Anda di halaman 1dari 23

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI SMAN 9


SAMARINDA

JURNAL

Oleh :
MAYRINA EKA WULANDARI
NIM 1405035133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019

1
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI SMAN 9 SAMARINDA

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Program Studi Geografi Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman

Oleh :
MAYRINA EKA WULANDARI
NIM 1405035133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019

ii
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI SMAN 9 SAMARINDA

Mayrina Eka Wulandari1), Laili Komariyah2 ) Mei Vita Romadon Ningrum3),


Iya’ Setyasih4), Yaskinul Anwar5), Yulian Widya Saputra6)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda
*mayrinaekawulandari20@gmail.com

Abstrak

Model pembelajaran project based learning merupakan metode pembelajaran


berbasis proyek yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan pengaruh pembelajaran Project Based Learning
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 9 Samarinda pada
pembelajaran Geografi. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen
selanjutnya menggunakan desain pre experimental design. Berdasarkan uji lanjut N-
gain menunjukkan bahwa model project based learning terdapat peningkatan dan
mempengaruhi hasil belajar siswa kategori tinggi 21%, kategori sedang 50%, kategori
rendah 29%. Pembelajaran berbasis proyek memotivasi siswa untuk belajar mandiri
menemukan informasi sendiri dari berbagai sumber, seperti tim ahli, lingkungan
sekitar, media dan internet. Siswa termotivasi bekerjasama dengan tim untuk
menghasilkan ide-ide kreatif yang kemudian diwujudkan dalam suatu produk.
Pembelajaran proyek ini juga melatih agar siswa berpikir kritis terhadap
permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi geografi melalui tema-tema
yang mereka pilih, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa mulai
dari menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar antara pembelajaran menggunakan model project
based learning terhadap hasil belajar geografi sebesar 5,40% .
Kata Kunci: Model Project Based Learning, Berpikir Kritis, Hasil Belajar
Geografi.

iii
Abstract

Project based learning learning model is a project-based learning method that


provides opportunities for teachers to manage classroom learning involving project
work. This study aims to determine student learning outcomes and the effect of
Project Based Learning learning on critical thinking skills of class XI students of
SMAN 9 Samarinda in Geography learning. This study uses the next quasi-
experimental method using a pre-experimental design. Based on the N-gain further
test shows that the project based learning model has an increase and affects student
learning outcomes in the high category 21%, medium category 50%, low category
29%. Project-based learning motivates students to learn independently to find their
own information from various sources, such as expert teams, the surrounding
environment, media and the internet. Students are motivated to work with teams to
produce creative ideas which are then manifested in a product. This project learning
also trains students to think critically about contextual problems related to geographic
material through the themes they choose, so as to improve students' cognitive abilities
starting from analyzing, evaluating, and creating. This study shows that there is an
increase in learning outcomes between learning using the project based learning
model on geography learning 5,40%.
Keywords: Project Based Learning Model, Critical Thinking, Geography
Learning Outcomes.

1. Pendahuluan mengembangkan sumber daya manusia


satu yang berkualitas. Sekolah
Pendidikan merupakan salah merupakan lembaga pendidikan yang
sarana untuk membentuk dan sangat berperan penting dalam

iv
meningkatkan sumber daya manusia pembelajaran Geografi hendaknya
yang berkualitas. Berhasil atau seorang guru mampu memberikan
tidaknya tujuan pencapaian pengajaran inovasi dalam menyampaikan
di sekolah tergantung pada situasi pengajaran salah satunya pada mata
pembelajaran yang dilaksanakan di pelajaran Geografi. Inovasi dalam
dalam kelas. pembelajaran dapat dilakukan melalui
Pendidikan sekolah merupakan pemilihan metode atau model
lembaga yang tumbuh dan pembelajaran yang menyenangkan,
berkembang untuk masyarakat serta menarik, memotivasi, melibatkan
berperan untuk mencerdaskan dan siswa dalam pembelajaran, serta dapat
memajukan masyarakat itu sendiri, juga dengan bantuan media atau alat
semakin tinggi pendidikan suatu peraga yang sesuai dengan materi.
masyarakat akan berpotensi dalam Proses pembelajaran
mengembangkan dan memajukan yang terjadi satu arah, yang hanya
masyarakat itu sendiri. menekankan pada aspek kognitif siswa
Penyelenggaraan pendidikan tidak saja, sedangkan aspek afektif dan
terlepas dari kegiatan proses belajar aspek psikomotor siswa kurang
mengajar yang mengarah pada proses diperhatikan. Siswa hanya
pencapaian tujuan pembelajaran. ”mengetahui” dan tidak ”mengalami”
Mengajar tidak hanya memberikan apa yang dipelajarinya. Prestasi belajar
informasi dari guru kepada siswa, geografi dipengaruhi beberapa faktor,
banyak kegiatan maupun tindakan dua diantaranya adalah aktivitas siswa
yang harus dilakukan oleh guru dalam dan model pembelajaran guru.
mengajar, terutama bila menginginkan Beberapa model pembelajaran
hasil belajar yang baik bagi seluruh interaktif diharapkan mampu
siswa. Pembelajaran di sekolah mengatasi permasalahan dalam
menengah atas salah satunya adalah pembelajaran geografi. Model
mata pelajaran geografi. pembelajaran yang banyak digunakan
Tujuan pembelajaran geografi di sekolah yang sudah maju
pada jenjang pendidikan menengah diantaranya Project Based Learning
atas sangat penting untuk diajarkan, sehingga dapat mengembangkan
hal ini dikarenakan siswa yang belajar aktivitas siswa. Model pembelajaran
di sekolah berasal dari lingkungan Project Based Learning merupakan
yang berbeda-beda. Melalui suatu cara untuk mengembangkan
pengajaran geografi, siswa mampu belajar siswa aktif dengan menemukan
memahami permasalahan yang ada di sendiri, menyelidiki sendiri, maka
lingkungannya. Selain itu, dengan hasil yang akan diperoleh akan tahan
pengajaran geografi siswa dapat lama dalam ingatan, tidak mudah
memperoleh pengetahuan, dilupakan siswa. Pembelajaran
keterampilan, sikap, dan kepekaan geografi di kelas tidak hanya
untuk menghadapi hidup dengan dipengaruhi oleh model mengajar saja,
segala tantangan yang ada. Dalam namun tingkat kreatiitas juga
rangka mencapai keberhasilan dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa.

v
Proses pembelajaran 1. Untuk mengetahui hasil belajar
adalah proses yang di dalamnya siswa ditinjau dari kemampuan
terdapat kegiatan interaksi antara guru- berpikir kritis dengan menggunakan
siswa dan komunikasi timbal balik model pembelajaran project based
yang berlangsung dalam situasi learning pasa siswa kelas XI SMAN 9
edukatif untuk mencapai tujuan belajar Samarinda ?
(Rustaman, 2001:461). Dalam proses 2. Untuk mengetahui adakah
pembelajaran, guru dan siswa pengaruh penggunaan model project
merupakan dua komponen yang tidak based learning terhadap kemampuan
bisa dipisahkan. Antara dua komponen berpikir kritis siswa kelas XI IPS
tersebut harus terjalin interaksi yang SMAN 9 Samarinda ?
saling menunjang agar hasil belajar
siswa dapat tercapai secara optimal. 2. Tinjauan Pustaka
Keberhasilan suatu 2.1 Berfikir Kritis
pembelajaran terdapat berbagai Gerhard berpendapat bahwa
komponen yang menentukan, antara berfikir kritis merupakan suatu proses
lain: tujuan, materi, metode, model, kompleks yang melibatkan penerimaan
guru, dan sarana prasarana. dan penugasan data, analisis data, dan
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu evaluasi data dengan
dilakukan penelitian untuk mempertimbangkan aspek kualitatif
mengetahui apakah metode tersebut serta melakukan seleksi atau membuat
layak atau tidak layak untuk keputusan berdasarkan hasil evaluasi
digunakan.. Berdasarkan uraian (Redhana, 2003).
pada latar belakang masalah tersebut, Berfikir kritis menurut R. Swartz
maka dapat dirumuskan masalah dan D. N. Perkins (Hassaoubah, 2004)
sebagai berikut : berarti bertujuan untuk mencapai
1. Bagaimana hasil belajar siswa, penilaian yang kritis terhadap apa yang
ditinjau dari kemampuan berpikir akan kita terima atau apa yang akan
kritis dengan menggunakan model kita lakukan dengan alasan yang logis,
pembelajaran project based learning memakai standar penilaian sebagai
pada siswa kelas XI SMAN 9 hasil dari berpikir kritis dalam
Samarinda ? membuat keputusan, menerapkan
2. Bagaimana pengaruh strategi yang tersusun dan memberikan
penggunaan model project based alasan untuk menentukan dan
learning terhadap kemampuan berpikir menerpkan sebagai strategi yang
kritis siswa kelas XI SMAN 9 tersusun dan memberikan alasan untuk
Samarinda ? menentukan dan menerapkan standar
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, mencari dan menghimpun
yang dikemukakan maka tujuan dari informasi yang dapat di percaya untuk
penelitian ini adalah untuk
mengetahui: dapat dipakai sebagai bukti suatu
penilaian.
2.2 Model Pembelajaran

vi
Model merupakan suatu bentuk mengorganisasikan pengalaman
tiruan (replika) dari suatu benda yang belajar untuk mecapai tujuan belajar
sesungguhnya. Model juga diartikan dan berfungsi sebagai pedoman oleh
sebagai pola. Hal ini sesuai pendapat guru dalam merancang dan melakukan
Suprijono (2012: 46) yang menyatakan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
“Model pembelajaran ialah pola yang model pembelajaran pada dasarnya
digunakan oleh guru sebagai pedoman merupakan bentuk pembelajaran yang
dalam merencanakan pembelajaran di tergambar dari awal sampai akhir yang
kelas maupun tutorial” Pernyataan disajikan secara khas oleh guru
tersebut sesuai dengan pendapat (Gunawan, 2014: 63).Model
Trianto (2012: 53), yang berpendapat pembelajaran adalah contoh pola atau
bahwa model pembelajaran sebagai struktur pembelajaran siswa yang
suatu kerangka konseptual yang didesain, diterapkan dan dievaluasi
tersusun secara sistematis dalam secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan (Komara, 2014: 106).
2.3 Pengertian Pembelajaran 11).Menurut Bintarto dalam Sumarmi
Menurut Howard (2003) dalam (2012: 7) Geografi adalah suatu ilmu
Ahmad Susanto (2013: 20) pengetahuan yang mempelajari kaitan
pembelajaran yang identik dengan kata sesama antara manusia, ruang, ekologi,
mengajar adalah suatu aktivitas yang kawasan, dan perubahan-perubahan
membimbing atau menolong seseorang yang terjadi sebagai akibat dan kaitan
untuk mendapatkan, mengubah, atau sesame tersebut.
mengembangkan keterampilan, sikap
(attitude), cita-cita (ideals), 2.5 Kerangka Berpikir
pengetahuan (knowledge), dan Kemampuan untuk melatih
penghargaan (appreciation). Menurut keterampilan proses pembelajaran
Syaiful Sagala (2007) dalam M. Syarif geografi adalah satu keterampilan
Sumantri (2015 : 2) menjelaskan dasar yang harus dimiliki oleh guru
bahwa pembelajaran merupakan untuk melatih siswa untuk lebih mudah
komunikasi dua arah, mengajar memahami proses pembelajaran serta
dilakukan oleh pihak guru sedangkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah pada
belajar dilakukan oleh peserta didik. siswa. Salah satu model pembelajaran
yang dapat melatih keterampilan dan
2.4 Pembelajaran Geografi menumbuhkan sikap ilmiah siswa
Menurut pakar Geografi pada adalah Project Based Learning(PjBL).
seminar dan lokakarya tahun 1988,
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan 2.6 Hipotesis Penelitian
fenomena geosfer dengan sudut Hipotesis merupakan jawaban
pandang kelingkungan atau sementara terhadap rumusan masalah
kewilayahan dalam konteks keruangan penelitian, di mana rumusan masalah
(Nursid Sumaatmadja, 2001: penelitian telah dinyatakan dalam

vii
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan Pengertian quasi
sementara, karena jawaban diberikan eksperimen menurut
baru didasarkan pada teori relevan, sugiyono (2010:114) adalah
belum didasarkan pada fakta-fakta memiliki kelompok kontrol,
empiris yang diperoleh melalui sehingga tidak dapat
pengumpulan data (Sugiyono,2010:99) berfungsi sepenuhnya
Hipotesis dibagi menjadi dua yaitu : untuk mengontrol variable-
1. Hipotesis H0 menyatakan tidak variabel luar yang
adanya pengaruh yang signifikan mempengaruhi pelaksanaan
2. Hipotesis Hamenyatakan terdapat eksperimen. Desain ini
pengaruh yang signifikan dikembangkan untuk
Dari kerangka berfikir dapat mengatasi kesulitan dalam
dirumuskan suatu hipotesis dalam menentukan kelompok
penelitian ini, dengan rumusan Ha kontrol dalam penelitian.
sebagai berikut : Penelitian ini menggunakan
Ha :Terdapat pengaruh satu kelas yang diberikan
model Pembelajaran perlakuan model project
Project Based Learning based learning serta di beri
terhadap berpikir kritis post-test dan pre-test,
siswa SMAN 9 Samarinda. kemudian hasil belajarnya
3. Metode Penelitian di olah dengan hasil
statistik.
1. Model Project Based
Learningadalah model pembelajaran 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
yang melibatkan siswa dalam kegiatan 1. Waktu Penelitian
pemecahan masalah yang tersusun Penelitian ini dilaksanakan
secara sistematis dalam pengalaman setelah disetujuinya proposal
belajar untuk mencapai tujuan belajar penelitian yang
dan dan berfungsi sebagai pedoman direncanakan pada bulan
oleh guru dalam merancang dan November 2018.
melakukan proses pembelajaran. 2. Tempat Penelitian
Model Project Based Learning Tempat penelitian adalah
merupakan salah satu upaya untuk SMAN 9 Samarinda yang
mengubah pembelajaran yang selama beralamatkan di Jl. Giri Rejo,
ini berpusat kepada guru menjadi RT/RW 0/0, Dsn. Jalan Giri
pembelajaran yang berpusat kepada Rejo Belimau, Ds./Kel
peserta didik. Lempake, Kec.Samarinda
3.1 Jenis Penelitian Utara, Kota Samarinda,
Penelitian ini Kalimantan Timur.
menggunakan jenis
penelitian Quasi 3.3 Populasi dan Sample
Eksperimen atau 1. Populasi
eksperimen semu.

viii
Populasi dalam Dalam penelitian ini,
penelitian ini adalah pengumpulan data akan
seluruh siswa kelas XI dilakukan dengan cara: (1)
IPS semester ganjil pemberian tes formatif dan
SMAN 9 Samarinda (2) observasi Secara rinci
tahun ajaran 2017/2018 prosedur pengumpulan data
2. Sampel pada penelitian dan instrumen penelitian
ini yaitu kelas XI IPS 3 diuraikan sebagai berikut:
SMAN 9 Samarinda 1. Tes formatif (tes
tahun ajaran 2017/2018 tertulis)
Tes yang digunakan
3.4 Teknik Pengambilan dalam penelitian ini
Sampel adalah tes formatif yang
Teknik pengambilan berupa ostes diberikan
sampel dalam penelitian untuk mengumpulkan
ini adalah Purposive informasi tentang
Sampling. Purposive pengetahuan awal
Sampling adalah salah siswa. Tes akhir
satu teknik diberikan untuk
pengambilan sampel mengetahui
dengan pertimbagan kemampuan hasil
tertentu, pengambilan belajar siswa dalam
sampel non random memahami materi yang
sampling dimana telah diberikan”
peneliti menentukan 2. Observasi
pengambilan sampel Observasi adalah
dengan tujuan aktivitas terhadap suatu
penelitian sehingga proses atau objek
dapat menjawab dengan maksud
permasalahan merasakan dan
penelitian. Karna siswa kemudian memahami
di kelas XI IPS 3 pengetahuan dari
heterogen, ada siswa sebuah fenomena
yang pintar, cukup berdasarkan
pintar dan kurang pengetahuan dan
pintar, inilah alasan gagasan yang sudah
mengapa peneliti diketahui sebelumnya,
memakai kelas XI IPS 3 untuk mendapatkan
untuk penelitian. informasi-informasi
3.5 Teknik Pengumpulan yang di butuhkan untuk
Data melanjutkan suatu
penelitian.
3.6 Teknik Analisa Data

ix
Analisis data merupakan ditemukan
suatu langkah yang sangat (Purwanto,
penting dalam keseluruhan 2010:102)
penelitian.Agar data b. mengubah skor
tersebut memberikan mentah ke dalam
rangkuman keterangan angka persenan
yang dapat dipakai secara dengan rumus:
tepat dan teliti maka harus R
NP= x 100
menggunakan teknik SM
analisis data. dimana :
1. Analisis Respon NP = Nilai prsen
Berpikir Kritis dengan yang dicari atau diharapakan
Model Pembelajaran R = Skor mentah
Project Based Learning yang diperoleh siswa
Untuk menganalisis SM= Skor maksimum
berpikir kritis siswa ideal dari tes yang
dalam pembelajaran bersangkutan
geografi dengan 100= Bilangan tetap
menggunakan lembar
observasi kepada (Purwanto, 2010:102)
observer. c. Menentukan
2. Analisis data hasil pedoman penelitian
belajar untuk masing-
Untuk mengetahui hasil masing siswa
belajar siswa dapat berdasarkan
langsung diketahui dari kategori:
tes evaluasi akhir yang Tabel 3.2 Pedoman penelitian
diperoleh masing- Nilai Kriteria Keterangan
masing siswa untuk 86-
mengola data hasil A Baik Sekali
100
belajar siswa adalah:
a. memberikan skor 76-85 B Baik
untuk setiap
60-75 C Cukup
jawaban siswa.
Pemberian skor pada 55-59 D Kurang
tes disesuaikan
dengan bobot soal Kurang
pemberian skor ≤ 54 TL
sekali
dilakukan dengan
(Purwanto,2010:103)
membandingkan
Perhitungan N-Gain diperoleh
jawaban soal siswa
dari skor pretes dan postes. Untuk
dengan kunci
mengetahui peningkatan
jawaban yang sudah

x
kompetensi yang terjadi sebelum
dan sesudah pembelajaran
dihitung dengan rumus g faktor
(N-Gain) dengan rumusmenurut
Meltzer adalah sebagai berikut:

Pengelompokan perolehan N-
gain menurut Hake (1998), dapat
di lihat pada tabel
Tabel 3.3 kriteria normalized gain
Besar Persentase Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Gambar 4.1 Peta Lokasi
SMAN 9 Samarinda
4. Hasil dan Pembahasan Tenaga pengajar di
SMAN 9 Samarinda
4.1.1 Gambaran Umum seluruhnya 38 guru terdiri
Lokasi Penelitian dari 19 guru laki-laki dan
19 guru perempuan, dan
Penelitian ini dilakukan keseluruhan siswa berjulah
di SMA Negeri 9 658 siswa yang terdiri dari
Samarinda yang terletak di siswa laki-laki yang
jalan Girirejo, Kelurahan berjumlah 308 siswa dan
Lempake, Kecamatan siswa perempuan 350 siswa
Samarinda Utara, Kota yang terdiri atas 19
Samarinda, Provinsi rombongan belajar kelas
Kalimantan Timur pada yaitu kelas X IPS
semester ganjil tahun ajaran berjumlah 4 kelas X IPA
2018/2019. Bangunan berjumlah 3 kelas XI IPS
sekolah pada umumnya berjumlah 3 kelas XI IPA
dalam, kondisi baik. berjumlah 3 kelas XII IPS
Sekalipun jumlah ruang berjumlah 3 kelas XII IPA
kelas untuk menunjang berjumlah 3 kelas. Untuk
kegiatan belajar kurang kegiatan belajar mengajar
memadai. berupa kegiatan praktek
SMA 9 Samarinda
dilengkapi dengan 3
laboratorium IPA (Kimia,

xi
Biologi, Fisika), Pre-test terlebih dahulu
laboratorium bahasa , dilakukan untuk
laboratorium computer dan mengukur dan
lapangan olahraga. mengetahui
Pembelajaran dilakukan di kemampuan awal
19 ruang kelas dari pagi masing-m asing siswa
hingga siang hari. pada materi flora dan
fauna di Indonesia dan
4.1.2 Gambaran Umum Dunia. Pelaksanaan
Proses Pengambilan Data post-test pada akhir
keseluruhan proses
Penelitian dilaksanakan
pembelajaran
di Sekolah Menengah Atas
menggunakan model
Negeri 9 Samarinda yang
project based learning
dimulai pada tanggal 22
(PJBL) dengan tujuan
November sampai dengan
untuk mengetahui
14 Desember. Populasi
sejauh mana
serta sampel dalam
kemampuan siswa
penelitian ini adalah
didalam menguasai
seluruh siswa di kelas XI
materi flora dan fauna
IPS 3 SMA Negeri 9
di Indonesia dan Dunia.
Samarinda jumlah siswa
Berikut ini merupakan
sebanyak 34 siswa.
data hasil belajar yang
Kegiatan pembelajaran
di peroleh penulis
dilakukan sebanyak 5 kali
sebagai berikut.
pertemuan dimana setiap
a. Hasil Pre-test
pertemuan dilakukan
Sebelum
selama 2 jam pelajaran
pembelajaran
(4x45menit) berlangsung
berlangsung, siswa
dua kali dalam satu
diberikan pre-test
minggu, yaitu pada setiap
untuk diukur
hari Selasa pukul 08.15-
kemampuan
09.30 dan hari Kamis pada
awalnya.
pukul 11.45-13.30.
Berdasarkan nilai
hasil pre-test dari
4.1.3 Hasil Belajar Siswa siswa kelas XI IPS
3 yang
Data hasil menggunakan
belajar siswa diperoleh model project
dari hasil pre-test dan based learning yang
post-test dengan soal di peroleh rata-rata
berbentuk essay hasil belajar siswa
berjumlah 10 butir soal. sebagai berikut :

xii
Rata-rata hasil pre- k
test siswa = 1
70- Bai
∑ Skor Nilai Pre−Test 2
79 k
Sis
jumlah Siswa wa
Cuk
9
1650 60- up
= 3 Sis
34 69 Bai
wa
k
= 48.53 Kur
7
Nilai rata-rata pre- 50- ang
4 Sis
test untuk kelas XI 59 Bai
wa
IPS 3 adalah 48.53 k
hal ini menunjukan Kur
17
bahwa nilai pre-test 0- ang
5 Sis
masih tergolong 49 Sek
wa
relatif rendah di ali
bawah nilai 34
standard KKM yang Jumlah Sis
telah di tetapkan wa
oleh pihak sekolah (Sumber Hasil
yaitu 75. Penelitian, 2018)
Berdasarkan Dari data persentase
persentase diatas, nilai Pre-test kelas
dapat kita lihat tabel XI IPS 3 dapat di
berikut ini bahwa sajikan dalam
nilai pre-test siswa bentuk grafik pada
kelas XI IPS 3 pada gambar 4.1 sebagai
tabel 4.1 sebagai berikut:
berikut:
Tabel 4.1 Persentase
Nilai Hasil Belajar
pre-test Kelas XI
IPS 3

Ju
Ren Kat ml
N
tan ego ah
o
g ri Sis
wa
80- San 0
1 100 gat Sis
Bai wa

xiii
60% 3 diperoleh dengan
nilai rata-rata post-
50%
50% test adalah 71.26
dengan besar nilai
40% KKM 75. Hal ini
menunjukan bahwa
30% 26% setelah diberikan
21% perlakuan terdapat
20% peningkatan dari
sebelum
10%
diberikannya
3%
0%
perlakuan, 0% Namun
Kurang Sekali Kurang Baik Cukup Baik dari
Baik hasilSangat
pengujian
baik
di atas dapat
Gambar 4.2 Grafik disimpulkan bahwa
Persentase Nilai tidak terdapat
Pre-Test Kelas XI pengaruh yang
IPS 3 signifikan .
b. Hasil Post-test Berdasarkan
Berdasarkan persentase di atas,
hasil post-test yang dapat kita lihat pada
dilakukan pada tabel berikut ini
siswa kelas XI IPS bahwa nilai post-
3, diperoleh nilai test siswa kelas XI
rata-rata untuk nilai IPS 3 pada tabel 4.2
rata-rata post-test sebagai berikut:
siswa dapat dicari Tabel 4.2 Persentase
dengan perhitungan Nilai Hasil Belajar
sebagai berikut: Post-test Kelas XI
Rata-rata hasil pre- IPS 3
test siswa =
∑ Skor Nilai Post−Test Ju
jumlah Siswa Re Kat ml
N
nta ego ah
o
2423 ng ri Sis
= wa
34
San
80- 16
= 71.26 gat
1 10 Sis
Nilai rata-rata post- Bai
0 wa
test yang di k
dapatkan siswa 6
70- Bai
untuk kelas XI IPS 2 Sis
79 k
wa

xiv
Cu 50%
4
60- kup
3 Sis 45%
69 Bai
wa 40%
k
Kur 35%
4
50- ang
4 Sis 30%
59 Bai
wa 25%
k
Kur 20%
4
0- ang
5 Sis 15% 12% 12% 12%
49 Sek
wa
ali 10%
34 5%
Jumlah Sis
0%
wa Kurang Sekali Kurang Baik Cukup Baik
(Sumber Hasil
Gambar 4.3 Grafik
Penelitian,2018)
Persentase Nilai Post-Test
Dari data persentase
kelas XI IPS 3
nilai post-test kelas
4.1.4 Pengaruh Model
XI IPS 3 dapat
Project Based Learning
disajikan dalam
Terhadap Kemampuan
bentuk grafik pada
Berpikir Kritis Siswa
gambar 4.3 sebagai
Berdasarkan analisis
berikut:
perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan SPSS
maka didapatkan hasil
regresi linear sederhana
yang tersaji dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 4.3 Analisis Regresi
Linear
Sederhana
Antara Model
Project Based
Learning
Terhadap Hasil
Belajar Siswa
Model Summary

Adjusted R
Model R R Square Square

xv
1 .735a .540 efektivitas hasil belajar
siswa setelah belajar
menggunakan model
a. Predictors: (Constant), observasi pembelajaran project based
learning. Tingkat
keberhasilan belajar siswa
pre-test dan post-test dapat
di identifikasi dengan
Model Sum of Squares mencari menggunakan
rumus N-gain. N-gain
1 Regression 4689.987
menunjukan peningkatan
Residual 3990.631 hasil belajar siswa setelah
pembelajaran menggunakan
Total 8680.618 model project based
learning dilakukan. N-gain
dilihat dari besarnya nilai
rata-rata hasil belajar pre-
a. Dependent Variable: post tes
test dan post-test siswa
b. Predictors: (Constant), observasi berdasarkan nilai
keseluruhan rata-rata hasil
belajar pre-test dan post-
test siswa adalah 59.90 hal
Data yang di peroleh
tersebut menunjukan hasil
dari lembar observasi untuk
tingkat keberhasilan siswa
mengukur kemampuan
baik dengan meningkatnya
berpikir kritis siswa pada
nilai pre-test dan post-test
kelas XI IPS 3, selanjutnya
namun tidak terdapat
diolah kemudian dianalisis
pengaruh yang signifikan
menggunakan aplikasi
dan nilai tidak mencakup
SPSS untuk mengetahui
nilai KKM sebesar 75.
adanya pengaruh model
Tabel 4.4 Persentase
pembelajaran Project
Penilaian
Based Learning terhadap
Kategori
kemampuan berpikir kritis
Efektivitas
siswa dapat di lihat pada
Model project
grafik terdapat pengaruh
based learning
pada variabel model
Pembelajaran Project No Persentase Katego
Based Learning. 1 g≥0,7 Tingg
Pada penelitian ini 2 0,7≥g≥0,3 Sedan
digunakan nilai hasil 3 g>0,3 Renda
belajar pre-test dan post-
(Sumber:Hasil Penelitian
test untuk mengetahui
2018)

xvi
Dari data persentase
yang disajikan tentang
25
penilaian kategori model
pembelajaran project based 20
learning, dapat disajikan 15
dalam bentuk grafik pada
gambar 4.4 10
5

21% 0

i
sis
si

on
as
29%

ns

ka
ta

ali

lati
alu

re
re

as
An

fe
rp

jel

gu
Ev

In
te

en

Re
In

lf
Se
Tinggi

an
pu
am
Sedang

m
Ke
Rendah

Gambar 4.4 Grafik


50% Persentase Lembar
Observasi kelas XI IPS 3
Gambar 4.4 Grafik Pada gambar 4.4
Persentase Nilai N-gain diketahui persentase lembar
observasi siswa kelas XI
Dari Grafik tersebut IPS 3 untuk interpretasi
menunjukan bahwa terdapat 7 siswa sebanyak 18, analisis
dengan jumlah persentase sebesar sebanyak 17, evalusi
21% siswa dalam kategori nilai sebanyak 18, inferensi
tinggi dimana siswa dapat sebanyak 20, kemampuan
memahami materi pembelajaran menjelaskan sebanyak 16,
geografi dengan menggunakan self regulation sebanyak
model Project Based Learning. 16.
Sedangkan 17 siswa dengan jumlah
persentase 50% siswa dalam 4.2 Pembahasan
kategori sedang dan 10 siswa
dengan jumlah persentase 29% Penelitian ini bertujuan
siswa dalam kategori rendah. untuk mengetahui hasil belajar
siswa ditinjau dari kemampuan
berpikir kritis dengan
penggunaan model Project
Based Learning terhadap hasil
belajar siswa. Penelitian ini
dilakukan pada satu kelas yaitu
kelas XI IPS 3 yang terdiri dari

xvii
34 siswa yang di beri perlakuan pre-test maka proses
dengan model Project Based pembelajaran pada pertemuan
Learning dan kelas. kedua hingga pertemuan
Berdasarkan hasil penelitian keempat pembelajaran di
yang telah di laksanakan di berikan dengan menggunakan
dapatkan hasil data yang akan model Project Based Learning
di bahas sebagai berikut. pada materi persebaran flora
dan fauna di Indonesia dan
4.2.1Hasil Belajar Siswa dunia. Nilai rata-rata yang
menggunakan model Project
Pengambilan data
Based Learning pada saat post-
dilakukan sebanyak 5 kali
test adalah 71.26 dengan nilai
pertemuan, di mana setiap
tertinggi 88 dan nilai terendah
pertemuan dilakukan selama 2
sebesar 29, dengan kategori
jam pelajaran (2 x 45 menit)
kurang sekali 12%, kurang baik
untuk kelas XI IPS 3.
12%, cukup baik 12%, baik
Pertemuan pertama kegiatan
17% dan sangat baik 47%.
yang dilakukan yaitu
Untuk nilai rata-rata kelas XI
melakukan pengumpulan data
IPS 3 untuk lebih jelasnya akan
dengan melakukan pre-test.
dijelaskan tentang bagaimana
Pada awal proses pembelajaran
hasil belajar siswa kelas XI IPS
yaitu sebelum menggunakan
3 berikut ini.
model project based learning
Berdasarkan hasil
para siswa diberikan pre-test
penelitian dan analisis data
berupa 10 essay. Tujuannya
hasil belajar menggunakan
agar guru dapat mengetahui
model pembelajaran
kemampuan awal para siswa.
Project Based Learning di
Berdasarkan hasil penelitian
peroleh bahwa rata-rata
didapatkan rata-rata pre-test
siswa di kelas XI IPS 3
siswa kelas XI IPS 3 yaitu
memperoleh nilai dengan
48.53 dengan perolehan nilai
kategori baik. Hasil belajar
tertinggi 67 dan nilai terendah
yang di dapat pada hasil
sebesar 7. Untuk siswa yang
penelitian ini membuktikan
mendapat kategori kurang
adanya peningkatan dalam
sekali sebesar 50%, kategori
hasil belajar siswa setelah
kurang baik 21%, cukup baik
menggunakan model
26%, baik 3% dan sangat baik
Project Based Learning.
0%. perolehan nilai tersebut
Berdasarkan
sangat rendah dikarenakan para
penelitian pada awal
siswa belum memahami materi
pertemuan peneliti
sehingga pada kemampuan
melakukan pre-test terlebih
awalnya masih tergolong
dahulu kepada seluruh
rendah. Setelah dilaksanakan
siswa. Soal pre-test dibuat

xviii
berbentuk essay sebanyak Siswa yang sudah
10 soal pertanyaan untuk menguasai konsep suatu
mengetahui hasil belajar objek akan lebih mudah
siswa sebelum diberikan menerapkan dalam
perlakuan model pemecahan permasalahan.
pembelajaran Project 4.2.2 Pengaruh Penerapan
Based Learning. Sedangkan Model Project Based
pada akhir pertemuan Learning Terhadap
peneliti melakukan post- Kemampuan Berpikir Kritis
test. Soal post-test tersebut Siswa
memiliki jumlah soal dan Setelah penulis
kisi-kisi yang sama dengan melakukan pengolahan data
soal pre-test. dapat diketahui bahwa
Berdasarkan hasil terdapat pengaruh sebesar
penelitian, diperoleh nilai 5,40% antara model
rata-rata pre-test siswa pembelajaran project based
sebesar 48.53 Adapun nilai learning terhadap hasil
rata-rata pre-test tersebut belajar siswa kelas XI IPS 3
dalam kategori rendah materi (persebaran flora
dikarenakan dari hasil nilai dan fauna di Indonesia dan
tersebut masih kurang dari dunia). Berdasarkan hasil
KKM yang di terapkan oleh penelitian yang didapat
pihak sekolah. Kemudian dengan menggunakan
untuk nilai rata-rata post- model Project Based
test siswa adalah 71.26 Learning yaitu sebanyak 16
dimana hal tersebut siswa mendapatkan nilai
menunjukan bahwa setelah sangat baik, 6 siswa
diberikan perlakuan mendapatkan nilai baik, 4
terdapat peningkatan dari siswa mendapatkan nilai
sebelum diberikan cukup baik, 4 siswa
perlakuan. Penelitian lain mendapatkan nilai kurang
yang mendukung adalah baik, dan 4 siswa
pembelajaran berbasis mendapatkan nilai kurang
project dapat meningkatkan sekali. Hal ini disebabkan
hasil belajar karena siswa tidak hadir saat
menurut Wang, dkk (2009) pembelajaran berlangsung
dalam Mahanal (2008) karena mengikuti kegiatan
penguasaan konsep tidak sekolah ataupun sedang
hanya sekedar mengingat sakit sehingga pada saat
tetapi individu mampu dilakukan kegiatan sekolah
menerapkan konsep-konsep ataupun sedang sakit
tersebut ke dalam suatu sehingga pada saat
rangkaian permasalahan. dilakukan kegiatan post-

xix
test hasil belajarnya Project Based Learning
dibawah nilai dengan tidak hanya berpengaruh
kategoribaik selain itu pada hasil belajar siswa
faktor lainnya siswa kurang tetapi berpengaruh juga
aktif selama pembelajaran, terhadap aktifitas terlihat
siswa yang hanya menjadi selama pembelajaran
pendengar dan menonton dengan model Project
temannya melakukan Based Learning
kegiatan pembelajaran berlangsung siswa menjadi
dengan menggunakan aktif dalam pembelajaran,
model pembelajaran model contohnya siswa aktif
Project Based Learning, bertanya, aktif berdiskusi,
serta kemampuan berpikir dan berpendapat karena
siswa berbeda-beda. rasa ingin tahu siswa yang
Hasil penelitian ini meningkat.
sesuai dengan pendapat N-gain dilihat dari
Rusman (2013:16) bahwa besarnya nilai rata-rata
hasil belajar dipengaruhi hasil belajar siswa dan nilai
oleh berbagai faktor baik keseluruhan rata-rata hasil
internal maupun eksternal. belajar pre-test dan post-
Meski begitu, kedua faktor test. Adalah 59.90 hal
ini sama penting dalam tersebut menunjukan
menentuan hasil belajar tingkat keberhasilan siswa
siswa. Penelitian lain yang baik dengan meningkatnya
mendukung hasil penelitian nilai pre-test dan post-test,
ini adalah Hamalik (2012) dari data persentase yang
pembelajaran yang nyata disajikan pada grafik
dengan melibatkan siswa tentang kategori model
secara menyeluruh akan pembelajaran Project
memunculkan motivasi Based Learning tersebut
secara ekstrinsik dalam diri menunjukan 7 siswa
siswa melalui dorongan dengan jumlah persentase
ingin tau, minat, kebutuhan, sebesar 21% siswa dalam
dan akhirnya siswa akan kategori nilai tinggi , 17
memiliki motivasi sendiri. siswa dengan persentase
Berdasarkan 50% siswa sedang dan dan
hasil penelitian sebelumnya 10 siswa dengan
dan hasil penelitian ini, jumlahpersentase 29%
ternyata model Project siswa dalam kategori
Based Learning rendah, rendahnya hasil
berpengaruh juga terhadap belajar dikarenakan pada
hasil belajar siswa. Selain pembelajaran berlangsung
itu model Pembelajaran siswa cenderung

xx
mendengarkan, kurang aktif hasil belajar siswa kelas XI
dalam pembelajaran dan IPS 3 mengalami
kurang memperhatikan peningkatan dari nilai awal
guru seingga ada beberapa sebelum diberi perlakuan
siswa yang tidak paham dan nilai akhir setelah
akan materi yang di diberi perlakuan. Hal ini
sampaikan. sesuai dengan hasil
Terdapat perbedaan penelitian Mahanal (2008)
hasil belajar siswa dan Darmawan (2009) yang
dipengaruhi penggunaan menjelaskan bahwa dengan
model pembelajaran serta pembelajaran proyek
pertisipasi langsung dari mampu menampilkan
siswa yang tinggi juga penguasaan konsep yang
mempengaruhi hasil belajar lebih baik di bandingkan
siswa. Pembelajaran siswa yang difasilitasi
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Project Based Learning A. KESIMPULAN
menjadikan siswa lebih Berdasarkan hasil analisis
bersemangat dalam belajar, dan pembahasan pada bab IV,
suasana yang lebih nyaman, maka dapat di tarik kesimpulan:
siswa lebih dapat 1. Hasil belajar siswa pada
memahami materi, siswa pelajaran Geografi di SMAN
lebih berani 9 Samarinda mengalami
mengemukakan pendapat peningkatan sebesar 44,07%
dengan kata lain siswa dan perolehan N-gain sebesar
menjadi aktif dalam 0,7 dengan kriteria sedang
pembelajaran. Penelitian ini menapai 50%.
sesuai dengan Corebima 2. Terdapat pengaruh yang
(2009) yang menjelaskan signifikan model
bahwa proyek pembelajaran Project Based
memfokuskan pada Learning sebesar 5,40% dan
pengembangan produk atau kriteria 0,000 < 0,05 terhadap
unjuk kerja performance, hasil belajar geografi pada
secara umum siswa materi persebaran flora dan
melakukan kegiatan; fauna di Indonesia dan dunia
mengorganisasi kegiatan di SMAN 9 Samarinda.
belajar kelompok mereka,
melakukan pengkajian atau
penelitian, memecahkan DAFTAR PUSTAKA
masalah, dan mensintesis
informasi. Abdul Haris, Asep Jihad, Evaluasi
Dimana hal tersebut Pembelajaran, Yogyakarta:
membuktikan bahwa nilai Multi Pressindo, 2013

xxi
Kamdi, W. 2007. Pembelajaran
Annurahman. 2011. Belajar dan Berbasis Proyek: Model
Pembelajaran. Bandung: Potensial untuk Peningkatan
Alfabeta. Mutu Pembelajaran. (Online),
(http://waras khamdi.com/
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian pembelajaran-berbasis-proyek/
Suatu Pendekatan Praktik. html), diakses 8 Agustus 201
Edisi Revisi 6.
Mulyasa. 2014. Guru dalam
Corebima, A.D. 2009. Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.
Berbasis Proyek. Makalah Bandung: Remaja Rosadkarya.
pada Pelatihan Guru untuk
Pembelajaran PBP tidak Purwanto.2010. Evaluasi Proses dan
diterbitkan. Batu. Hasil dalam Pembelajaran
Aplikasi dalam Bidang studi
Darmadi. 2017. Pengembangan Model Geografi. Malang: UM Press.
dan Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Priyatno, D. 2010.
PahamAnalisaStatistik data
Darmawan, E. 2009. Pengaruh dengan SPSS. Yogyakarta:
pembelajaran Berbasis Proyek MediaKom.
terhadap sikap dan hasil
belajar siswa SMAN 2 Riduwan. 2010. Dasar-dasarStatistika.
Malang. Skripsi tidak Bandung :Alfabeta.
diterbitkan. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang. Rusman. 2010. Model Model
Pembelajaran. Bandung:
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum Rajawali Pers
dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara. Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran
Indriwati, S.E. 2007. Pengaruh Strategi Mengembangkan
Pembelajaran dan Tingkat Profesionalisme Guru.
Kemampuan Akademik Jakarta: PT. Rajagrafarindo
Terhadap Hasil Belajar Persada.
Kognitif dan Kecakapan
Hidup Mahasiswa Biologi Rusman. 2014. Model-Model
FMIPA Universitas Negeri Pembelajaran
Malang. Disertasi tidak Mengembangkan Profesional
diterbitkan. Malang: Program Guru. Jakarta: Raja Grafindo.
Pasca Sarjana Universitas
Negeri Malang

xxii
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Wiyani, N.A. 2013. Desain
Alfabeta Pembelajaran Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan Zakki. 2017. Taksonomi Bloom.
R&D. Bandung: Afabeta (https://kangmaszakki.wordpre
ss.com/ , diakses 09 desember
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil 2018).
Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosadkarya.

Sumarmi. 2012. Model-Model


Pembelajaran Geografi.
Yogyakarta: Aditya Media
Publishing.

Suprihatiningsih. 2016. Persepektif


Manajemen Pembelajaran
Program Keterampilan.
Yogyakarta: Deepublish
publisher.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-


Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008.


StrategiPembelajaranBerorien
tasiStandar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.

Trianto. 2010. Model-model


Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka.

Wena, M. 2011. Strategi


Pembelajaran Inovatif
Komporer: Konseptual
Operasiaonal. Jakarta : Bumi
Aksara

xxiii

Anda mungkin juga menyukai