Abstract
Riau’s Government use nearest island as the new center of their government. In order to meet their requirement for provision
of information network facilities in these locations, Riau’s Government has a program to develop a network that integrates the
entire system throughout SKPD in the Riau’s Government. Based on the results of the evaluation conducted related to the
management concepts in project management, such as scope management, cost management, quality management and
communication management, this network development project hopefully can be meets the suitability to implement a good
project management
Keywords : Project Management,Scope Management, Cost Management, Quality management, Communication management,
Information Nework
activity quantitative
resource risk analysis
• estimate • plan risk
activity response
durations
• develop
schedule
executing • direct and • perform • acquire project • manage • conduct • manage
process manage quality team communicatio procurements stakeholder
group project work assurance n engagement
• develop
project team
• manage
project team
monitoring • monitor and • validate scope • control • control cost • control quality • control • control risk • control • control
and control project schedule communicatio procurements stakeholder
controlling work n engagement
process • perform • control scope
group integrated
change control
Planning: pada tahap ini, dilakukan definisi ruang lingkup tahap implementasi yang merupakan tahapan penting dalam
pekerjaan, daftar kegiatan pelaksanaan, rincian waktu dan pelaksanaan sebuah proyek.
biaya, melakukan estimasi resiko berdasarkan critical path Action: pada tahap ini, segala hal yang telah didefinisikan
yang telah dibuat, menghitung kebutuhan resource hingga pada tahap planning ditindaklanjuti untuk kemudian
spesifikasi kebutuhan personelnya. Proses ini sudah masuk diselesaikan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
pelaksanaan proyek, maka pada tahap ini dilakukan ii. Menentukan anggaran – menentukan jumlah total biaya
monitoring progress pekerjaan berdasar Gantt Chart yang dari setiap aktifitas kegiatan untuk menghasilkan
ada serta melakukan pemantauan biaya serta terus rencana pembiayaan.
mengkomunikasikan perkembangan proyek beserta iii. Pengendalian biaya – merupakan proses monitoring dan
perubahan-perubahan yang telah dilakukan. pengendalian penggunaan anggaran sehingga dapat
Monitoring: seluruh aktivitas pelaksanaan kegiatan dalam dilakukan pengaturan pembiayaan agar tetap sesuai
sebuah proyek dikontrol kesesuaiannya dengan perencanaan dengan pagu anggaran yang telah disepakati.
yang telah dibuat. Jika terjadi penyimpangan terhadap tujuan
2.5. Manajemen Kualitas Proyek
yang akan dicapai, pada tahap ini akan diambil tindakan
Manajemen kualitas proyek terkait dengan seluruh
yang dibutuhkan sehingga aktifitas tersebut dapat kembali
proses dan aktifitas yang ada dalam organisasi proyek, yang
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
termasuk didalamnya adalah kebijakan kualitas, tujuan dan
Closing: pada tahap ini dilakukan serah terima proyek ke
tanggung jawab yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan
client. Kegiatan yang dilakukan termasuk juga melakukan
proyek. Dalam hal ini, manajemen kualitas proyek
evaluasi terhadap hasil dan proses pelaksanaannya, sehingga
mengimplementasikan manajemen kualitas melalui aturan-
diharapkan dapat menjadi pembelajaran untuk proyek-
aturan serta prosedur yang berlaku. Dalam manajemen
proyek serupa di masa datang.
kualitas proyek, terdapat 3 proses utama yang dilaksanakan,
Pada pembahasan kajian manajemen proyek yang
yaitu:
tertuang dalam dokumen ini, ada 4 area manajemen proyek
i. Rencana kualitas – merupakan proses mengidentifikasi
yang akan dilakukan pembahasa, yaitu manajemen ruang
persyaratan kualitas yang dibutuhkan atau yang menjadi
lingkup proyek, manajemen pembiayaan proyek, manajemen
standar dari sebuah proyek dan atau produk yang akan
kualitas proyek dan manajemen komunikasi proyek.
dihasilkan, serta mendokumentasikan bagaimana kualitas
2.3. Manajemen Ruang Lingkup Proyek tersebut terpenuhi pada sebuah pelaksanaan proyek.
Manajemen ruang lingkup proyek merupakan suatu ii. Quality assurance – merupakan proses cross check
kegiatan yang memastikan bahwa seluruh kegiatan yang kualitas dari pelaksaan kegiatan proyek atau produk dari
dilaksanakan adalah kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka sebuah proyek berdasarkan parameter-parameter kualitas
mencapai keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek. Terdapat yang telah ditentukan sebelumnya, dan memastikan
5 (lima) proses yang terkait dengan manajemen ruang bahwa kualitas yang dihasilkan telah sesuai dengan
lingkup proyek [1], yaitu: standar kualitas yang telah didefinisikan sebelumnya.
i. Mengumpulkan daftar kebutuhan – merupakan sebuah iii. Pengendalian kualitas – merupakan proses monitoring
proses mendefinisikan dan mendokumentasikan seluruh dan pencatatan kualitas proyek dan atau produk yang
kebutuhan dari para stakeholder sehingga mendapatkan dihasilkan, sehingga mendapatkan performa dan
tujuan dari pelaksanaan proyek. rekomendasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan
ii. Mendefinisikan ruang lingkup – merupakan proses kualitas yang sesuai.
pengembangan deskripsi yang lebih detail dari rencana
2.6. Manajemen Komunikasi Proyek
proyek dan produk yang akan dihasilkan.
Sebuah komunikasi yang efektif akan menciptakan
iii. Pembuatan WBS – merupakan proses pemilahan
harmonisasi yang baik antar pihak-pihak yang terlibat dalam
rencana kegiatan pelaksanaan proyek menjadi rencana
sebuah proyek yang terdiri dari berbagai kepentingan,
kegiatan yang lebih detail dan lebih terkontrol pada
berbagai keahlian, berbagai latar belakang dan berbagai
kelompok-kelompok kegiatan yang lebih kecil.
perspektif yang ada dalam pelaksanaan proyek. Oleh karena
iv. Verifikasi ruang lingkup – merupakan proses verifikasi
itu, manajemen komunikasi proyek merupakan salah satu
pencapaian hasil pekerjaan berdasarkan laporan
bagian dari manajemen proyek karena mencakup berbagai
pencapaian pekerjaan.
proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek
v. Pengontrolan ruang lingkup – merupakan proses
yang dilaksanakan tepat waktu, dengan melakukan
monitoring status pelaksanaan proyek dan produk yang
pengumpulan, pendistribusian, penyimpanan disposisi
dihasilkan dan melakukan pengelolaan setiap perubahan
sebuah proyek. Pada tahap ini, seorang manajer proyek akan
yang terkait dengan rencana kerja.
banyak menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi
2.4. Manajemen Pembiayaan Proyek terhadap berbagai pihak untuk memastikan bahwa
Manajemen pembiayaan proyek termasuk pada pelaksanaan proyek sesuai dengan yang diharapkan dan
kegiatan perkiraan, penganggaran, dan pengendalian biaya mendapatkan hasil pelaksanaan proyek sesuai dengan yang
sehingga pelaksanaan proyek dapat tepat waktu dan sesuai telah direncanakan. Terdapat 5 proses yang terkait dengan
dengan biaya yang telah disepakati bersama sebelumnya. manajemen komunikasi proyek, yaitu:
Dalam manajemen pembiayaan proyek, terdapat 3 proses i. Identifikasi stakeholder – merupakan proses identifikasi
utama yang terkait dengan hal tersebut, yaitu: seluruh pihak atau organisasi yang terdampak dari
i. Perkiraan biaya – merupakan proses mengembangkan pelaksanaan proyek, dan mendokumentasikan informasi
perkiraaan sumber pembiayaan yang akan digunakan yang relevan berdasarkan berbagai faktor yang
selama pelaksanaan proyek, untuk mencapai tujuan berdampak terhadap keberhasilan pelaksanaan proyek.
pelaksanannya.
ii. komunikasi – merupakan proses mendefinisikan terkini yang dapat dinikmati oleh pengguna, yaitu:
kebutuhan dari setiap stakeholder yang terlibat dan (a)Komunikasi suara, (b)Video, dapat berupa video
melakukan komunikasi terhadap mereka. streaming, video call dan video conference yang dipadukan
iii. Distribusi informasi – adalah proses memberikan dalam suatu bentuk video streaming yang berjalan secara
informasi yang sesuai kepada setiap stakeholder yang real time, (c)High-Speed Broadband Access yang dapat
terlibat. digunakan untuk melakukan pengaksesan sumber-sumber di
iv. Memastikan harapan stakeholder – merupakan proses Internet (download, upload, browsing, dan komunikasi
berkomunikasi dan bekerja bersama dengan stakeholder elektronik).
dalam rangka untuk mencapai kebutuhan para Ketiga layanan di atas akan konvergen menjadi satu
stakeholder, serta menyampaikan isu-isu penting yang melalui satu single transport, single media handheld dan
perlu mereka dapatkan. single equipment dengan melalui media jaringan komputer
v. Melaporkan prestasi – adalah proses mengumpulkan berbasis IP (Internet Protocol). Dengan hanya menggunakan
dan menyampaikan informasi pencapaian, termasuk satu jaringan tunggal yang menangani jenis teknologi akses,
laporan status, kemajuan progres pekerjaan dan estimasi kuantitas trafik data akan terus meningkat dengan diikuti
pelaksanaan pekerjaan. efisiensi yang cukup tinggi. Dalam pengembangannya,
jaringan Triple-Play Services harus memperhatikan
2.7. Standar Baku Pembuatan Arsitektur Jaringan
beberapa kriteria sebagai berikut:
Informasi
1. Mobilitas yang tinggi.
Terdapat beberapa standar baku yang umumnya
2. Adanya jaminan kualitas (QoS) pada jaringan.
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan arsitektur
3. Mampu memberikan multi layanan.
jaringan informasi, antara lain:
4. Memiliki reliabilitas yang tinggi.
SONA (Services Oriented Network Architecture) 5. Memiliki tingkat keamanan informasi yang tinggi.
SONA merupakan pendekatan arsitektur jaringan untuk 6. Memiliki kemudahan dalam pengoperasian dan
penyelenggaraan TIK dengan konsep virtualisasi jaringan, pemeliharaan.
layanan dan aplikasi. Tujuannya adalah memastikan strategi 7. Memiliki arsitektur yang terbuka.
bisnis dan investasi TIK dapat berjalan dengan selaras sesuai
2.8.1. Layanan Video
dengan rencana. SONA akan memberikan panduan, best
Untuk komunikasi yang berupa informasi video dapat
practices dan cetak biru jaringan TIK yang mampu
dikirimkan dengan baik, sebuah jaringan Triple-Play harus
mendukung keperluan bisnis yang dinamis. Kerangka SONA
memenuhi beberapa spesifikasi sebagai berikut:
yang digunakan terdiri dari: (a) Lapisan Jaringan, (b)
1. Tingkat delay yang rendah.
Lapisan Layanan Jaringan Terintegrasi, (c) Lapisan Aplikasi.
2. Gangguan jitter (variasi delay) yang sangat rendah.
COBIT (Control Objectives for Information and Related 3. Tingkat loss yang rendah.
Technology) 4. Dapat menyediakan bandwidth yang sangat tinggi untuk
COBIT ditujukan untuk menyediakan model dasar yang setiap pengguna.
memungkinkan pengembangan aturan yang jelas dan praktek 5. Mekanisme broadcast, mul7ticast dan unicast yang
yang baik dalam mengontrol informasi dalam suatu efisien dan aman dari gangguan.
organisasi atau institusi dalam mencapai tujuannya. Dengan 6. Mampu dikembangkan untuk keperluan video-on-
mengacu pada framework COBIT, suatu organisasi demand di masa mendatang.
diharapkan mampu menerapkan IT Governance dalam
2.8.2. Layanan Suara
pencapaian tujuannya. Di dalam COBIT tertuang beberapa
Layanan suara sama sensitifnya dengan layanan video.
point utama, yaitu: (a)Perencanaan dan Organisasi, (b)
Spesifikasi jaringan yang dapat mendukung layanan ini
Akuisisi dan Implementasi, (c) Penyampaian dan Layanan,
hampir sama dengan yang dibutuhkan oleh layanan video.
dan (d)Pemantauan.
Hanya saja tingkat urgensinya lebih rendah dibanding
aplikasi video. Voice over Internet Protocol (VoIP)
ISO/IEC 27001 merupakan layanan suara menggunakan jaringan internet
ISO/IEC 27001 digunakan sebagai standar sistem dengan menggunakan paket IP untuk membawa sinyal suara
manajemen keamanan informasi yang akan menjamin bahwa
2.8.3. Layanan Data
infrastruktur jaringan TIK yang dirancang telah memenuhi
Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data dengan
unsur keamanan dalam aspek keamanan informasi
kecepatan tinggi, jaringan triple-play harus memiliki
(confidentiality, integrity dan availability).
spesifikasi khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2.8. Infrastruktur Triple-play Services Spesifikasi khusus tersebut adalah:
Triple-Play Services yang merupakan Next Generation 1. Dapat menjamin bandwidth yang diberikan untuk
Network (NGN) adalah suatu konsep jaringan komunikasi data.
telekomunikasi berbasis IP (Internet Protocol) yang meliputi 2. Memiliki kemampuan untuk memberikan “burst
penyatuan berbagai arsitektur jaringan telekomunikasi dan bandwidth”, yang digunakan untuk menangani masalah
teknologi yang memungkinkan penyediaan layanan-layanan
kekurangan bandwidth pada saat-saat tertentu ketika diperlukan untuk melakukan analisis terhadap keperluan
sangat dibutuhkan. perencanaan pembangunan infrastruktur jaringan TIK,
3. Memiliki kemampuan berinteraksi dan berkolaborasi sehingga akan lebih dapat menggambarkan kondisi yang
dengan media-media yang berbeda-beda jenis dan faktual. Data primer yang akan dikumpulkan berupa sampel
berinteraksi dengan perngkat jaringan pendukungnya yang akan difokuskan untuk mendukung data sekunder yang
seperti router, modem, switch, dan yang lainnya. ada. Adapun tahapan pengumpulan data primer tersebut
adalah: (1)Persiapan administrasi dan perijinan, (2)inventaris
data, (3)survey, dan (4)pengolahan data. Dalam
3. Metodologi Penelitian
pengumpulan data ini, tidak semua data primer tersedia.
Metode penelitan yang digunakan adalah
Selanjutnya dilakukan pengumpulan data sekunder
menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu
yang dilakukan menggunakan metode wawancara dan
menggambarkan fenomena sesungguhnya yang terjadi pada
survey secara instansional, sehingga diharapkan data-data
suatu peristiwa atau populasi, dan penelitian dalam rangka
sekunder ini dapat memperkaya pengetahuan dan
menemukan fenomena yang terjadi serta melakukan kajian
pendalaman masalah. Dari survey data sekunder, diperoleh
pustaka (Library Research) dengan cara mengumpulkan
data sebagai berikut: (1) Tupoksi SKPD sesuai Perda
beberapa referensi dari beberapa buku dan artikel yang
Gubernur tentang SOTK, (2)Data wilayah secara umum,
terkait dengan topik pembahasan, dan beberapa artikel yang
(3)Data pusat-pusat kegiatan di masing-masing wilayah,
berasal dari internet yang ditujukan untuk menambahkan
(4)Rencana Tata Ruang Wilayah di wilayah Provinsi Riau,
informasi yang berhubungan dengan proyek yang sedang
(5)Dokumen hasil studi lain yang relevan, (6)Data sarana
dikerjakan.
prasarana teknologi dan komunikasi, (7) Data sosial
4. Pembahasan ekonomi dan potensi daerah, (8)Isu dan rencana
Proyek pengembangan jaringan infromasi di provinsi pengembangan TIK di Provinsi Riau.
Riau ini adalah bagian dari proyek besar pemerintah provinsi Berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan
Riau, yang tergabung dalam kegiatan utama proyek sekunder tersebut, dapat ketahui kebutuhan pengguna
pemindahan pusat pemerintahan di provinsi Riau. Pada keterkaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan yang akan
awalnya pusat pemerintahan yang dimiliki provinsi Riau dilakukan adalah sebagai berikut :
berada di tengah ibukota provinsi. Oleh karena semakin a. Perlu adanya dokumen perencanaan infrastruktur
berkembangnya laju pertumbuhan di provinsi tersebut, jaringan komputer yang terpadu yang dapat memfasilitasi
dimana pusat kota dirasa sudah tidak mampu lagi interkoneksi dan interoperabilitas beberapa sistem dan
menampung laju pertumbuhan tersebut, maka dilakukan jaringan komputer yang telah ada.
upaya pemindahan pusat pemerintahan ke lokasi lain yang b. Perlu dibuatkan dokumen perencanaan infrastruktur
ada di wilayah pemerintah provinsi Riau. Dari hasil jaringan komputer yang dapat mendukung perkembangan
pembahasan dan kajian yang telah dilakukan, maka teknologi terkini yang dapat memfasilitasi seluruh
diputuskan bahwa pusat pemerintahan provinsi Riau layanan teknologi dan informasi, serta memperhatikan
dipindahkan ke sebuah pulau yang berjarak 14 km dari pusat aspek pelayanan publik secara komprehensif dan tepat
kota provinsi Riau. Pulau tersebut memiliki luas area ±950 guna.
hektar dan awalnya merupakan pulau kosong yang tidak c. Perlu dibangun suatu jaringan TIK yang dapat
berpenghuni. Di pulau tersebut kemudian dibangun berbagai memfasilitasi layanan triple-play (video, suara dan high-
perkantoran pemerintahan dan beberapa fasilitas gedung speed data transfer) sehingga dapat dikembangkan secara
lainnya. Dengan melihat kondisi saat ini, maka diperlukan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perkembangan
penyiapan infrastruktur jaringan informasi yang terintegrasi teknologi dan dapat memfasilitasi seluruh aktifitas kerja
yang mendukung terwujudnya integrasi data yang cepat, semua dinas dan instansi.
tepat dan akurat untuk menunjang terwujudnya efisiensi Berdasarkan daftar kebutuhan yang telah dirumuskan,
kerja demi pelayanan prima kepada masyarakat. Proyek ini kemudian disusun rencana jaringan dan detail peralatan yang
didanai oleh APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
Daerah) pemerintah provinsi Riau itu sendiri dan jaringan informasi di Pemerintah Provinsi Riau tersebut.
direncanakan untuk dilaksanakan pada jangka waktu 3 (tiga) Contoh kebutuhan peralatan yang akan digunakan seperti
tahun. tercantum pada Tabel 2, dengan gambar topologi jaringan
digambarkan pada Gambar 1.
4.1. Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope
Management)
4.1.1. Mengumpulkan Daftar Kebutuhan
Dalam rangka untuk mengumpulkan daftar kebutuhan
Pemerintah Provinsi Riau, dilakukan beberapa kegiatan
interview, diskusi, rapat dan survey bersama untuk
medapatkan data yang lengkap. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan melakukan penghitungan volume
beberapa parameter atau faktor-faktor pendukung yang
Pengumpulan Informasi
Perancangan Arsitektur
Perumusan Masalah
Analisis Kebutuhan
Ruang Lingkup
Implementasi
Implementasi
Implenetasi
Blue Print
Tahap III
Tahap II
Tahap I
Interprocess Communications Buss
Data Integrity
Availability
Infrastructure
yang telah ditentukan. Security Disclosure