25,0 mm (1 in) W1 mm (3/4 in)
19,0 1250 - - -
19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in) 1250 2500 - -
12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm (3/8 in) 1250 2500 - -
Catatan:
9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in) - - 2500 -
1. Pemeriksaan
6,3 mm Abrasi
(1/4 in)agregat kasar
4,75 mmdilakukan
(no.4) minimal- dalam 2 kali
- percobaan,
2500 dan nilai -Abrasi
agregat
4,75 kasar diambil rata-ratanya
mm (no.4) 2,36 mm (no.8) - - - 5000
2. ASTM C.33-93, Nilai Abrasi Agregat Kasar Maksimum
Total (Gram) 500050% 5000 5000 5000
Jumlah Bola Baja (buah) 12 11 8 6
3. ASTM C.131-96, Berat benda uji untuk setiap gradasi:
UKURAN AYAKAN BERAT BENDA UJI (GR)/JENIS GRADASI
LOLOS/TEMBUS TERTAHAN A B C D
37,5 mm (1 1/2 in) 25,0 mm (1 in) 1250 - - -
25,0 mm (1 in) 19,0 mm (3/4 in) 1250 - - -
19,0 mm (3/4 in) 12,5 mm (1/2 in) 1250 2500 - -
12,5 mm (1/2 in) 9,5 mm (3/8 in) 1250 2500 - -
9,5 mm (3/8 in) 6,3 mm (1/4 in) - - 2500 -
6,3 mm (1/4 in) 4,75 mm (no.4) - - 2500 -
4,75 mm (no.4) 2,36 mm (no.8) - - - 5000
Total (Gram) 5000 5000 5000 5000
Jumlah Bola Baja (buah) 12 11 8 6

Anda mungkin juga menyukai