Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK PENGEMBANGAN JARINGAN

INFORMASI PEMERINTAHAN DI PROVINSI RIAU


Dian Vektorendra Wahyuda
Keamanan Jaringan Informasi, Jurusan Teknik Elektro
Universitas Indonesia
dian.vektorendra@ui.ac.id
Dosen : DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

Abstract
Riau’s Government use nearest island as the new center of their government. In order to meet their requirement for provision
of information network facilities in these locations, Riau’s Government has a program to develop a network that integrates the
entire system throughout SKPD in the Riau’s Government. Based on the results of the evaluation conducted related to the
management concepts in project management, such as scope management, cost management, quality management and
communication management, this network development project hopefully can be meets the suitability to implement a good
project management

Keywords : Project Management,Scope Management, Cost Management, Quality management, Communication management,
Information Nework

1. Pendahuluan integrasi di seluruh SKPD di Provinsi Riau, maka


Provinsi Riau pada tahun 2007 melakukan pemindahan Pemerintah Provinsi Riau melalui Sekretariat Daerah merasa
pusat pemerintahan dari yang semula berada di pusat ibukota perlu untuk membuat sebuah cetak biru untuk pembangunan
provinsi ke Pulau XYZ. Dengan adanya perubahan tersebut, dan pengembangan jaringan informasi yang terintegrasi
maka infrastruktur jaringan informasi baru perlu dibangun di dapat dilaksanakan secara bertahap dan terencana.
lokasi tersebut, dimana infrastruktur yang dibangun 2. Kajian Pustaka
diharapkan dapan saling terintegrasi dan mampu mendukung Sebuah proyek didefinisikan sebagai sebuah usaha atau
kinerja pemerintahan Provinsi Riau untuk mencapai pekerjaan sementara yang dilakukan untuk membuat sebuah
terwujudnya tata laksana pemerintahan yang baik, transparan produk, menghasilkan jasa atau hasil yang unik [1].
dan berwibawa (Good Governance). Salah satu prasyarat Sedangkan Project management atau manajemen proyek
terwujudnya kinerja yang baik pada tatanan pemerintahan adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, cara teknis
adalah adanya alur komunikasi dan koordinasi antar dinas yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk
atau antar instansi dapat berjalan dengan baik, sehingga mencapai sasaran dan atau tujuan yang sudah ditentukan [2].
dapat berimbas pada terciptanya layanan data dan informasi Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa sebuah proyek
yang selaras antar instansi yang terkait. dikerjakan dalam suatu cakupan knowledge area (area
Dengan mengacu pada kondisi masyarakat yang manajemen proyek) tertentu dalam sebuah proses
semakin maju di provinsi Riau saat ini, maka perlu segera manajemen, dimana sebuah proyek memiliki 5 (lima) sifat
dilakukan implementasi integrasi data antara Satuan Kerja utama, yaitu: (1) Memiliki tujuan yang baik, (2) Memiliki
Perangkat Daerah (SKPD) di pemerintahan provinsi tersebut jangka waktu, (3) Dibangun berdasarkan progressive
sebab dengan pengembangan jaringan informasi yang elaboration (dilaksanakan dan dikendalikan), (4)
terpadu dipercaya akan menjadi sebuah solusi bagi Membutuhkan sumber daya, (5) Harus memiliki sponsor
terwujudnya tata laksana pemerintahan yang baik, transparan yang memberikan arahan dan dana.
dan berwibawa (Good Governance). Dengan demikian, Terdapat 10 (sepuluh) area manajemen proyek dan 5
maka komunikasi dan koordinasi antar dinas atau instansi (lima) proses yang terjadi, dimana hubungan antara area
dapat berjalan dengan baik, dan hal ini akan berimbas pada
manajemen proyek dan prosesnya dapat digambarkan pada
terciptanya layanan data dan informasi yang baik dan tepat
sasaran. Dan apabila hal ini dapat terwujud, maka pelayanan Tabel 1. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa 10 area
prima sebagai indikator utama keberhasilan pengelolaan manajemen proyek dapat dikelompokkan menjadi 5
pemerintah dapat terlaksana. kelompok proses, yaitu (1) inisasi, (2) perencanaan, (3)
Integrasi data di seluruh SKPD di Provinsi Riau saat ini pelaksanaan pekerjaan/eksekusi, (4) monitoring dan kontrol,
sangat memungkinkan untuk dilakukan sebab modal awal dan yang terakhir adalah (5) penutupan.
untuk melakukan integrasi data dan informasi telah dimiliki.
Hal ini terkait dengan akan dibangunnya jaringan Local Area 2.1. Manajemen Proyek
Network dengan konsep jaringan Triple-Play Services yang Dalam sebuah manajemen proyek, terdapat
menghubungkan beberapa instansi atau beberapa kelompok implementasi berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kerja. Berangkat dari kebutuhan dari perlunya dilakukan keahlian terbaik dan berkualitas yang dijalankan bersama-
sama untuk mencapai target yang sebelumnya telah sehingga dalam mendefinisikan sebuah tujuan proyek, tujuan
direncanakan. Dengan dukungan sumber daya yang ada, proyek harus SMART [3], yaitu Specific (tidak ambigu dan
maka diharapkan seluruh rangkaian yang ada dalam detail), Measurable (dapat diukur atau dievaluasi),
manajemen proyek dapat menghasilkan output yang optimal. Attainable (dapat dicapai), Relevant (sesuai dengan kondisi
Sebuah proyek harus dapat memenuhi 3 kriteria utama, yaitu yang dihadapi) dan Time-Related (tepat waktu).
Quality (mutu), Time (jangka waktu) dan Cost (biaya).
2.2. Kelompok Proses Manajemen Proyek
Sebuah proyek dikatakan sukses jika mampu
Manajemen proyek memiliki 47 jenis kegiatan yang
menyeimbangkan ketiga kriteria tersebut pada
dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok besar
implementasinya. Quality dimaksudkan bahwa sebuah
pelaksanaan pekerjaan [4], yaitu:
proyek harus mampu memenuhi spesifikasi dan kualitas
Inisiasi: di tahap awal pelaksanaan proyek, proses ini
yang telah disepakati / ditentukan sebelumnya oleh pemiliki
memberikan gambaran apa saja yang akan menjadi tolok
pekerjaan. Time berarti bahwa dalam durasi waktu yang
ukur pencapaian proyek, hambatan-hambatan utama yang
telah ditentukan, proyek tersebut harus selesai tepat waktu
mungkin terjadi, melakukan identifikasi stakeholder terkait,
dan memiliki efisiensi biaya sehingga dengan anggaran yang
dan mendokumentasikannya dalam dokumen inisiasi proyek
ada, proyek tersebut dapat berjalan dengan baik (Cost).
yang merupakan gambaran project secara keseluruhan.
Tujuan dari sebuah proyek mendefinisikan status
target yang ingin dicapai pada akhir pelaksanaan proyek,

Tabel 1. Project Management Process Map


project project Human project project project
project scope project time project cost project quality project risk
knowledge area integration Resource communication procurement stakeholder
management management management management management
management management management management management
initiating • develop • identify
process project charter stakeholder
group
planning • develop • plan scope • plan schedule • plan cost • plan quality • plan human • plan • plan risk • plan • plan
process project management management management management resource communicatio management procurement stakeholder
group management management n management management management
plan
• called • define • estimate cost • identify risk
requirement activites
• define scope • sequence • determine • perform
activites budget qualitative risk
analysis
• create WBS • estimate • perform
project management process group

activity quantitative
resource risk analysis
• estimate • plan risk
activity response
durations
• develop
schedule
executing • direct and • perform • acquire project • manage • conduct • manage
process manage quality team communicatio procurements stakeholder
group project work assurance n engagement
• develop
project team
• manage
project team
monitoring • monitor and • validate scope • control • control cost • control quality • control • control risk • control • control
and control project schedule communicatio procurements stakeholder
controlling work n engagement
process • perform • control scope
group integrated
change control

closing • close project • close


process or phase procurement
group

Planning: pada tahap ini, dilakukan definisi ruang lingkup tahap implementasi yang merupakan tahapan penting dalam
pekerjaan, daftar kegiatan pelaksanaan, rincian waktu dan pelaksanaan sebuah proyek.
biaya, melakukan estimasi resiko berdasarkan critical path Action: pada tahap ini, segala hal yang telah didefinisikan
yang telah dibuat, menghitung kebutuhan resource hingga pada tahap planning ditindaklanjuti untuk kemudian
spesifikasi kebutuhan personelnya. Proses ini sudah masuk diselesaikan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
pelaksanaan proyek, maka pada tahap ini dilakukan ii. Menentukan anggaran – menentukan jumlah total biaya
monitoring progress pekerjaan berdasar Gantt Chart yang dari setiap aktifitas kegiatan untuk menghasilkan
ada serta melakukan pemantauan biaya serta terus rencana pembiayaan.
mengkomunikasikan perkembangan proyek beserta iii. Pengendalian biaya – merupakan proses monitoring dan
perubahan-perubahan yang telah dilakukan. pengendalian penggunaan anggaran sehingga dapat
Monitoring: seluruh aktivitas pelaksanaan kegiatan dalam dilakukan pengaturan pembiayaan agar tetap sesuai
sebuah proyek dikontrol kesesuaiannya dengan perencanaan dengan pagu anggaran yang telah disepakati.
yang telah dibuat. Jika terjadi penyimpangan terhadap tujuan
2.5. Manajemen Kualitas Proyek
yang akan dicapai, pada tahap ini akan diambil tindakan
Manajemen kualitas proyek terkait dengan seluruh
yang dibutuhkan sehingga aktifitas tersebut dapat kembali
proses dan aktifitas yang ada dalam organisasi proyek, yang
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
termasuk didalamnya adalah kebijakan kualitas, tujuan dan
Closing: pada tahap ini dilakukan serah terima proyek ke
tanggung jawab yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan
client. Kegiatan yang dilakukan termasuk juga melakukan
proyek. Dalam hal ini, manajemen kualitas proyek
evaluasi terhadap hasil dan proses pelaksanaannya, sehingga
mengimplementasikan manajemen kualitas melalui aturan-
diharapkan dapat menjadi pembelajaran untuk proyek-
aturan serta prosedur yang berlaku. Dalam manajemen
proyek serupa di masa datang.
kualitas proyek, terdapat 3 proses utama yang dilaksanakan,
Pada pembahasan kajian manajemen proyek yang
yaitu:
tertuang dalam dokumen ini, ada 4 area manajemen proyek
i. Rencana kualitas – merupakan proses mengidentifikasi
yang akan dilakukan pembahasa, yaitu manajemen ruang
persyaratan kualitas yang dibutuhkan atau yang menjadi
lingkup proyek, manajemen pembiayaan proyek, manajemen
standar dari sebuah proyek dan atau produk yang akan
kualitas proyek dan manajemen komunikasi proyek.
dihasilkan, serta mendokumentasikan bagaimana kualitas
2.3. Manajemen Ruang Lingkup Proyek tersebut terpenuhi pada sebuah pelaksanaan proyek.
Manajemen ruang lingkup proyek merupakan suatu ii. Quality assurance – merupakan proses cross check
kegiatan yang memastikan bahwa seluruh kegiatan yang kualitas dari pelaksaan kegiatan proyek atau produk dari
dilaksanakan adalah kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka sebuah proyek berdasarkan parameter-parameter kualitas
mencapai keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek. Terdapat yang telah ditentukan sebelumnya, dan memastikan
5 (lima) proses yang terkait dengan manajemen ruang bahwa kualitas yang dihasilkan telah sesuai dengan
lingkup proyek [1], yaitu: standar kualitas yang telah didefinisikan sebelumnya.
i. Mengumpulkan daftar kebutuhan – merupakan sebuah iii. Pengendalian kualitas – merupakan proses monitoring
proses mendefinisikan dan mendokumentasikan seluruh dan pencatatan kualitas proyek dan atau produk yang
kebutuhan dari para stakeholder sehingga mendapatkan dihasilkan, sehingga mendapatkan performa dan
tujuan dari pelaksanaan proyek. rekomendasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan
ii. Mendefinisikan ruang lingkup – merupakan proses kualitas yang sesuai.
pengembangan deskripsi yang lebih detail dari rencana
2.6. Manajemen Komunikasi Proyek
proyek dan produk yang akan dihasilkan.
Sebuah komunikasi yang efektif akan menciptakan
iii. Pembuatan WBS – merupakan proses pemilahan
harmonisasi yang baik antar pihak-pihak yang terlibat dalam
rencana kegiatan pelaksanaan proyek menjadi rencana
sebuah proyek yang terdiri dari berbagai kepentingan,
kegiatan yang lebih detail dan lebih terkontrol pada
berbagai keahlian, berbagai latar belakang dan berbagai
kelompok-kelompok kegiatan yang lebih kecil.
perspektif yang ada dalam pelaksanaan proyek. Oleh karena
iv. Verifikasi ruang lingkup – merupakan proses verifikasi
itu, manajemen komunikasi proyek merupakan salah satu
pencapaian hasil pekerjaan berdasarkan laporan
bagian dari manajemen proyek karena mencakup berbagai
pencapaian pekerjaan.
proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek
v. Pengontrolan ruang lingkup – merupakan proses
yang dilaksanakan tepat waktu, dengan melakukan
monitoring status pelaksanaan proyek dan produk yang
pengumpulan, pendistribusian, penyimpanan disposisi
dihasilkan dan melakukan pengelolaan setiap perubahan
sebuah proyek. Pada tahap ini, seorang manajer proyek akan
yang terkait dengan rencana kerja.
banyak menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi
2.4. Manajemen Pembiayaan Proyek terhadap berbagai pihak untuk memastikan bahwa
Manajemen pembiayaan proyek termasuk pada pelaksanaan proyek sesuai dengan yang diharapkan dan
kegiatan perkiraan, penganggaran, dan pengendalian biaya mendapatkan hasil pelaksanaan proyek sesuai dengan yang
sehingga pelaksanaan proyek dapat tepat waktu dan sesuai telah direncanakan. Terdapat 5 proses yang terkait dengan
dengan biaya yang telah disepakati bersama sebelumnya. manajemen komunikasi proyek, yaitu:
Dalam manajemen pembiayaan proyek, terdapat 3 proses i. Identifikasi stakeholder – merupakan proses identifikasi
utama yang terkait dengan hal tersebut, yaitu: seluruh pihak atau organisasi yang terdampak dari
i. Perkiraan biaya – merupakan proses mengembangkan pelaksanaan proyek, dan mendokumentasikan informasi
perkiraaan sumber pembiayaan yang akan digunakan yang relevan berdasarkan berbagai faktor yang
selama pelaksanaan proyek, untuk mencapai tujuan berdampak terhadap keberhasilan pelaksanaan proyek.
pelaksanannya.
ii. komunikasi – merupakan proses mendefinisikan terkini yang dapat dinikmati oleh pengguna, yaitu:
kebutuhan dari setiap stakeholder yang terlibat dan (a)Komunikasi suara, (b)Video, dapat berupa video
melakukan komunikasi terhadap mereka. streaming, video call dan video conference yang dipadukan
iii. Distribusi informasi – adalah proses memberikan dalam suatu bentuk video streaming yang berjalan secara
informasi yang sesuai kepada setiap stakeholder yang real time, (c)High-Speed Broadband Access yang dapat
terlibat. digunakan untuk melakukan pengaksesan sumber-sumber di
iv. Memastikan harapan stakeholder – merupakan proses Internet (download, upload, browsing, dan komunikasi
berkomunikasi dan bekerja bersama dengan stakeholder elektronik).
dalam rangka untuk mencapai kebutuhan para Ketiga layanan di atas akan konvergen menjadi satu
stakeholder, serta menyampaikan isu-isu penting yang melalui satu single transport, single media handheld dan
perlu mereka dapatkan. single equipment dengan melalui media jaringan komputer
v. Melaporkan prestasi – adalah proses mengumpulkan berbasis IP (Internet Protocol). Dengan hanya menggunakan
dan menyampaikan informasi pencapaian, termasuk satu jaringan tunggal yang menangani jenis teknologi akses,
laporan status, kemajuan progres pekerjaan dan estimasi kuantitas trafik data akan terus meningkat dengan diikuti
pelaksanaan pekerjaan. efisiensi yang cukup tinggi. Dalam pengembangannya,
jaringan Triple-Play Services harus memperhatikan
2.7. Standar Baku Pembuatan Arsitektur Jaringan
beberapa kriteria sebagai berikut:
Informasi
1. Mobilitas yang tinggi.
Terdapat beberapa standar baku yang umumnya
2. Adanya jaminan kualitas (QoS) pada jaringan.
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan arsitektur
3. Mampu memberikan multi layanan.
jaringan informasi, antara lain:
4. Memiliki reliabilitas yang tinggi.
SONA (Services Oriented Network Architecture) 5. Memiliki tingkat keamanan informasi yang tinggi.
SONA merupakan pendekatan arsitektur jaringan untuk 6. Memiliki kemudahan dalam pengoperasian dan
penyelenggaraan TIK dengan konsep virtualisasi jaringan, pemeliharaan.
layanan dan aplikasi. Tujuannya adalah memastikan strategi 7. Memiliki arsitektur yang terbuka.
bisnis dan investasi TIK dapat berjalan dengan selaras sesuai
2.8.1. Layanan Video
dengan rencana. SONA akan memberikan panduan, best
Untuk komunikasi yang berupa informasi video dapat
practices dan cetak biru jaringan TIK yang mampu
dikirimkan dengan baik, sebuah jaringan Triple-Play harus
mendukung keperluan bisnis yang dinamis. Kerangka SONA
memenuhi beberapa spesifikasi sebagai berikut:
yang digunakan terdiri dari: (a) Lapisan Jaringan, (b)
1. Tingkat delay yang rendah.
Lapisan Layanan Jaringan Terintegrasi, (c) Lapisan Aplikasi.
2. Gangguan jitter (variasi delay) yang sangat rendah.
COBIT (Control Objectives for Information and Related 3. Tingkat loss yang rendah.
Technology) 4. Dapat menyediakan bandwidth yang sangat tinggi untuk
COBIT ditujukan untuk menyediakan model dasar yang setiap pengguna.
memungkinkan pengembangan aturan yang jelas dan praktek 5. Mekanisme broadcast, mul7ticast dan unicast yang
yang baik dalam mengontrol informasi dalam suatu efisien dan aman dari gangguan.
organisasi atau institusi dalam mencapai tujuannya. Dengan 6. Mampu dikembangkan untuk keperluan video-on-
mengacu pada framework COBIT, suatu organisasi demand di masa mendatang.
diharapkan mampu menerapkan IT Governance dalam
2.8.2. Layanan Suara
pencapaian tujuannya. Di dalam COBIT tertuang beberapa
Layanan suara sama sensitifnya dengan layanan video.
point utama, yaitu: (a)Perencanaan dan Organisasi, (b)
Spesifikasi jaringan yang dapat mendukung layanan ini
Akuisisi dan Implementasi, (c) Penyampaian dan Layanan,
hampir sama dengan yang dibutuhkan oleh layanan video.
dan (d)Pemantauan.
Hanya saja tingkat urgensinya lebih rendah dibanding
aplikasi video. Voice over Internet Protocol (VoIP)
ISO/IEC 27001 merupakan layanan suara menggunakan jaringan internet
ISO/IEC 27001 digunakan sebagai standar sistem dengan menggunakan paket IP untuk membawa sinyal suara
manajemen keamanan informasi yang akan menjamin bahwa
2.8.3. Layanan Data
infrastruktur jaringan TIK yang dirancang telah memenuhi
Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data dengan
unsur keamanan dalam aspek keamanan informasi
kecepatan tinggi, jaringan triple-play harus memiliki
(confidentiality, integrity dan availability).
spesifikasi khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2.8. Infrastruktur Triple-play Services Spesifikasi khusus tersebut adalah:
Triple-Play Services yang merupakan Next Generation 1. Dapat menjamin bandwidth yang diberikan untuk
Network (NGN) adalah suatu konsep jaringan komunikasi data.
telekomunikasi berbasis IP (Internet Protocol) yang meliputi 2. Memiliki kemampuan untuk memberikan “burst
penyatuan berbagai arsitektur jaringan telekomunikasi dan bandwidth”, yang digunakan untuk menangani masalah
teknologi yang memungkinkan penyediaan layanan-layanan
kekurangan bandwidth pada saat-saat tertentu ketika diperlukan untuk melakukan analisis terhadap keperluan
sangat dibutuhkan. perencanaan pembangunan infrastruktur jaringan TIK,
3. Memiliki kemampuan berinteraksi dan berkolaborasi sehingga akan lebih dapat menggambarkan kondisi yang
dengan media-media yang berbeda-beda jenis dan faktual. Data primer yang akan dikumpulkan berupa sampel
berinteraksi dengan perngkat jaringan pendukungnya yang akan difokuskan untuk mendukung data sekunder yang
seperti router, modem, switch, dan yang lainnya. ada. Adapun tahapan pengumpulan data primer tersebut
adalah: (1)Persiapan administrasi dan perijinan, (2)inventaris
data, (3)survey, dan (4)pengolahan data. Dalam
3. Metodologi Penelitian
pengumpulan data ini, tidak semua data primer tersedia.
Metode penelitan yang digunakan adalah
Selanjutnya dilakukan pengumpulan data sekunder
menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu
yang dilakukan menggunakan metode wawancara dan
menggambarkan fenomena sesungguhnya yang terjadi pada
survey secara instansional, sehingga diharapkan data-data
suatu peristiwa atau populasi, dan penelitian dalam rangka
sekunder ini dapat memperkaya pengetahuan dan
menemukan fenomena yang terjadi serta melakukan kajian
pendalaman masalah. Dari survey data sekunder, diperoleh
pustaka (Library Research) dengan cara mengumpulkan
data sebagai berikut: (1) Tupoksi SKPD sesuai Perda
beberapa referensi dari beberapa buku dan artikel yang
Gubernur tentang SOTK, (2)Data wilayah secara umum,
terkait dengan topik pembahasan, dan beberapa artikel yang
(3)Data pusat-pusat kegiatan di masing-masing wilayah,
berasal dari internet yang ditujukan untuk menambahkan
(4)Rencana Tata Ruang Wilayah di wilayah Provinsi Riau,
informasi yang berhubungan dengan proyek yang sedang
(5)Dokumen hasil studi lain yang relevan, (6)Data sarana
dikerjakan.
prasarana teknologi dan komunikasi, (7) Data sosial
4. Pembahasan ekonomi dan potensi daerah, (8)Isu dan rencana
Proyek pengembangan jaringan infromasi di provinsi pengembangan TIK di Provinsi Riau.
Riau ini adalah bagian dari proyek besar pemerintah provinsi Berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan
Riau, yang tergabung dalam kegiatan utama proyek sekunder tersebut, dapat ketahui kebutuhan pengguna
pemindahan pusat pemerintahan di provinsi Riau. Pada keterkaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan yang akan
awalnya pusat pemerintahan yang dimiliki provinsi Riau dilakukan adalah sebagai berikut :
berada di tengah ibukota provinsi. Oleh karena semakin a. Perlu adanya dokumen perencanaan infrastruktur
berkembangnya laju pertumbuhan di provinsi tersebut, jaringan komputer yang terpadu yang dapat memfasilitasi
dimana pusat kota dirasa sudah tidak mampu lagi interkoneksi dan interoperabilitas beberapa sistem dan
menampung laju pertumbuhan tersebut, maka dilakukan jaringan komputer yang telah ada.
upaya pemindahan pusat pemerintahan ke lokasi lain yang b. Perlu dibuatkan dokumen perencanaan infrastruktur
ada di wilayah pemerintah provinsi Riau. Dari hasil jaringan komputer yang dapat mendukung perkembangan
pembahasan dan kajian yang telah dilakukan, maka teknologi terkini yang dapat memfasilitasi seluruh
diputuskan bahwa pusat pemerintahan provinsi Riau layanan teknologi dan informasi, serta memperhatikan
dipindahkan ke sebuah pulau yang berjarak 14 km dari pusat aspek pelayanan publik secara komprehensif dan tepat
kota provinsi Riau. Pulau tersebut memiliki luas area ±950 guna.
hektar dan awalnya merupakan pulau kosong yang tidak c. Perlu dibangun suatu jaringan TIK yang dapat
berpenghuni. Di pulau tersebut kemudian dibangun berbagai memfasilitasi layanan triple-play (video, suara dan high-
perkantoran pemerintahan dan beberapa fasilitas gedung speed data transfer) sehingga dapat dikembangkan secara
lainnya. Dengan melihat kondisi saat ini, maka diperlukan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perkembangan
penyiapan infrastruktur jaringan informasi yang terintegrasi teknologi dan dapat memfasilitasi seluruh aktifitas kerja
yang mendukung terwujudnya integrasi data yang cepat, semua dinas dan instansi.
tepat dan akurat untuk menunjang terwujudnya efisiensi Berdasarkan daftar kebutuhan yang telah dirumuskan,
kerja demi pelayanan prima kepada masyarakat. Proyek ini kemudian disusun rencana jaringan dan detail peralatan yang
didanai oleh APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
Daerah) pemerintah provinsi Riau itu sendiri dan jaringan informasi di Pemerintah Provinsi Riau tersebut.
direncanakan untuk dilaksanakan pada jangka waktu 3 (tiga) Contoh kebutuhan peralatan yang akan digunakan seperti
tahun. tercantum pada Tabel 2, dengan gambar topologi jaringan
digambarkan pada Gambar 1.
4.1. Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope
Management)
4.1.1. Mengumpulkan Daftar Kebutuhan
Dalam rangka untuk mengumpulkan daftar kebutuhan
Pemerintah Provinsi Riau, dilakukan beberapa kegiatan
interview, diskusi, rapat dan survey bersama untuk
medapatkan data yang lengkap. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan melakukan penghitungan volume
beberapa parameter atau faktor-faktor pendukung yang
Pengumpulan Informasi

Perancangan Arsitektur
Perumusan Masalah

Analisis Kebutuhan
Ruang Lingkup

Implementasi

Implementasi
Implenetasi
Blue Print

Tahap III
Tahap II
Tahap I
Interprocess Communications Buss

Gambar 2. Work Breakdown Structure


Gambar 1. nework physical
Berdasarkan daftar kebutuhan dan rencana ruang
Seluruh kebutuhan dan pihak-pihak yang terlibat kemudian lingkup proyek, kemudian dirumuskan dokumen Work
dituangkan dalam sebuah dokumen yang bernama project Breakdown Structure. Dari WBS yang telah dibuat,
charter. Project charter ini merupakan langkah awal yang Pelaksana Pekerjaan dapat menganalisa kebutuhan sumber
utama dalam menjalankan sebuah proyek. Dalam sebuah daya yang harus disiapkan seperti lokasi, fasilitas, personel
project charter memuat hal-hal penting yang terkait dengan dan peralatan bantu, dan berbagai sumber daya lainnya yang
pelaksanaan proyek kedepannya, diantaranya terdapat mampu mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan proyek
informasi nama pekerjaan, pemiliki pekerjaan, stakeholder yang sedang dikerjakan, sesuai dengan daftar kebutuhan dari
yang terlibat, sumber pendanaan, objective pelaksanaan, Pemerintah Provinsi Riau.
serta metodologi pelaksanaan pekerjaan. Dokumen Project
charter digunakan perusahaan sebagai hasil dari Pembuatan Desain Arsitektur Jaringan
perencanaan yang telah diputuskan bersama. Berdasarkan data teknis kebutuhan pengembangan
jaringan informasi yang diperoleh dari proses wawancara
Tabel 2. Spesifikasi kebutuhan jaringan dengan para stakeholder, dengan mempertimbangkan tata
jumlah karyawan 2847 orang letak lokasi serta beberapa pertimbangan yang lain, maka
total kebutuhan bandwidth * 137 Mbps kemudian disusun sebuah desain arsitektur jaringan seperti
*) total kebutuhan dihitung dengan asumsi 3/4 dari jumlah karyawan yang
menggunakan internet pada Gambar 4. Secara garis besar, terdapat 5 (lima)
kelompok besar peralatan yang akan dipasang, yaitu:
daftar kebutuhan Gedung A Gedung B Gedung C satuan
(1)Access layer, (2)Distribution layer, (3)Core layer,
IP phone 414 22 58 unit
video phone 29 2 4 unit (4)Telecomunication provider, dan yang terakhir adalah
total ekstensi 443 24 62 unit (5)Data center yang terintegrasi.
jumlah local extention * 45 3 7 ekstensi
*) total kebutuhan diasumsikan 10% dari jumlah kebutuhan
Distribusi perangkat dan topologi jaringan lokal yang
menghubungkan seluruh SKPD Pemerintah Provinsi Riau.
kapasitas jalur * 2 E1 1 E1 1 E1 Pada Gambar 4 diperlihatkan struktur network switch, yang
*) 1 jalur memiliki kapasitas 30 kanal pembicaraan
dalam perancangannya tersusun atas 3 tingkatan yaitu Core
4.1.2. Mendefinisikan Ruang Lingkup Switch sebagai layer pertama, Distribution Switch sebagai
Dari daftar kebutuhan yang telah ditentukan tersebut, layer kedua dan Access Switch sebagai layer ketiga. Fungsi
dapat didefinisikan ruang lingkup pekerjaan yang akan Core Switch adalah sebagai network switch yang
dilaksanakan pada proyek pengembangan jaringan informasi menggabungkan beberapa peralatan network switch menjadi
di Pemerintah Provinsi Riau, antara lain sebagai berikut: satu kesatuan (integrated network). Distribution Switch
a. Membuat Perencanaan Jaringan Informasi Terpadu berfungsi sebagai penghubung antara Core Switch dengan
Lanjut di Pemerintah Provinsi Riau yang memfasilitasi Access Switch. Access Switch berfungsi sebagai penghubung
beberapa kebutuhan teknologi informasi dan antara local network dengan perangkat akses end user baik
komunikasi di seluruh SKPD yang ada di provinsi yang secara Onwire (PC Desktop & IP Phone) maupun
tersebut, seperti interkoneksi antar instansi, dan Wireless (WiFi PC Desktop & WiFi phone). Dengan konsep
memberikan fasilitas komunikasi basis data yang telah multi layer switch ini, akan memungkinkan dilakukan
memenuhi unsur keamanan dalam aspek keamanan perluasan jumlah perangkat akses yang terkoneksi ke dalam
Framework Keamanan Sistem Informasi ITU-T X.805
informasi (confidentiality, integrity dan availability). jaringan hingga skala yang besar.
b. Melakukan konstruksi pembuatan jaringan informasi di Applications 8 Security Dimensions THREATS
Security
Security Layers

Pemerintah Provinsi Riau berdasarkan dokumen cetak VULNS Destruction


Communication Security

biru Perencanaan Jaringan Informasi Terpadu Lanjut,


Data Confidentiality

Services Security Corruption


Non-repudiation
Authentication
Access Control

Data Integrity
Availability

dengan tetap memperhatikan Quality, Cost dan Time Removal


Privacy

Infrastructure
yang telah ditentukan. Security Disclosure

VULNS End-user Security Interruption


Planes

4.1.3. Membuat Work Breakdown Structure Control/Signaling Security


Management Security ATTACKS

Gambar 3. Desain Kemanan Jaringan


Dalam perancangannya, terdapat sebuah perangkat IP Untuk memudahkan administrator jaringan dalam hal
PABX yang akan menjadi sentral telepon lokal bagi perawatan semua perangkat jaringan, terdapat sebuah
perangkat telepon yang tersebar di seluruh Gedung SKPD. Network Management System (NMS) yang dapat
Selain menyediakan jalur komunikasi lokal, IP PABX juga memberikan informasi berupa status dari masing-masing
akan menyediakan jalur keluar untuk panggilan keluar. perangkat yang terpasang secara visual. Terdapat pula
Untuk keamanan data dan informasi akan dipasang sebuah sebuah perangkat WLAN Controller yang memungkinkan
perangkat security berupa Firewall yang akan ditempatkan semua perangkat Access Point dapat diakses secara terpusat.
pada sisi Internet Gateway dan pada sisi Data Center.

Gambar 4. Desain Arsitektur Jaringan


Pembuatan Desain Keamanan Jaringan transfer gambar/video berkualitas tinggi yang biasa
Untuk memperoleh pengamanan end-to-end pada dilakukan kerjasama dengan perusahaan perminyakan dan
jaringan terdistribusi, menurut standar dari ITU-T lain sebagainya.
(International Telecommunication Union), maka dibuat Kerangka kedua adalah kerangka bidang atau plane, yakni
desain keamanan jaringan sesuai dengan rekomendasi yang berkaitan dengan jenis aktivitas yang dilakukan
arsitektur pengamanannya menggunakan model X.805 terhadap jaringan. Kerangka ini terdiri dari tiga bidang, yaitu
seperti dalam Gambar 3. management plane, control plane dan end-user plane.
Prinsip dasar desain sistem pengamanan tersebut  Management plane merupakan pengamanan yang
adalah memberikan pengamanan untuk seluruh aplikasi berkaitan dengan aktivitas sistem Operation,
berdasarkan jenis ancaman serangan dan celah-celah atau Administration, Maintenance and Provisioning
bagian-bagian yang potensial terhadap serangan. Kerangka (OAM&P) seperti provisioning jaringan atau user.
arsitektur sistem pengamanan dibangun berdasarkan konsep  Control plane merupakan pengamanan pada aspek
lapisan (layering) dan bidang atau bagian (plane). Konsep signaling saat setting-up/modifying secara end-to-end
lapisan dimaksudkan agar diperoleh pengamanan secara end- melalui jaringan.
to-end pada setiap lapis yang meliputi: infrastructure layer,  End-user plane merupakan pengamanan saat akses
service layer dan application layer. maupun pemakaian jaringan oleh customer yang
 Infrastruktur layer terdiri dari fasilitas transmisi beserta berkaitan dengan data flow.
elemen-elemennya seperti router, switch, server beserta
link penghubung elemen-elemen tersebut.
 Service layer merupakan pengamanan terhadap jaringan
yang ditawarkan kepada customer seperti leased line,
value added service seperti instant messaging dan lain
sebagainya.
 Application layer merupakan persyaratan pengamanan
untuk aplikasi baik aplikasi-aplikasi yang sederhana
seperti e-mail maupun aplikasi-aplikasi yang lain seperti
Judul Proyek : Pengembangan Jaringan Informasi di Pemerintah Provinsi ABC pada perangkat-perangkat pendukung berupa perangkat
Sumber Anggaran : • Sumber dana berasal dari APBD Pemerintah Provinsi ABC
• Pelaksanaan pembayaran akan dilaksanakan dalam tiga tahap termin komunikasi, PABX, link radio dan penambahan voice dan
Jangka waktu : Proyek dilaksanakan dalam waktu 3 tahun, non-multiyear
Tujuan Proyek : Jangka Pendek video communication.
a) Terbentuknya landasan hukum dan peraturan yang jelas dan rasional guna
mendukung lancarnya pembangunan, pengembangan dan pengelolaan
infrastruktur jaringan komputer.
4.3. Manajemen Kualitas Proyek (Project Quality
b) Tersedianya pondasi dasar perencanaan infrastruktur jaringan komputer. Management)
c) Tersedianya organisasi pengelola infrastruktur jaringan komputer.
d) Tersedianya standar atau acuan, baik dalam pelaksanaan maupun 4.3.1. Rencana Kualitas
pengembangan infrastruktur jaringan komputer.
Jangka Menengah
Dalam memenuhi standar kualitas proyek yang telah
a) Tersusunnya organisasi manajemen infrastruktur jaringan komputer yang disepakati dengan pemerintah provinsi Riau, pihak
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
b) Tersusun dan berjalan dengan lancar mekanisme dan sistem pengembangan pelaksana pekerjaan bersama dengan Pemerintah Provinsi
infrastruktur jaringan komputer.
c) Meningkatkan jangkauan dan kecepatan penyebarluasan informasi dan
Riau telah membuat kesepakatan penentuan spesifikasi
inovasi sumber daya daerah dan provinsi yang dapat digunakan untuk teknis peralatan yang harus dipenuhi untuk dapat dianggap
peningkatan pelayanan publik.
Jangka Panjang bahwa proyek yang dilaksanakan telah selesai dan sesuai
a) Tercapainya optimasi infrastruktur jaringan komputer yang terintegrasi,
terpadu, cepat, tepat, efektif, efisien dan ekonomis di setiap satuan kerja
dengan spesifikasi proyek, seperti yang dicontohkan pada
Pendekatan
atau dinas di lingkungan SKPD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
: • Mengidentifikasi dan mendalami substansi legalitas dan fungsi kelembagaan
Tabel 2. Secara garis besar, sebuah perencanaan kualitas
yang dimulai dari Undang-Undang, peraturan pemerintah, peraturan memiliki 4 elemen utama, yaitu: (1) Penentuan kebijakan
presiden, peraturan menteri sampai peraturan gubernur.
• Studi pustaka dan referensi yang berkaitan dengan maksud dan tujuan studi kualitas, (2) Penentuan penanggung jawab kebijakan
• Identifikasi aspek Politic, Economy, Social dan Technology (PEST), dan
identifikasi aspek Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT) yang
kualitas, (3) Penentuan arah pencapaian kualitas, dan (4)
ada untuk menunjang pelaksanaan pembangunan jaringan TIK. Penentuan strategi pencapaian kualitas. Adapun rencana
• Pengkajian kembali seluruh dokumen yang berkaitan dengan rancangan
pembangunan ifrastruktur jaringan TIK di pemerintahan meliputi kondisi kualitas yang dibuat tersebut telah diselaraskan dan telah
sarana baik ketersediaan sumber daya manusia, perangkat teknologi, kondisi
saat ini dan perkiraan kondisi ke depan serta strategi pengembangannya
seimbang dengan batasan biaya dan jadwal rencana
• Melakukan perancangan arsitektur dan pembuatan cetak biru menggunakan pelaksanaan pekerjaan proyek pengembangan jaringan
SONA, COBIT dan ISO/IEC 27001
informasi di Provinsi Riau.
Gambar 5. Project Charter 4.3.2. Quality Assurance
Seluruh ruang lingkup proyek tersebut kemudian dituangkan Pada pelaksanaannya, seluruh kegiatan pada proyek
dalam sebuah dokumen Project Charter sebagai acuan dan pengembangan jaringan informasi di Pemerintah Provinsi
pedoman pelaksanaan, dimana pada dokumen tersebut berisi Riau disertai dengan kegiatan quality assurance sebagai
tujuan dan pendekatan yang digunakan. upaya untuk mengawal strategi pencapaian kualitas apakah
sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Selain itu,
4.2. Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
quality assurance digunakan juga untuk mengidentifikasi
Management)
potensi masalah dan mengidentifikasi rencana pencegahan /
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan peralatan
antisipasi masalah yang mungkin terjadi.
dan sumber daya lainnya, maka dalam proyek
Quality assurance yang digunakan diharapkan dapat
pengembangan jaringan informasi pemerintah di provinsi
memenuhi aspek-aspek sebagai berikut:
Riau tersebut membutuhkan dana total sebesar ±28 Milyar
 sebagai proses yang menjalankan apa yang sudah
Rupiah dimana sumber pendanaannya berasal dari dana
ditetapkan dan direncanakan
APBD pemerintah provinsi Riau, dengan rincian
pengeluarannya dilakukan pertahun dengan rincian  sebagai proses mengawal strategi pencapaian kualitas
pengeluaran dana tahun pertama adalah 9 Milyar Rupiah, agar berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan,
tahun kedua 9 Milyar, dan pada tahun ketiga sebesar 10 memenuhi persyaratan pengujian dan evaluasinya serta
Milyar Rupiah. memenuhi metoda pelaksanaan yang baik, dengan urutan
kerja yang benar dan kelengkapan material, alat dan
Tabel 3. Pembiayaan Proyek (dalam ribuan) sumber daya manusia yang sesuai dengan jenis pekerjaan
Tahap I Tahap II Tahap III yang sedang dilaksanakan
 sebagai proses mengevaluasi pelaksanaan apakah sesuai
Pengadaan Barang 8,170,400 8,212,910 9,895,026
dengan rencana strategi pencapaian kualitas dalam batas
Jasa Instalasi 687,100 687,100 687,100 toleransi yang dapat diterima
Jasa Pelatihan 187,500 187,500 187,500  sebagai proses identifikasi dan pencegahan/antisipasi
TOTAL 9,045,000 9,087,510 10,769,626 masalah yang mungkin timbul dari kondisi lokasi kerja,
material, alat dan sumber daya manusia yang ada serta
Pembiayaan yang dikeluarkan tersebut digunakan melakukan evaluasi dan antisipasi problem dengan
untuk pembangunan infrastruktur utama yang meliputi mengacu pada strategi yang telah direncanakan
infrastruktur media transmisi fiber optik di area gedung. sebelumnya
infrastruktur perangkat Gateway, Security dan Komunikasi,  sebagai fungsi memberikan verifikasi keselarasan
dan infrastruktur media jaringan informasi yang akan pelaksanaan pekerjaan dari pemenuhan kualitas, biaya
dilaksanakan pada tahap I. pada tahap II, pelaksanaan proyek dan waktu terhadap rencana
dilanjutkan dengan melakukan optimalisasi pada perangkat-
perangkat yang telah dipasang pada tahap I dan penambahan
fitur serta menambahkan redundansi (jika diperlukan). Pada
tahap terakhir, dilakukan implementasi dan optimalisasi
formal, informal, tertulis dan tidak tertulis, serta komunikasi
secara vertikal dan horizontal. Pada komunikasi formal,
komunikasi yang dilakukan melalui rapat dan pelaporan,
sedangkan komunikasi informal yang dilakukan adalah
dengan memo, media telekomunikasi elektronik seperti
handphone dan email (surat elektronik). Komunikasi tertulis
yang dilakukan berupa memo atau surat pemberitahuan,
sedangkan komunikasi tidak tertulis dengan cara melakukan
tatap muka langsung kepada pihak terkait baik secara
terencana (toolbox meeting setiap hari) maupun yang tidak
terencana (kondisional). Pada komunikasi vertikal, kegiatan
yang dilakukan berupa instruksi kerja dari atasan ke
bawahan, seperti komunikasi antara project manager (PM)
dengan site manager (SM). Pada komunikasi horizontal,
.
dilakukan komunikasi terhadap bagian-bagian terkait dan
Gambar 6. Proses Quality Assurance
lebih kepada kegiatan, seperti koordinasi antara bagian
4.4. Manajemen Komunikasi Proyek quality control (QC) dengan safety officer. Setiap kegiatan
Dalam rangka mencapai tujuan proyek pengembangan komunikasi yang dilakukan, hasil yang diperoleh kemudian
jaringan informasi pada Pemerintah Provinsi Riau, Project dilakukan pendistribusian informasi. Bentuk pendistribusian
Manajer membuat rencana pelaksanaan komunikasi antara informasi yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara,
project sponsor dan project team selama pelaksanaan proyek yaitu disampaikan pada saat rapat, didistribusikan dalam
berlangsung. bentuk hard copy, dan didistribusikan melalui media
Perencanaan komunikasi pada proyek pengembangan komunikasi elektronik, seperti email, fax, dan lain
jaringan informasi ini terbagi menjadi dua bagian utama, sebagainya.
yaitu komunikasi secara internal dan secara eksternal. Pada Secara umum, seluruh rencana komunikasi dan
komunikasi eksternal, komunikasi dilakukan terhadap pendistribusian informasi yang diperoleh dirangkum dalam
stakeholder, owner, subkontraktor, supplier, serta terhadap tabel rencana kegiatan seperti pada Gambar 7, dimana
pihak-pihak terkait lainnya. Bentuk komunikasi eksternal kegiatan komunikasi dilakukan sejak awal proyek, diawali
yang digunakan antara lain adalah dengan melakukan rapat, pada saat kick-off meeting, dilanjutkan dengan rapat-rapat
reguler selama proyek berlangsung, hingga proyek tersebut
menyampaikan laporan dan lainnya. Komunikasi internal
dinyatakan selesai, yang ditandai dengan penutupan proyek
yang dilakukan adalah komunikasi terhadap personel dan serah terima proyek dari pelaksana ke pemilik
internal yang ada dalam organisasi proyek. Bentuk pekerjaan, yaitu Pemerintah Provinsi Riau.
komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi secara

Konten Frekuensi Audiens Metode Author


Kick Of Meeting :
• rencana kerja mengacu pada dokumen Perencanaan Pertemuan Project Sponsor,
Meeting/presentasi PM
Management Proyek yang sudah dibuat pembukaan Project Team
• Penjelasan pelaksanaan proyek yang akan dibuat
Project Plan :
• Kondisi saat ini
Biweekly Project Sponsor Meeting/presentasi PM
• Isu dan permasalahan proyek
• Rencana next delivery
Project Progress Report :
• Status Summary
• Status of Schedule
• Status of Budget
Weekly Project Core Team E-mail PM
• Status of Scope
• Accomplishments Achieved
• Concerns/Issues
• Next Steps
Project Brief
• Project Status
Weekly Project Team Staff Meeting PM
• Project Problems and Issues
• Project Checklist
Project Final Report
Pada saat akhir Presentasi , Dokumen
• Hasil pengujian Project Sponsor PM
proyek Laporan Proyek
• Serah terima proyek
Gambar 7. Komunikasi Proyek
5. Kesimpulan [1] An American National Standard, A Guide to The Project
Proyek Pengembangan Jaringan Informasi di Management Book of Knowledge, Fourth Edition, Project
Pemerintah Provinsi Riau telah selesai dilakukan dan Management Institute, Inc, 2008.
sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditentukan, [2] K. Schwalbe, Information Technology Project Management,
dengan waktu implementasi pelaksanaan yang sesuai Third Edition, Thomson: Course Technology, 2004.
jadwal. Dari monitoring hasil proyek yang telah [3] Wikipedia, "Smart Criteria," Desember 2016. [Online].
dikerjakan, terdapat beberapa hal yang masih perlu Available: https://en.wikipedia.org/wiki/SMART_criteria.
menjadi perhatian penting, terutama pada infrastruktur
[4] I. Krisnadi, "Keekonomian dan Manajemen Proyek Teknik,
pendukung yang masih ditemukan beberapa kekurangan Bagian I," 2016. [Online].
sehingga mengakibatkan pengembangan jaringan
[5] E. Haryani, "Kajian Manajemen Proyek Pada Implementasi
informasi ini tidak sepenuhnya berjalan sempurna, System Application and Product - Order to Cash PT. XYZ
sehingga perlu untuk dilakukan evaluasi kembali sehingga Semarang," Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, vol. 6, February
dapat dijadikan penyempurnaan pada proyek berikutnya, 2009.
dan tidak terjadi kembali pada proyek lain yang sejenis.
6. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai