Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUANA.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

  Dahulu kita mengenal adanya Evaluasi Belajar Tahap Akhir  Nasional

(EBTANAS)  yang  kemudian diganti  menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN)

di akhir kelas enam SD atau kelas tiga SLTP dan SLTA untuk menentukan lulus

-tidaknya siswa tersebut. Proses seperti itu dikenal dengan istilah evaluasi yang

biasanya dilakukan setelah akhir suatu program.

 Tujuannya untuk mengukur keberhasilan suatu program yangdiwujudkan

dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh nilaidelapan puluh berarti anak

tersebut menguasai delapan puluh persenmateri pelajaran dan berarti lulus.Untuk

anak TK, proses evaluasi seperti itu tidak sesuai, bahkan testertulis seperti itu

sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu.Pertimbangannya ialah

bahwa anak TK belum bisa membaca dan menulis,selain itu tes tertulis dapat

membuat anak stress.

Sebagai gantinya digunakan asesmen, yaitu suatu proses pengamatan,

pencatatan,dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia

menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak digunakan untuk mengukurkeberhasilan

suatu program, tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak.

1
1.2 Rumusan Masalah.

1. Apa pentingnya asesmen bagi anak usia dini?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pentingnya asesmen untuk AUD

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pendekatan Asesmen AUD 

          Dahulu kita mengenal adanya Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional

(EBTANAS) yang kemudian diganti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Di akhir

kelas enam SD atau kelas tiga SLTP dan SLTA, siswa mengerjakan EBTANAS/UAN

untuk menentukan lulus-tidaknya siswa tersebut. EBTANAS/UAN tersebut

berbentuk tes tertulis (paper ang pencil test). Soal-soal yang ada didalamnya

menggambarkan materi pelajaran standar yang dipelajari siswa selama belajar di

sekolah. Proses seperti itu dikenal dengan istilah evaluasi yang biasanya dilakukan

setelah akhir suatuprogram. Tujuannya untuk mengukur keberhasilan suatu program

yang diwujutkan dalam bentuk mengukur keberhasilan suatu program yang

diwujutkan dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh nilai delapan puluh

berarti anak tersebut menguasai delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti

lulus.

          Untuk anak TK, proses evaluasi seperti di kelas tidak sesuai, bahkan tes tertulis

seperti itu sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Pertimbangannya

ialah bahwa anak TK belum bisa membaca dan menulis. Selain itu, tes tertulis

membuat anak stress. Sebagai gantinya digunakan asesmen, yaitu suatu proses

pengamatan, pencatatan, dan pendokementasian kinerja dan kaya siswa serta

3
bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak digunakan untuk

mengukur keberhasilan suatu program, tetapi utnuk mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar anak. Asesmen tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau di

akhir tahun TK, tetapi dilakukan secra bertahap dan berkesinambungan sehingga

kemajuan belajar siswa dapat diketahui. Caranya pun lebih alami, misalnya,  saat

anak bermain, menggambar, atau dari karya yang dihasilkan. Asesmen tidak

mengkondisikan anak pada bentuk ujian. Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan,

dan kelemahan siswa maka guru bersama-sama dengan orang tua siswa dapat

member bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar

yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang aptomal.

Asesmen digunakan untuk tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual,  dan

sebagainya.

2.  Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi

penyebab masalah belajar pada anak.

3. Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini

untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus.’

4. Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning), dalam hal ini

asesmen digunakan untuk memodifikasi kurikulum, menentukan metodelogi,

dan memberikan umpan balik (fedback).

5. Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.

6.  Untuk kajian penelitian

4
Adapun secara spesifik, tujuan asesmen perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi perkembangan spesifik

2.  Membantu guru menetapkan tujuan dan merencanakan program

3.  Mendapat profil anak (guru dan orang tua)

4.  Bermanfaat untuk diagnosa anak berkebutuhan khusus sehingga dapat

dibuat program pendidikan individul dan lyanan untuk keluarga.

5.   Evaluasi keberhasilan program, dan lain-lain

 Sementara itu, tujuan asesmen untuk bayi dan batita adalah untuk menentukan

apakah anak berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya ataukah mengalami

hambatan sehingga membutuhkan intervensi.

A. PRINSIP ASESMEN

Asesmen digunakan untuk kebutuhan anak. Adapun prinsip asesmen adalah sebagai

berikut:

1. Menggunakan informasi dan sumber yang beragam

2.  Bermanfaat untuk perkembangan dan belajar anak

3.  Melibatkan anak beserta keluarganya

4.  Sesuai dan fair untuk anak

5.  Otentik

6. Memiliki tujuan yang spesifik dan bersifat reliabel, valid, dan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

5
Sebagai seorang profesional/calon profesional, kita dituntut untuk mengikuti

prosnsip/etika dalam membuat dokumentasi melalui asesmen yaitu sebagai berikut:

1. Ketetapan

Yaitu dengan cara mencatat fakta (data kasar/raw data) secara lengkap dan

dilakukan dengan segera mungkin setalah pengamatan.

2. Objektivitas

Yaitu dengan mencatat fakta bahwa secara objektif, tidak biasa, dan tidak

ditambah dengan pendapat kita.

3. Menghidari pelabelan

Yaitu dengan menghindari kesimpulan dan diagnosis yang terlalu dini

berdasarkan informasi yang terbatas.

4. Memiliki tujuan yang baik

Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak,

mengumpulkan informasi tentang anak, dan merencanakan program yang

tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk alasan yang merugikan

anak dan keluarganya.

5. Berbagi dengan keluarga

Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan

perkembangan anak harus dengan persetujuan pihak yang berkait misalnya

guru dan anak yang diamati (tergantung usia anak). Dalam hal ini, privacy

anak juga perlu menjadi menjadi bahan pertimbangan. Pada kondisi tertentu,

6
seorang profesional perlu meminta izin pada nak untuk menceritakan tentang

anak pada orang tuanya.

6. Kerahasiaan

Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya

boleh diketahui oleh pihak-pihak yang memiliki hak untuk mengetahui

informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari orang tua anak saat

mendokumentasi anak.

B. KOMPONEN SISTEM ASESMEN

Asesmen memiliki 3 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama

adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan

belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat apa yang

dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari pemangamatan, komunikasi,

wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak. Foto, maupun

rekaman suara.

Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi

yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau penilaian

tentang perkembangan anak. Misalnya apakah anak berada dalam tahap

perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu. Secara umum, ada 2

pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut:

1.    Otentik asesmen

7
Otentik asesmen disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau

asesmen berdasarkan performasi (perfomance based asesment). Asesmen tipe ini

terjadi sepanjang kegiatan anak di kelas. Informasi diperoleh dari bergai cara,

terutama dari observasi/pengamatan pendidik selama anak melakukan kegiatan yang

bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda dan kegiatan yang berbeda pula.

Formal Asesmen

Komponen sistem asesmen terdiri dari (1) tes standar dan (2) strategi asesmen

informal.

Tes satandar

Tes standar dirancang untuk mengukur karakteristik inindividual. Pelaksanaan

tes dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Ada berbagai macam tujuan

tes, di antaranya adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, minat, dan

karakteristik kepribadian. Hasil tes dapat digunakan untuk merancang tugas

selanjutnya, untuk mempelajari perbedaan antar individu dan kelompokm serta untuk

kegiatan bimbingan dan konseling.

Kemampuan adalah tingkat pengetahuan ataupun keterampilan anak dalam

bidang tertentu. Ada tiga macam test kemampuan psikologis yaitu tes intelgensi

(intelgence test), test prestasi (achievenebt test) dan tes bakat (aptitude test). Tes ini

digunakan untuk mengukur kemampuan motorik, bahasa, sosial, dan kognitif anak.

Prestasi anak yang diukur, berkaitan dengan sejauh mana seorang anak mamahami

informasi ataupun keterampilan tertentu.

8
Adapun berbagai macam tes standar untuk anak usia dini yang merupakan ters

psikologis, yaitu sebagai berikut:

a. Tes untuk usia bayi dan balita

Ada banyak tes psikologi yang dirancang untuk anak usai balita. Penyusunan

tes tersebut tentu saja cukup sulit berkaitan denganusia anak yang masih

sangat dini. Dengan demikian reliabilitas dan validitas pun masih

dipertanyakan. Prosedurnyapun relatif sulit dilakukan dan juga memerlukan

kompetensi yang tinggi dalam menginterpretasikan hasil tesnya.

b. Tes untuk anak usia prasekolah

Strategi Asesmen Informal,  mencakup berbagai cara seperti berikut:

1) ObservasiObservasi adalah metode informal yang paling sering digunakan

dalam mengakses kemajuan perkembangan anak. Ada berbagai macam

jenis observasi, antara lain adalah observasi, antara lain adalah observasi

naturalistik (contoh: catatan anekdot, dan running record) dan observasi

terstruktur (contoh: event sampling dan time sampling).

2) Pengukuran yang dirancang guru

3) Checklis perkembangan

4) Skala rating

5) Rubrik

6) Performansi dan asesmen portofolio

7) Asesmen bardasarkan teknoogi

9
Komponen yang dipatau meliputi seluruh aspek perkembangan anak,yaitu

1.     Aspek Perkembangan Fisik-Mororik

Motorik kasar antara lain meliputi: Memanjat tali, tangga, panjatan, Berlari,

Melompat, Menendang bola, Menendang bola, Menangkap bola, Bermain lompat

tali,Berjalan pada titian keseimbangan.

Morik halus antara lain meliputi:

memasang velcrow,menarik resluiting (zip), mengancing baju, menggunting

pola, mengikat tali sepatu, mewarnai pola, makan dengan sendok, menyisir rambut

dan menggambar.

2.     Aspek Perkembangan Kognitif ,Informasi/ pengetahuan figurative antara lain

meliputi;Mengenal nama-nama warna , mengenal nama berbagai benda yang ada

dirumah dan fungsinya, mengenal nama bagian-bagian tubuh, mengenal nama dan

alamat dan Mengenal nama anggota keluarga, teman, dan guru.

3.     Aspek Perkembangan Moral Mengenal aturan sekolah, mengenal sopan santun,

mengenal otoritas.

4.     Aspek perkembangan Sosial Interpersonal antara lain meliputi:Mampu bermain

bersama teman, mau bergantian dan antri, mengikuti perintah dan petunjuk guru dan

mampu berteman, berkomunikasi, dan membantu teman.

5.     Aspek Perkembangan Emosional Menunjukkan rasa sayang kepada teman,

orang tua, guru , Menunjukkan rasa empati dan menolong teman, Mengontrol emosi

10
dan agresi, tidak melukai atau menyakit teman.Matematika dan berhitung,menghitung

benda 1-5,menghitung benda 1-10, menghitung bendah lebih dari 10, Mengenal

angka 1-10

D.       LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR

          Laporan kemajuan belajar anak (raport) sebaiknya berisi skala interval yang

menunjukkan kemampuan anak dan deskripsi kemampuan tersebut.  Hal itu untuk

menunjukan posisi anak berdasarkan kemampuan yang dituntut dalam tujuan

kurikulum. Disamping itu, keterangan bersifat derkriptif yang mengambarkan

kemampuan anak juga penting utnk disertakan. Unsur0unsur yang ada dalam laporan

kemajuan belajar anak antara lain meliputi berikut: Identitas anak, meliputi nama,

jenis kelamin, usia, kelas, guru atau penilai, tahun, semester, atau cawu, kemampuan

dinilai, kompetensi personal, kemampuan Berkomunikasi, kemampuan berfikir

rasional.

E.      MANFAAT ASESMEN

National earlu childhood asessment resource group menjelaskan manfaat

asesmen yang harus digunakan secara tepat pada anak usia dini, yaitu sebagai

berikut: Mendukung belajar anak, mengidentifikasikan anak apakah berkembang

secara normal atau memiliki kebutuhan khusus, mengevaluasi program dan

memonitor kebutuhan anak Sebagai wujud tanggung jawab. Selain itu, asesmen

bermanfaat untuk menetukan suskses tidaknya program yang di berikan.

11
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Asesmen adalah suatu proses pengamatan, dan pendokumentasian kinerja dan

karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak

digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui

perkembangan atau kemajuan belajar anak.

Penilaian atau asesment merupakan point penting dalam pembelajaran anak usai

dini. Dengan penilaiaan dapat diketahui pembelajaran yang telah berjalan dan

perkembangan kemampuan anak yang meliputi aspek fisik motorik, kognitif, bahasa,

sosio emosional. Evaluasi akan membantu pendidik maupun orang tua untuk

merancang belajar anak selanjutnya. Mendapatkan informasi terhadap perkembangan

anak merupakan poin penting dalam pembelajaran. Diagnosa pekembangan anak

kemudian bisa digunakan untuk membuat program yang tepat untuk mendidik anak

tersebut.

Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut,

otentik asesmen disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen

berdasarkan performasi (perfomance based asesment). Asesmen tipe ini terjadi

sepanjang kegiatan anak di kelas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan waseso, (2008). Evaluasi Pembelajaran TK. Jakarta, Universitas Terbuka.

Masitoh dkk, (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak, jakarta.


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: HIKAYAT


Publishing.

Wortham, C. S. (2005) Assessment in Early Childhood Education” (Eds. Revisi).


Pearson Education, Inc.

13

Anda mungkin juga menyukai